• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Pembahasan Umum Persepsi Penyalahgunaan Narkoba di SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Hasil penelitian persepsi penyalahgunaan narkoba menunjukkan gambaran umum tentang layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba terdapat 32 peserta didik (59,26%) berada pada kategori tinggi, 12 peserta didik (22,23%) pada kategori sedang, 10 peserta didik (18,51%) pada kategori rendah.

Hasil tersebut didapatkan dari penyebaran angket yang berjumlah 30 item pernyataan kepada 54 peserta didik. Sebanyak 32 peserta didik (59,26%) yang berada pada kategori tinggi. Hal ini berbeda dengan skor yang didapatkan sebelum diberikan layanan informasi, hal ini yang menunjukan persepsi penyalahgunaan narkoba yang ditandai kurangnya layanan informasi yang benar tentang persepsi penyalahgunaan narkoba. Sementara itu, peserta didik yang berada pada kategori sedang yang berjumlah 10 peserta didik (22,23%) menunjukkan terdapat beberapa peserta didik mengetahui tentang pengetahuan penyalahgunaan narkoba. Sedangkan pada kategori rendah terdapat 10 peserta didik dengan persentase 18,51%.

Hasil penelitian yang peneliti dapatkan adalah Berdasarkan perhitungan data secara keseluruhan dengan menggunakan uji regresi linier dengan SPSS Versi 17

dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Berdasarkkan tabel nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersbut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk X yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698 yang berarti probabilitas 0,698, karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu:Y = 70,744.

Hasil analisis data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran pada grafik 1. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa sebaran data pada gambar diatas tersebar pada sumbu normal, maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi yang berarti memiliki kelinierannya.

Tujuan diadakan layanan informasi sebagai media bimbingan dan konseling agar peserta didik dapat memahami benar-benar tentang narkoba seperti apa itu narkoba, bahaya atau dampak narkoba seperti apa dan juga dapat mengurangi penyalahgunaan narkoba dan merubah persepsi mereka tentang narkoba. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menfsirkan pesan. Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Kata lain yang menyangkut persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat panca inderanya,yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Dengan demikian persepsi remaja tentang penyalahgunaan narkoba adalah tanggapan yang terjadi dalam diri remaja tentang penggunaan atau konsumsi narkoba sehingga remaja sadar bahwa penggunaan narkoba berdampak pada kesehatannya. Kesadaran tersebut didapat remaja dari lingkungan yang selalu memberi peringatan akan dampak penggunaan narkoba ataupun dari pengamatan langsung akan dampak narkoba pada orang yang dikenal yang kebetulan pecandu.

Pentingnya layanan informasi tentang persepsi narkoba memang harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka memiliki dasar pengetahuan untuk bekal mereka kelak dewasa. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang narkoba setidaknya mereka sudah mengetahui bahaya menggunakan narkoba sehingga disaat mereka dewasa dan menjumpai barang tersebut mereka sudah memiliki pengetahuan yang bisa dijadikan pagar untuk dirinya dan sudah tidak ada perasaan ingin mencoba karena sudah mengetahui bahaya narkoba, baik dampak untuk kesehatannya maupun dampak hukum pidana jika mengkonsumsi narkoba. Maraknya narkoba telah banyak mempengaruhi mental dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum muda dari bahaya narkoba. Narkoba telah menyentuh lingkaran yang semakin dekat dengan kita semua, penyebaran narkoba tidak mengenal golongan pelajar, mahasiswa, penjabat, polisi, dan lain-lainnya. Remaja merupakan pengguna narkoba yang paling banyak di indonesia dan indonesia sekarang ini telah menjadi negara pengedaran narkoba jaringan internasional. Dari penjelasan singkat tersebut dapat menggambarkan bahwa narkoba adalah sesuatu yang sangat berbahaya dan wajib kita hindari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden negatif tentang penyalahgunaan narkoba. Persepsi negatif membuat remaja cenderung untuk mengkonsumsi narkoba serta mengesampingkan dampak yang muncul, baik dampak terhadap diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar. Pada diri sendiri, remaja yang terbiasa mengkonsumsi narkoba lebih cenderung menyendiri dan kesulitan

