• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENELITIAN ATAS PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang Penghayatan

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini merupakan pembahasan hasil penelitian mengenai peranan Spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.

a. Pemahaman Spiritualitas Ignasian

Hasil penelitian terhadap pemahaman akan Spiritualiatas Ignasian menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 16 (53,33%) menyatakan sangat setuju bahwa Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui Latihan Rohani. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami tentang arti dari Spiritualitas Ignasian itu sendiri. Sebanyak 18 (60,00%) lebih dari separuh responden menyatakan setuju bahwa pembedaan roh, dambaan suci, dan pemeriksaan batin adalah beberapa doa

yang sungguh ditekankan St. Ignatius dalam spiritualitasnya. Dalam hal ini, sebagian besar para mahasiswa cukup mengetahui dan memahami serta mengerti akan 3 dari 14 doa yang sungguh ditekankan oleh St. Ignatius dalam spiritualitasnya.

Hasil penelitian di atas merupakan pembahasan dari variabel I tentang pemahaman Spiritualitas Ignasian. Pada pokok pembahasan mengenai pemahaman Spiritualitas Ignasian menunjukkan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami arti Spiritualitas Ignasian dalam kaitannya dengan semangat pelayanan. Para mahasiswa PAK mengerti bahwa Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui Latihan Rohani. Disini juga para mahasiswa cukup mengerti akan Latihan Rohani sebagai landasan dan praktek doa sebagai jalan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Begitu juga dengan 3 dari 14 doa yang ditekankan oleh St. Ignatius, para mahasiswa PAK sebagian besar cukup paham akan hal itu. Meskipun begitu masih ada yang menyatakan kurang setuju. Bagi mahasiswa yang menyatakan kurang setuju berarti belum memahami bahkan belum mengerti akan doa yang sungguh ditekankan oleh St. Ignatius dalam spiritualitasnya.

b. Makna Spiritualitas Ignasian

Hasil penelitian terhadap makna akan Spiritualitas Ignasian menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 18 (60,00%) menyatakan sangat setuju bahwa Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami tentang Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar dan juga kata-kata ini juga menjadi populer di kalangan umat beriman serta menjadi semboyan yang khas dari kaum Jesuit. Sebanyak 17 (56,67%) lebih dari separuh responden menyatakan sangat setuju bahwa Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang beriman untuk lebih dekat kepada Kristus. Dalam hal ini, sebagian besar para mahasiswa cukup mendalami, mengetahui, dan merasakan akan tujuan dari Spiritualitas Ignasian yang ingin mengajak orang beriman untuk lebih dekat kepada Kristus.

Hasil penelitian di atas masih merupakan pembahasan dari variabel I tentang peranan Spiritualitas Ignasian. Pada pokok pembahasan mengenai makna Spiritualitas Ignasian menunjukkan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup menyadari dengan baik akan makna Spiritualitas Ignasian dalam kaitannya dengan semangat pelayanan. Para mahasiswa PAK mengerti bahwa Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Dalam hal ini para mahasiswa PAK sebagian besar cukup mengerti akan tujuan dari Spiritualitas Ignasian yang sangat khas tersebut. Sama halnya dengan realita dalam kehidupan sehari-hari bahwa intinya Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang beriman lebih dekat dengan Kristus. Tetapi, masih ada responden yang menyatakan kurang setuju tentang hal ini karena mungkin mempunyai alasan lain yang lebih menguatkan pendapatnya tentang makna Spiritualitas Ignasian.

c. Arti Panggilan Katekis

Hasil penelitian terhadap arti panggilan katekis menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 16 (53,33%) menyatakan sangat setuju bahwa arti panggilan menjadi katekis adalah panggilan itu berasal dari Allah dan kita diajak untuk lebih mengenal Allah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar responden cukup memahami tentang arti panggilan menjadi katekis yaitu panggilan yang berasal dari Allah dan diajak untuk lebih mengenal Allah. Sebanyak 17 (56,67%) lebih dari separuh responden menyatakan sangat setuju bahwa arti pelayanan seorang katekis adalah panggilan untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. Dalam hal ini, sebagian besar para mahasiswa cukup mengerti bahkan sudah bisa memahami arti pelayanan seorang katekis yaitu panggilan untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. Tentu disini ada perbedaan antara panggilan dan juga pelayanan seorang katekis.

