• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister Akuntansi. Oleh : Adrian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister Akuntansi. Oleh : Adrian"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RETURN ON ASSET, UKURAN PERUSAHAAN, PERPUTARAN AKTIVA SERTA CURRENT RATIO TERHADAP

STRUKTUR MODAL DENGAN PERTUMBUHAN LABA SEBAGAI MODERATING PADA PERUSAHAAN

PROPERTY AND REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister Akuntansi

Oleh : Adrian 177017005

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

(2)
(3)

TIM PENGUJI TESIS

Telah Diuji dan Dinyatakan LULUS di Depan Tim Penguji Pada Hari Senin Tanggal 27 Juli 2020

JudulTesis : Pengaruh Return On Asset, Ukuran Perusahaan, Perputaran Aktiva, Serta Current Ratio terhadap Struktur Modal Dengan Pertumbuhan Laba Sebagai Moderating Pada Perusahaan Property And Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

NamaMahasiswa : Adrian

Program Studi : Magister (S2) Akuntansi

Dr. Rina Bukit, M.Si, Ak, CA Ketua Penguji/Pembimbing Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE Anggota Penguji/Pembimbing Prof. Erlina SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA Anggota Penguji

Dr. Erwin Abubakar, MBA, Ak, CA Anggota Penguji

Dr. Rujiman, MA Anggota Penguji

(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Adrian lahir di Tanjung Pura pada tanggal 08 Agustus 1992 merupakan anak kedua dari pasangan Hanafie (Han Hok) dan Tjeng Bie Hua. Pendidikan sekolah dasar ditempuh pada tahun 1999-2005 di SD Samanhudi Tanjung Pura. Setelah menyelesaikan sekolah dasar penulis melanjutkan pendidikan di SMP Samanhudi Tanjung Pura dari tahun 2005 – 2008.

Sesudah menyelesaikan sekolah menegah pertama (SMP), penulis melanjutkan jenjang pendidikan di SMA Samanhudi dari tahun 2008 – 2010. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Methodish Indonesia (UMI) dengan mengambil sarjana pada program studi pendidikan akuntansi dan menyelesaikannya pada tahun 2014. Pada tahun 2017, penulis melanjutkan pendidikan kejenjang magister di Universitas Sumatera Utara (USU) dengan program studi akuntansi dan menyelesaikannya pada tahun 2020. Pekerjaan yang dilakukan penulis adalah sebagai supervisor di Orang Tua Group dari tahun 2019 sampai sekarang.

(7)

ABSTRAK

Pengaruh Return On Asset, Ukuran Perusahaan, Perputaran Aktiva serta Current Ratio terhadap Struktur Modal dengan Pertumbuhan Laba sebagai Moderating

pada perusahaan Property and Real Estate di bursa efek Indonesia Adrian1, Rina Bukit2, Sirojuzilam3

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menganalisis pengaruh dari return on asset, ukuran perusahaan, perputaran aktiva serta current ratio terhadap struktur modal dengan pertumbuhan laba sebagai variable moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 48 perusahaan Property and Real Estate di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2018, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling sehingga mendapatkan 144 sampel. Metode analisisnya adalah Regresi Data Panel dengan menggunakan pooling data (kombinasi data Cross section dan time series) dan uji interaksi dengan bantuan program Eviews.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset dan current ratio secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap struktur modal dan perputaran aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Pertumbuhan laba tidak memoderasi pengaruh return on asset, ukuran perusahaan, perputaran aktiva dan current ratio terhadap struktur modal pada perusahaan Property and Real Estate di Bursa Efek Indonesia periode 2015- 2018.

Kata kunci : Return on asset, ukuran perusahaan, perputaran aktiva, current ratio, pertumbuhan laba, dan struktur modal

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Pujidan Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Return On Asset, Ukuran Perusahaan, Perputaran Aktiva, Current Ratio terhadap Struktur Modal dengan Pertumbuhan Laba Sebagai Moderating pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini dapat diselesaikan.

Tesis ini merupakan tugas akhir dan syarat mencapai gelar sarjana Strata Dua pada Sekolah Pascasarjana Magister Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus atas dukungan, motivasi, dan pengharapan yang setinggi-tingginya atas bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Erlina SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA selaku Ketua Program Studi Magister/Doktor Ilmu Akuntansi Sekolah Pasca sarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, CA selaku Sekretaris Program Studi Magister/Doktor Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Rina Bukit, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi saran dan kritik yang konstruktif sejak awal penulisan

(10)

hingga akhir serta mengarahkan proses penyusunan tesis ini, atas waktu dan bimbingannya yang telah setulus hati.

6. Bapak Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE selaku anggota komisi pembimbing yang banyak memberi saran dan kritik yang konstruktif sejak awal penulisan hingga akhir penulisan tesis ini, atas waktu dan perhatiannya serta ketulusannya.

7. Ibu Prof. Erlina SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA selaku anggota komisi pembanding yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penulisan tesis ini sejak awal hingga akhir.

8. Bapak Dr. Erwin Abubakar, MBA, Ak, CA selaku anggota komisi pembanding yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penulisan tesis ini sejak awal hingga akhir.

9. Bapak Dr. Rujiman, MA selaku anggota komisi pembanding yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penulisan tesis ini sejak awal hingga akhir.

10. Seluruh staf pengajar Program Studi Magister Akuntansi Properti dan Penilaian Sekolah Pasca sarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

11. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis ayah Hanafie dan Ibu Tjeng Bie Hua yang sudah membesarkan dan mendidik penulis dengan baik sampai saat ini bahkan telah mendukung penulis menyelesaikan tesis ini baik secara dukungan, doa maupun materil.

(11)

12. Kepada kakak penulis Shinta, adik penulis Ayu Stefani beserta keluarga besar penulis yang telah mendukung dan mendoakan penulis dalam penyelesaian perkuliahan.

13. Kepada rekan kuliah Magister Akuntansi 204 yaitu Anggono, Fitri, Vicky, Ananda, Yusnani, Kurnia, Caroline, dan Rizka yang telah mendukung dan mendoakan penulis dalam penyelesaian perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kelemahan dan jauh dari kesempurnaan. Namun kiranya dalam ketidak sempurnaannya tersebut dapat memberikan manfaat baik bagi pengembangan ilmu akuntansi. Penulis juga berharap karya ilmiah ini yang dihasilkan menjadi tahapan baru untuk menghasilkan karya tulis yang semakin baik.

