• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji hipotesis, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi yang diajarkan dengan teknik mencatat menggunakan Mind Map dengan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi yang diajarkan dengan

menggunakan teknik mencatat konvensional. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelompok tersebut.

Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen yaitu dengan teknik mencatat menggunakan Mind Map ini adalah siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan ide pemikiran pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa juga dijembatani agar dapat menemukan pemahaman konsep materi luas bangun datar segi banyak melalui teknik Mind Map. Sehingga dalam pembelajaran menggunakan teknik Mind Map dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada aspek elaborasi.

Dalam kegiatan pembelajaran ini, terlihat siswa antusias mengikuti pembelajaran dikelas, hal ini dapat dilihat dari cara siswa mengerjakan tugas dalam bentuk Mind Map serta LKS yang diberikan guru. Setiap kelompok terlihat lebih aktif dalam kegiatan diskusi serta mengerjakan tugas yang diberikan secara bersama-sama. Berikut ini adalah kegiatan pembelajaran dikelas dengan menggunakan teknik Mind Map:

Gambar 4.3

Siswa saat melakukan diskusi kelompok

Kegiatan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat serta saling berkomunikasi antar sesamanya adalah dengan melakukan kegiatan diskusi kelompok. Dengan diskusi kelompok yang dilakukan seperti diatas, maka siswa dapat lebih aktif dalam mengungkapkan buah pemikiran masing-masing dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru berupa lembar

kegiatan siswa. Di dalam kegiatan tersebut siswa dituntut aktif dalam menghasilkan serta memperkaya gagasan mengenai luas bangun datar segi banyak. Mind Map (peta pikiran) yang dibuat siswa dapat menuntun pada karakteristik berpikir kreatif aspek elaborasi. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan teknik Mind Map berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif aspek elaborasi, hal ini dapat dilihat dari kegiatan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara siswa dapat memperinci jawaban-jawaban yang dihasilkan sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih jelas. Berikut ini adalah hasil Mind Map yang dihasilkan siswa di kelas eksperimen:

Gambar 4.4

Contoh Mind Map yang dibuat oleh siswa

Pada saat kegiatan pembelajaran di kelas, ditemukan hal-hal unik atau menarik saat kegiatan belajar mengajar berlangsung tepatnya di kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan Mind Map yaitu anak terlihat lebih tanggap dan cepat dalam menyelesaikan masalah yang diberikan melalui gambar yang harus dikerjakan dengan menggunakan peta pikiran (Mind Map).

Ternyata Mind Map yang dihasilkan anak mulai dari pertemuan pertama hingga kedelapan mengalami kemajuan, anak lebih terlihat menikmati kegiatan belajar, seperti anak yang suka gambar lebih cenderung membuat Mind Map dapat terlihat lebih menarik, sudah mulai terlihat anak tidak menunjukkan rasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Kemudian, dari Mind Map yang dihasilkan terlihat pula kemajuan dari cara berpikir siswa, mulai dari menggali ide-ide sehingga dapat menghasilkan perbedaan dengan siswa lainnya, kemudian siswa dapat merinci dan mengembangkan ide tersebut menjadi satu hasil karya. Hal

tersebut dapat menunjukkan bahwa belajar dengan menggunakan Mind Map dapat memicu kemampuan anak dalam berpikir kreatif pada aspek elaborasi.

Pada kelas kontrol, pembelajaran yang dilakukan dengan cara mencatat konvensional lebih terasa membosankan, karena siswa secara pasif hanya menerima materi yang disampaikan guru mulai dari membaca, mendengarkan, mencatat dan menghapal, tanpa memberikan masukan berupa ide-ide ke dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa pemilihan metode dan teknik pembelajaran yang tepat akan membantu dalam jalannya proses pembelajaran di kelas.

Pembelajaran yang diterapkan pada kelas kontrol, yang menggunakan teknik mencatat secara konvensional adalah dengan metode ceramah, tanya jawab dan latihan. Pertama-tama guru hanya menerangkan materi yang akan dipelajari siswa pada hari itu, serta memberikan beberapa contoh, kemudian keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran hanya sebatas mendengar dan menulis apa yang diperintahkan guru. Apabila ada yang belum dimengerti atau kurang paham, siswa dapat bertanya kepada guru.

Dengan demikian, siswa yang diajarkan dengan teknik mencatat konvensional hanya belajar dengan hafalan dan tidak mengerti isi dari materi yang diajarkan guru. Namun, adapun kelebihan dari kelas kontrol adalah siswa dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, apabila soal yang diberikan sama dengan contoh yang ditunjukkan, tetapi jika siswa diberikan soal yang berbeda dengan contoh yang ditunjukkan, maka siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan dan menemukan jawabannya.

Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa perlakuan berbeda yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat menghasilkan hasil akhir yang berbeda pula. Kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan teknik mencatat Mind Map berbeda dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan teknik mencatat konvensional.

Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada aspek elaborasi dalam penelitian ini dapat terlihat dari hasil jawaban siswa. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada aspek elaborasi yang dimaksud adalah kemampuan siswa

dalam menyelesaikan masalah dengan cara memperinci bagian-bagian dari masalah terebut sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih jelas dengan menemukan jawaban yang berbeda dengan yang lainnya ketika menjawab soal. Rata-rata siswa kelas eksperimen menjawab soal dengan cara yang sistematis atau berurutan sedangkan pada kelas kontrol rata-rata siswa menjawab soal tidak dengan cara yang berurutan. Berikut ini adalah salah satu contoh jawaban dari siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol:

Gambar 4.5

Contoh Jawaban Pada Kelas Eksperimen

Gambar 4.6

Contoh Jawaban Pada Kelas Kontrol

Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Pada soal tes ini siswa dituntut agar dapat mengemukakan gagasannya serta dapat menyelesaikan soal tersebut dengan caranya sendiri, sehingga dapat menghasilkan jawaban yang berbeda dengan orang lain. Dari hasil gambar pada kelas eksperimen dapat dilihat bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada aspek elaborasi yaitu siswa dapat memperinci jawaban serta dapat menemukan cara menyelesaikan soal yang berbeda dengan orang lain. Sedangkan pada kelas kontrol, masih banyak siswa yang belum mengerti maksud dari soal yang diberikan dan kebanyakan dari mereka menjawab tanpa memperhatikan apa yang ditulisnya. Selain itu, pada kelas kontrol masih banyak siswa yang belum bisa menemukan jawaban dari soal yang diberikan dengan caranya sendiri.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat terlihat bahwa terdapat pengaruh antara siswa yang diajarkan menggunakan teknik mencatat Mind Map dengan siswa yang diajarkan menggunakan teknik mencatat konvensional. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan teknik mencatat Mind Map dirancang agar siswa dapat mengemukakan pendapatnya dengan cara memperinci yang didapat sehingga masalah yang diberikan dapat terpecahkan dan dapat ditemukan jawaban yang berbeda dengan orang lain.

Dengan demikian ternyata terbukti bahwa penggunaan teknik mencatat dengan Mind Map (peta pikiran) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada aspek elaborasi.

Dokumen terkait