Tesis
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister Akuntansi
Oleh:
TAUFIQURRAHMAN 187017104
MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
i
ii
PadaHari Jumat Tanggal29 Juli 2021
JudulTesis : Pengaruh Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Dividen dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur sub Sektor Otomotif yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2019
Nama Mahasiswa : Taufiqurrahman
NIM : 187017108
Program Studi : Magister(S2) Akuntansi
Prof. Erlina, S.E, M.Si, Ph. D, Ak, CA, CMA, CPA KetuaPenguji/Pembimbing Dr. Khaira Amalia Fachrudin, S.E, MBA, Ak AnggotaPenguji/Pembimbing Prof. Iskandar Muda,S.E, M.Si, Ak, CA, CRP,
CSRA, CSRS, CPA Anggota Penguji
Dr.IdharYahya, MBA,Ak, CA, CSRA Anggota Penguji
iii
PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama Mahsiswa : Taufiqurrahman
NIM : 187017104
Program Studi : Magister (S2) Akuntansi Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Exclusive Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan TerhadapKebijakan Dividen Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Pub Sektor Otomotif
Yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2019
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan dalam bentuk database, merawat, dan mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian Pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan Pada Tanggal : 29 Juli 2021
Yang menyatakan
Taufiqurrahman
iv
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan TerhadapKebijakan Dividen Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Pub Sektor Otomotif
Yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2019
Tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kerjasama di suatu perguruan tinggi lain dan tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila dikemudian hari saya terbukti melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.
Medan, Juli 2021
Yang memberi pernyataan
Taufiqurrahman 1870217104
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Taufiqurrahman
Tempat/ Tgl. Lahir : Tanjung Pura/ 24 September 1995 Alamat : Jl. Sei Serayu, No. 20, Sunggal Agama : Islam
Orang Tua
Ayah : Alm. Muchtar Muhammad Daud Ibu : Hanifah, S.Ag
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SD N 050727 Tanjung Pura
(2001-2007)
SMP : MTs N Tanjung Pura
(2007-2010)
SMA : MAN 2 Tanjung Pura (2010-2013)
Sarjana (S1) : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
(2013-2017)
vi
membimbing dan memberikan kekuatan kepada penulis sehingga tesisyang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Dividen dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur sub Sektor Otomotif yang Terdaftar di BEI Tahun 2016- 2019”dapat diselesaikan.
Penulisan tesis inimerupakan karya tulis sebagai salah satu syarat untukmenyelesaikan pendidikan pada Program Pascasarjana Akuntansi Fakultas EkonomidanBisnisUniversitasSumateraUtara,gunameraihgelarMagister(S2)makad engansegalakerendahanhatipenulismenerimasecaraterbukakritikdansaranyangbersi fat membangun demi kesempurnaan tesis ini.
DalammenyelesaikanProsesStudiMagisterAkuntansidiUniversitasSumater aUtara,penulismengucapkanterimakasihyangtulusatasdukungan,motivasi, bantuan dan arahan berbagai pihak. Secara khusus penulis mengucapkanterimakasih dan penghargaanyang setinggi-tingginyakepadayangterhormat :
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Rektor Universitas SumateraUtara
2. Bapak Prof. Dr. Fadli, S.E, MS.i selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitasSumateraUtara
3. Ibu Prof. Erlina, S.E, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA, CPA selaku Ketua Prodi MagisterAkuntansiFakultasEkonomidanBisnisUniversitasSumateraUtaradans ekaligussebagai dosenpembimbing 1 tesis saya. Terima kasih yang sebesar–
besarnya atas waktu, saran, bimbingan, arahan dankesabaranyangdiberikanselamaprosespenyusunandan penyelesaiantesisini.
4. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, S.E, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing 2.Terima kasih yang sebesar–besarnya atas waktu, saran, bimbingan, arahan dankesabaranyangdiberikanselamaprosespenyusunandan penyelesaiantesisini.
vii
5. Bapak Dr. Iskandar Muda, S.E, M.Si, Ak, CA, CRP, CSRA, CSRS, CPA dan Bapak Dr.IdharYahya, MBA, Ak, CA, CSRA, selaku dosen penguji tesis saya.
6. Seluruh dosen dan pegawai Program Studi Magister IlmuAkuntansi.
7. Orang tua Peneliti Ayah tersayang Alm. Muchtar Muhammad Daud, Ibu tersayang Hanifah, S.Ag,serta Kakak, Abang, dan adik saya atas segala doa dan dukungannya.
8. Teman-teman mahasiswa Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Sumatera Utara, yang sangat kekeluargaan dan kekompakan dalam berbagi ilmu dan pengalaman selama masa perkuliahan.
9. Teman-Teman yang saya sayangi yang mendukung perkuliahan yaitu Aji Sugandi, Muhammad Saleh Rizkian, Muhammad Fahriza Tampubolon, Fachrul Amanullah Siregar, Regina Clara Febrinta Br.
Bukit, Isnartik Bama, Watikah Sururi dan Rina Oktaviani Barus.
Akhir kata penulis berharap apa yang disajikan dalam tesis ini dapat
bergunabagimahasiswakhususnyadanmasyarakatpadaumumnyadandapat mejadireferensiyang bermanfaat bagi peneliti lainnya.
