• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil pre-test dan post-test pada pra-eksperimen pertama, kedua, dan ketiga dalam kegiatan belajar mengajar pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di kelas dengan menggunakan whatsapp group sebagai ruang kegiatan belajar mengajar mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara hasil sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Perbedaan hasil pre-test dengan post-test yang diperoleh disebabkan karena pada saat mengisi lembar observasi pre-test, peserta didik cenderung menjawab soal pada lembar observasi hanya sepengetahuannya saja. Tetapi setelah diberikan perlakuan, yaitu kegiatan belajar mengajar menggunakan whatsapp group, peserta didik mampu menjawab lembar observasi pre-test sesuai dengan kemampuan dan pemahaman mereka, meskipun masih ada beberapa peserta didik yang masih cenderung menjawab soal lembar observasi post-test sama dengan jawaban pada soal lembar observasi pre-test. Perbedaan hasil berarti memperoleh nilai Persentase dan nilai rata-rata yang berbeda antara hasil pre-test dengan hasil post-test. Selain itu, untuk menentukan terdapatnya perbedaan yang signifikan harus melalui uji Mann Whitney. Jika uji Mann Whitney memperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) lebih

kecil dari 0.05 maka hasil tersebut dapat dikatakan mendapatkan perbedaan yang signifikan.

Pada pra-eksperimen pertama, hasil pre-test aspek sikap memperoleh persentase sebesar 86.63%, sedangkan aspek sikap pada post-test memperoleh persentase sebesar 93.75%. Setelah itu, hasil aspek pengetahuan pada pre-test menunjukkan persentase sebesar 88.54%, sedangkan pada hasil aspek pengetahuan

post-test menunjukkan persentase sebesar 91.07%. Kemudian, hasil aspek

keterampilan pada pre-test memperoleh persentase sebesar 80.20%, sedangkan aspek keterampilan pada post-test memperoleh hasil persentase sebesar 93.75%. Pada pra-eksperimen pertama, hasil rata-rata pre-test yang diperoleh yaitu sebesar 48.79 dan post-test sebesar 51.75. Selain itu, dari uji Mann Whitney yang diperoleh menunjukkan nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0.010, yang berarti nilai Asymp Sig. (2-tailed) yang diperoleh lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pre-test dengan post-test. Pada pra-eksperimen yang kedua, dari uji Mann Whitney diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0.314. Pre-test, aspek sikap memperoleh persentase sebesar 91%, sedangkan post-test memperoleh persentase sebesar 93,92%, untuk aspek pengetahuan pada hasil pre-test memperoleh presntase sebesar 90.02%, sedangkan pada hasil post-test diperoleh persentase sebesar 93.92%, kemudian aspek keterampilan pada pre-test menunjukkan persentase sebesar 88.54%, sedangkan post-test aspek menunjukkan persentase sebesar 93.75%. Pada pra-eksperimen

yang kedua juga didapatkan nilai rata-rata pre-test yang sebesar 50.79 dan post-test sebesar 52.37. Pada pra-eksperimen ketiga, hasil pre-test aspek sikap menunjukkan persentase sebesar 87.35%, sedangkan aspek sikap pada post-test menunjukkan persentase sebesar 94.34%. Setelah itu, hasil aspek pengetahuan pada pre-test memperoleh persentase sebesar 85.93%, sedangkan pada hasil aspek pengetahuan post-test memperoleh persentase sebesar 91.84%. Kemudian, hasil aspek

keterampilan pada pre-test memperoleh persentase sebesar 89.58%, sedangkan aspek keterampilan pada post-test memperoleh hasil persentase sebesar 94.79%.

Pada pra-eksperimen yang ketiga, rata-rata pre-test yang diperoleh sebesar 48.66 dan post-test sebesar 52.25. Untuk uji Mann Whitney pada pra-eksperimen ketiga diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0.010. oleh karena itu, pada pra-eksperimen 1 dan 3 H0 ditolak dan H1 diterima karena pada uji mann whitney memperoleh nilai sig. < 0.05. Sedangkan pada pra-eksperimen 2, H0 diterima dan H1 ditolak, karena pada uji Mann Whitney pra-eksperimen 2 diperoleh nilai sig. > 0.05.

Dengan demikian, dari hasil persentase dan rata-rata pada pra-eksperimen pertama, kedua, dan ketiga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan, karena dari hasil lembar observasi pre-test dan post-test tersebut diperoleh nilai persentase dan nilai rata-rata yang berbeda antara hasil pre-test dengan post-test. Selain itu, pada pra-eksperimen pertama dan ketiga dapat dikatakan terdapat perbedaan hasil yang signifikan pada pre-test dengan post-test, karena pada hasil Mann Whitney memperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0.05. Berbeda dengan hasil pra-eksperimen yang pertama dan ketiga, pada pra-eksperimen kedua tidak mendapatkan perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dengan post-test, karena pra-eksperimen kedua mendapatkan nilai Asymp Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0.05.

Kegiatan belajar mengajar menggunakan whatsapp group sebagai ruang kegiatan belajar mengajar dapat digunakan sebagai metode mengajar jarak jauh yang efektif pada era revolusi industri 4.0. Sudjana dalam Maswan & Khoirul (2017:289) mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang

dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan memanfaatkan jaringan internet yang tersedia pada era revolusi industri 4.0 ini, pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dapat di maksimalkan. Pengertian tentang revolusi industri 4.0 ditegaskan oleh Astrid Savitri (2019:63) bahwa:

Revolusi industri keempat dibangun di atas revolusi digital, mewakili cara-cara baru ketika teknologi menjadi tertanam dalam masyarakat bahkan tubuh manusia. Revolusi industri keempat ditandai dengan munculnya terobosan teknologi di sejumlah bidang, termasuk robotika, kecerdasan buatan, nanoteknologi, komputasi kuantum, bioteknologi, internet of things (iot), pencetakan 3D, dan kendaraan otonom (autonomous vehicles)

Whatsapp dapat dimanfaatkan sebagai ruang kegiatan belajar mengajar pada bidang

pendidikan di era revolusi industri 4.0 ini karena whatsapp memiliki fitur seperti whatsapp group, yang dapat menghubungkan banyak orang dengan praktis

menggunakan ponsel atau komputer.

Whatsapp merupakan aplikasi chatting dimana anda bisa mengirim pesan

teks, gambar, suara, lokasi, dan bahkan video ke teman-teman anda menggunakan ponsel apapun (Enterprise, 2012:1). Whatsapp juga merupakan aplikasi yang dapat diakses melalui ponsel atau komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Jaringan komputer atau internet merupakan sebuah sistem yang menghubungkan perangkat komputer yang satu dengan perangkat komputer lain melalui media komunikasi (Pribadi, 2017:194). Oleh karena itu, peserta didik tidak harus mengikuti kegiatan belajar mengajar secara langsung di dalam kelas, namun dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar melalui whatsapp group sebagai ruang kegiatan belajar mengajar yang bisa diakses dimana saja menggunakan ponsel atau komputer yang dilengkapi oleh jaringan internet. Sehingga penggunaan whatsapp

group sebagai ruang kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan fitur-fitur

yang tersedia di dalamnya serta jaringan internet yang lancar pada era revolusi industri 4.0 ini membuat peserta didik memperoleh perbedaan hasil antara sebelum diberikan perlakuan dengan setelah diberikan perlakuan menggunakan whatsapp group sebagai ruang kegiatan belajar mengajar.

Dokumen terkait