beraktivitas normal sebagaimana remaja lain. Keluarga remaja yang mengkonsumsi narkoba tentu menolak keberadaan sebagai anggota keluarga sehingga seringkali dikucilkan, dikesampingkan dan diabaikan. Lingkungan remaja juga memberikan sanksi sosial atas perilaku konsumsi narkoba. Disamping itu persepsi negatif tentang penyalahgunaan narkoba menyebabkan remaja meremehkan konsekwensi hukum dari penggunaan narkoba ketika diketahui oleh aparat penegak hukum. Sebagaimana diketahui bahwa narkoba termasuk jenis tindak kejahatan serius. Kebiasaan mengkonsumsi narkoba pada remaja memungkinkan mereka terjerat hukum dan menjalani konsekwensinya yaitu dipenjara.

Persepsi negatif tentang penyalahgunaan narkoba yang dimiliki responden meliputi persepsi negatif tentang dampak penyalahgunaan narkoba dan akibat penyalahgunaan narkoba. Persepsi negatif tentang dampak penyalahgunaan narkoba meliputi; persepsi bahwa mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan gairah hidup, mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar dan narkoba dapat menghilangkan perasaan perasaan kesal dan tertekan.Sedangkan persepsi negatif tentang akibat penyalahgunaan narkoba meliputi persepsi bahwa pengguna narkoba biasanya akan lebih mudah dalam berfikir dan menerima materi pelajaran, mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan kesehatan dan dengan mengkonsumsi narkoba, akan turut membantu perkembangan bangsa dan negara.

Berdasarkan persepsi-persepsi negatif yang dimiliki responden perlu diadakan layanan informasi dari pihak sekolah secara rutin agar mereka memiliki pengetahuan yang banyak tentang narkoba. Pihak sekolah dapat juga bekerja sama dengan polsek

terdekat untuk membantu memberikan layanan informasi atau penyuluhan tentang dampak penyalahguanaan narkoba yang apabila mereka mengkonsumsinya dapat merusak tubuh mereka selain itu mereka juga dapat terjerat dengan hukum pidana yang sangat berat. Pemberian layanan informasi sejak dini dapat menjadi pagar untuk diri mereka sendiri jika mereka tergoda ingin memakai, mereka akan berfikir dua kali karna sudah mengetahui dampak dan hukuman jika memakai barang tersebut. Hal ini didukung dengan penilitian Yusuf Gunawan tentang tujuan layanan informasi yang memiliki tujuan salah satunya membantu siswa agar lebih mengenal/dekat pendidikan dilingkungan masyarakat, karena lingkungan masyarakat tidak semuanya baik.

Layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta didik dapat dilihat pada berbagai indikator, diantaranya: (1) tepat sasaran; (2) mudah dipahami; (3) tepat waktu; (4) menyeleksi; (5) Mengatur; (6) mengintrepretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti

a. Indikator Tepat Sasaran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba didapatkan sebanyak 32 pesarta didik berada pada kategori sedang (59,26 %) sedangkan sebanyak 22 peserta didik berada pada kategori tinggi (40,74%). Hal ini menandakan layanan informasi yang diberikan tepat sasaran karena hampir 50% peserta didik berada pada kategori tinggi sedangkan sisanya dikategori sedang hal ini berarti mereka menyadari bahwa layanan informasi tentang penyalahgunaan narkoba sangat penting.

Kenakalan remaja sebenarnya adalah masalah yang tidak henti-hentinya diperdebatkan. Remaja membutuhkan informasi sejak dini tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Untuk menghadapi perubahan-perubahan pada masa remaja khususnya yang berkaitan dengan masalah kenakalannya, remaja perlu memiliki sikap yang positif terhadap pergaulan dan kesehatannya agar remaja dapat terhindar dari pengaruh negatif lingkungan dan menjadi remaja yang sehat, serta menerima kedewasaannya secara bertanggungjawab. Oleh sebab itu layanan informasi harus tepat sasaran diberikan kepada anak yang beranjak remajasebagai pondasi mereka untuk menghadapi lingkungan masyarakat yang tidak semuanya baikmereka sudah memiliki pengetahuan tentang bahaya narkoba. Pengetahuan yang mereka miliki sejak dini dapat menjadi pagar untuk dirinya sendiri disaat mereka berada dilingkungan seperti itu mereka tidak ikut terjerumus kedalamnya.