Medan,Juli 2021
Taufiqurrahman
viii i DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
TIM PENGUJI TESIS ... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... iii
PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 12
1.3. Pertanyaan Penelitian ... 12
1.4. Tujuan Penelitian ... 14
1.5. Kontribusi Penelitian ... 16
1.6. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 17
1.7. Originalitas Penelitian ... 17
BAB II LANDASAN TEORI DAN TELAAH LITERATUR ... 19
2.1. Landasan Teori ... 19
2.1.1. Signaling Theory ... 19
2.1.2. Agency Theory ... 20
2.1.3. Bird in the Hand Theory ... 21
2.2. Telaah Literatur ... 22
2.2.1. Kebijakan Dividen ... 22
2.2.2. Likuiditas ... 25
2.2.3. Profitabilitas ... 28
2.2.4. Leverage ... 29
2.2.5. Aktivitas... 31
2.2.6. Growth ... 33
2.2.7. Pertumbuhan Penjualan ... 33
2.2.8. Ukuran Perusahaan ... 34
BAB III KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 36
3.1. Kerangka Penelitian ... 36
3.2. Hipotesis Penelitian ... 37
ii
ix
BAB IV METODE PENELITIAN ... 49
4.1. Desain Penelitian ... 49
4.2. Definisi Operasional Variabel ... 50
4.3. Populasi, Sampel dan, Teknik Pengambilan Sampel ... 56
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 58
4.5. Teknik Analisis Data ... 58
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
5.1. Deskripsi Data... 66
5.2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 67
5.2.1. Statistik Deskriptif Penelitian ... 67
5.2.2. Estimasi Model Regresi Data Panel ... 71
5.2.3. Common Effect Model (CEM) ... 71
5.2.4. Fixed Effect Model (FEM) ... 75
5.2.5. Random Effect Model (REM) ... 77
5.3. Pengujian Hipotesis ... 81
5.4. Moderated Regression Analysis (MRA) ... 83
5.5. Pembahasan ... 86
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 101
6.1. Kesimpulan ... 101
6.2. Keterbatasan Penelitian ... 103
6.3. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
LAMPIRAN ... 116
iii x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Research Gap ... 9
Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 54
Tabel 4.2. Tabel Kriteria Pemilihan Sampel ... 57
Tabel 4.3. Tabel Sampel Perusahaan ... 57
Tabel 5.1. Tabel Statistik Deskriptif Penelitian... 67
Tabel 5.2. Common Effect Model (CEM) ... 72
Tabel 5.3. Fixed Effect Model ... 75
Tabel 5.4. Random Effect Model ... 77
Tabel 5.5. Uji Chow ... 80
Tabel 5.6. Uji Hausman ... 81
Tabel 5.7. Uji T... 82
Tabel 5.8. Uji Moderated Regression Analysis ... 84
iv xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Rata-Rata Dividend Payout Ratio dan Current Ratio ... 4
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual ... 36
Gambar 5.1. Uji Normalitas ... 70
Gambar 5.2. Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 71
v DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran I.Hasil Output Eviews ... 116 Lampiran II. Hasil Output Excel ... 120
vi xii
vii ABSTRACT
EFFECTS OF FINANCIAL PERFORMANCE AND SALES GROWTH ON DIVIDEND POLICY WITH FIRM SIZE AS MODERATING VARIABLE IN THE AUTOMOTIVE
SUB-SECTOR MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON THE IDX OF 2016-2019 PERIOD
TAUFIQURRAHMAN
The research aims to find out the effect of financial performance and sales growth on dividend policy with firm size as moderating variable in automotive sub sector manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) of 2016-2019.
Research is carried out based on the information obtained in the Indonesia Stock Exchange using purposive sampling method. The population in this research is automotive sub-sector manufacturing companies listed in the Indonesia Stock Exchange of 2016-2019 with 13 sample companies. The data are analyzed with Eviews.
Research results show that financial performance and sales growth where liquidity (CR) and Leverage (DER) have significant effects on dividend policy, whilst profitability (ROA), Leverage (DER), activity (TATO), growth and sales.
Growth variables have no significant effects on dividend policy in automotive sub-sector manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The result also show that firm size is able to moderate profitability (ROA), leverage (DER), and activity (TATO) on dividend policy. However, firm size is unable to moderate liquidity (CR), growth and sales growth on dividend policy in automotive sub sectors listed on the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: liquidity (CR), profitability (ROA), leverage (DER), activity (TATO), growth, sales growth, dividend policy (DPR), firm size.
viii ABSTRAK
Pengaruh Kinerja KeuanganDan Pertumbuhan PenjualanTerhadap Kebijakan Dividen Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel moderating Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2016-2019 Taufiqurrahman1, Erlina2, Khaira Amalia3
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu pengaruh kinerja keuangan dan pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2019.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan informasi yang didapatkan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode purpossive sampling.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 dengan sampel 13 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan eviews.
Hasil penelitian kinerja keuangan dan pertumbuhan penjualan dimana Likuiditas (CR) dan Leverage (DER) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan untuk variabel Profitabilitas (ROA), Aktivitas (TATO), Growth, dan Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mampu memoderasi Profitabilitas (ROA), Leverage (DER), dan Aktivitas (TATO) terhadap kebijakan dividen namun, ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi Likuiditas (CR), Growth, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Kebijakan Dividen pada sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Leverage (DER), Aktivitas (TATO), Growth, Pertumbuhan Penjualan, Kebijakan Dividen (DPR), Ukuran Perusahaan (Firm Size)
ix xiii
1 1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan penting perusahaan dan merupakan bagian integral dari keputusan pembelanjaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan salah satu indikator di perusahaan untuk kesejahteraan investornya (Fitriana dkk, 2018). Baker & Powell (2012) menyatakan bahwa kebijakan dividen digunakan sebagai sinyal bagi investor terkait arus kas di masa depan. Setiap perusahaan harus memiliki kebijakan berbeda yang akan mempengaruhi keputusan manajer untuk membagikan manfaat kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan menahannya dalam bentuk pendapatan yang dipegang. Oleh karena itu, pembagian dividen merupakan fenomena yang sangat menarik untuk diteliti karena manajemen tentunya akan menghadapi kesulitan bagaimana mengambil keputusan dalam kebijakan dividen dengan tepat.
