PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling Oleh:
DWI DAYANTO NPM: 1211080137
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling
Oleh: DWI DAYANTO NPM: 1211080137
Jurusan : Bimbingan Konseling
Pembimbing I : Dr. Yetri, M.Pd
Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
ABSTRAK
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017
OLEH: DWI DAYANTO
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adiktif lainya, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Kadang disebut juga Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai efek samping seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis lainnya. Pemakai narkoba yang berlebihan dan ketergantungan dapat menimbulkan kematian. Masalah pada penelitian ini adalah terdapat peserta didik yang memiliki pengetahuan persepsi penyalahgunaan narkoba yang masih rendah. Rumusan masalah adalah Apakah terdapat pengaruh layanan informasi terhadap persepsi bahaya penyalahgunaan narkoba pada peserta didik di kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi peserta didik kelas VII penyalahgunaan narkoba dengan menerapkan layanan informasi.
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode menggunakan asosiatif yaitu metode untuk mencari korelasi atau hubungan kasual (hubungan bersifat sebab akibat). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 peserta didik dari kelas VII A sampai dengan kelas VII J SMP Negeri 13 Bandar Lampung hasil dari penyebaran angket persepsi penyalahgunaan narkoba sebanyak 30 item. Hasil nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000.
Berdasarkan tabel nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk X yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. maka Ho di tolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta didik SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Saran yang diajukan peneliti yaitu kepada guru bimbingan dan konseling agar lebih giat melaksanan penyuluhan tentang narkoba dan memberikan layanan informasi supaya penyalahgunaan narkoba tidak masuk di lingkungan sekolah.
MOTTO
Artinya: dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.. (QS. Al-Baqarah,
ayat 195).1
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi dan kucintai ayahanda Asmoro dan ibunda Suyatmi yang senantiasa memberikan ketulusanya mencurahkan waktu tenaga dan
pikirannya serta keiklasan dalam do’anya, untuk keberhasilan dan kesuksesanku di
dunia dan akhirat, dukungan dan nasihat baik dari segi moral maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kuliahnya dan skripsi ini dengan baik.
2. Kakak tercinta Eko Susanto, S.Pd., dan adikku Tri Rizkianto, serta saudara-saudaraku
yang turut berjuang mendo’akan keberhasilanku dan Novi Alvianita, serta Mira Nathacia, S.Pd. yang senantiasa memberikan, bantuan, penyemangat, dan dukungan tanpa henti hingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-temanku Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 dan sahabat-sahabatku yang selalu memotivasiku yang selalu memberikan masukan sehingga saya termotivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 27 Agustus 1992 di Padang Tambak, Kec. Way
Tenong, Kab. Lampung Barat, Penulis adalah anak kedua dari 3 bersaudara dari Bapak Asmoro, Ibu Suyatmi.
Penulis menempuh pendidikan formal: SD Negeri 3 Padang Tambak di Tahun
1999-2005; SMP Negeri 1 Way Tenong di Tahun 2005-2008 di lanjutkan ke SMA Negeri 01 Way Tenong di Tahun 2008-2011; pada Tahun 2012, penulis terdaftar
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahhirobil’allamin
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Segala puji bagi Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang dinantikan syafaatnya diyaumul akhir nanti.
Penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Layanan Informasi Terhadap
Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti menyadari bahwa peyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dorongan, serta dukungan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2. Andi Thahir, M.A., Ed.D selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung:
3. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung;
4. Dr. Yetri, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas kesediaan untuk membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini;
5. Hardiyansyah Masya, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas
kesediaan dalam membimbing, mengarahkan, memberikan saran, dan kritik yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini;
6. Seluruh Dosen Bimbingan dan Konseling. Terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama ini;
7. Sahabat-sahabatku A. Tomi Magrobi, Deni Permana, Harun Fadli, Rahma
Dewi, Yuli Andika
8. Semua pihak yang telah turut membantu menyelesaikan skripsi ini.
Bandar Lampung, Juli 2017 Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Batasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Kegunaan Penelitian ... 10
1. Bagi Peserta Didik ... 10
2. Bagi Guru ... 10
3. Bagi Peneliti ... 10
G. Ruang Lingkup ... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Layanan Informasi ... 12
1. Pengertian Layanan Informasi ... 12
2. Tujuan Layanan Informasi ... 13
3. Macam-macam Layanan Informasi... 15
5. Teknik Layanan Informasi ... 19
B. Persepsi ... 21
1. Pengertian Persepsi ... 21
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 22
3. Jenis-jenis Persepsi... 23
4. Unsur Persepsi ... 25
C. Narkoba ... 27
1. Pengertian Narkoba ... 29
2. Jenis-Jenis Narkoba ... 30
3. Ciri-ciri Penyalahgunaan Narkoba ... 37
4. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ... 41
5. Tempat-tempat Rawan Penyalahgunaan Narkoba ... 45
6. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba ... 47
D. Penelitian Relevan ... 48
E. Kerangka Pikir Penelitian ... 49
F. Hipotesis Penelitian ... 51
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 52
B. Desain Penelitian ... 53
C. Variabel Penelitian ... 53
D. Definisi Operasional ... 54
E. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 56
1. Populasi Penelitian ... 56
2. Teknik pengambilan Sampel ... 57
F. Teknik Pengumpulan Data ... 58
1. Kuesioner (Angket) ... 59
3. Observasi ... 60
G. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 61
H. Pengujian Instrument Penelitian ... 64
1. Uji Validitas ... 64
2. Uji Reliabilitas ... 65
I. Teknik Analisis Data ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 68
1. Profil Umum Penyalahagunaan Narkoba ... 69
a. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat Sasaran ... 70
b. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah Dipahami ... 71
c. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat Waktu ... 72
d. Gambaran Persepsi Penylahgunaan Narkoba Pada Indikator Menyeleksi ... 73
e. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur ... 74
f. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Menginterpretasikan Masukan Informasi Untuk Menciptakan Gambaran Yang Berarti ... 75
2. Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik ... 81
3. Hasil Uji Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik ... 81
C. Keterbatasan Penelitian ... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 108 B. Saran ... 109
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Persepsi Peserta Didik Tentang Narkoba ... 5
2. Devinisi Operasional ... 58
3. Populasi Penelitian ... 59
4. Sampel Penelitian ... 60
5. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 65
6. Gambaran Umum Persepsi Penyalahgunaan Narkoba ... 70
7. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Tepat Sasaran ... 71
8. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Mudah Dipahami ... 72
9. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Tepat Waktu ... 73
10. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Menyeleksi ... 74
11. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Mengatur ... 75
12. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Menginterpretasikan .. 76
13. Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Naroba Secara Keseluruhan ... 82
14. Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat Saran ... 84
15. Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah Dipahami ... 87
17. Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba
Pada Indikator Mengatur ... 93
18. Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia baik
dengan cara diminum, dihisap, maupun disuntikkan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan seseorang yang dapat menimbulkan halusinasi, ketergantungan fisik, dan efek psikologis.2 Dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 disebutkan bahwa narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.3 Berdasarkan uraian Undang-Undang tersebut dapat dianalisis bahwa buruknya dampak narkoba bagi tubuh manusia baik secara fisik maupun psikis yang dapat menimbulkan ketergantungan.