b. Indikator mudah dipahami

Berdasarkan hasil penelitian pada indikator yang kedua ini diperoleh data dari angket yang sudah diberikan sebanyak 44 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 81,49% sedangkan sisanya berada pada kategori sedang yaitu 10 dengan persentase 18,51%. Hal ini menandakan bahwa layanan informasi yang telah diberikan mudah dipahami oleh peserta didik baik dari pengertian narkoba itu seperti apa, memahami ciri-ciri narkoba, yang paling penting adalah jenis-jenis narkoba dan dampak dari masing masing narkoba yang dapat merusak tubuh dan masa depan mereka terlebih lagi mereka harus menjalani hukuman pidana apabila

mengkonsumsinya.Pemahaman yang mereka miliki setidaknya dapat penjadi pagar atau penjaga untuk diri mereka sendiri disaat nanti mereka remaja akan banyak faktor negative dari luar yang menggoda mereka. Pemahaman tentang layanan informasi terhadap persepsi penyalah gunaan narkoba harus diberikan dengan jelas dan mudah dimengerti oleh mereka. Layanan ini yang merupakan pengetahuan yang sangat penting yang menjadi pondasi utama bagi mereka.

c. Indikator tepat waktu

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini diperoleh data sebanyak 44 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase sebanyak 81,49%. Sisanya sebanyak 10 orang berada pada kategori sedang sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 18,51 %. Dapat dilihat berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan narkoba tepat waktu diberikan, mereka merasa bahwa saat peralihan masa keremaja mereka memerlukan informasi penting sebagai bekal mereka remaja agar tidak terjerumus kenarkoba.Pengetahuan awal tentang bahaya narkoba sangat mereka butuhkan agar mereka tidak perrnah berfikir untuk terjerumus didalamnya.

d. Indikator menyeleksi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini diperoleh data sebanyak 43 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan

persentase sebanyak 79,62% sisanya sebanyak 11peserta didik berada pada kategori sedang. Sebanyak 11 peserta didik dengan persentase 20,38 %. Dapat dilihat berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan narkoba sangat menyeleksi informasi – informasi yang diberikan untuk dimengerti mana yang baik dan mana yang buruk. Guru BK harus pintar-pintar menyeleksi layanan informasi tentang narkoba yang akan diberikan kepada peserta didik agar menarik sehingga mereka antusias untuk memperhatikan saat layanan diberikan, sehingga informasi tersebut dapat mereka serap dan dapat mereka mengerti sehingga pengetahuan tersebut dapat mereka aplikasikan nanti disaat mereka dewasa.

e. Indikator mengatur

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini diperoleh data sebanyak 34 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase sebanyak 62,97%. Sisanya sebanyak 18 peserta didik orang berada pada kategori sedang. Sebanyak 18 peserta didik dengan persentase 18,51 %., dan sisanya berada pada kategori rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 3,70 %. Hal ini dapat dilihat berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan narkoba dapat mengatur pengetahuan mereka tentang pentingnya mengetahui bahaya mengkonsumsi narkoba yang diberikan, sehingga mereka merasa bahwa saat peralihan masa keremaja informasi yang mereka ketahui sejak dulu adalah informasi yang sangat penting.

f. Indikator menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang brarti

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini diperoleh data sebanyak 32 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase sebanyak 59,25%. Sisanya sebanyak 22 peserta didik berada pada kategori sedang. Sebanyak 22 peserta didik dengan persentase 40,74 %. Dapat dilihat berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan narkoba dapat diinterpretasikan menjadi gambaran yang baru, pengetahuan yang baru yang dapat dijadikan bekal untuk nanti sampai tua.Layanan informasi tentang narkoba harus diintrepretasikan dengan sangat baik agar dapat dimengerti dan benar benar dijadikan pedoman oleh mereka.

