• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ice breaking terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VIII di Mts Al-Husna Lebak Bulus. Pada penelitian ini, peneliti mengambil kelas VIII B sebagai sampel dengan jumlah siswa 16. Pada kelas VIIIB diterapkan ice breaking pada saat pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berlangsung. Kemudian setelah kelas sampel tersebut diberikan ice breaking oleh guru mapel SKI, peneliti izin untuk membagikan angket mengenai penerapan ice breaking yang terdiri dari 19 butir pertanyaan.

Berdasarkan hasil data angket membuktikan bahwa penerapan ice breaking dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat menghilangkan rasa jenuh selama pembelajaran.

Ice breaking merupakan permainan atau kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan dalam kelompok selain membuat siswa lebih aktif teknik ini juga sangat berguna untuk menghilangkan rasa bosan, jenuh, dan malas siswa dalam belajar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti di kelas VIII B dengan menggunakan ice breaking, ternyata pembelajaran di kelas dapat dikondisikan lebih aktif, siswa lebih bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam ice breaking ini siswa dilatih agar lebih fokus dalam belajar tanpa harus merasa jenuh atau bosan. Dengan adanya ice breaking diharapkan supaya siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran yang ada. Ice breaking ini sangat sesuai dengan usia siswa peralihan dari kelas rendah ke kelas tinggi dimana anak usia kelas rendah masih sangat senang dengan cara belajar sambil bermain tetapi tetap fokus pada materi yang diberikan guru guna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan demikian teori-teori diatas terbukti kebenarannya setelah dilakukan penelitian dengan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI menggunakan ice breaking lebih tinggi.

Dalam penelitian ini ada 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama peneliti bertemu dengan kepala madrasah untuk meminta izin melakukan penelitian dan memberikan surat izin penelitian. Pertemuan kedua peneliti bertemu dengan staf administrasi madrasah untuk meminta data-data sekolah yang dibutuhkan, dan peneliti juga bertemu dengan kepala madrasah untuk membicarakan proses penelitian. Kepala madrasah memberikan saran agar melakukan penelitian secara online melalui wali kelas masing-masing kelas.

36

Kemudian, peneliti mulai melakukan komunikasi dengan wali kelas VIII B meminta izin untuk melakukan penelitian online melalui grup whatsapp.

Selain menggunakan angket sebagai hasil dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik wawancara. Wawancara yang peneliti lakukan dengan mewawancarai beberapa orang yang terlibat langsung dan tidak langsung seperti kepala madrasah, guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan beberapa siswa kelas VIII B.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penerapan ice breaking dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam terbilang cukup efektif untuk menghilangkan rasa jenuh siswa dan untuk meningkatkan daya konsentrasi siswa selama pembelajaran. Siswa pun dapat belajar dalam keadaan senang dan tidak canggung terhadap guru. Akan tetapi ada beberapa kendala yang dialami oleh guru mapel yaitu keterbatasan waktu dan juga keterbatasan guru mengenai macam-macam ice breaking sehingga guru sering melakukan ice breaking dengan jenis yang sama.

Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa variabel ice breaking tersebut merupakan faktor yang memiliki peran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya :Faktor intrinsik berupa faktor yang datang dari dalam diri seorang seperti hasrat, keinginan berhasil, kebutuhan belajar dan harapan akan cita-cita. Faktor yang kedua yaitu faktor ekstrinsikberupa sarana prasarana lingkungan belajar, penghargaan dan kegiatan pembelajaran yang menarik.

Oleh karena itu, apabila seorang siswa mendapat kenyamanan, keamanan, dan

mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang diinginkannya maka seorang siswa akan merasa termotivasi atau bersemangat dalam belajar. Ketika seorang siswa merasa senang dengan proses pembelajaran ia akan mulai meningkatkan kemampuan terbaiknya secara totalitas dan menunjukkan prestasi belajarnya serta terus-menerus meningkatkan kemampuan dirinya demi mewujudkan harapan dan cita-citanya. Namun sebaliknya apabila seorang siswa merasa tidak nyaman atau tidak senang dengan proses pembelajaran, maka ia akan belajar hanya sekedar memenuhi kewajibannya bahkan tidak menutupi kemungkinan ia akan belajar dengan bermalas-malasan yang tentunya akan berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

Dalam dunia pendidikan guru harus memiliki keterampilan sebagai penunjang proses pembelajaran diantaranya guru harus mampu mendesain pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan salah satunya dengan menggunakan ice breaking. Suasana belajar yang menyenangkan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung secara menyenangkan akan membuat peserta didik mudah menerima pelajaran tanpa paksaan dan tekanan. Ice breaking yang yang dikaitkan dengan materi pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkonsentrasi, mengasah daya ingat dan daya tangkap serta membangun kekompakan dalam kelompok. Ice breaking memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran dengan menerapkan ice breaking siswa ditekankan untuk belajar secara aktif, kreatif dan komunikatif. Dimana setiap siswa saling mengisi kekurangan dari siswa yang lain. Sehingga timbul rasa

38

kebersamaan dan kekeluargaan untuk saling mendukung dalam proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya pembelajaran dengan penerapan ice breaking sangat ditentukan oleh partisipasi siswa. Motivasi belajar siswa tidak hanya dilihat dari angket yang telah diisi oleh siswa akan tetapi saat pembelajaran berlangsung guru dapat melihat secara langsung dengan memperhatikan prilaku yang ditunjukkan oleh siswa tersebut. Hal tersebut sangat bergantung pada peran guru dalam memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan ice breaking. Jadi dapat disimpulkan penerapan ice breaking dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dokumen terkait