Medan, 27 Juli 2020

Adrian

(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Tim Penguji... iii

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah ... iv

Halaman Pernyataan Originalitas ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstrak... vii

Abstract ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 12

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 12

1.4 Tujuan Penelitian ... 14

1.5 Kontribusi Penelitian ... 15

1.6 Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian... 15

1.7 Originalitas Penelitian ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 18

2.1 Landasan Teori... 18

2.1.1 Pecking Order Theory ... 18

2.1.2 Trade-Off Theory (Teori Pertukaran) ... 19

2.2 Telaah Literatur... 22

2.2.1 Struktur Modal ... 22

2.2.2 Return On Asset ... 24

2.2.3 Ukuran Perusahaan ... 27

2.2.4 Perputaran Aktiva ... 29

2.2.5 Current Ratio ... 31

2.2.6 Pertumbuhan Laba ... 32

2.3 Review Penelitian Terdahulu ... 34

(13)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 37

3.1 Kerangka Konsep... 37

3.2 Hipotesis ... 38

3.2.1 Pengaruh Return On Asset Terhadap Struktur Modal ... 38

3.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal 38 3.2.3 Pengaruh Perputaran Aktiva Terhadap Struktur Modal .. 39

3.2.4 Pengaruh Current Ratio Terhadap Struktur Modal ... 40

3.2.5 Pertumbuhan Laba dapat Memoderasi Hubungan Return on Asset Terhadap Struktur Modal... 40

3.2.6 Pertumbuhan Laba dapat Memoderasi Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal ... 41

3.2.7 Pertumbuhan Laba dapat Memoderasi Hubungan Perputaran Aktiva Terhadap Struktur Modal... 41

3.2.8 Pertumbuhan Laba dapat Memoderasi Hubungan Current Ratio Terhadap Struktur Modal ... 42

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 43

4.1 Desain Penelitian ... 43

4.2 Definisi Operasional Variabel... 43

4.3 Populasi, Sampel, Dan Data Teknik Pengumpulan Data ... 47

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 48

4.5 Teknik Analisis Data ... 48

4.5.1 Statistik Deskriptif ... 48

4.5.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data... 48

4.5.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.5.2.2 Uji Normalitas ... 49

4.5.2.3 Uji Multikolinieritas ... 50

4.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 50

4.5.2.5 Uji Autokorelasi ... 51

4.6 Analisis Regresi Data Panel ... 51

4.7 Moderating Regression Analysis (MRA) ... 54

4.8 Uji Hipotesis ... 55

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

5.1 Hasil ... 58

5.1.1 Statistik Deskriptif ... 58

5.2 Uji Asumsi Klasik... 61

5.2.1 Uji Normalitas ... 61

5.2.2 Uji Multikolineritas ... 62

5.2.3 Uji Autokorelasi ... 62

(14)

5.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 63

5.3 Penentuan Model Estimasiantara Common Effect Model (CEM) dan Fixed Effect Model (FEM) denganUji Chow ... 63

5.4 Penentuan Model Estimasiantara Fixed Effect Model (CEM) dan Random Effect Model (REM) denganUjiHausman ... 64

5.5 Pengujian Hipotesis ... 65

5.6 Analisis Koefisien Determinasi ... 65

5.7 Uji Signifikasi Pengaruh Simultan (Uji F) ... 66

5.8 Persamaan Regresi Data Panel dan Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) ... 66

5.9 Uji Signifikansi Interaksi (MRA) ... 67

5.10 Pembahasan ... 69

5.10.1 Pengaruh RAO terhadap Struktur Modal ... 69

5.10.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal . 70 5.10.3 Pengaruh Perputaran Aktiva terhadap Struktur Modal ... 73

5.10.4 Pengaruh Current Ratio Terhadap Struktur Modal ... 74

5.10.5 Pengaruh Pertumbuhan Laba dalam Memoderasi RAO terhadap Struktur Modal ... 76

5.10.6 Pengaruh Pertumbuhan Laba dalam Memoderasi Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal ... 77

5.10.7 Pengaruh Pertumbuhan Laba dalam Memoderasi Perputaran Aktiva terhadap Struktur Modal ... 78

5.10.8 Pengaruh Pertumbuhan Laba dalam Memoderasi Current Ratio terhadap Struktur Modal ... 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

6.1 Kesimpulan ... 81

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 82

6.3 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

Lampiran ... 87

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Originalitas Penelitian ... 17

4.1 Definisi Operasional Variabel dan Metode Pengukuran Vareabel ... 45

5.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan Variabel Struktur Modal, ROA, Ukuran Perusahaan, Perputaran Aktiva, Current Ratio dan Pertumbuhan Laba ... 59

5.2 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi ... 62

5.3 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ... 63

5.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch-Pagan ... 63

5.5 Hasil dari Uji Chow ... 64

5.6 Hasil dari Uji Hausman ... 64

5.7 Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t ... 65

5.8 Uji Signifikansi Pertumbuhan Laba dalam Memoderasi Pengaruh ROA, Ukuran Perusahaan, Perputaran Aktiva, Current Ratio terhadap Struktur Modal dengan Uji Interaksi ... 68

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1.1 Tingkat Return On Asset dan Struktur Modal Beberapa Perusahaan

Sektor Propertyand Real Estate Periode 2015-2018 ... 4 1.2 Tingkat Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal Beberapa Perusahaan

Sektor Property and Real Estate Periode 2015-2018 ... 6 1.3 Tingkat Perputaran Aktiva dan Struktur Modal Beberapa Perusahaan

Sektor Property and Real Estate Periode 2015-2018 ... 8 1.4 Tingkat Current Ratio dan Struktur Modal Beberapa Perusahaan Sektor

Property and Real Estate Periode 2015-2018 ... 10 3.1 Kerangka Konseptual ... 37 5.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera ... 61

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman I. Populasi dan Sampel Penelitian ... 87 II. Review Penelitian Terdahulu ... 89 III. Data Perusahaan Property and Real Estate Tahun 2015 – 2018 ... 92

(18)

BAB 1 PENDAHULUAN 1 . 1 Latar Belakang

Dalam dunia bisnis terdapat beberapa masalah dalam pendanaan yaitu bagian yang sangat penting dimana berkaitan dengan beberapa pihak-pihak, seperti pemegang saham, kreditur serta pihak manajemen perusahaan tersebut sendiri. Struktur modal merupakan suatu gambaran yang berupa bentuk pondasi finansial suatu perusahaan, yakni diantara modal yang dimiliki oleh perusahaan dimana bersumber dari hutang jangka panjang dan pendek serta modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan perusahaan tersebut (Fahmi,2016).

Pengambilan suatu keputusan struktur modal yang dilakukan secara optimal serta selektif, dikarenakan setiap sumber modal tersebut memiliki tingkat resiko, jangka waktu, serta biaya yang berbeda-beda. Struktur modal suatu perusahan yang semakin besar maka semakin besar resiko di pertanggungjawabkan untuk melakukan setiap operasinya.