Kenakalan remajaa ini cenderung meningkat setiap tahunnya khususnya dalam penggunaan narkoba. Ironisnya narkoba ini tidak hanya mengancam kalangan atas, kalangan bawah pun sudah banyak memakainya.Peredaran narkoba saat ini sudah marak sekali.Peredaran narkoba tidak memandang siapa pun , selagi mereka mampu membelinya tidak memandang usia dan status.Siswa atau remaja sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba karena pada masa ini remaja penuh dorongan keingin tahuan, penjelajahan, petualang, dan mudah terpengaruh. Dalam hal ini siswa atau remaja mempunyai berbagai macam penyebab penyalahgunaan narkoba antara lain: penyalahgunaan narkoba yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan, mengalami tekanan jiwa, tidak memikirkan akan bahaya

narkoba. Terlebih lagi narkoba sangat mudah digunakan oleh masyarakat oleh sebab itu sejak dini kita harus menanamkan pengetahuan yang positif kepada anak anak yang beranjak memasuki remaja. Remaja sebagai pewaris bangsa ke depan haruslah terhindar dari narkoba. Akan sangat mengkhawatirkan jika Indonesia gagal dalam menanggulangi narkoba secara efektif karena kemungkinan lahir sebuah generasi yang hilang tidak terelakkan, Generasi muda yang merupakan cermin dari barisan reformasi tidak lagi peka terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekelilingnya. Selain itu harkat dan martabat bangsa akan semakin rendah jika para pemimpinnya kelak merupakan generasi yang tadinya adalah generasi yang kurang berbudi pekerti, cepat putus asa dan tidak menghadapi tantangan zaman.

Persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu. Karena persepsi merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu, maka apa yang ada di dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Persepsi siswa tentang penyalahgunaan narkoba pasti berbeda-beda. Positif dan negatifnya persepsi siswa akan mempengaruhi perkembangan masa remajanya di manaapabila timbul persepsi yang positif terhadap penyalahgunaan narkoba, maka dia akan menyalahgunakan narkoba. Sebaliknya siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap penyalahgunaan narkoba maka dia tidak akan menggunakan narkoba.

layanan informasi terhadap penyalahgunaan narkoba yang mempengaruhi perkembangan prilaku remaja pada khususnya yaitu siswa. Masa remaja merupakan

masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja. Di sekolah siswa belum mengetahui banyak tentang narkoba dan akibat menggunakan narkoba, siswa-siswa hanya mengetahui pengertian secara umum, guru di sekolah tidak memberi penjelasan secara jelas kepadasiswa sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang dapat menghancurkan masa depan siswa tersebut. Oleh sebab itu, peneliti memberikan layanan informasi tentang narkoba kepada siswa agar dapat mengetahui narkoba lebih dalam lagi.

Layanan informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada sasaran layanan agar individu dapat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi kepentingan hidup dan perkembangannya. Layanan informasi juga termasuk dalam media massa. Layanan informasi yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah layanan informasi bidang bimbingan sosial. Bidang bimbingan layanan informasi ini bidang bimbingan sosial dan pribadi. Layanan informasi dalam bimbingan sosial dan pribadi meliputi kegiatan pemberian informasi tentang pengertian narkoba,jenis-jenis narkoba, ciri-ciri orang menggunakan narkoba, dampak menggunakan narkoba.Oleh sebab itu peneliti mencoba melakukan penelitian tentang layanan informasi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan uraian tentang layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba diliat dari beberapa indikator diatas dapat disimpulkan bahwa layanan informasi sangat diperlukan anak remaja sejak dini. Layanan informasi ini diperlukaan untuk membangun pengetahuan mereka tentang narkoba agar saat mereka dewasa mereka dapat menyesuaikan tuntutan lingkungan yang tidak

semuanya baik, selain itu mereka tidak mempunyai rasa keingin tauan untuk memakai narkoba. Dengan pengetahuan yang mereka miliki mereka tidak mudah untuk masuk kedalam dunia narkoba karena sudah mengetahui bahaya narkoba. C. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun peneliti menyadari betul bahwa masih banyak kekurangannya. Peneliti sebagai pelaksana layanan informasi mengalami beberapa hambatan. Pada awal pertemuan, peneliti mengalami kesulitan dalam membangun keaktifan peserta didik. Namun, hal itu dapat diatasi oleh peneliti mampu membuat mereka mulai merasa nyaman.