Keputusan perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen dapat menimbulkan masalah dengan pemegang saham. Hal ini disebabkan oleh minat penggunaan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan berupaya memastikan bahwa laba yang diperoleh diharapkan dapat ditahan untuk membuat keputusan investasi di masa depan sementara,investor menilai keputusan perusahaan akan menimbulkan kekhawatiran bagi pemegang saham tentang penggunaan keuntungan dan hanya memberikan manfaat hanya kepada manajer karena akan memicu konflik antara pemegang saham dan manajer perusahaan yang disebut konflik agensi (Jensen&Meckling, 1976). Alasan pentingnya kebijakan dividen
adalah karena laba ditahan merupakan sumber dana internal terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan. Pembagian dividen akan mengurangi kas perusahaan sehingga dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi maupun investasi akan berkurang, artinya kebijakan dividen sangatlah penting bagi perusahaan karena mempengaruhi sumber dana internal yang merupakan indikator tingkat likuiditas suatu perusahaan dalam membayar kewajibannya, ketika hendak berinvestasi investor tentu melihat dari berbagai aspek sepertitingkat likuiditas dan juga profitabilitas, ketika aspek-aspek tersebut sudah sesuai makainvestor akan tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan guna membiayai investasi dimasa mendatang.
Pembagian dividen merupakan permasalahan yang rumit dalam perusahaan dikarenakan terjadinya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan. Pemegang saham menginginkan agar dividen dibayarkan sebesar-besarnya sedangkan, pihak manajemen perusahaan menginginkan laba perusahaan ditahan guna melakukan investasi kembali. Untuk itu,perlu dilakukan pengawasan dan mensejajarkan kepentingan pihak manajemen dengan pihak pemegang saham salah satunya dengan cara pembagian dividen kas, yaitu pembagian laba dalam bentuk tunai (Dividend Cash). Pembagian dividen yang meningkat tiap periodenya akan susah dicapai oleh perusahaan dikarenakan keuntungan yang didapatkan perusahaan tidak selalu mengalami peningkatan melainkan adanya fluktuasi.Penurunan dividen tersebut dapat dipengaruhi dari
3
berbagai aspek misal dari segi penurunan ekonomi, sosial budayaserta, sektor otomotif Indonesia yang sedang manghadapi tantangan sepanjang tahun 2019 apalagi dengan adanya pandemicorona virus 19. Hal ini tercermin dari melambatnya penjualan kendaraan. Merujuk data gabungan industri kendaraan bermotor (Gaikindo) penjualan mobil dan pabrikan ke dealer turun 16,4% periode januari-mei 2019.Gaikindo tak menampik bahwa pandemi ini bisa menghambat laju industri otomotif nasional secara berkepanjangan mencari strategi untuk bertahan ditengah persaingan bisnis haruslah dilakukan oleh perusahaan menjadi penting untuk dilakukannya penelitian faktor apa yang dapat meningkatkan kebijakan dividen agar investor tertarik untuk berinvestasi yang berdampak pada peningkatan modal perusahaan sehinga perusahaan mampu bertahan ditengah persaingan dimasa pandemi covid 19. Analisis Panin Sekuritas Nico Laurens mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional yang stagnan di area 5% ditambah harga komoditas yang lebih rendah mempengaruhi penurunan permintaan mobil di masyarakat. Belum lagi, kualitas transportasi umum di sejumlah kota besar tanah air sudah mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini perlahan mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan transportasi umum yang relatif terjangkau dan juga menjamurnya transportasi online mulai mengubah pola konsumsi masyarakat terhadap kendaraan pribadi. Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis menambahkan, perlambatan penjualan mobiljuga diperburuk oleh masuknya produsen otomotif internasional secara masif dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini mengakibatkan kapasitas produksi yang ada di Indonesia kurang dimanfaatkan dengan maksimal ketika ekonomi sedang stagnan. Hal inilah
0 50 100 150 200
2016 2017 2018 2019
Dividend Payout Ratio Current Ratio
salah satu yang menyebabkan penurunan pendapatan dividen suatu perusahaan.Berikut ini merupakan data mengenai rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) dan Current Ratio (CR)pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2019.
Sumber: data diolah, 2020
Gambar 1.1. Rata-Rata Dividend Payout Ratiodan Current Ratio Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Tahun 2016-2019
Gambar 1.1 menampilkan rata-rata pembagian dividen yang didapatkan para pemegang saham.Pada tahun 2016 rata-rata Dividend Payout Ratio adalah 16,61 lalu, mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 32,92 pada tahun 2017 dan kemudian, terjadi penurunan yang juga signifikan pada tahun 2018 menjadi 20,79. Pada tahun 2019 mengalami peningkatan kembali menjadi 30,14. Fenomena fluktuasi ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah likuiditas.Ketika likuiditas mengalami peningkatan maka, dividen yang dibagikan akan semakin tinggi (Lestari dkk., 2016).Hal ini, didukung juga oleh penelitian Pramana dan Sukarta pada tahun 2015 yang memperoleh hasil yang sama. Menurut signaling theory menyatakan bahwa informasi tentang Current Ratio perusahaan sangatlah penting dijadikan acuan untuk mengambil keputusan
16,61 173,11
32,92 168,89
20,79 157,06
30,14 169,69
5
investasi karena, semakin tinggi Current Ratio, makasemakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar dividen yang dijanjikan (Permatasari, 2018). Tetapi, berdasarkan data penelitian pada gambar 1.1 terlihat bahwa pada tahun 2017 terjadi peningkatan rata-rata Dividend Payout Ratiodari 16,61 menjadi 32,92 tetapi, ditahun yang sama justru Current Ratio mengalami penurunan dari 173,11 menjadi 168,89. Naik turunnya kebijakan dividen ini disebabkan oleh berbagai aspek salah satunya ialah fluktuasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai aspek misal dari krisis ekonomi, sosial budaya, pandemi dan lain sebagainya yang dapat menurunkan pendapatan dividen suatu perusahaan sehingga, adanya gap teori pada penelitian ini yang membuat peneliti tertarik untuk mengujinya kembali.