Larangan mengkonsumsi narkoba atau yang memabukkan dan sejenisnya
diharamkan dalam ajaran agama Islam. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
2
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Mengenal Penyalahgunaan Narkoba (Jakarta: BNN RI, 2007), h. 8.
3
tentang larangan manusia untuk mengkonsumsi yang bersifat haram dan memabukkan, adalah sebagai berikut:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Maidah : 90-91).4
Berdasarkan Q.S Al-Maidah ayat 90-91 dapat disimpulkan bahwa perbuatan (meminum) khamar, berjudi, menyembah berhala, mengundi nasib, termasuk narkoba adalah perbuatan keji yang termasuk ke dalam perbuatan syaitan yang sangat dibenci
oleh Allah SWT. Sebagai umat muslim yang beriman maka jauhilah hal-hal tersebut agar mendapat keberuntungan baik di dunia maupun akhirat, dan senantiasa selalu
mengingat Allah SWT dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
4
Indonesia pada tahun 2015 mencapai jumlah angka hingga 5,8 juta jiwa penyalahgunaan narkoba.5 Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah ganja, shabu-shabu, dan ekstasi. Sebagian besar penyalahgunaan narkoba berada pada kelompok coba-coba terutama pada kelompok remaja. Menurut laporan UNODC
(lembaga survei internasional) Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama dalam jumlah tersangka narkoba di ASEAN.6 Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya jumlah penyalahgunaan narkoba dari semua kalangan yang semakin meningkat
disetiap tahunnya, selain itu Indonesia saat ini menjadi salah satu jalur utama dalam perdagangan narkoba. Hal ini terlihat banyaknya narkoba yang diperdagangkan dan
diselundupkan oleh sindikat internasional yang terorganisasi.
Sebagai Negara dengan populasi muda yang besar, permintaan narkoba cukup tinggi dan menjadi pasar narkoba yang besar juga. Indonesia saat ini menjadi sasaran
yang empuk peredaran narkoba dengan bukti semakin meningkatnya jumlah pengguna narkoba disetiap tahunnya sehingga pada 2015 Indonesia dinyatakan dalam
kondisi darurat narkoba. Target yang paling rawan menjadi sasaran operasi pengedar narkoba adalah remaja. Hal ini terjadi karena usia remaja merupakan usia yang sedang dalam pencarian jati diri sehingga usia remaja menjadi usia yang sangat
mudah untuk dipengaruhi. Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terkait (seperti Biologi dan fisiologi) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu
5
Phadli Harahap, “Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia” (On - Line), tersedia di: http://m.kompasiana.com/phadli/jumlah-pengguna-narkoba-di-indonesia. (10 April 2016).
6
masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan sehingga masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa bukan hanya dalam artian
psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala utama dalam pertumbuhan remaja, sedangkan
perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan-perubahan-perubahan fisik tersebut.7
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Pada usia tersebut remaja juga sedang mangalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Remaja sebetulnya
tidak mempunyai tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri”.8 Selain disebabkan oleh hal tersebut,
informasi/pengetahuan menjadi faktor mengapa usia remaja dapat dijadikan sasaran
yang empuk bagi pengedar narkoba. Ini terbukti dengan masih kurangnya pengetahuan remaja tentang narkoba, jenis-jenis narkoba, dan dampak buruk bagi tubuh maupun masa depan mereka dimasa kelak. Penyalahgunaan narkoba
dikalangan remaja kebanyakan hanya sekedar ingin tahu atau coba-coba, ikut gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan yang sedang dialami seseorang, dan
lain-lain.
7
Sarlito Wirawan S, Psikologi Remaja (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 8.
8
Berdasarkan survei pra penelitian yang dilakukan pada tanggal 26 November 2015 dengan melakukan wawancara terhadap peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung untuk mengetahui persepsi peserta didik yang berkaitan dengan dampak penyalahgunaan narkoba dengan memperhatikan indikator dari persepsi pengetahuan.