Pada tahun 2015 dan tahun-tahun berikutnya terdapat kebijakan dari pemerintah untuk meningkatkan insfrastruktur dan industri di negara Indonesia untuk menunjang kegiatan ekonomi mendatang. Dalam kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah ini, bisa diperkirakan akan menaikkan aktivitas dan pertumbuhan di sektor property and real estate. Kondisi ini merupakanhal yang akan berimplikasi pada peningkatan pemenuhan suatu kebutuhan akan hunian yang bertambah banyak, seiring terjadinya pertumbuhan populasi di dunia, dan pemerintah telah mengajak sejumlah investor yang ada untuk menanamkan

(19)

modalnya didalam sektor property and real estate untuk mendukung program yang di buat oleh pemerintah yang disebut dengan program sejuta rumah (Agus Sartono, 2008)

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, suatu perusahaan memerlukan struktur modal yang merupakan suatu pendanaan ekuitas serta hutang pada suatu perusahaan dimana biasa dapat dihitung berdasarkan besarnya relatif berbagai sumber pendanaan yang ada. Masalah yang ada pada struktur modal adalah masalah yang begitu penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal dapat mempengaruhi efek langsung terhadap suatu posisi finansial perusahaan tersebut.

Dengan modal sendiri yang kuat, perusahaan diharapkan dapat mempertahankan suatu prestasi kerja yang ada serta dapat meningkatkan kualitas suatu produksi, sehingga produk yang dihasilkan tersebut mampu memberikan nilai lebih untuk konsumen serta memiliki suatu nilai lebih bagi konsumen dan memberikan daya saing yang tinggi terhadap barang sejenis yang di jual dipasaran. Perusahaan property and real estate sering mendapatkan inkonsistensi dalam kegiatan yang berinvestasi dimana pada masa krisis perusahaan property and real estate mengalami penurunan yang sangat tajam sehingga perusahaan property and real estate harus mengalokasikan dananya dengan baik untuk kepentingan usaha. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dalam penelitian ini menggunakan return on asset, ukuran perusahaan, perputaran aktiva, serta current ratio dengan pertumbuhan laba sebagai variabel moderating.

(20)

Kelima faktor tersebut merupakan faktor internal perusahaan, dimana kondisi internal perusahaan sangat menentukan komposisi struktur modal perusahaan.

Return on Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan suatu laba yang berasal dari investasi. return on assetyang semakin tinggi maka secara otomatis perusahaan akan memiliki kemampuan melindungi diri di saat sulit. Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi biasanya menggunakan hutang yang relatif sangat sedikit. Hal ini disebabkan karena dengan adanya keuntungan yang tinggi tersebut dapat memungkinkan bagi perusahaan untuk menggunakan modalnya dengan laba ditahan yang di miliki oleh perusahaan. Berdasarkan pecking order theory yang menjelaskan bahwa lebih menguntungkan jika suatu perusahaan lebih memilih menggunakan dana internal dibandingkan menggunakan hutang dalam struktur modal perusahaan (Ariani &Wiagustini, 2017).

Pada Gambar 1.1 di bawah ini mengambarkan data tingkat return on asset dan struktur modal beberapa perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018.

(21)

Gambar 1.1 Tingkat Return On Asset dan Struktur Modal Beberapa Perusahaan SektorProperty and Real Estate Periode 2015-2018 Gambar 1.1 menunjukkan bahwa perusahaan Agung Podomoro Land Tbk(APLN), Sentul City Tbk(BKSL), Bekasi Fajar Industri Estate Tbk (BEST), PP Properti Tbk, mengalami kenaikan dan penurunan return on asset yang berfluktuatif dengan struktur modal. Pada tahun 2015-2016, perusahaan Agung Podomoro Land Tbk (APLN) ROA mengalami penurunan dari 0,0455 menjadi 0,0365 akan tetapi struktur modal juga mengalami penurunan dari 1,7069 menjadi 1.5787. Pada perusahaan Sentul City Tbk (BKSL), di tahun 2016-2017 ROA mengalami penurunan dari 0,0495 menjadi 0.0313 namun struktur modal juga mengalami penurunan dari 0,5865 menjadi 0,5064. Pada tahun 2015-2016 di perusahaan Bekasi Fajar Industri Estate Tbk, ROA mengalami kenaikan dari 0,0458 menjadi 0,0646 akan tetapi struktur modalnya mengalami kenaikan dari

1.7069 1.5787 1.5041 1.4234 0.0455 0.0365 0.0654 0.0065 0

1 2

2015 2016 2017 2018

Agung Podomoro Land TBK

DER ROA

0.7017 0.5865

0.5064 0.5302

0.0055 0.0495 0.0313 0.0227 0

0.2 0.4 0.6 0.8

2015 2016 2017 2018

SENTUL CITY TBK

DER ROA

0.5224 0.5351 0.4862 0.5077

0.0458 0.0646 0.0845 0.0672 0

0.2 0.4 0.6

2015 2016 2017 2018

BEKASI FAJAR INDUSTRI ESTATE TBK

DER ROA

1.1127 1.9584

1.5119 1.8181 0.0565 0.04140.0366

0.0369 0

1 2 3

2015 2016 2017 2018

PP PROPERTI TBK

DER ROA

(22)

0,5224 menjadi 0,5351. Pada perusahaan PP Properti Tbk di tahun 2017 – 2018 ROA mengalami kenaikan dari 0,0366 menjadi 0,0369 namun struktur modal mengalami kenaikan 1,5119 menjadi 1,8181.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa ke empat perusahaan Property and Real Estate terdapat ketidaksesuaian dengan teori yang memberitahukan bahwa ROA berpengaruh negatifpada struktur modal pada penelitian yang dilakukan oleh Juliantika dan Dewi (2016) dimana pada penelitiannya menyatakan ROA berpengaruh negatif pada struktur modal. Namun situasi diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wijaya dan Utama (2014) yang ROA berpengaruh positif terhadap struktur modal.

Faktor selanjutnya yang digunakan untuk melihat struktur modal yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat kita lihat dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki aset (aktiva) yang tinggi, dianggap memiliki kemungkinan mengalami kebangkrutan yang sangat kecil dan dianggap lebih dapat memenuhi kewajibannya sebab nilai total aset yang besar lebih memiliki sumber modal yang sangat besar, sehingga perusahaan besar tersebut lebih memiliki hutang yang lebih besar daripada perusahaan kecil yang ada.

Berdasarkan teori Trade-Off, Perusahaan dengan aktiva tetap berwujud beserta penghasilan kena pajak yang sangat besar seharusnya beroperasi pada tingkat hutang yang sangat tinggi juga, dikarenakan beban bunga dari hutang tersebut dapat mengurangi beban pajak pada perusahaan yang dapat dikatakan

(23)

ukuran perusahaan semakin besar maka dapat mendorong perusahaan untuk memperbesar hutang (Maida & Fuadati, 2016).

