• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis satu dapat disimpulkan bahwa secara parsial bahwa variabel kepemimpinan, motivasi, pengawasan melekat, dan pendidikan yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja, dan ada pengaruh kepemimpinan, motivasi, pengawasan melekat, dan pendidikan terhadap prestasi kerja secara simultan. Hasil pengujian hipotesis dua menyatakan bahwa secara parsial variabel Kepemimpinan, Motivasi, Pengawasan Melekat,

92

Pendidikan, dan Locus of Control berpengaruh terhadap Prestasi Kerja, sedangkan Kep_Loc, Mot_Loc, Was_Loc dan Pend_Loc tidak mempengaruhi Prestasi kerja dan Locus of Control bukan merupakan variabel Moderating antara variabel-variabel independen terhadap dependen variabel-variabel (Prestasi kerja), serta variabel-variabel independen Kepemimpinan, Motivasi, Pengawasan Melekat, Pendidikan, Locus of Control, Kep_Loc, Mot_Loc, Was_Loc dan Pend_Loc secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi Prestasi Kerja.

5.4.1. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial Kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi Kerja. Pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi kerja telah banyak dilakukan pengujian sebelumnya oleh peneliti lain, penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang melihat pengaruh tersebut.

Hasil Penelitian ini mendukung penelitian Elisabeth (2005) dan Wahyuddin dan Djumino (2004) yang berkesimpulan bahwa bahwa faktor kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai.

Kepemimpinan adalah merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau melaksanakan sesuatu pekerjaan sesuai dengan keinginannya. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan memerintah dan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Seorang pemimpin harus dapat merubah keinginan seseorang untuk melaksanakan sesuatu hal dan menunjukkan arah yang harus ditempuh dan membina anggota-anggota kelompok ke arah penyelesaian hasil pekerjaan kelompok tersebut.

93

Selanjutnya Hasibuan (2005) menyatakan: “Kepemimpinan adalah cara seorang mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.” Gibson et.al (1999) menyatakan: “Kepemimpinan adalah suatu usaha mempengaruhi orang antar perseorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi, untuk mencapai sesuatu atau berberapa tujuan.” Anoraga (2004) menyatakan : “Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi aktivitas orang lain melalui komunikasi, baik individual maupun kelompok ke arah pencapaian tujuan.” Sedangkan Winardi (2000) menyatakan: “Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-macam faktor baik faktor-faktor intern maupun faktor-faktor ekstern.”

5.4.2. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi kerja. Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja pernah dilakukan pengujian sebelumnya oleh peneliti lain. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Elisabeth (2005) dan Hernowo dan Narmodo (2004) yang menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai.

Manullang (2004) menyatakan bahwa, motivasi adalah memberikan daya perangsang kepada karyawan yang bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya. Menurut McCormick dalam Mangkunegara (2000), motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan

94

kerja. Sedangkan Nawawi (2003) menyatakan bahwa: motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara sadar.

5.4.3. Pengaruh Pengawasan Melekat Terhadap Prestasi Kerja

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial pengaeasan melekat berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi kerja. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Elisabeth (2005) dan Hamdani dan Suroto (2013) yang menunjukkan bahwa Pengawasan melekat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai.

Menurut Siagian (2007) “Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya”

Menurut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, Waskat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Nawawi (2003) menyatakan bahwa pengawasan melekat adalah proses pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi atasan terhadap pekerjaan dan hasil kerja bawahannya agar dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan-penyimpangan, dari ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan, kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.

95

5.4.4. Pengaruh Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja

Hasil pengujian ini menyatakan bahwa secara parsial pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Elisabeth (2005) yang menunjukkan bahwa Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai.

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Agar pendidikan dapat dijangkau oleh seluruh rakyat, maka penyelenggaraan pendidikan adalah menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan juga diartikan sebagai pendidikan formal yang dicapai atau diperoleh dibangku sekolah. Pendidikan formal yang ditempuh merupakan modal yang amat penting karena dengan pendidikan seseorang mempunyai kemampuan dan dapat dengan mudah mengembangkan diri dalam bidang kerjanya (Handoko, 2003). Sedangkan pengertian lain dari pendidikan menurut (Ranupandojo, 2001). Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan.