Hasil penelitian di atas merupakan pembahasan dari variabel 2 tentang semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa para mahasiswa PAK cukup memahami serta menghayati baik arti panggilan menjadi seorang katekis dan juga arti pelayanan bagi seorang katekis. Meskipun begitu tetap saja ada responden yang kurang setuju akan arti panggilan menjadi katekis dan juga pelayanan seorang katekis. Boleh dikatakan bahwa mahasiswa tersebut belum terlalu menghayati panggilan maupun pelayanan menjadi seorang katekis.

d. Pengertian Semangat Pelayanan

Hasil penelitian terhadap pengertian semangat pelayanan menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 17 (56,67%) menyatakan sangat setuju bahwa iman, harapan, dan kasih merupakan inti dari semangat pelayanan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar responden cukup memahami tentang inti dari semangat pelayanan. Sebanyak 22 (73,33%) lebih dari separuh responden memilih kadang-kadang dalam mempraktekkan sikap dan tindakan untuk saling melayani terutama kepada Allah dan sesama sebagai calon katekis. Hasil ini memperlihatkan bahwa sebagian besar para mahasiswa masih belum menyadari akan pentingnya semangat pelayanan sebagai calon katekis.

Hasil penelitian diatas masih merupakan pembahasan dari variabel 2 tentang semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa para mahasiswa PAK cukup memahami akan inti dari semangat pelayanan yaitu iman, harapan, dan kasih. Namun, dalam prakteknya masih banyak dari para mahasiswa PAK yang belum menyadari akan pentingnya semangat dalam pelayanan tersebut sebagai calon katekis. Artinya, bahwa para mahasiswa PAK dalam mengikuti kegiatan-kegiatan menggereja baik di paroki maupun di lingkungan masih kurang terlibat aktif dan lain sebagainya.

e. Makna Semangat Pelayanan

Hasil penelitian terhadap makna semangat pelayanan menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 17 (56,67%) menyatakan setuju bahwa arti dari semangat adalah sikap yang tumbuh dalam diri pribadi untuk bergerak dan berubah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar responden cukup mengerti tentang arti dari semangat. Sebanyak 17 (56,67%) lebih dari separuh responden menyatakan sangat setuju bahwa keutamaan dalam semangat pelayanan adalah sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri. Hasil ini memperlihatkan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami akan keutamaan dalam semangat pelayanan yaitu sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri.

Hasil penelitian diatas masih merupakan pembahasan dari variabel 2 tentang semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami akan arti dari semangat dan keutamaan dalam semangat pelayanan.Namun, masih ada responden yang kurang setuju akan arti dari semangat itu sendiri. Mungkin bagi yang menyatakan kurang setuju mempunyai pandangan lain akan arti dari semangat sesuai dengan wawasannya.

f. Latar Belakang Kuliah di PAK

Hasil penelitian mengungkapkan lebih dari separuh jumlah responden 17(56,67%) alasan memilih kuliah di PAK karena terdorong dari keinginan dan motivasi dari diri sendiri. Hal ini penulis pahami bahwa sebagian besar para

mahasiswa PAK memilih prodi ini bukan karena keterpaksaan melainkan berasal dari hati dan mantap untuk kuliah di PAK. Tetapi, tetap saja ada para mahasiswa PAK yang memilih alasan yang beranekaragam diantaranya dorongan dari orang tua, ada keterpaksaan dan menjadikan PAK sebagai jalan keluar terakhir,dan menjemput kesempatan yang disediakan oleh Dispendikbud melalui program beasiswa. Hasil ini penulis memahami bahwa tidak sedikit pula dari para mahasiswa mengalami keterpaksaan untuk kuliah di PAK terutama karena dorongan dari orang tua, tarekat atau kongregasi, guru, dan lain-lain bukan berasal dari keinginan diri sendiri.