Pada gambar 1.2 di bawah ini dapat dilihat data tingkat ukuran perusahaan dan struktur modal beberapa perusahaan Property and Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018

Gambar 1.2 Tingkat Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal Beberapa Perusahaan Sektor Property dan Real Estate Periode 2015-2018 Gambar diatas terlihat bahwa perusahaan Agung Podomoro Land Tbk (APLN), Sentul City Tbk (BKLS),Bekasi Fajar Industri Estate Tbk (BEST), Lippo Karawaci Tbk, mengalami kenaikan dan penurunan ukuran perusahaan yang berfluktuatif akan tetapi tidak sejalan dengan struktur modal. Pada tahun 2015-2016 perusahaan Agung Podomoro Land Tbk (APLN), ukuran perusahaan mengalami peningkatan dari 23,924 menjadi 23,970 namun struktur modalnya mengalami penurunan dari 1,7069, menjadi 1,5787. Pada perusahaan Sentul City

1.7069 1.5787 1.5041 1.4234 23.924

4

23.970 2

24.083 3

24.110 5 0

50

2015 2016 2017 2018

AGUNG PODOMORO LAND TBK

DER SIZE

0.7017 0.5865 0.5064 0.5302 30.0421 30.0611 30.3375 30.4193

0 20 40

2015 2016 2017 2018

SENTUL CITY TBK

DER SIZE

0.5224 0.5351 0.4862 0.5077 29.163

9

29.280 7

29.374 8 29.47

0 20 40

2015 2016 2017 2018

BEKASI FAJAR INDUSTRI ESTATE TBK

DER SIZE

1.1847 1.0658 0.9013 0.9555 17.537 17.6355

17.8546 17.7237

0 10 20

2015 2016 2017 2017

LIPPO KARAWACI TBK

DER SIZE

(24)

Tbk (BKSL) di tahun 2016-2017, ukuran perusahaan mengalami peningkatan dari 30,061 menjadi 30,337 akan tetapi struktur modalnya mengalami penurunan dari 0,5865 menjadi 0,5064. Pada tahun 2016-2017 di perusahaan Bekasi Fajar Industri Estate Tbk (BEST) ukuran perusahaannya mengalami kenaikan dari 29,2807 menjadi 29,3748 akan tetapi struktur modalnya mengalami penurunan dari 0,5351 menjadi 0,4862. Pada perusahaan Lippo Karawaci Tbk di tahun 2017- 2018, ukuran perusahaannya mengalami penurunan dari 17.8546 menjadi 17.7237 sedangkan struktur modalnya mengalami kenaikan dari 0.9013 menjadi 0.9555.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa keempat perusahaan Property and Real Estate terdapat ketidaksesuaian dengan teori yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal dan penelitian yang dilakukan oleh Juliantika & Dewi (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Akan tetapi situasi di atas searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Krinanda dan Wiksuana (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi struktur modal adalah total asset turnover. Total asset turnoverdapat dilihat dari perbandingan dimana penjualan dengan total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Semakin tinggi total asset turnover maka semakin tinggi perusahaan akan meningkatkan modalnya. Maka perputaran aset yang tinggi dapat membuat perusahaan memperkecil dana ekternal / hutang serta resiko yang akan dihadapi. Hal ini sesuai dengan esensi

(25)

Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahan lebih menggunakan pendanaan Internal (Sartono, 2015).

Pada gambar 1.3 di bawah ini dapat dilihat data tingkat Total Asset Turnoverdan struktur modal beberapa perusahaan Property and Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018

Gambar 1.3 Tingkat Perputaran Aktivadan Struktur Modal Beberapa Perusahaan Sektor Property dan Real Estate Periode 2015-2018 Dari gambar di atas terlihat bahwa perusahaan Agung Podomoro Land Tbk (APLN), Alam Sutera Reality Tbk (ASRI),Bekasi Fajar Industri Estate Tbk (BEST), Intiland Development Tbk, mengalami kenaikan dan penurunan Total Asset Turnover yang berfluktuatif dengan struktur modal. Pada tahun 2015-2016 perusahaan Agung Podomoro Land Tbk (APLN), TATO mengalami penurunan dari 0,2432 menjadi 0,2336 namun struktur modalnya mengalami penurunan dari 1,7069, menjadi 1,5787. Pada perusahaan Alam Sutera Reality Tbk (ASRI) di tahun 2015-2016, TATO mengalami penurunan dari 0,1488 menjadi 0,1345 akan

1.7069 1.5787 1.5041 1.4234 0.2432 0.2336 0.2446 0.1702 0

1 2

2015 2016 2017 2018

AGUNG PODOMORO LAND TBK

DER TATO

1.8338 1.8084

1.418 1.1872 0.1488 0.1345 0.189 0.1903 0

1 2

2015 2016 2017 2018

ALAM SUTERA REALITY TBK

DER TATO

0.5224 0.5351 0.4862 0.48620.1483 0.1584 0.1759 0.1759 01

2015 2016 2017 2018

BEKASI FAJAR INDUSTRI ESTATE TBK

DER TATO

1.1566 1.3411 1.0754 1.18180.2139 0.19230.1682 0.1796 0

2

2015 2016 2017 2018

INTILAND DEVELOPMENT TBK

DER TATO

(26)

tetapi struktur modalnya mengalami penurunan dari 1,8338 menjadi 1,8084. Pada tahun 2015-2016 di perusahaan Bekasi Fajar Industri Estate Tbk (BEST) TATO mengalami kenaikan dari 0,1483 menjadi 0,1584 akan tetapi struktur modalnya mengalami kenaikan dari 0,5224 menjadi 0,5351. Pada perusahaan Intiland Development Tbk di tahun 2017-2018, TATO mengalami kenaikan dari 0,1682menjadi 0,1796 sedangkan struktur modalnya mengalami kenaikan dari 1,0754 menjadi 1,1818.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa keempat perusahaan Property and Real Estate terdapat ketidaksesuaian dengan teori yang menyatakan bahwa TATO berpengaruh positif terhadap struktur modal dan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Akan tetapi situasi di atas searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami, Pratiwi, & Ghifaari (2018) yang menyatakan bahwa TATO tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Faktor lainnya yang digunakan untuk mengukur struktur modal yaitu current ratio.Current Ratio merupakan sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada perusahaan dalam melaksanakan pembayaran kewajiban jangka pendek atau hutang yang akan jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio ini memberitahukan bahwa nilai kekayaan lancar yang dapat oleh perusahaan dijadikan uang dari hutang jangka pendek.

Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancarnya lainnya dibandingkan dengan yang di butuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva lancar.

(27)

Berdasarkan Pecking Order Theory yang menyatakan suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi, dapat mengurangi pemakaian hutang (Myers,1984). Perusahaan yang mempunyai Current Asset yang besar biasanya mempunyai sumber dana internal yang sangat besar. Sumber dana internal yang besar ini dapat dijadikan sebagai sumber pembiayaan di perusahaan, sehingga perusahaan yang mempunyai likuiditas yang besar dapat mengurangi hutang atau terdapat pengaruh negatif dari likuiditas terhadap struktur modal (Chandra, 2012).

Pada gambar 1.4 di bawah ini dapat dilihat data tingkat Current Ratiodan struktur modal beberapa perusahaan Property and Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018

Gambar 1.4 Tingkat Current Ratio dan Struktur Modal Beberapa Perusahaan SektorProperty and Real Estate Periode 2015-2018

1.7069 1.5787 1.5041 1.42341.3892 1.0678 1.3065 1.0557 0

1 2

2015 2016 2017 2018

AGUNG PODOMORO LAND TBK

DER CR

1.8338 1.8084

1.418 1.1872 0.7192 0.8975 0.7374 0.6518 0

1 2

2015 2016 2017 2018

ALAM SUTERA REALITY TBK

DER CR

0.5224 0.5351 0.4862 0.5077 3.9238 3.2899 2.7601

7.7597

0 5 10

2015 2016 2017 2018

BEKASI FAJAR INDUSTRI ESTATE TBK

DER CR

1.1202 1.2046 1.0628 1.2296 0.9984 1.3445

1.3302

2.1946

0 1 2 3

2015 2016 2017 2018

MODERNLAND REALTY TBK

DER CR

(28)

Dari gambar di atas terlihat bahwa perusahaan Agung Podmoro Land Tbk (APLN), Alam Sutera Reality Tbk (ASRI), Bekasi Fajar Industri Estate Tbk (BEST), Modernland Reality Tbk, mengalami kenaikan dan penurunan Current Ratio yang berfluktuatif dengan struktur modal. Pada tahun 2015-2016 perusahaan Agung Podmoro Land Tbk (APLN), CR mengalami penurunan dari 1,3892 menjadi 1,0678 namun struktur modalnya juga mengalami penurunan dari 1,7069 menjadi 1,5787. Pada perusahaan Alam Sutera Reality Tbk (ASRI)tahun 2016-2017 CR mengalami penurunan dari 0,8975 menjadi 0,7374 akan tetapi struktur modalnya juga mengalami penurunan dari 1,8084 menjadi 1,418. Pada perushaan Bekasi Fajar Industri Estate Tbk (BEST) di tahun 2016-2017 CR mengalami penurunan dari 3,2899 menjadi 2,7601 namun struktur modal juga mengalami penurunan dari 0,5351 menjadi 0,4862. Pada perusahana Modern land Realty TBK di tahun 2015-2016 CR mengalami kenaikan 0,9984 menjadi 1,3445, namun struktur modal juga mengalami kenaikan dari 1,1202 menjadi 1,2046.

Dari uraian di atas terlihat bahwa ke empat perusahan Property and Real Estate terdapat ketidaksesuaian dengan teori yang menyatakan bahwa Current ratio berpengaruh negatif terhadap struktur modal dan penelitian yang dilakukan olehJuliantika dan Dewi (2016) yang menyatakan bahwa CR berpengaruh negatif terhadap struktur modal, namun situasi diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pahuja dan Sahi (2012) yang menyatakan bahwa CR berpengaruh positif terhadap struktur modal.

Pertumbuhan laba juga salah satu faktor penting dalam struktur modal.Laba dilaporkan dalam laporan laba-rugi perusahaan selama satu periode

(29)

bersamaan dengan komponen lainnya seperti pendapatan, beban biaya, keuntungan serta kerugian. Perusahaan yang mempunyai laba yang relatif stabil dapat digunakan untuk memperkirakan estimasi besarnya laba di masa yang mendatang serta perusahaan akan membayarkan persentase yang lebih tinggi dari labanya sebagai deviden dibandingkan perusahaan mempunyai laba berfluktuasi.

Dari Penuturan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Return On Asset, Ukuran Perusahaan, Perputaran Aktiva serta Current Ratioterhadap Struktur Modal dengan Pertumbuhan Laba sebagai Moderating pada Perusahaan Property and Real Estate di Bursa Efek Indonesia.

1 . 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dari gambar 1-4 dapat dilihat bahwa terdapat inkosistensi data pada variabel independen terhadap variabel dependen yaitu struktur modal yang diproksikan dengan DER (Debt to Equity Ratio). Rata- rata faktor yang mempengaruhi struktur modal menunjukkan hasil yang masih fluktuatif, serta masih terdapatresearchgap dari beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengaruh return on asset, ukuran perusahaan, perputaran aktiva serta current ratio terhadap struktur modal dengan pertumbuhan laba sebagai moderating.

1 . 3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat didefinisikan identifikasi masalah sebagai berikut:

(30)

1. Apakah terdapat pengaruh return on asset terhadap struktur modal pada perusahaan Property and Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia?

3. Apakah terdapat pengaruh perputaran aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia?

4. Apakah terdapat pengaruh current ratio terhadap struktur modal pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia?

5. Apakah pertumbuhan laba mampu memoderasi hubungan antara return on asset terhadap struktur modal pada pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia?

6. Apakah pertumbuhan laba mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia?

7. Apakah pertumbuhan laba mampu memoderasi hubungan antara perputaran aktiva terhadap struktur modal pada pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia?

(31)

8. Apakah pertumbuhan laba mampu memoderasi hubungan antara current ratio terhadap struktur modal pada pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh return on asset terhadap struktur modal pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

2. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

3. Untuk menguji pengaruh perputaran aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

4. Untuk menguji pengaruh current ratio terhadap struktur modal pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

5. Untuk menguji pertumbuhan laba mampu memoderasi hubungan antara return on asset terhadap struktur modal pada pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

6. Untuk menguji pertumbuhan laba mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

7. Untuk menguji pertumbuhan laba mampu memoderasi hubungan antara perputaran aktiva terhadap struktur modal pada pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

(32)

8. Untuk menguji pertumbuhan laba mampu memoderasi hubungan antara current ratio terhadap struktur modal pada pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

1.5 Kontribusi Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat untuk investor dalam mengambil keputusan investasi.

2. Kontribusi Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu membuktikan kebenaran teori pecking order theory dan trade off theory.

3. Kontribusi Kebijakan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada perusahaan dalam membuat kebijakan struktur modal.

1.6 Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian

Adapun ruang lingkup dan batasan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2015-2018.

2. Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah struktur modal, sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur struktur modal adalah debt to equity ratio.

(33)

3. Variabel independen (X1) pada penelitian ini adalah return on asset sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur return on asset adalah ROA.

4. Variabel independen (X2) pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan adalah firm size

5. Variabel independen (X3) pada penelitian ini adalah perputaran aktiva sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur perputaran aktiva adalah total asset turnover

6. Variabel independen (X4) pada penelitian ini adalah current ratio sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur current ratio adalah CR

7. Variabel moderating (Z) pada penelitian ini adalah pertumbuhan laba sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan penjualan adalah Pertumbuhan laba

1.7 Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Juliantika dan Dewi S (2016) yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property and Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

(34)

Tabel 1.1. Originalitas Penelitian

No Keterangan Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang 1 Variabel

Dependen Struktur Modal Struktur Modal

2 Variabel Independen

Return On Asset (ROA), Ukuran Perusahaan, Current Ratio, Resiko Bisnis

Return On Asset (ROA), Ukuran Perusahaan, Perputaran Aktiva, Current Ratio 3 Variabel

Moderating

Tidak menggunakan

variabel moderating Pertumbuhan Laba 4 Objek Penelitian Perusahaan Property

and Real Estate

Perusahaan Property and Real Estate

5 Periode

Pengamatan 2010-2014 2015-2018

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Landasan Teori

2.1.1 Pecking Order Theory

Pecking order theory merupakan teori yang menerangkan bahwa managemen secara sistematis melakukan pendanaan investasi terlebih dahulu dengan menggunakan dana internal (laba di tahan) yang ada pada perusahaan daripada penggunaan dana eksternal dan mendahulukan hutang daripada ekuitas pendanaan eksternal yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dalam pembahasan pecking order, perusahaan lebih baik menggunakan dana internal yang dimiliki sebesar besarnya untuk mendanai proyek baru. Apabila dana internal yang ada di perusahaan tidak dapat mencukupi maka yang paling aman didahulukan adalah hutang daripada sumber dana eksternal lainnya. Menurut pecking order theory, perusahaan yang mempunyai resiko bisnis yang tinggi maka penggunaan hutang pada perusahaan tersebut lebih sedikit, agar menghindari kebangkrutan dari penggunaan hutang, sehingga perusahaan di wajibkan untuk menggunakan retained earning agar tidak memiliki resiko kebangkrutan dari hutang (Ticoalu, 2013).

Pecking order menjelaskan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi, akan membuat tingkat hutang menjadi rendah, dikarenakan perusahan yang profitabilitas yang tinggi akan memiliki sumber dana internal yang banyak. (Syahyunan, 2015). Pecking order theory menyatakan bahwa (Husnan, 2012:325):

(36)

1. Perusahaan menginginkan internal financing (pendanaan dari laba perusahaan);

2. Perusahaan melakukan penyesuaian rasio pembagian deviden yang sudah ditargetkan, dengan mencoba untuk menghindari perubahan pembayaran dividen secara drastis;

3. Kebijakan deviden yang relative kaku, di sertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak dapat diprediksi, yang mengakibatkan hasil dana operasi melebihi kebutuhan dana untuk melakukan investasi.

Apabila dana hasil operasi tidak lebih dari kebutuhan investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo uang kas yang ada atau menjual sekuritas yang dimiliki oleh perusahaan.

4. Apabila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan terlebih dahulu sekuritas yang paling baik dengan penerbitan obligasi, kemudian diterbitkan sekuritas yang berkarakteristik opsi, apabila belum mencukupi, maka saham baru akan diterbitkan juga oleh perusahaan.

2.1.2 Trade-Off Theory (Teori Pertukaran)

Trade-off theory ini dikenal dengan nama Balance Theory. Trade-Off

Theory merupakan penyeimbangan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan hutang. Sejauh manfaat yang dihasilkan lebih besar, porsi hutang dapat ditambahkan. Trade-Off Theory menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditemukan dengan menyesuaikan keuntungan pajak dengan biaya tekanan finansial dari penambahan hutang, sehingga biaya serta keuntungan dari penambahan hutang di trade-off. Tekanan finansial biasa terjadi

(37)

hanya pada perusahaan yang memiliki hutang, perusahaan yang bebas dari hutang biasanya tidak mengalami tekanan finansial.

Trade-Off Theory juga menyatakan bahwa perusahaan dapat berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan yang merupakan biaya kebangkrutan serta biaya keagenan yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan (Syahyunan, 2015). Trade-Off Theory dalam menentukan struktur modal yang optimal dengan cara memasukkan beberapa faktor antara lain biaya keagenan, biaya pajak,, serta biaya kesulitan keuangan akan tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar sertasymmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang akan tercapai ketika penghematan pajak telah mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan. Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manager akan berpikir dengan kerangka trade-off antara penghematan pajak serta biaya kesulitan keuangan dalam menentukan struktur modal.

Perusahaan yang memiliki tingkat proftabilitas yang tinggi tentu dapat berusaha mengurangi pajak yang ada dengan cara meningkatan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang yang ada akan mengurangi pajak perusahaan. Trade- off juga menjelaskan bahwa peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan meningkatkan nilai total perusahaan sebesar tarif pajak dikalikan dengan jumlah hutang dimana semakin besar pengaksesan ke sumber dana, semakin tersedianya potensi dana yang, maka kemungkinan semakin besar pengambilan peluang investasi yang mengalami keuntungan sehingga keuntungan yang diperoleh

(38)

menjadi semakin besar serta kinerja perusahaan dapat menjadi semakin meningkat.

Brigham & Gapenski (1999) mengatakan pada Trade-Off Theory ada tiga pernyataan penggunaan hutang yang bisa digunakan untuk menentukan secara optimal struktur modal di setiap perusahaan yaitu :

1. Perusahaan yang memiliki resiko lebih tinggi, dapat diukur dengan variabel retur dari aktiva perusahaan, harus meminjam lebih sedikit daripada perusahaan dengan resiko yang lebih rendah. Semakin tinggi variabel, maka kemungkinan semakin tinggi tekanan finansial pada setiap tingkat resiko hutang, serta semakin tinggi espektasi biaya tekanan finansial. Dengan demikian, perusahaan dengan resiko bisnis yang lebih rendah dapat meminjam lebih banyak sebelum biaya tekanan finansial yang menghabiskan keuntungan pajak dari hutang

2. Perusahaan yang operasinya menggunakan aktiva berwujud yang memiliki pasar, misalnya real estate dapat meminjam lebih banyak daripada perusahaan yang nilainya terutama berasal dari aktiva tak berwujud, misalnya paten dan goodwill. Aktiva spesifik, aktiva tidak berwujud, dan peluang pertumbuhan akan kehilangan nilainya jika tekanan finansial terjadi dibandingkan dengan aktiva berwujud standar.

3. Perusahaan yang mempunyai tarif pajak yang tinggi yang dapat kemungkinan berlanjut pada masa mendatang, dapat meminjam lebih banyak daripada perusahaan dengan tarif pajak dan prospek pajak yang lebih rendah. Tarif pajak yang tinggi menyebabkan keuntungan yang lebih

(39)

besar daripada pendanaan dengan hutang, sehingga perusahaan dengan tarif pajak yang lebih tinggi bisa dapat meminjam lebih banyak, hal lain dianggap sama, sebelum keuntungann pajak yang diserap oleh biaya tekanan finansial serta biaya keagenan.

Menurut trade-off theory, setiap perusahaan harus menentukan target struktur modalnya yaitu pada posisi keseimbangan biaya serta keuntungan marginal dari pendanaan dengan hutang, dikarenakan pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan marginal dari pendanaan hutang merupakan posisi nilai perusahaan menjadi maksimum.

2.2. Telaah Literatur 2.2.1 Struktur Modal

Struktur modal yaitu gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki perushaan yang bersumber dari hutang jangka panjang serta modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan (Fahmi, 2016). Selanjutnya Struktur modal adalah kaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang dapat diukur dengan membandingkan hutang jangka panjang dengan modal sendiri di perusahaan. (Sudana, 2011).

Struktur modal adalah gabungan dari sumber hutang jangka panjang yang meliputi hutang, saham biasa, serta saham umum. Struktur modal merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya (Hery, 2015).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan gabungan dari beberapa bentuk dalam menentukan pemenuhan

(40)

kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dalam dan luar perusahaan serta modal sendiri yang menjadi sumber biaya suatu perusahaan.

Struktur modal adalah kemampuan perusahaan membayar hutang dengan modal sendiri yang bisa mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan yang memaksimalkan nilai perusahaan dimana nilai perusahaan sebagai nilai dari hutang dan ekuitas perusahaan.

Menurut Mulyawan (2015), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah:

1. Tingkat bunga yang berlaku.

2. Stabilitas serta besarnya earning yang dihasilkan akan dapat menentukan apakah perusahaan dapat menggunakan hutang tetap atau tidak.

3. Resiko aktiva, semakin panjang jangka waktu pada penggunaanya, maka semakin besar resikonya.

4. Jumlah modal yang dibutuhkan, jika modal perusahaan besar, maka perusahaan harus menggunakan sekuritas secara bersamaan.

5. Keadaan atau kondisi pasar modal dalam memperoleh dana melalui penjualan sekuritas secara bersamaan.

6. Besarnya perusahaan, dimana perusahaan besar merupakan perusahaan yang sahamnya tersebar sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan tidak banyaknya mempengaruhi kekuasaan atau pengendalian pemegang saham mayoritas.

(41)

Menurut Kamaludin dan Indriani (2012) manfaat dan tujuan struktur modal sebagai berikut:

1. Hutang, bagi perusahaan yang memiliki finansial hutang lebih tinggi akan menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi pula bagi pemegang saham, akan tetapi akan memperbesar resiko sehubungan dengan pembayaran bunga.

2. Biaya modal, masing-masing sumber pembiayaan mempunyai perbedaan biaya, sehingga struktur modal dapat mempengaruhi biaya modal.

3. Struktur modal optimal merupakan meminimunkan biaya modal dan memaksimunkan nilai perusahaan.

Indikiator yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur struktur modal yaitu dengan menggunakan DER dengan cara membandingkan antara total hutang dengan total ekuitas pemilik (Fahmi, 2016), dengan rumus sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio 2.2.2 Return On Asset

Menurut Tandellin (2010), ROA merupakan rasio yang menggambarkan sampai dimana kemampuan suatu aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat menghasilkan suatu laba. Sedangkan menurut Kasmir (2014) ROA merupakan rasio yang memberitahukan hasil atas jumlah aktiva yang dapat digunakan dalam perusahaan.

Menurut Fahmi (2012), ROA merupakan rasio untuk melihat sampai mana investasi yang ditanamkan di perusahaan dapat memberikan pengembalian

(42)

keuntungan sesuai dengan yang diinginkan dan investasi tersebut sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau di tempatkan. ROA digunakan untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan suatu laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk mendapatkan laba dari modal yang di investasikan (Horne dan Wachowiz: 2005).

Menurut Munawir (2010) besarnya Return On Asset (ROA) dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

1. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi).

2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Menurut Munawir (2010) kegunaan dari analisa Return On Asset (ROA) dikemukakan sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil merupakan sifatnya yang menyeluruh. Apabila sebuah perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi dengan baik maka manajemen melakukan teknik analisa Return On Asset (ROA) dapat mengukur efisiensi penggunaan modal di perusahaan yang bekerja, efisiensi produksi serta efisiensi bagian penjualan.

2. Apabila perusahaan bisa mempunyai data industri sehingga diperoleh rasio industri, maka analisa Return On Asset (ROA) bisa dibandingkan efisiensi

(43)

penggunaan modal pada perusahaan yang ada dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga bisa diketahui apakah perusahaan berada di bawah, sama, atau diatas rata-ratanya. Dengan demikian akan bisa diketahui dimana kelemahannya serta apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

3. Analisa Return On Asset (ROA) bisa digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian., yaitu dengan mengalokasikan semua biaya serta modal ke dalam bagian yang bersangkutan. Arti pentingnya mengukur rate of return pada tingkat bagian adalah untuk bisa membandingkan efisiensi suatu bagian dengan bagian yang lain di dalam perusahaan yang bersangkutan.

4. Analisa Return On Asset (ROA) juga bisa digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan product cost system yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian akan dapat dihitung profitabilitas dari masing-masing produk. Dengan demikian manajemen akan dapat mengetahui produk mana yang mempunyai profit potential di dalam longrun.

5. Return On Asset (ROA) selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya Return On Asset (ROA) dapat digunakan sebagian dasar untuk pengembalian keputusan kalau perusahaan akan mengadakan ekspansi.

(44)

Indikator yang di gunakan untuk mengukur ROA dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai bersih setelah pajak dengan total asset (Syamsuddin, 2013). Dengan rumus Return On Asset adalah sebagai berikut:

2.2.3 Ukuran Perusahaan

Menurut Sunyoto (2013), Untuk melihat ukuran perusahaan dapat dilihat pada pengelompokan perusahaan, diantaranya adalah growth industry, defensive industry dan cyclical industry. Menurut Sitanggang (2013:76) Ukuran perusahaan dengan kapitalisasi pasar atau penjualan yang besar dapat menunjukkan prestasi suatu perusahaan. Perusahaan yang besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana untuk dapat memperoleh tambahan modal dengan hutang.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa firm size adalah besarnya suatu perusahaan yang dapat dinilai dengan menggunakan banyaknya total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk memperbesar usaha perusahaan tersebut atau untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Total aset tersebut digunakan untuk kegiatan operasional dengan harapan dapat menghasilkan keuangan yang baik di masa yang akan datang

Ukuran perusahaan ini merupakan suatu variabel penduga yang banyak digunakan oleh orang untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk dapat mengurangi semua biaya keagenan. Sebaliknya perusahaan kecil umumnya berada pada situasi dimana

(45)

bersaingketat dengan perusahaan yang lain (Rusdianto, 2013). Halim (2015) menyatakan semakin besar ukuran suatu perusahaan, makamodal asing yang digunakan juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang cukup besar untuk menunjang operasional dan salah satu alternatif untuk pemenuhannya adalah dengan menggunakan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.

Menurut Syakur (2015), Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu di mana manfaat masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa arti penting firm size adalah tingkat kemudahan perusahaan dalam memperoleh modal asing dan semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar modal asing di gunakan.

Menurut Hery (2012), ukuran perusahaan dapat digolongkan sebagai salah satu unsur dari lingkungan kerja yang akan mempengaruhi persepsi manajemen nantinya. Biasanya perusahaan yang tergolong besar dan memiliki tingkat bonafiditas yang tinggi, akan turut berperan dalam mempengaruhi serta pembentukan proses publikasi atas sebuah standar akuntansi yang baru.

Ukuran perusahaan ini bermanfaat untuk memperkirakan seberapa besar pengaruh perubahan kondisi perekonomian terhadap kondisi suatu perusahaan.

(Sunyoto, 2013). Kamaludin dan Indriani (2012) menyatakan bahwa tujuan dari analisis ukuran perusahaan adalah untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang, dan menentukan setiap kekuatan yang dapat dipergunakan. Analisis digunakan

(46)

oleh pihak luar perusahaan dapat digunakan untuk menentukan tingkat kredibilitas atau potensi investasi.

Menurut Rodoni & Ali (2014), data kontrol biasanya dipergunakan ukuran perusahaan untuk tujuan apakah data dari objek yang diteliti memiliki perbedaan karakteristik tertentu. Variabel kontrol yang sering dipakai adalah size. Dalam hal ini biasanya size muncul sebagai variabel penjelas. Proksi size biasanya adalah total aset perusahaan. Karena aset biasanya sangat besar nilainya dan untuk menghindari skala maka besaran aset perlu dikompres. Secara umum proksi size dipakai logaritme (log) atau Logaritme Natural Asset, dengan rumus sebagai berikut :

Firm Size = Ln (Total Asset) 2.2.4 Perputaran Aktiva

Salah satu rasio aktivitas adalah perputaran aktiva. Menurut Kasmir (2012), Total Asset Turnover merupakan perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aktiva yang di miliki. Menurut Murhadi (2013) Total Asset Turnover merupakan rasio yang dapat menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan assetnya agar dapat menciptakan suatu pendapatan. Menurut Fahmi (2016), Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terjadi perputaran secara efektif.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Total Asset Turnover adalah rasio yang dapat mengukur apakah perusahaan sudah

(47)

menggunakan semua aktiva secara efektif untuk membantu perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

Menurut Hery (2015), TATO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan, atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dalam total keseluruhan aset. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva yang diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva yang ada dalam menciptakan suatu penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik(Harahap,2015).

Perputaran aset totaladalah rasio yang menunjukkan seberapa efisien aset yang ada di perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan penjualan, serta dapat dihitung dengan cara membandingkan besarnya aset yang dimiliki perusahaan dengan penjualan yang telah dicapai(Gumanti,2011).

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran aktiva adalah (Hery, 2012):

1. Penyusutan.

Penyusutan adalah alokasi secara periodik dan sistematis dari harga perolehan aktiva selama periode-periode berbeda yang dapat memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva yang bersangkutan.

2. Keusangan

Sebagai akibat penurunan kemampuan suatu aktiva tetap dan pengaruh faktor-faktor lainnya seperti keusangan / rusak maka nilai yang melekat pada aktiva tetap akan berubah seiring berjalannya waktu.

(48)

Menurut Kasmir (2012). Rumus untuk mencari Total Asset Turnover adalah sebagai berikut:

2.2.5 Current Ratio

Menurut Brigham dan Houston (2010) Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur suatu kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek maupun hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Sedangkan menurut hery (2015) Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo dalam menggunakan asset lancar yang tersedia di perusahaan.

Tunggal (2000) mengemukakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Current Ratio adalah sebagai berikut :

1. Syarat kredit yang diterima dari pemasok dibanding dengan syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada pembeli

2. Waktu yang diperlukan untuk menagih piutang 3. Perputaran persediaan

4. Ciri-ciri program keuangan perusahaan 5. Musim tahun yang bersangkutan 6. Situasi konjungtur

7. Lamanya siklus modal kerja

8. Apakah perusahaan itu sedang diperluaskan/diperkecilkan

(49)

Current Ratio yang tinggi menunjukkan posisi para kreditor yang baik karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa hutang perusahaan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini berlaku bila pimpinan perusahaan menguasai pos modal kerja dengan ketat serta sesuai dengan semestinya. Di lain pihak, jika ditinjau dari sudut pandang pemegang saham, suatu Current Ratio yang tinggi tidak selalu menguntungkan terutama apabila terdapat saldo kas yang kelebihan serta jumlah piutang dan persediaan terlalu besar.

Menurut Fahmi (2015) Current Ratio mencakup kemampuan untuk mengukur :

1. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar 2. Penyangga kerugian

3. Cadangan dana lancar

Menurut Fahmi (2015) Current Ratio dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2.2.6 Pertumbuhan Laba

Laba merupakan angka yang paling penting dalam laporan keuangan karena laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam memprediksi laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi dan kinerja perusahaan. (Harahap;2007).

(50)

Pertumbuhan laba adalah rasio profitabilitas yang digunakan oleh investor dalam melakukan analisis fundamental untuk pengambilan suatu keputusan yang dapat mempengaruhi price earning ratio (PER) pada suatu perusahaan.

Chariri dan Ghozali (2007) mengatakan bahwa laba memiliki beberapa karakterisiti antara lain :

1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar terjadi;

2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya prestasi perusahaan pada periode tertentu;

3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu.

5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan serta berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

(1) Besarnya perusahaan, semakin besar perusahaan maka ketetapan pertumbuhan laba yang di harapkan semakin tinggi;

(2) Umur perusahaan, perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba sehingga ketetapannya masih rendah;

(3) Tingkat Leverage. Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba;

(51)

(4) Tingkat penjualan. Tingkat penjualan dimasa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan dimasa yang akan datang maka pertumbuhan laba semakin tinggi;

(5) Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa yang akan datang.

Pertumbuhan laba merupakan selisih laba tahun ini dengan laba bersih tahun lalu di bagi laba bersih tahun lalu, kemudian dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya serta di bagi dengan laba periode sebelumnya (Usman:2003). Rumusnya adalah sebagai berikut:

2.3. Review Penelitian Terdahulu

Peneliti melakukan Review terhadap beberapa peneliti terdahulu yang memiliki kaitan dengan objek yang ingin diteliti yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian. Penelitian Juliantika dan Dewi S (2016) dengan judul

“Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan risiko Bisnis terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property and Real Estate, dengan memberikan informasi bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, resiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kembali faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam menerima opini audit going concern seperti

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat serta karunia yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tes komunikasi interpersonal diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 61,8 dan untuk tes bimbingan kelompok diperoleh nilai rata-

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh yang diberikan oleh profitabilitas, leverage dan likuiditas terhadap nilai perusahaan serta pengaruh pengungkapan

Loporan ini merupakan salah satu syarat yang harus penulis penuhi untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Managemen, Diploma III

Analisis terhadap motivasi belajar, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT serta sejumlah temuan penelitian yang relevan

Dalam bukunya yang berjudul 100 Question & Answer: Kolesterol (Graha, 2010) menuliskan bahwa kalori adalah satuan unit yang digunakan untuk mengukur nilai

3. Membangun Kembali Kekayaan Arsitektur Nusantara. Yori Antar adalah seorang arsitek yang sangat gigih menggali ilmu arsitektur lokal, mendokumentasikan, dan membangun kembali