Likuiditas mempunyai hubungan yang searah dengan kebijakan dividen dimana semakin besar likuiditas suatu perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividennya (Sartono, 2001). Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan Samrotun (2015) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadapDivident Payout Ratio.
Profitabilitas merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan(Fahmi, 2015). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diproksikan dengan Return on Asset. Besarnya tingkat persentase profitabilitas menandakan bahwa semakin besar tingkat
keuntungan yang didapatakan perusahaan. Meningkatnya keuntungan perusahaan akan meningkatkan pula pembagian dividen kepada pemegang saham. Hal itu berarti profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif terhadap kebijakan dividen.
Leverage merupakan ukuran seberapa besar aset perusahaan yang didanai oleh hutang. Makin tinggi hutang akan berakibat semakin besar pendapatan yang digunakan untuk membayar beban hutang dan bunga. Fahmi (2013) menyatakan bahwa leverage adalah gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar utang secara tepat waktu. Menurut S. Munawir (2010) Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga, jika suatu perusahaan memiliki rasio hutang yang lebih besar akan berdampak pada pemberian dividen yang semakin rendah karena semakin tinggi hutang yang dibayarkan maka laba akan semakin berkurang (Arilaha, 2009).
Aktivitas merupakan jenis analisis rasio keuangan yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkanaset mereka untuk menghasilkan pendapatan.
Dengan kata lain, Rasio Aktivitas ini mengukur kemampuanbisnis untuk mengubah berbagai jenis aset atau aktiva yang non-tunai menjadi uang tunai.
Perusahaan yang dapatsemakin cepat mengubah asetnya menjadi uang tunai atau penjualan, semakin efisien kinerjanya.Rasio Aktivitas ini sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk memperbaiki danmeningkatkan kinerja
7
perusahaannya. (Handayani dan Hadi, 2019). Rasio aktivitas merupakan rasio yangmengukur sejauh mana efektivitas manajemenperusahaan dalam mengelola aset-asetnyayang dapat diukur melalui Total Asset Turn Over(TATO). Semakin tinggi efektivitas perusahaanmenggunakan aktiva untuk memperolehpenjualan diharapkan perolehan labaperusahaan semakin besar dan kinerjaperusahaan semakin baik. Kinerja perusahaanyang baik akan memberikan dampak besarnyadividen yang akan dibayarkan (Sartono, 2001).
Growth merupakan dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha.
Keputusan emiten untuk melakukan pertumbuhan akan mempengaruhi ketersediaan dana bagi emiten. Hal ini karena, ketika perusahaan memutuskan untuk bertumbuh maka, emiten harus mengumpulkan dana untuk membiayai kebutuhan pertumbuhannya. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan karena, dari sudut pandang investor pertumbuhan perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang menguntungkan (Priyo, 2013).
Pertumbuhan penjualan juga dapat mempengaruhi kebijakan dividen.
Besarnya pertumbuhan penjualan tentu dibutuhkan guna dalam kegiatan operasional perusahaan dengan tujuan memperoleh profit. Jika perusahaan memfokuskan pada pertumbuhan penjualan perusahaan maka akan meningkatkan biaya dan tentu akan membuat dividen yang dibayarkan rendah atau bahkan tidak sama sekali (Hadiatmo, 2013). Pertumbuhan penjualan akan menimbulkan konsekuensi peningkatan investasi atas aktiva dan akhirnya membutuhkan dana
yang besar, hal inilah yang membuat profit akan digunakan untuk membeli aktiva sehingga, dividen yang dibagikan akan semakin kecil.
Ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan besar kecilnya perusahaan didasarkan pada total aset perusahaan.
Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan maka, semakin dikenal oleh masyarakat yang artinya semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Nursandari (2015) menyatakan hasil penelitian yang diperoleh bahwa ukuran perusahaan mampu memoderasi hubungan antara Return on Equity dan likuiditas dengan kebijakan dividen. Dewi (2008) dalam penelitiannya ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen artinya semakin besar ukuran perusahaan maka, semakin tinggi pembagian dividen. Hal tersebut karena, membagikan dividen yang tinggi akan menjaga reputasi dikalangan investor.Sedangkan, perusahaan kecil akan mengalokasikan laba ke laba ditahan untuk menambah aset perusahaan sehingga perusahaan cenderung membagikan dividen yang rendah.