Selain keterbatasan tersebut, dimungkinkan juga ada jawaban yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya dari peserta didik karena alasan-alasan tertentu. Hal ini dikarenakan peserta didik dimungkinkan mencari aman dalam menjawab angket persepsi penyalahgunaan narkoba. Namun peneliti sudah berusaha menjelaskan kepada peserta didik untuk jujur dalam menjawab butir-butir pernyataan angket persepsi narkoba yang sesuai dengan keadaan peserta didik yang sebenarnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian “Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada peserta didik Kelas VII di SMP Negeri 13

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” menunjukan bahwa berpengaruh dan

meningkatkan skor, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Terdapat pengaruh layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba

pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.

Hasil yang dapatkan adalah Berdasarkan perhitungan data secara keseluruhan dengan menggunakan uji regresi linier dengan aplikasi SPSS Versi 17 dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan signifikan pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Signifikan pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Berdasarkkan tabel nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersbut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk X yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698 yang berarti probabilitas 0,698, karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang

artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu:Y = 70,744.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran-saran kepada beberapa pihak yaitu :

1. Bagi Peserta Didik

Peserta didik perlu menumbuhkan hasrat, keinginan dan semangat untuk dapat aktif dalam proses berjalannya layanan informasi yang diberikan oleh guru bimbingan konseling sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang persepsi penyalahgunaan narkoba.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling hendaknya dapat memprogramkan dan melaksanakan pelayanan layanan informasi secara teratur, berkelanjutan untuk membekali peserta didik untuk menuju kemasa remajanya.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang layanan informasi pada peserta didik hendaknya dapat memberikan pemahaman yang jelas agar mudah dimengerti tentang persepsi penyalahgunaan narkoba. peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: PT. Listakwarta Putra, 2003.

Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta

Didik. Jakarta: PT Bumi, 2012.

Apandi, Yusuf. Katakan Tidak Pada Narkoba. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2010.

Aqib, Zinal. Iktisar Bimbingan dan Koseling Disekolah. Jakarta: Yrama Widya, 1991.

Arikunto, Suharmi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1985.

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Mengenal Penyalahgunaan Narkoba.

Jakarta: BNN RI, 2007.

Gunawan, Yusuf. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987.

Harahap Phadli. ”Jumlah Penggunaan Narkoba di Indonesia”. (On - Line), tersedia di:

Http://M.Kompasiana.Com/Phadli/Jumlah-Pengguna-Narkoba-Di-Indonesia.

(10 April 2016).

Hidayat Rahmad. “Persepsi Siswa Tentang Pribadi Konselor Yang Diharapkan Siswa

di SMP Negeri 2 Tersono”. (On – Line), tersedia di:

http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11.artikel.fely_danretno.

(14 Desember 2016).

Latschan Thomas. “Indonesia Salah Satu Jalur Utama Penyelundupan Narkoba”. (On

– Line), tersedia di: http://www.dw.de/pbb-indonesia-salah-satu-jalur-utama-penyelundupan-narkoba/a1825054. (10 april 2016).

Martono, Lydia Harlia dan Joewana, Satya. Pencegahan dan Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkotika Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka, 2006.

Novalia dan syazali, Muhamad. Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar Lampung:

Anugrah Utama Raharja (AURA), 2014.

Purwoko, Budi. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya: Unesa

University Press, 2008.

Pratiwi, Juanita Ratna Eka. “Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sman 1 Menganti, Sman 1 Driyorejo, dan Sma Al Azhar Menganti Kabupaten Gresik”. (On – Line), Tersedia di:

Http://Gunadarma.Ac.Id/Library/Articles/Graduate/Economy/2009/Artikel_102

05pdf (Diakses 14 Desember 2016).

Prayitno dan Erman Emti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Rahayu Yulius Prasetyo. “Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Media Vidio

Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Bahaya Narkoba”. (On – Line),

tersedia di:http://ejournal.unesa.ac.id/article.865313.pdf.Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Media Vidio Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang

Bahaya Narkoba Pada Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Negoro. (15 Oktober

2016).

Siregar, Syofian. Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Desak P.E. Proses Bimbingan dan Konseling

Dokumen terkait