• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pandangan, pendapat dan penilaian seseorang berdasarkan hasil pengamatan alat inderanya dengan jalan menginterpretasikan stimulus-stimulus yang diterimanya. Menurut Gibson, pengertian persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif (pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap rangsangan (stimulus) yang muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal ini terjadi karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada objek tertentu, maka masing-masing objek akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang

sama.26 Sedangkan menurut Kotler menyatakan bahwa persepsi adalah proses

bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat selektif.27 Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan persepsi adalah pemahaman suatu objek, pristiwa yang dilihat dengan penafsiran serta perbedaan

26

Rahmad Hidayat, “Persepsi Siswa Tentang Pribadi Konselor Yang Diharapkan Siswa di SMP

Negeri 2 Tersono Tahun Ajaran 2013/2014”. (On Line) tersedia di:

http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11.artikel.fely_danretno. (14 Desember 2016).

27

Phillips Kotler,. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation& Control. (Prentice Hall Int.1995), h. 123.

antara hal ini melalui proses mengamati dan mengartikan setelah panca indera mendapat rangsangan.

Selanjutnya Walgito menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:

a. tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

pengalaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia;

b. tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris;

c. tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor; dan

d. tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Sedangkan menurut Robbins bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini antara lain:

a. pelaku persepsi (perceiver);

b. objek atau yang dipersepsikan; dan

Oskamp (dalam Hamka), membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:

a. faktor-faktor ciri dari objek stimulus;

b. faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat;

c. faktor-faktor pengaruh kelompok; dan

d. faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural. 3. Jenis-jenis persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.

a. Persepsi Visual

Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.

b. Persepsi Auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara.

c. Persepsi Perabaan

Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan subkutis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka

terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

d. Persepsi Penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata. Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.

e. Persepsi Pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung

dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada

kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun.28

3. Unsur Persepsi

Komponen atau unsur utama dalam persepsi menurut Mar’at yaitu seleksi dan interpretasi. Seleksi yang dimaksud adalah proses penyaringan terhadap stimulus

pada alat indera. Interpretasi sendiri merupakan suatu proses untuk

mengorganisasikan informasi, sehingga mempunyai arti bagi individu. Dalam melakukan interpretasi itu terdapat pengalaman masa lalu serta sistem nilai yang dimilikinya. Sistem nilai di sini dapat diartikan sebagai penilaian individu dalam mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus tersebut akan diterima atau ditolak. Sementara itu, pendapat lain dikemukakan oleh Depdikbud. Unsur-unsur persepsi meliputi: 1) Seleksi, yang erat hubungannya dengan pengematan atau stimulus yang diterima dari luar; 2) Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti; 3) Tingkah laku sebagai reaksi.

Menurut Slameto mengemukan beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang efektif :

1. Persepsi itu relatif bukannya absolut

28 Widayani. “Persepsi Akuntan Mahasiswa Akuntansi”. (On – Line), tersedia di:

http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/6947116/kamen03.pdf?persepsi_akuntan_mahasis wa.akutasidan.pdf. (14 Desember 2016).

Dalam hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar dari pada rangsangan yang datang kemudian.

2. Persepsi itu selektif

Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan bergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatiannya dan kearah mana persepsi itu mempunyai kecendrungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan seseorang menerima rangsangan.

3. Persepsi itu mempunyai tatanan

Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan yang datang tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas. Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukan bahwa pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang baik.

Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.

5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang

atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.

Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi.29

Dokumen terkait