Sudah ada penelitian yang meneliti tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage,aktivitas, growth, dan pertumbuhan penjualanterhadap kebijakan dividen. Nugraheni dan Mertha (2019) meneliti tentang pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen yang memperoleh hasil bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, dan Andriani (2016) menyatakan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen
9
hal ini, tidak sejalan dengan penelitian Nur (2018) juga Sulaiman dan Sumani (2016) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, hal ini didukung juga dengan penelitian Arilaha (2009) yang memperoleh hasil yang sama. Nur (2018) memperoleh hasil penelitian bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dimana penelitian ini didukung oleh penelitian Arilaha (2009) yang memperoleh hasil bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dan Andriani (2016) menyatakan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen tetapi, hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Sulaiman dan Sumani (2016) yang memperoleh hasil profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Ahmad dan Wardani (2014) memperoleh hasil penelitian bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebiajakan dividen. Hal ini, tidak sejalan dengan penelitian Aurangzeb dan Dilawer (2012) yang memperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.Ahmad Kautsar (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, hal ini tidak sejalan dengan penelitian Darmayanti dan Mustanda (2016) yang menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian yang tidak konsisten (Research Gap) dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1. Research Gap
Nama Peneliti Variabel Penelitian Temuan
Nugraheni & Mertha (2019)
Independen : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Deviden
Likuiditas
Nama Peneliti Variabel Penelitian Temuan Dependen:
Kebijakan Deviden
Nur, T. (2018) Independen : Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Deviden sedangkan Proitabiitas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Deviden
Likuiditas, Profitabilitas
Dependen:
Kebijakan Deviden Sulaiman dan Sumani
(2016)
Independen: Profitabilitas, Likuiditas dan, Leverage tidak berpengaruh Signifikan terhadap Kebijakan Deviden sedangkan, Aktivitas dan Growth berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Deviden
Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas, Growth
Dependen:
Kebijakan Deviden
Arilaha, M.A. (2009) Independen: Likuiditas & Leverage tidak berpengaruh signiikan terhadap Kebijakan Deviden sedangkan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Deviden
Likuiditas, Leverage, Profitabilitas
Dependen:
Kebijakan Deviden
Mela Andriani (2015) Independen: Likuiditas dan Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen, Leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen dan, Rasio Aktivitas
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen
Profitability, Liquidity, Leverage,
Activity, Size
Dependen:
Dividend Policy
Ahmad & Wardani (2014)
Independen: Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen
Faktor Fundamental Dependen:
Dividend Policy
Aurangzeb & Dilawer (2012)
Independen: Ukuran tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen Earning Management
Dependen:
Dividend Policy
Ahmad Kautsar (2014) Independen: Firm Size, DER, dan Sales Growth berpengaruh signifikan Firm Size, DER, Sales
11
Nama Peneliti Variabel Penelitian Temuan
Growth terhadap kebijakan dividen Dependen:
Dividend Payout Ratio
Intervening:
ROE
Darmayanti & Mustanda (2016)
Independen: Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen sedangkan, Jaminan Aset berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen
Pertumbuhan Penjualan, Jaminan Aset, Ukuran Perusahaan
Dependen:
Kebijakan Dividen
Sumber: data yang diolah dari referensi penelitian terdahulu.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2019. Peneliti tertarik untuk meneliti kembali karena kebijakan dividen mempengaruhi jumlah pembagian dividen kepada investor, semakin tinggi pembagian dividen maka semakin sejahtera pula Stakeholder. Jadi, tujuan penelitian ini memberikan gambaran dan masukan kepada investor untuk melihat variabel-variabel dalam penelitian ini sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan sebelum berinvestasi guna mengetahui gambaran dividen yang diterima oleh Stakeholder.
Adanya gap teori antara teori dengan data penelitian membuat peneliti tertarik untuk mengujinya kembali berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Dividen Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel ModeratingPada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2019.
1.2 Rumusan Masalah
Kebijakan Dividenmerupakan suatu keputusan yang penting karena, ketika dividen yang dibagikan tinggi tentuakan menarik para investor untuk berinvestasi di perusahaan, hal ini juga mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam keadaan baik. Adanya fenomena dimana terdapat gap teori antara teori akuntansi dengan data penelitian, dan hasil penelitian yang tidak konsisten membuat peneliti tertarik untuk mengujinya kembali apakah Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Aktivitas, Growth, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktursub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktursub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
13
4. Apakah aktivitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada Perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
5. Apakah growthberpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
6. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
7. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
8. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
9. Apakah leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
10. Apakah aktivitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
11. Apakah growthberpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
12. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada Perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Manufaktur sub sektorOtomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
2. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
3. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
4. Untuk menganalisis pengaruh aktivitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
15
5. Untuk menganalisis pengaruhgrowth terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
6. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
7. Untuk menganalisis pengaruh likuiditasterhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
8. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada Perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
9. Untuk menganalisis pengaruh leverageterhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
10. Untuk menganalisis pengaruh aktivitasterhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
11. Untuk menganalisis pengaruh growthterhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
12. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualanterhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
1.5 Kontribusi Penelitian
Kontribusi penelitian merupakan cara atau bagaimana manfaat penelitian dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelaksanaan pembangunan dalam arti yang lebih luas (Erlina, 2011). Terdapat beberapa kontribusi dalam penelitian ini diantaranya:
1. Kontribusi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusaahaan atau menajer untuk menyusun strategi agar investor tertarik untuk berinvestasi di perusahaan terutama dalam meningkatkan kinerja keuangan.
2. Kontribusi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut guna menambahkan wawasan dan pengetahuan serta menjadi bahan kajian untuk penelian yang akan datang.
17
3. Kontribusi Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi dengan mempertimbangkan variabel-variabel dalam penelitian dalam menilai perusahaan yang memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang.
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah hanya pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif tahun 2016-2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan variabel Likuiditas yang diproksikan menggunakan Current Ratio(CR), Profitabilitas yang diproksikan menggunakan Return on Asset (ROA), Leverage yang diproksikan menggunakan Debt to EquityRatio (DER), Aktivitas yang diproksikan menggunakan Total Asset Turn Over (TATO), Growth diproksikan menggunakan Skala rasio yang dilihat dari Earning After Tax(EAT), Pertumbuhan Penjualan diproksikan menggunakan Total Penjualan tahun berjalan dibandingkan dengan Total Penjualan tahun laludan, Kebijakan Dividen sebagai variabel dependen diproksikan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) sedangkan, variabel moderating menggunakan Ukuran Perusahaan diproksikan menggunakan Firm Size.