5.4.4. Pengaruh Locus of Control Terhadap Prestasi Kerja

Hasil pengujian ini menyatakan bahwa secara parsial locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja. Hasil Penelitian ini belum pernah dilakukan pengujian sebelumnya terhadap prestasi kerja pegawai, dan merupakan penelitian awal yang melihat pengaruh tersebut, tetapi penelitian

96

pernah dilakukan oleh Sarita dan Agustia (2009). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan situasional, motivasi kerja, dan Locus of Control secara simultan terhadap kepuasan kerja auditor dan prestasi kerja auditor.

Pervin dalam Ayuadita (2013) menyatakan bahwa Locus of Control adalah istilah dalam psikologi yang mengacu pada keyakinan seseorang tentang apa yang menyebabkan hasil yang baik atau buruk dalam hidupnya, baik secara umum atau di daerah tertentu seperti kesehatan atau akademik. Frucot dan Shearon dalam Winadarta (2003) membagi Locus of Control menjadi dua kategori individual, yaitu eksternal dan internal. Pengertian eksternal adalah individu yang meyakini bahwa peristiwa-peristiwa dikendalikan oleh nasib, keberuntungan, peluang atau kekuatan lain. Sedangkan pengertian internal adalah individu yang meyakini bahwa mereka mempunyai beberapa pengendalian sendiri pada peristiwa yang ada.

Frucot dan Shearon dalam Abdullah (2006), faktor yang mempengaruhi prestasi kerja diantaranya dapat dipengaruhi oleh faktor individual, antara lain berupa karakteristik psikologis yaitu Locus of Control. Locus of Control merupakan keyakinan individu pegawai Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara terhadap mampu tidaknya mengontrol diri sendiri. Pegawai yang memiliki keyakinan bahwa dirinya perlu melakukan pengendalian diri, dapat dikatakan pegawai tersebut memiliki internal Locus of Control. Sementara pegawai yang memiliki keyakinan bahwa lingkunganlah yang

97

mempunyai kontrol terhadap dirinya dalam kehidupannya sehingga individu pegawai tersebut termasuk External Locus of Control.

5.4.5. Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Antara Kepemimpinan, Motivasi, Pengawasan Melekat, dan Pendidikan dengan Prestasi Kerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa Locus of Control tidak mempengaruhi hubungan antara Kepemimpinan, Motivasi, Pengawasan Melekat, dan Pendidikan terhadap Prestasi kerja. Dengan demikian Locus of Control bukan variabel moderating tetapi sebagai variabel bebas. Hal ini dimungkinkan mengingat reward yang diberikan bukan berdasarkan pada prestasi kerja, tetapi berdasarkan Jabatan, pangkat/golongan, tingkat kehadiran. Hasil Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Wulandari (2009) mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Locus of Control Sebagai Variabel Moderator (Survey Pada Bappeda Pemkot Tegal), menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh Locus of Control terhadap hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di BAPPEDA Pemkot Tegal.

Menurut Falikhatun dalam Ayudiati (2013) bahwa peningkatan prestasi kerja pegawai dalam pekerjaan pada dasarnya akan dipengaruhi oleh kondisi – kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor situasional dan kondisi yang berasal dari dalam yang disebut dengan faktor individual. Faktor individu meliputi jenis kelamin, kesehatan, pengalaman, dan karakteristik psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, dan Locus of Control. Adapun faktor situasional meliputi kepemimpinan, prestasi kerja, hubungan sosial dan budaya organisasi. Pada penelitian ini ingin Locus of Control

98

merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja pegawai di lingkungan kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Sikap seorang pegawai terhadap pekerjaan yang ditekuninya, secara potensial juga dipengaruhi oleh bagaimana persepsi pegawai tersebut terhadap pekerjaannya.

Locus of Control merupakan salah satu aspek karakteristik kepribadian yang dimiliki oleh setiap individu dan dapat dibedakan atas Locus of Control internal dan Locus of Control eksternal.

99 BAB VI

Dokumen terkait