Berikut hasil survei pra penelitian yang peneliti lakukan pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1
Persepsi Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tentang Narkoba
No Pertanyaan Tentang Narkoba
Interval Jawaban dan Jumlah Peserta Didik Sangat Paham (4) Cukup Paham (3) Kurang Paham (2) Tidak Paham (1)
1 Pengetahuan Narkoba 7 10 11 16
2 Ciri-ciri Narkoba 7 9 10 16
3 Jenis-jenis Narkoba 6 9 10 18
4 Dampak Penyalahgunaan
Narkoba 7 10 11 18
5 Penyakit Akibat Narkoba 6 9 11 18
6
Langkah yang dilakukan Jika Sudah Terlanjur Menyalahgunakan Narkoba
6 11 11 19
7 Slogan dan Kampanye Anti
Narkoba 6 11 12 20
8 Perundang-Undangan
Narkoba 5 10 13 20
Total 50 79 89 145
Jumlah Total 363
Sumber: Hasil Wawancara Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/20179
9
Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa dari 363 jumlah total peserta didik yang berada pada kategori penilaian sangat paham sebanyak 50 peserta didik,
pada kategori penilaian cukup paham sebanyak 79 peserta didik, pada kategori penilaian kurang paham sebanyak 89 peserta didik, dan pada kategori penilaian tidak
paham sebanyak 145 peserta didik. Artinya terdapat 35,53% peserta didik yang pengetahuannya tentang narkoba sudah baik sedangkan 64,47% peserta didik yang pengetahuannya tentang narkoba masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara
terhadap peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung dapat ditarik kesimpulan bahwa masih rendahnya persepsi peserta didik di kelas VII terhadap pengetahuan
mengenai narkoba, ciri-ciri narkoba, jenis-jenis narkoba, serta dampak penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hal tersebut untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba dikarenakan kurangnya pengetahuan
terhadap narkoba dikalangan peserta didik diperlukan suatu layanan dan kegiatan yang tepat. Jika tidak dilakukan pengantisipasian sejak dini dikhawatirkan jumlah
penyalahgunaan dikarenakan kurangnya pengetahuan narkoba semakin meningkat terutama dikalangan perserta didik pada tingkatan sekolah menengah pertama.
Dampak yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba adalah ketagihan
yang dapat membuat si pengguna tidak bisa lepas dari jerat narkoba. Bahkan apabila dosis yang digunakan semakin tinggi dan jangka waktu pemakaian semakin lama,
maka gejala yang timbul akan semakin berat hingga mengakibatkan kematian. Menurut Isnaini Wahyuningtyas akibat terkecil dari penyalahgunaan narkoba adalah
dosis dapat menimbulkan gangguan fisik, psikis, dan gangguan fungsi sosial bahkan
hingga menyebabkan kematian.10
Peran yang dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) di SMP Negeri 13 Bandar Lampung adalah dengan memberikan layanan informasi tentang narkoba,
namun hal tersebut belum efektif dilakukan karena kurangnya media yang digunakan dan penyampaian yang kurang menarik atau monoton.
Sekolah merupakan tempat peserta didik untuk menuntut ilmu dan bersosialisasi.
Oleh karena itu sekolah memiliki peran penting dan utama dalam mengantisipasi meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar. Upaya yang dapat
dilakukan oleh pihak-pihak sekolah adalah dengan menerapkan layanan informasi. Sekolah perlu mengadakan informasi mengenai narkoba secara menyeluruh kepada peserta didik sehingga dapat menambah pengetahuan peserta didik dan mengerti
secara utuh dan mampu mengambil langkah yang benar. Hal yang dapat dilakukan oleh Bimbingan dan Konseling (BK) untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan
narkoba terhadap peserta didik adalah dengan memberikan informasi yang benar dan tepat kepada peserta didik tentang hal-hal yang terkait dengan narkoba. Informasi bahaya penggunaan narkoba yang disampaikan harus secara spesifik, utuh dan
menyeluruh sehingga informasi yang di dapat oleh peserta didik tidak setengah-setengah. Jika peserta didik tidak mendapatkan informasi yang seutuhnya terkait
10
dampak narkoba maka itu akan berbahaya bagi peserta didik itu sendiri dalam pengambilan keputusan.
Layanan informasi merupakan layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.11 Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh
yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) dalam menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.12
Layanan informasi ini dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap
narkoba karena layanan informasi ini dapat membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal-hal mengenai narkoba dari
pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga dampaknya bagi peserta didik. Untuk itu peran sekolah sebagai proses pendidikan sangat diperlukan dalam proses pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar.
Penggunaan layanan informasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap dampak penyalahgunaan narkoba sehingga dapat mencegah
11
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intlegensi) (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007), h. 147.
12
terjadinya penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar khususnya di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1.Terdapat 234 peserta didik dari 363 peserta didik di kelas VII yang belum mengetahui mengenai narkoba, ciri-ciri narkoba, jenis-jenis narkoba, serta
dampak penyalahgunaan narkoba.
2.Belum efektifnya layanan informasi yang dilakukan pihak-pihak sekolah
untuk pengetahuan peserta didik terhadap narkoba. C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan untuk mengetahui masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini agar tidak terlalu luas cakupannya, maka berdasarkan latar belakang masalah, peneliti membatasi permasalahannya adalah “Pengaruh layanan
informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang sudah diuraikan tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh layanan
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh persepsi peserta didik kelas VII penyalahgunaan narkoba dengan menerapkan layanan informasi.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1.Bagi peserta didik
a. Untuk membantu peserta didik dalam memberikan pengetahuan peserta
didik terhadap dampak buruk penyalahgunaan narkoba
b. Peserta didik dapat memahami dampak yang diakibatkan oleh
penyalahgunaan narkoba
c. Dapat mengambil manfaat setelah diberikan layanan informasi sehingga
peserta didik dapat menjauhi narkoba
2.Bagi guru
Kegunaan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru Bimbingan Konseling dan kepala sekolah serta pemerintah untuk mengantisipasi masuknya narkoba di lingkungan sekolah.
3. Bagi peneliti
a. Memperoleh tambahan pengetahuan setelah memberikan
informasi-informasi penyalahgunaan narkoba
G. Ruang Lingkup
Agar penelitian dapat mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya, maka
peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut: objek penelitian ini adalah pengaruh layanan informasi terhadap persepsi tentang penyalahgunaan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Layanan Informasi
Pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan terhadap sasaran layanan
baik secara individu maupun kelompok. Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Salah satu jenis layanan atau kegiatan
dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah layanan informasi. 1. Pengertian Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan kegiatan yang diberikan oleh seseorang pembimbing untuk memberikan pelayanan dan memberikan sekumpulan data/fakta kepada peserta didik terkait dengan pendidikan, kerja, dan lain sebagainya sehingga
peserta didik tidak salah dalam pengambilan keputusan. Untuk menjalani kehidupan sehari-harinya seseorang memerlukan berbagai informasi agar ia mampu melakukan
perencanaan dalam kehidupnnya. Layanan informasi menurut Prayitno dan Erman Amti adalah kegiatan yang memberikan pemahaman kepada individu-individu yang
dikehendaki.13 Sedangkan menurut Zainal Aqib layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
dan pengambilan keputusan untuk peserta didik.14 Selanjutnya Tohirin
mengungkapkan bahwa layanan informasi bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan
tentang proses perkembangan anak muda.15
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan informasi merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor
atau pembimbing kepada seseorang atau sekelompok individu guna memberikan bantuan yang berupa informasi sebagai acuan dalam meningkatkan prestasi belajar, dan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk individu tersebut.
2. Tujuan Layanan Informasi
Layanan informasi sangat baik jika diterapkan pada peserta didik untuk
membekali mereka dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan pribadi sosial. Menurut Tohirin tujuan dari layanan informasi adalah agar individu (siswa) mengetahui informasi
yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan
13
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 259.
14
Zainal Aqib, Iktisar Bimbingan dan Konseling Disekolah (Jakarta: Yrama Widya, 1991), h. 80.
15
perkembangnnya dirinya.16 Sedangkan menurut Zainal Aqib tujuan layanan informasi adalah untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang
berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.17 Selanjutnya Yusuf Gunawan berpendapat bahwa ada dua tujuan layanan informasi yang bersifat umum dan khusus, antara lain:18
Tujuan layanan informasi bersifat umum sebagai berikut:
a. mengembangkan pandangan yang luas dan realistis mengenai kesempatan-
kesempatan dan masalah-masalah kehidupan pada setiap tingkatan pendidikan;
b. menciptakan kesadaran akan kebutuhan dan keinginan yang aktif untuk
memperoleh informasi yang tepat pendidikan, pekerjaaan sosial pribadi;
c. mengembangkan ruang lingkup yang luas mengenai kegiatan, pendidikan
pekerjaan sosial budaya;
d. membantu siswa untuk menguasai teknik memperoleh dan menafsirkan
informasi agar siswa semakin maju dalam mengarahkan dan memimpin dirinya sendiri;
e. mengembangkan sifat dan kebiasaan yang akan membantu siswa dan
mengambil keputusan, penyesuaian, yang produktif dan memberikan keputusan pribadi; dan
f. menyiapkan bantuan untuk pilihan tertentu yang progresif terhadap aktifitas khusus sesuai dengan kemampuan minat dan bakat individu.
Sedangkan tujuan khusus tujuan layanan informasi adalah sebagai berikut:
1) memberikan pengertian tentang lapangan pekerjaan yang luas
dimasyarakat;
2) mengembangkan sarana yang dapat membantu siswa untuk mempelajari
secara insentif beberapa lapangan yang tersedia dan yang selektif;
3) membantu siswa agar lebih mengenal/dekat dengan kesempatan kerja dan pendidikan dilingkungan masyarakat;
16
Tohirin, Loc.Cit. h. 142.
17
Zainal Aqib, Loc.Cit, h. 80.
18
4) mengembangkan perencanaan sementara dalam bidang pekerjaan dan pendidikan yang didasarkan pada belajar eksplorasi sendiri; dan
5) memberikan teknik-teknik khusus yang dapat membantu para siswa untuk
menghadapi kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah setelah
meninggalkan sekolah, seperti memperoleh pekerjaan, melanjutkan program berikutnya atau membentuk rumah tangga.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan
informasi adalah untuk membekali peserta didik dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna dan bermanfaat untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat.
3. Macam-macam Layanan Informasi
Macam-macam informasi yang menjadi layanan ini bervariasi tergantung kepada kebutuhan para peserta layanan. Informasi yang menjadi isi layanan harus mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno dan
Erman Amti pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak terbatas. Namun, khususnya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan
dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu: (a) informasi pendidikan; (b) informasi pekerjaan; dan (c) informasi sosial budaya.19
a. Informasi Pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan.
Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (1) pemilihan program studi; (2) pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya; (3) penyesuaian
19
diri dengan program studi; (4) penyesuaian diri dengan suasana belajar, dan (5) putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau informasi
untuk dapat membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.
b. Informasi Jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja
dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan
diri selanjutnya.
c. Informasi Sosial Budaya
Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang
meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan kepercayaan, bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat atau daerah
tertentu.
Sedangkan Budi Purwoko juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang penting bagi para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:20
1) kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para karyawan, bagian administrasi, dan sebagainya;
2) informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari
kurikulum yang berlaku;
20
3) informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para pembimbingnya; dan
4) informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari doktor, para perawat kesehatan.
Selanjutnya menurut Winkel dan Sri Hastuti memberikan gambaran bahwa data
dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga tipe dasar, yaitu:21
a) informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data
mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat;
b) informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai
jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan/corak pekerjaan tertentu; dan
c) informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman
terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa materi layanan informasi pada dasarnya tidak terbatas. Khusus dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa dibedakan menjadi empat tipe yaitu, informasi dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.
Namun demi tercapainya tujuan dari layanan informasi maka materi informasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan layanan informasi itu sendiri.
21
Dari berbagai jenis-jenis informasi yang digunakan, maka dalam penelitian ini jenis metode yang digunakan adalah informasi pendidikan.
4. Metode Layanan Informasi di Sekolah
Layanan informasi dapat dilakukan secara langsung dan terbuka oleh
pembimbing kepada seluruh peserta didik di sekolah. Metode yang digunakan bervariasi tergantung jenis informasi dan jenis karakteristik peserta layanan. Menurut Prayitno dan Erman Amti pemberian informasi kepada peserta didik dapat dilakukan
dengan berbagai cara sebagai berikut:22
a. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan disekolah.
b. Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri maupun oleh konselor, atau guru.
c. Karya Wisata
Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok. Pertama, membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka. Kedua, memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat membantu pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah dalam masyarakat.
d. Buku panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi yang berguna.
e. Konferensi karier
Dalam konferensi karier para narasumber dari kelompok-kelompok usaha, jawatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang,
mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan dan
latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.
22
Sedangkan menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang menjelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam layanan informasi adalah sebagai berikut:23
1) ceramah;
2) diskusi atau tanya jawab;
3) bacaan buku, selembaran dan brosur;
4) gambar, slide, pemutaran film;
5) karyawisata;
6) melalui mata pelajaran tertentu;
7) melalui kelas khusus;
8) hari karier;
9) hari perguruan tinggi; dan
10) wawancara dalam rangka konseling.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa layanan-layanan
yang diberikan disekolah membantu peserta didik untuk mengetahui berbagai hal mengenai informasi, dan mengetahui berbagai macam mata pelajaran yang kurang di pahami oleh peserta didik, serta pemahaman yang sudah didapatkan dapat menjadi
pedoman untuk belajar selanjutnya. Dari berbagai metode layanan informasi, maka dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi atau
tanya jawab, dan gambar.
5. Teknik Layanan Informasi
Teknik merupakan cara atau langkah-langkah yang dilakukan seseorang untuk
melakukan kegiatan. Tohirin mengemukakan beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi:24
23
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Bimbingan Konseling Sekolah, I (Semarang: KIP Press, 1993), h. 82.
24
a. Ceramah, tanya jawab dan dikusi. Teknik ini paling umum yang digunakan dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan termasuk pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Melalui media, penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media tentu
alat peraga, media tulis, media gambar, poster, dan media elektronik seperti radio, tepe recorder, film, televisi, internet, dan lain-lain.
c. Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini dilakukan berkenaan
dengan acara khusus di sekolah atau madrasah, misalnya: “hari tanpa asap
rokok” hari kebersihan lingkungan hidup”, dan sebagainya.
d. Narasumber. Layanan informasi juga bisa diberikan kepada peserta
layanan dengan mengundang narasumber (manusia sumber). Misalnya tentang obat-obatan terlarang, narkoba, mengundang dinas kesehatan, kepolisian.
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi langkah-langkah layanan informasi yakni:25 1) Langkah Persiapan
a) menentukan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya;
b) mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi;
c) mengetahui sumber-sumber informasi;
d) menetapkan teknik penyampaian informasi;
e) menetapkan jadwal dan waktu kegiatan; dan
f) menetapkan ukuran keberhasilan.
2) Langkah Pelaksanaan
a) usahakan menarik minat para siswa;
b) berikan informasi secara sistematis, dan sederhana sehingga jelas isi dan manfaatnya;
25
c) berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari
d) persiapan sebaik mungkin;
e) bila menggunakan teknik langsung dan tidak langsung usahakan
tidak terjadi kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa, sukar untuk mengubahnya; dan
f) usahakan selalu bekerja sama dengan guru mata pelajaran, dan wali
kelas, agar isi informasi yang diberikan guru, wali kelas dan guru Bimbingan Konseling tidak saling bertentangan atau ada
keselarasan antara sumber informasi. 3) Langkah Evaluasi
Pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan penyajian
informasi. Langkah evaluasi ini sering kali dilupakan sehingga tidak diketahui sampai sejauh mana siswa mampu menangkap informasi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui layanan informasi ini dapat membantu peserta didik dalam menentukan langkah-langkah untuk mendapatkan informasi yang sistematis dan jelas tidak setengah-tengah, peserta
didik dapat mengetahui berbagai informasi ceramah, melalui media, acara khusus dan lain-lain. Layanan informasi dimungkinkan dapat menjadi penyajian informasi yang
tepat.
1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pandangan, pendapat dan penilaian seseorang berdasarkan
hasil pengamatan alat inderanya dengan jalan menginterpretasikan stimulus-stimulus yang diterimanya. Menurut Gibson, pengertian persepsi merupakan proses untuk
memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif (pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap rangsangan (stimulus) yang
muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi
dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal ini terjadi karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada objek tertentu, maka masing-masing objek akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang
sama.26 Sedangkan menurut Kotler menyatakan bahwa persepsi adalah proses
bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat selektif.27 Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan persepsi adalah pemahaman suatu objek, pristiwa yang dilihat dengan penafsiran serta perbedaan
26
Rahmad Hidayat, “Persepsi Siswa Tentang Pribadi Konselor Yang Diharapkan Siswa di SMP
Negeri 2 Tersono Tahun Ajaran 2013/2014”. (On – Line) tersedia di:
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11.artikel.fely_danretno. (14 Desember 2016).
27
antara hal ini melalui proses mengamati dan mengartikan setelah panca indera mendapat rangsangan.
Selanjutnya Walgito menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
a. tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
pengalaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia;
b. tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris;
c. tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor; dan
d. tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah
faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Sedangkan menurut Robbins bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini antara lain:
a. pelaku persepsi (perceiver);
b. objek atau yang dipersepsikan; dan
Oskamp (dalam Hamka), membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:
a. faktor-faktor ciri dari objek stimulus;
b. faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat;
c. faktor-faktor pengaruh kelompok; dan
d. faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.
3. Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.
a. Persepsi Visual
Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari
indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.
b. Persepsi Auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara.
c. Persepsi Perabaan
Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan subkutis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang;
terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi
dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya
berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
d. Persepsi Penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau
perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata. Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi
zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia
terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat
kecil, disebut dengan bau.
e. Persepsi Pengecapan
dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada
kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun.28
3. Unsur Persepsi
Komponen atau unsur utama dalam persepsi menurut Mar’at yaitu seleksi
dan interpretasi. Seleksi yang dimaksud adalah proses penyaringan terhadap stimulus
pada alat indera. Interpretasi sendiri merupakan suatu proses untuk
mengorganisasikan informasi, sehingga mempunyai arti bagi individu. Dalam
melakukan interpretasi itu terdapat pengalaman masa lalu serta sistem nilai yang dimilikinya. Sistem nilai di sini dapat diartikan sebagai penilaian individu dalam
mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus tersebut akan diterima atau ditolak. Sementara itu, pendapat lain dikemukakan oleh Depdikbud. Unsur-unsur persepsi meliputi: 1) Seleksi, yang erat hubungannya dengan pengematan atau
stimulus yang diterima dari luar; 2) Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti; 3) Tingkah laku sebagai reaksi.
Menurut Slameto mengemukan beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang efektif :
1. Persepsi itu relatif bukannya absolut
28 Widayani. “Persepsi Akuntan Mahasiswa Akuntansi”. (On – Line), tersedia di:
Dalam hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar dari pada rangsangan
yang datang kemudian. 2. Persepsi itu selektif
Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan bergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada
suatu saat menarik perhatiannya dan kearah mana persepsi itu mempunyai kecendrungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan
seseorang menerima rangsangan.
3. Persepsi itu mempunyai tatanan
Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan
menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan yang datang tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri
sehingga hubungan itu menjadi jelas. Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukan bahwa pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang baik.
Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih untuk
diterima, selanjutnya bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.
5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang
atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.
Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
perbedaan dalam motivasi.29
C. Narkoba
1. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan senyawa kimia yang berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus dapat menimbulkan kecanduan, ketergantungan, dan
dapat menyebabkan penurunan atau kesadaran pada si pemakainya, sehingga narkoba dapat menyebabkan kematian. Menurut Yusuf Apandi narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya yang sering diartikan NAZA (Narkotik,
Alkohol dan Zat Adiktif lainnya).30 Sedangkan menurut Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana menyatakan ”napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif) adalah
istilah kedokteran untuk sekelompok zat yang jika masuk ke dalam tubuh
29
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h. 103-105.
30
menyebabkan ketergantungan (adiktif) dan berpengaruh pada kerja otak (psikoaktif).31
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa narkoba adalah
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adaktif lainya, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Kadang disebut juga Napza
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif). Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai efek samping seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis lainnya. Pemakai narkoba yang berlebihan dan ketergantungan dapat menimbulkan kematian.
Menurut Yusuf Apandi narkoba dapat diidentifikasikan menjadi 3 golongan, yakni narkotik, psikotropika, dan obat atau zat berbahaya (zat adiktif).32
a. Narkotik
Narkotik adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintes maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan bagi
pemakainya (UU RI NO. 22/1997). Narkotik digolongkan menjadi 3 yakni:
1) Narkotik Alami
Narkotik alami adalah narkotik yang dihasilkan oleh tumbuhan-tumbuhan. Yang termasuk kedalam narkotik alami: opium, ganja
kokain, kokain.
31
Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h. 5.
32
2) Narkotik Sintesis
Narkotik sintesis adalah narkotik yang bukan dihasilkan dari tumbuhan, melainkan diolah secara kimia. Yang termasuk kedalam
narkotik sintesis: Amfetamin, Dekssamferamin, Penthidin, Meperidin, Methadon, Dipipanon, Dekstropakasifen, LSD (Lisergik, Dietilmid).
3) Narkotik Semi Sintesis
Narkotik semi sintesis adalah zat yang diperoses sedemikian rupa melalui proses ekstraksi dan isolasi. Contohnya: morfin, heroin,
kodein, dan lain-lain. b. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat alamiah maupun sintesis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat (SSP) yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dari
prilaku (UU RI NO. 5/1997). Obat-obat psikotropika dibagi 4 golongan, yaitu:
1) Psikotropika golongan I: Psikotropika yang tidak digunakan untuk
tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat; 2) Psikotropika golongan II: Psikotropika yang berkhasiat terapi, tetapi
dapat menimbulkan ketergantungan;
3) Psikotropika golongan III: Psikotropika dengan efek ketergantungan
4) Psikotropika golongan IV: Psikotropika yang efeknya ketergantungannya ringan.
c. Zat-zat Adiktif
Zat-zat adiktif, yaitu zat yang dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati
dan prilaku seseorang, namun tidak tergolong dalam narkotik maupun obat-obat psikotropika, serta berpotensi menimbulkan ketergantungan. Yang termasuk zat adiktif antara lain: alkohol (minuman keras), jamur
yang mengandung Psilosibina dan Psiosina, kecubung, dan solvents. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa narkotik, psikotropika,
dan zat adiktif merupakan obat-obatan terlarang yang dapat menimbulkan ketergantungan dan berpengaruh terhadap sistem saraf manusia, sehingga narkoba dilarang untuk digunakan secara berlebihan dan tidak untuk di pergunakan tanpa izin
dari pihak kedokteran.
2. Jenis-jenis Narkoba
Penggunaan narkoba mempunyai dampak buruk bagi manusia jika disalahgunakan, adapun jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan menurut
BNN RI (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia) antara lain:33
a. Ekstasy
Dikenal dengan nama inex, I, kancing huge drug, yuppie drug, essence,
clarity, butterfly, black hear, dll. Bentuknya : Berupa tablet dan kapsul
33
Warna : Bermacam-macam Penggunaan : Ditelan
Efek :
1) timbul rasa gembira secara berlebihan. Banyak orang
mengkonsumsi ekstasy untuk tujuan bersenang-senang. Ekstasy banyak digunakan oleh anak-anak muda agar
dapat berpesta/diskotik sepanjang malam;
2) merasa cemas;
3) tidak mau diam (hiperaktif);
4) rasa percaya diri meningkat;
5) mengalami keringat dan gemetar; dan
6) susah tidur. b. Ganja
Dikenal dengan nama Cannabis, Marijuana, Hasish, Gelek, Budha Stick, Cimeng, Grass, Rumput, Sayur.
Bentuk : Berupa tanaman yang dikeringkan, daun ganja bentuknya
memanjang, pingirannya bergerigi, ujungnya lancip, urat daun memajang ditengah pangkal hingga ujung bila diraba bagian
Warna : Ganja hijau atau segar dan berubah coklat bila sudah lama dibiarkan karena kena udara dan panas.
Pengunaan : Dihisap dari gulungan menyerupai rokok atau dapat juga dihisap dengan menggunakan pipa rokok.
Efek :
1) denyut jantung semakin cepat, temperatur badan menurun,
mata merah;
2) Nafsu makan bertambah;
3) santai, tenang dan melayang-layang;
4) fikiran selalu rindu pada ganja;
5) daya tahan menghadapi problema jadi lemah;
6) malas, apatis;
7) tidak peduli dan kehilangan sangat untuk belajar maupun bekerja; dan
8) persepsi waktu dan pertimbangan intelektual maupun
moral terganggu.
c. Cocain
Berasal dari tanaman coca yang banyak dijumpai di Colombia di Amerika
latin
Bentuk : Berupa bubuk, daun coca, buah cocain kristal
Warna : 1) cairan berwarna putih/tidak bewarna;
3) tablet bewarna putih; dan 4) bubuk/serbuk seperti tepung.
Penggunaan: Dengan cara menghirup melalui hidung dengan menggunakan alat penyedot (sedotan) atau dapat juga dibakar bersama-sama
dengan tembakau (rokok), ditelan bersama minuman, atau disuntikan pada pembuluh darah.
Efek :
a) tidak bergairah kerja; b) tidak bisa tidur;
c) halusinasi;
d) tidak nafsu makan;
e) berbuat dan berfikir tanpa tujuan; dan
f) merasa gairah dan cemas berlebihan.
d. Morfin dan Heroin
Nama lain Putaw, Smack Junk, Horse, H, PT, Etep, Bedak Putih
Bentuk : Berupa serbuk
Warna : Putih, abu-abu, kecoklatan hingga coklat tua
Penggunaan: Dengan cara menghirup asepnya setelah bubuk heroin dibakar diatas kertas timah pembungkus rokok (sniffing) atau dengan
menyuntikkan langsung kepembuluh darah setelah eroin dilarutkan dalam air.
1) menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan “dungu” jalan mengambang;
2) rasa sakit seluruh badan;
3) badan gemetar, jantung berdebar-debar;
4) susah tidur dan nafsu makan berkurang;
5) matanya berair dan hidungnya selalu ingusan;
6) problem pada kesehatan : bengkak, pada daerah
menyuntik, tetanus, HIV/AIDS, Hepatitis B dan C, problem jantung, dada dan paru-paru, serta sulit buang air
besar, pada wanita mengganggu sirkulasi menstruasi.
e. Shabu
Dikenal dengan nama, Ubas, SS, Mecin.
Bentuk : Berupa kristal
Warna : Putih
Penggunaan : Dibakar dengan menggunakan aluminium foil dan asapnya dihirup melalui hidung. Dibakar dengan menggunakan botol kaca khusus (bong) dan disuntikkan.
Efek :
1) badannya merasa lebih kuat dan energik
(meningkatkan stamina); 2) tidak mau diam (hiperaktif);
4) rasa ingin di perhatikan orang lain;
5) nafsu makan berkurang akibatnya badan semakin
kurus, sering digunakan sebagai salah satu alternatif pengurus badan;
6) jantungnya berdebar-debar;
7) tekanan darah meningkat; dan
8) mengalami gangguan pada fungsi sosial dan
pekerjaan. f. Inhalen
Yakni zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thinner)
Penggunaan : Dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian mendadak, seperti tercekik (Sudden, Sniffing, Death
Syndrome).
Efek :
1) hilang ingatan; 2) tidak dapat berfikir;
3) mudah berdarah dan memar;
4) kerusakan sistem syaraf utama;
5) kerusakan hati dan ginjal;
6) sakit maag;
7) sakit pada waktu buang air kecil; dan
g. Alkohol
Alkohol adalah minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari
bahan hasil pertanian yang mengandung karbohitrat dengan cara fermentasi atau destiasi, baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain,
mencampur konsentrat dengan ethanol, ataupun dengan proses pengenceran minuman yang mengandung ethanol.
Efek :
1) menyebabkan depresi pada sisem syaraf pusat;
2) jika penggunaan dicampur dengan obat lain si pemakai akan pingsan atau kejang-kejang tidak sadar diri;
3) menyebabkan oedema otak (pembengkakan dan terbendungnya
darah dari otak);
4) mengakibatkan mundurnya kepribadian;
5) peradangan dilambung (gastritis); dan
6) melemahnya jantung dan hati menjadi keras.
h. Tembakau/rokok
Zat yang berhubungan luas penggunaan tembakau biasanya dalam bentuk rokok.
Efek :
1) menyumbat saluran-saluran darah baik dari maupun menuju
2) menimbulkan penyakit kanker; dan
3) impotensi dan gangguan kehamilan dan jantung.
i. Obat Penenang
(Obat Tidur, Pil Koplo, BK, Nipam, Valium, Lexotan dan Lain-Lain)
Bentuk : Tablet, Kapsul, Serbuk
Penggunaan: Ditelan secara langsung
Efek :
1) bicara jadi pelo, memperlambat respons fisik, mental dan emosi. Dalam dosis tinggi akan membuat pengguna tidur kemudian akan menimbulkan perasaan cemas, sensitive
dan marah;
2) penggunaan campuran dengan alkohol dapat berakibat
kematian; dan
3) gejala putus zat berakibat halusinasi buruk, bingung. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa narkoba dapat
menimbulkan ketergantungan dan kecanduan yang berlebihan, efek yang ditimbulkan berakibat buruk bagi pengguna/pemakainya. Pemakaian narkoba yang berdosis tinggi
3. Ciri-ciri Penyalahgunaan Narkoba
Mereka yang mengkonsumsi narkoba akan mengalami gangguan mental dan
perilaku, akibat terganggunya sistem neuro transmiter pada sel-sel susunan saraf pusat diotak. Gangguan pada sistem ini mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif
atau pikiran, prilaku atau alam perasaan/mood/emosi/ dan psikomotor. BNN RI menerangkan ciri-ciri seseorang penyalahgunaan narkoba sebagai berikut:34
a. Fisik
Ciri-ciri fisik penyalahgunaan narkoba, antara lain:
1) kesehatan fisik dan penampilan menurun;
2) badan kurus, lemah, malas;
3) mata kemerah-merahan;
4) muka pucat dan bibir kehitaman;
5) berkeringat secara berlebihan;
6) badan gemeteran;
7) bicara cadel;
8) mata berair;
9) bekas suntikan di tangan;
10) batuk, pilek berkepanjangan;
11) sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas;
12) nafsu makanan menurun;
13) suhu badan tidak beraturan;
14) dalam keadaan yang sudah parah, pernapasan lambat dan dangkal;
15) pupil mata menurun;
16) kejang otot; dan
17) kesadaran makin lama makin menurun.
b. Emosi
Ciri-ciri emosi penyalahgunaan narkoba, antara lain:
34
1) sangat sensitif dan cepat bosan;
2) jika ditegur atau dimarahi malah membangkang dan menantang;
3) mudah tersinggung, cepat emosi;
4) curiga berlebihan sampai tingkat waham (tidak sejalan antara pikiran
dengan kenyataan); 5) ketakutan luar biasa; 6) hilang ingatan (gila);
7) berusaha menyakiti diri sendiri; dan 8) selalu berada di dunia khayalan.
c. Prilaku
Ciri-ciri prilaku penyalahgunaan narkoba, antara lain:
1) susah diajak bicara;
2) kurang disiplin;
3) sering menghindari kontak mata langsung;
4) suka membolos dan malas belajar;
5) mengabaikan kegiatan ibadah;
6) menarik diri dari aktifitas bersama keluarga;
7) apabila permintaannya tidak dituruti, ia menjadi lebih mudah
tersinggung;
8) bicara kasar kepada orang lain disekitarnya termasuk kepada orang
9) bersandiwara /memanipulasi keadaan atau berpura-pura; 10) sulit berkonsentrasi;
11) selalu kehabisan uang, sering meminjam dengan orang lain;
12) mulai menjual barang milik sendiri; dan
13) sering membawa obat tetes mata, memakai kaca mata hitam untuk menutup matanya yang merah berair.
Sedangkan menurut Yusuf Apandi karakteristik pribadi penyalahgunaan narkoba,
sebagai berikut:
e. Ciri-ciri Fisik Penyalahguna Narkoba
1) berat badan menurun karena nafsu makan yang tidak menentu;
2) muka pucat/kuyu;
3) mata merah/cekung;
4) bibir hitam pucat;
5) bicara cadel;
6) keadaan kurang terurus;
7) sukar buang air besar dan kecil; dan
8) tangan dan lengan ada bekas tusukan jarum (seperti gigitan nyamuk), bengkak dan merah goresan jaringan.35
f. Ciri-ciri Emosi Penyalahgunaan Narkoba
1) sifat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif dan destruktif;
2) mempunyai p