1.7 Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Mela Andriani (2016) yang berjudul The Influence of Profitability, Liquidity, Leverage, Activity, Size of Dividend Policy. Adapun yang membedakan peneliti ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian, tahun penelitian, alat analisis data dan
menambah variabel independen yaitu Growth dan juga Pertumbuhan Penjualan dan menjadikan variabel Ukuran Perusahaan menjadi variabel moderating. Alasan merubah variabelUukuran Perusahaan adalah untuk melihat pengaruh variabel Ukuran Perusahaan apakah memoderasi hubungandari variabel Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Aktivitas,Growth, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Kebijakan Dividen. Selain itu dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data Eviewssebagai kebaharuan dari peneliti sebelumnya yang menggunakan SPSS.
19 19 BAB II
LANDASAN TEORI DAN TELAAH LITERATUR
1.1 Landasan Teori
Landasan teori adalah seperangkat teori-teori dan definisi yang disusun secara sistematis yang mendukung dan menjelaskan variabel penelitian. Landasan terori sangat penting karena menjadi landasan yang kuat dalam menjelaskan fenomena penelitian.
1.1.1 Signaling Theory
Signaling Theory atau teori sinyal dikembangkan oleh Ros pada tahun 1997, menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Hal positif dalam signaling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki berita bagus. Dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka, sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar.
Signaling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan (Jogiyanto, 2013). Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana
pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan, tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusaninvestasi dan menurutnya, informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebihdahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor maka, terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
1.1.2 Agency Theory
Menurut Jensen dan Meckling (1976), Agency theory merupakan teori yang dapat memberi penjelasan Agency Relationship dengan masalah-masalah yang terkait. Agency relationship adalah adanya hubungan antara kedua belah pihak, pihak yang pertama sebagai prinsipal yang memberi amanat dan pihak kedua agen yang bertindak sebagai perwakilan dari prinsip dalam menjalankan satu transaksi dengan pihak lain. Prinsipal pada Agency theory disini sebagai pemegang saham perusahaan dan agen disebut sebagai pihak manajer perusahaan yang mengelola perusahaan. Agency theory sebagai agen adalah manajemen yang mengelola suatu perusahaan, dan yang disebut sebagai prinsipal adalah pemegang saham. Manajer tidak selalu bertindak demi kepentingan pemegang saham. Manajer cenderung mengutamakan kepentingan pribadi. Hal tersebut membuat adanya konflik antara
21
pemegang saham dengan manajer, karena hal tersebut akan mengakibatkan keuntungan yang diterima menurun, akibatnya terdapat masalah-masalah keagenan (Agency Problem)(Enny, 2012). Masalah keagenan (Agency Problem) ada dua bentuk, yaitu prinsipal atau pemilik perusahaan dengan agen atau pihak manajemen dan, antara pemegang saham dengan pemegang obligasi(Suad dan Husnan, 2001). Prinsipal yaitu pemilik atau manajemen puncak sifatnya membawahi agen untuk melaksanakan kinerja yang baik (Arfan, 2014). Agen dan prinsipal diasumsikan mempunyai kepentingan sendiri-sendiri dan kepentingan tersebut seringkali bertolak belakang, hal tersebut akan menimbulkan kesenjangan informasi atau asimetri informasi.
2.1.3 Bird in the Hand Theory
Teori bird in the hand merupakan teori yang dipelopori Lintner tahun 1962 dan Gordon tahun 1963 yang menyatakan bahwa investor lebih mengutamakan dividen tunai dibandingkan prospek pertumbuhan perusahaan dimasa depan. Teori ini menjelaskan bahwa dividen saat ini lebih berharga daripada seribu burung di udara (Capital gain dimasa yang akan datang). Harapan pembayaran dividen saat ini terjadi karena ada anggapan bahwa mendapat dividen saat ini resikonya lebih kecil daripada mendapat capital gain dimasa yang akan datang meskipun capital gain dimasa mendatang dapat memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada dividen saat ini. Selain itu, juga adanya ketidakpastian tentang arus kas perusahaan dimasa depan (Atmaja, 2008) Oleh karena itu, investor akan lebih tertarik untuk memilih perusahaan yang memiliki kebijakan dividen yang baik yang sesuai dengan tujuan investasi mereka. Investor yang menginginkan
memperoleh dividen yang tinggi tentu akan tertarik kepada perusahaan dengan rasio pembayaran yang tinggi. Investor yang lebih memilih untuk menghindari pajak akan lebih tertarik memilih perusahaan dengan Payout Ratio yang rendah karena perusahaan harus menghindari untuk membuat perubahan drastis dalam kebijakan dividen karena akan mempengaruhi keputusan investasi (Lismawati dan Suryanto, 2017).
1.2 Telaah Literatur
Telaah literatur adalah kajian kritis atas pembahasan suatu topik yang sudah ditulis oleh para peneliti atau ilmuwan. Secara umum telaah literatur adalah untuk mendapatkan tuntunan secara teori dan cara-cara mendefinisikan suatu variabel.
2.2.1 Kebijakan Dividen
Kebijakan Dividen berhubungan dengan keputusan untuk membagikan keuntungan atau menahannya (laba ditahan) untuk diinvestasikan kembali di dalam perusahaan (keputusan investasi). Dividen adalah pembagian laba kepada para pemilik saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan. Tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis. Menurut Arie Afzal (2012) laba bersih perusahaan bisa dibagikan kepada pemilik saham sebagai dividen atau ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.Martono dan Harjito (2014) menyatakan kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang sahamsebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Omid (2015) dengan hasil
23
penelitiannya menyatakan bahwa faktor penentu yang paling penting dari kebijakan dividen perusahaan adalahstabilitas arus kas, ketersediaan peluang investasi yang menguntungkan, dan stabilitasprofitabilitas.Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau intern financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar..
Kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan terhadap harga saham perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Apabila saldo laba didistribusikan kepada pemegang sahammaka, saldo laba akan berkurang sebesar nilai yang di distribusikan tersebut. Hal ini manajemen harus membuat suatu kebijakan dividen yang menyangkut penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham, dengan menentukan besarnya laba yang dibagi sebagai dividen dan besarnya laba yang di tahan. Pada penelitian ini kebijakan dividen diukur dengan Dividend Payout Ratio(DPR).
Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnyaDividend Payout Ratio yaitu, besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham (Sudana, 2011). Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) adalah dividen tunai tahunan yang dibagi dengan laba tahunan atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba per lembar saham.
Rasio tersebut menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai (Horne dan John, 2005). Kebijakan dividen penting
bagi perusahaan karena dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran bagi pemegang saham. Alasan mengapa Dividend Payout Ratio dipilih dalam penelitian ini adalah bahwa Dividend Payout Ratio lebih dapat menggambarkan perilaku oportunistik manajerial yaitu dengan melihat berapa besar keuntungan yang dibagikan kepada shareholder sebagai dividen dan berapa yang disimpan di perusahaan. Keputusan pembayaran dividen dilakukan direksi perusahaan setiap tahunnya pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon oleh pasar. Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar dividen secara berfluktuatif. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut juga stabil dan sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik (Sudana, 2011).Berikut teori-teori kebijakan dividen antara lain:
1. Teori Dividen Tidak Relevan
Teori ini ditemukan oleh Modigliani dan Miller (1961) yang mengatakan nilai sebuah perusahaan ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak. Nilai perusahaan tidak ditentukan oleh persentase laba yang dibagikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen. Nilai perusahaan hanya bisa dipengaruhi oleh bagaimana cara perusahaan dalam mengelola asset yang dimiliki agar menghasilkan laba yang diinginkan dan mengelola resiko-resiko bisnis yang ada.
25
2. Teori Dividen Relevan
Teori dividen yang relevan atau yang lebih dikenal dengan istilah the bird in the hand ditemukan oleh Gordon and Lintner (1963) yang berarti satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung yang ada di udara. Teori ini menyatakan bahwa dividen lebih memiliki kepastian daripada seribu capital gain di udara karena dividen lebih bisa diprediksi sedangkan, capital gain dinilai cenderung dinilai dari hasil spekulasi harga saham yang tiap saat dapat berubah
3. Teori Perbedaan Pajak
Teori perbedaan pajak ditemukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979).Umumnya, tarif pajak terhadap return investasi yang berupa capital gain atau dividen adalah berbeda.Tarif pajak capital gain biasanya lebih rendah dari tarif pajak dividen.Teori ini menyatakan investor lebih suka menerima capital gain daripada dividen karena capital gain memiliki tarif pajak yang lebih rendah daripada tarif pajak dividen atau kalaupun perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen, investor lebih senang dividen yang dibagikan tidak terlalu tinggi.
4. Teori Hipotesis Sinyal Dividen
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Bhattacharya (1979). Teori ini mengatakan bahwa manajemen seolah ingin menunjukkan bahwa perusahaan bisa menghasilkan laba yang diinginkan karena, manajemen ingin menunjukkan bahwasannya mereka mampu memenuhi pembayaran dividen kepada pemegang saham dan, manajemen seolah memberikan sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan sangat kuat untuk membayarkan dividen. Secara tidak langsung teori
ini menunjukkan bahwa investorlebih menyukai dividen daripada mendapatkan capital gain.
2.2.2 Likuiditas
Menurut Syafrida Hani (2015) Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara spesifik likuiditas mencerminkan ketersedian dana yang dimiliki perusahaan guna memenuhi semua hutang yang akan jatuh tempo.
Berdasarkan pendapat diatas likuiditas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk melunasi utang-utang yang segera harus dibayar (Current Liabilities) dengan menggunakan harta lancarnya. Pada umumnya, tingkat likuiditas suatu perusahaan ditunjukkan dalam angka-angka tertentu seperti, angka rasio cepat, angka rasio lancar, dan angka rasio kas. Dalam hal ini, semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka kinerjanya dianggap semakin baik.
Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi biasanya memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan berbagai dukungan dari banyak pihak misalnya, lembaga keuangan, kreditur, maupun pemasok.
Rasio likuiditas adalah salah satu teknik analisis rasio yang digunakan untuk menganalisa laporan keuangan yang berfungsi untuk membantu mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancarnya. Rasio ini penting dipakai untuk menganalisis suatu laporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan akan sangat berbahaya apabila suatu perusahaan tidak likuid yang bisa menyebabkan kebangkrutan. (Hanafi dan
27
Halim,2016)Rasio likuiditas adalah kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap kewajiban lancarnya.
Kasmir (2016) Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo, baik kewajiban pada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Rasio likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Current Ratio(CR). Current Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Aktiva lancar (Current Asset) merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang dapat dijadikan uang tunai dalam waktu yang singkat (kurang satu tahun).
Komponen aktiva lancar lazimnya terdiri dari kas, kas di bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, dan aktiva lancar lainnya.
Munawir (2014) menjelaskan bahwa uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya atau paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan normal. Kewaijaban lancar (Current Liabilities) merupakan kewajiban jangka pendek perusahaan yang harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen kewajiban lancar biasanya terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang
deviden, pendapatan diterima dimuka, utang jangka panjang yang jatuh tempo serta utang jangka pendek lainnya. Arilaha (2009) telah melakukan penelitian pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen dan mendapatkan hasil bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen namun, berbeda dengan hasil penelitian oleh Masril (2017) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
2.2.3 Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya.
Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah di targetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta, meningkatkan produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan artinya, besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas.
Profitabilitas yaitu perusahaan yang menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan jumlah aset, seperti yang tercatat dalam neraca. Tingkat efektifitas dapat di nilai dengan menghubungkan laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan jumlah aset yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Profitabilitas merefleksikan untuk pendanaan investasi untuk memperoleh tingkat profitabilitas, digunakan perhitungan tingkat return rata-rata aset. Profitabilitas
29
adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. (Sartono, 2010) Berdasarkan menurut ahli dan pengertian diatas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui jumlah aktiva dan modal perusahaan.
Menurut Kasmir (2016) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Tingkat profitabilitas yang konsisten akan menjadi tolak ukur bagaimana perusahaan mampu bertahan dalam bisnisnya dengan memperoleh laba (return) yang memadai apabila dibandingkan dengan resikonya sehingga, semakin tinggi laba yang diperoleh maka kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress semakin kecil. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA). Harahap (2011) menjelaskan ROA merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva perusahaan yang diukur dari volume perusahaan. ROA menunjukkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aset perusahaan karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aktiva. Nilai ROA yang tinggi mencerminkan efisiensi pengelolaan aktiva perusahaan, yang artinya perusahaan mampu menggunakan aktivanya untuk menghasilkan laba.
2.2.4 Leverage
Menurut Syamsudin (2013) Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang atau mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang.Menurut Kasmir (2014) Leverage adalah rasio yang digunakan dalam
mengukur sejauh mana aktifitas perusahaan dibiayai dengan utang.Irham Fahmi (2015) Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori utang ekstrim yaitu, perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut.Berdasarkan pengertian dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa Leverage adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dan jangka pendek. Hal ini umumnya sangat penting bagi seorang kreditur karena akan menunjukkan posisi keuangan perusahaan.
Rasio Leverage merupakan ukuran utang terhadap kapitalisasi total suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan utang yang berlebihan, yang menandakan kemungkinan suatu perusahaan menjadi tidak mampu menghasilkan pendapatan atau laba yang memadai untuk memenuhi kewajiban utang-utangnya (obligasi). Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005) menyebutkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) dapat memberitahu kita bahwa para kreditur memberikan pendanaan untuk setiap jumlah uang yang diberikan oleh pemegang saham. Para kreditur secara umum akan lebih suka jika rasio ini lebih rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan, semakin besar perlindungan bagi kreditur jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar.
Jadi, perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dengan para kreditur karena rasio utang yang besar. Gupta (2018) mengungkapkan bahwa utang bepengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi
31
proporsi utang atau semakin meningkatnya utang yang digunakan dalam struktur modal semakin besar pula kewajibannya. Hasil penelitian Kuswanta (2016) yang menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Susanty dkk. (2017) telah melakukan penelitian pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen sedangkan, Nursandarai (2015) menyatakan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividend dan ukuran perusahaan mampu memoderasi profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Ahmad Kautsar (2014) telah melakukan penelitian pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen dan mengatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Arilaha (2009) dan Kuswanta (2016) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
2.2.5 Aktivitas
Menurut Lukman Syamsuddin (2011)Total Asset Turnover adalah tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan tertentu. J.P Sitanggang (2014) Total Asset Turnover yaitu rasio yang mengukur bagaimana seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dioperasionalkan dalam mendukung penjualan perusahaan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa Total Asset Turnover (TATO) adalah bagian dari rasio aktivitas yang mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas seluruh aktiva yang digunakan perusahaan dalam meningkatkan penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva dengan membandingkan penjualan dengan total aset.
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Perputaran aktiva yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara finansial. Dengan begitu, semakin tinggi perputaran aktiva perusahaan berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membagikan dividennya, dan juga sebaliknya (Amalia, 2013).
Menurut Nursaada (2012) Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan mengelola aktiva-aktivanya. Didalam penelitian ini rasio aktivitas diproksikanmenggunakanTotal Asset TurnOver (TATO).Total Assets Turn Over merupakan ukuran rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya. Perputaran aktiva yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara finansial. Dengan begitu, semakin tinggi perputaran aktiva perusahaan berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membagikan dividennya, dan juga sebaliknya (Fitria, 2014).Total Asset Turn Over(TATO) digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan aktiva dalam kegiatan usaha yang dijalankan dalam suatu perusahaan. Semakin cepat suatu aktiva berputar maka, akan semakin baik dan efektif penggunaan aktiva yang bersangkutan. Semakin tinggi rasio ini maka, semakin cepat pengembalian piutang dalam bentuk kas. Hasil penelitian
33
Susanty, dkk. (2017) yang menunjukkan bahwa aktivitas yang diproksikan menggunakan TATO memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen hal ini didukung juga oleh penelitian Magdalena, dkk. (2018) yang menyatakan hal yang sama.
2.2.6 Growth
Growth (Pertumbuhan) adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal ataupun eksternal perusahaan karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang menguntungkan dimasa yang akan datang (Permatasari, 2018). Laju pertumbuhan menurut Puspitaningtyas (2015) mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya. Pertumbuhan perusahaan diharapkan memberikan sinyal positif dari peluang investasi. Investor memandang pertumbuhan sebagai prospek bagi perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi yang akan memberikan keuntungan dimasa yang akan datang.
Purba, dkk. (2020) meneliti pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen yang menyatakan growth berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.
2.2.7 Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah indikator penting dari penerimaan pasar dari produk danatau jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan