BAB IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitiaan ini adalah sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh penggunaan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa Dalam Pelajaran PAK Di SD Kanisius Sang Timur.
Ho: Tidak ada pengaruh penggunaan Media Audio Visual terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa Dalam Pelajaran PAK Di SD Kanisius Sang Timur.
Dari hasil penelitian, ternyata satu hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
Tidak ada pengaruh penggunaan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa Dalam Pelajaran PAK Di SD Kanisius Sang Timur yang
terbukti. Pengaruh audio visual terhadap peningkatan prestasi belajar siswa teryata
tidak significant. Yang dimaksud signifikan artinya meyakinkan atau berarti,
dalam penelitian mengandung arti bahwa hipotesis yang telah terbukti pada
sampel dapat diberlakukan pada populasi. Jika tidak signifikan berarti kesimpulan
pada sampel tidak berlaku pada populasi (tidak dapat digeneralisasi).
Tingkat signifikansi 5 % atau 0,05 artinya kita mengambil resiko salah
dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar
sebanyak-banyaknya 5% dan benar-benar mengambil keputusan sedikitnya 95% (tingkat
kepercayaan). Atau dengan kata lain kita percaya bahwa 95% dari keputusan
untuk menolak hipotesis yang salah adalah benar. Ukuran 0,05 atau 0,01 adalah
ukuran yang umum sering digunakan untuk penelitian (Dwi Priyatno, 2008 : 11).
Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak.
Kenyataan ini dapat dilihat pada hasil analisis statistik yang menunjukkan
Mean dari kelas Audio Visual (67,40) berbeda dengan Mean dari kelas biasa /
ketidak significanan perbedaan kedua kelas tersebut dapat juga dilihat dari hasil analisis data statistik Independen sample test. Hasil analisis tersebut menunjukkan angka probabilitas sebesar 0,782. Yang dimaksud dengan probabilitas (p-value)
adalah peluang munculnya kejadian. Besarnya peluang melakukan kesalahan
disebut taraf signifikansi. Jadi taraf signifikansi bisa dinyatakan dengan
probabilitas. Hal ini menunjukkan angka probabilitas lebih besar dari angka
standar penelitian 0.05.
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual
dalam pembelajaran PAK bagi siswa kelas IV kurang efektif, sebagai suatu upaya
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena soal-soal dalam tes prestasi siswa meskipun memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi,
tetapi Indeks Diskriminasi dan Indeks Kesukarannya kurang, sehingga nilai yang
diperoleh kelas dengan metode pengajaran menggunakan Audio Visual hampir
sama dibandingkan kelas dengan metode biasa.
Secara teoritis, seharusnya penelitian ini dapat memberikan suatu
sumbangan mengenai penggunaan media Audio visual untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Tetapi, pada kenyataannya hasil akhir penelitian
mengatakan lain. Setelah dilakukan analisis lebih mendalam, kiranya dapat
ditemukan penyebab tidak signifikannya pengaruh media audio visual terhadap
1. Kurangnya kontrol terhadap kelas yang diteliti
Desain penelitian yang dipakai adalah Quasi Eksperiment (Eksperimen Semu). Dalam desain eksperimen sejati, kontrol terhadap variabel ekstra
dilakukan secara penuh agar memenuhi validitas internal, sehingga menghasilkan
hasil eksperimen yang dapat diandalkan. Dalam prakteknya eksperimen sejati
yang melakukan kontrol sedemikian ketat mungkin hanya bisa dilakukan di
Laboratorium. Praktek pendidikan dengan para siswa di kelas/ ruangan dalam
situasi interaksi antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan,
pengontrolan yang ketat sulit dilakukan. Demikian pula perlakuan yang diberikan
dalam eksperimen secara teratur, melakukan acak, pengukuran variabel tidak
selalu dapat dilaksanakan. Situasi kelas sebagai tempat mengkondisi perlakuan
tidak memungkinkan pengontrolan yang demikian ketat seperti dikehendaki
dalam eksperimen sejati (Nana Sudjana, 2004;44). Oleh sebab itu perlu dicari atau
dilakukan desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi
yang ada (situasional). Desain ini disebut desain eksperimen semu (Quasi Eksperimental).
Dalam desain ini kontrol atau pengendalian variabel tidak bisa dilakukan
secara ketat atau secara penuh. Oleh sebab itu peneliti harus dapat memilih sendiri
dan menentukan variabel mana yang boleh dilonggarkan pengendaliannya, dalam
arti kata tidak dilakukan sepenuhnya.
Salah satu aspek yang tidak diperhatikan dalam penelitian ini adalah
keadaan awal siswa. Kelompok siswa di sekolah ini sudah ada sebelum peneliti
peneliti tidak merubahnya. Hal ini menyebabkan peneliti tidak mengetahui
keadaan awal siswa.
2. Mutu tes yang diuji cobakan a) Taraf Kesukaran Suatu Item
Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang
menjawab dengan benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam suatu
bilangan yang disebut indeks kesukaran, yang sering disingkat IK. Yang
dimaksud adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban
benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu
item (Masidjo,1995 ; 189). Besarnya indeks kesukaran suatu item berkisar antara
0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran suatu item sebesar 0,00 berarti tidak
seorangpun dari sekelompok siswa dapat menjawab secara benar. Indeks
kesukaran suatu item sebesar 1,00 berarti seluruh kelompok siswa dapat
menjawab dengan benar. Item tersebut dikatakan mudah sekali. Dari hasil analisis,
ternyata rata-rata Indeks kesukaran dalam test tersebut sangat mudah. Hal ini
berarti baik siswa yang pandai maupun tidak sama-sama bisa mengerjakan soal
tersebut, karena soalnya mudah.
b) Taraf Pembeda Suatu Item
Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban
benar dari siswa yang tergolong kelompok atas berbeda dari siswa-siswa yang
tergolong kelompok bawah untuk suatu item. Yang dimaksud dengan siswa-siswa
skor-skor tinggi . Sedangankan siswa–siswa yang tergolong Kelompok Bawah (KB)
adalah siswa-siswa yang mempunyai skor rendah.
Bilangan yang menunjukan hasil perbandingan antara perbedaan antara
jawaban benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas dan bawah yang
diperoleh, dengan perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa yang tergolong
kelompok atas dan bawah yang seharusnya diperoleh disebut Indeks Diskriminasi
(Masidjo, 1995 ; 197). Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa indeks
diskriminasi test tersebut kurang membedakan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mutu soal dalam test yang
diujikan termasuk buruk. Hal ini menyebabkan soal tersebut tidak dapat
membedakan hasil test kelas Biasa dengan kelas Audio Visual.
3. Kesesuaian Pemilihan Media dan Materi
Faktor lain yang memungkinkan hasil penelitian ini tidak signifikan adalah
kesesuaaian pemilihan media dengan materi yang akan disampaikan. Besar
kemunggkinan media kurang dirasakan pengaruhnya, karena materi yang
disampaiakan sudah biasa didengar oleh siswa. Atau bahkan dapat dikatakan
materinya terlalu mudah. Sehingga tanpa media audio visualpun, siswa yang
bodoh sekalipun bisa mengerjakan soal-soal yang diujikan.