Di samping itu mengenai tujuan kuliah di PAK terdapat jawaban-jawaban yang seimbang dan merata. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 11(36,67%) responden yang menjawab ingin menggapai cita-cita terutama menjadi guru agama atau katekis. Jawaban ini sama dengan responden yang menjawab bahwa tujuan kuliah di PAK yaitu untuk membentuk pribadi yang mempunyai karakter 11(36,67%). Jawaban di atas, menurut penulis bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup termotivasi dan mampu menghayati tujuan mereka untuk kuliah di PAK. Tetapi, ada satu responden yang menyatakan bahwa tidak ada tujuan ketika memilih kuliah di PAK. Hasil ini bagi penulis merupakan bahwa masih ada yang menjadikan PAK sebagai pelarian karena tidak ada jalan lain dan tidak ada tujuan. Jadi, bagi para mahasiswa yang menjalankan seperti itu mungkin merasa jenuh dan bosan kuliah di PAK. Tetapi, semua butuh proses. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi keluarga besar PAK untuk lebih giat lagi memperhatikan

para mahasiswa agar termotivasi untuk kuliah di PAK dan menyadari bahwa jalan untuk kuliah di PAK tidak salah.

g. Kesulitan dan Tantangan yang dihadapi selama Menempuh Proses Studi di PAK

Hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa lebih dari separuh jumlah responden yaitu 18 (60,00%) mengalami kesulitan selama kuliah di PAK karena adanya kemalasan dalam diri yang selalu menghambat proses perkuliahan. Hal ini bagi penulis merupakan kesulitan yang menjadi faktor utama penghambat para mahasiswa ketika menjalani kuliah di PAK. Menurut penulis, sebagian besar para mahasiswa mungkin merasa jenuh dan bosan dengan tugas-tugas yang diberikan, materi-materi yang sulit untuk dipahami, dan juga karakter dosen yang tidak sesuai dengan keinginan. Maka dari itu, faktor-faktor ini jelas memicu kemalasan dalam diri mahasiswa terutama bagi mereka yang tidak menemukan jalannya di PAK.

Di samping itu mengenai tantangan selama kuliah di PAK terdapat jawaban-jawaban yang hampir seimbang. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 15 (50,00%) responden yang menjawab bahwa tantangannya adalah tantangan mengendalikan diri sendiri dan memotivasi diri, sedangkan yang menjawab bahwa tantangan selama kuliah di PAK adalah pembagian waktu dalam studi maupun kegiatan-kegiatan lain yaitu 12 (40,00). Hasil ini bagi penulis menggambarkan dua sisi yang berbeda bahwa tantangan selama kuliah di PAK itu berasal dari dalam diri dan luar diri. Memang selama kuliah para mahasiswa

disibukkan dengan berbagai macam kegiatan bukan hanya dari intern kampus saja, melainkan juga tidak sedikit para mahasiswa ikut terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi, sebuah kepanitiaan, seminar, dll. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan dan juga pergaulan serta mempererat persaudaraan sebagai mahasiswa.

h. Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di PAK

Hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa lebih dari separuh jumlah responden yaitu 16 (53,33%) memilih meminta saran atau sharing pengalaman dari teman maupun kakak tingkat sebagai cara untuk mengatasi kesulitan selama kuliah di PAK. Hal ini bagi penulis merupakan sesuatu yang sungguh baik dan benar-benar menjadi solusi bagi para mahasiswa. PAK memang memiliki ciri khas yang dipandang baik oleh prodi-prodi lain karena kekeluargaannya yang sangat erat. Hal ini pula yang tampak dalam setiap kegiatan-kegiatan pendampingan selama menjalani proses di PAK baik antar angkatan maupun relasi dengan karyawan dan juga para dosen. Selain itu, tidak lupa juga para mahasiswa sebagian juga menemukan solusi melalui berkomunikasi dengan Allah lewat doa serta tidak melupakan keluarga untuk tetap selalu berkomunikasi dengan mereka karena bagaimanapun juga keluarga terutama orang tua tetap berperan besar dalam kesuksesan setiap para mahasiswa yang menjalani proses studi di PAK.

Di samping itu mengenai sikap dalam menghadapi tantangan selama kuliah di PAK terdapat jawaban-jawaban yang hampir seimbang. Berdasarkan

hasil penelitian terdapat 14 (46,67%) responden yang menjawab bahwa sikapnya adalah bersyukur. Bagi penulis, maksudnya adalah sebagian besar para mahasiswa mensyukuri apa yang terjadi dalam dirinya. Dengan kata lain, para mahasiswa menerima semua tantangan tersebut bukan sebagai hambatan melainkan sebagai bentuk kerja keras yang setia dilakukan untuk bisa sukses di PAK. Sedangkan, sebanyak 11 (36,67%) responden menyatakan termotivasi dan optimis sebagai sikap dalam menghadapi tantangan selama kuliah di PAK. Di antaranya, kerja keras dan menciptakan kegembiraan diri, membina komitmen dan semangat, belajar dengan sungguh-sungguh. Tetapi, ada satu responden yang menyatakan putus asa dan menyerah. Menurut penulis, yang menyatakan hal tersebut mungkin karena merasa terbebani, merasa lelah, dan juga merasa bahwa sekarang yang terpenting hanya menjalaninya saja sampai selesai.

i. Hubungan Antara Makna Spiritualitas Ignasian dan Semangat Pelayanan Para Mahasiswa PAK Sebagai Calon Katekis

Hasil penelitian di atas mengungkapkan hasil yang hampir seimbang di pernyataan cara menghayati Spiritualitas Ignasian selama kuliah di PAK. Permasalahannya adalah sebagian besar dari responden merasa belum menghayati Spiritualitas Ignasian bahkan tidak sedikit yang kurang tahu akan Spiritualitas Ignasian. Hal ini tampak dalam ketika penulis mengamati saat responden mengerjakan kuesioner ini. Sebanyak 10 (33,33%) kurang dari separuh responden menyatakan bahwa cara menghayati Spiritualitas Ignasian dengan menjalin relasi yang baik terhadap seluruh keluarga besar PAK. Sebanyak 11 (36,67%)

responden juga menjawab dengan cara terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan baik di paroki maupun lingkungan. Hal ini merupakan sesuatu yang positif untuk harus dilaksanakan dalam pewartaan karena sebagai calon katekis relasi dan juga pelayanan adalah sesuatu yang selalu ditemui di tengah-tengah umat. Jadi, dalam hal ini para mahasiswa cukup selektif dalam mengemukakan jawabannya karena para mahasiswa cukup memahami tugas dan karya panggilan seorang katekis.

Di samping itu, mengenai peranan penghayatan Spiritualitas Ignasian bagi pelayanan sebagai mahasiswa PAK sebanyak 16 (53,33%) lebih dari separuh responden menyatakan bahwa mewujudkan iman, harapan, dan kasih lewat Latihan Rohani dalam kehidupan sehari-hari berperan bagi pelayanan sebagai mahasiswa PAK. Bagi penulis, para mahasiswa sudah cukup mengerti dan memahami setiap karya pelayanan yang dilakukan selama kuliah di PAK. Tentu saja hal ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di PAK mulai dari pembinaan spiritualitas di setiap semester, retret dan juga rekoleksi, Karya Bakti Paroki (KBP), Camping Rohani, dll. Kegiatan-kegiatan ini merupakan tolak ukur bagi para mahasiswa untuk bisa memaknai Spiritualitas Ignasian lewat pengalaman sehari-hari. Memang tidak secara spesifik dijelaskan dalam setiap kegiatan tersebut. Tetapi, peranan para dosen untuk membimbing dan juga kesadaran dari para mahasiswa untuk belajar memaknai dan juga menghayati Spiritualitas Ignasian tentu bisa menjadi proses karena kembali lagi kepada pedagogi Ignasian yang terpancar di Universitas Sanata Dharma.

j. Harapan Mahasiswa PAK

Hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa sebanyak 17 (56,67%) lebih dari separuh responden menyatakan bahwa melaksanakan kegiatan doa yang ditekankan oleh St. Ignatius dalam Latihan Rohani menjadi terobosan yang harus dilakukan untuk mempermudah menghayati Spiritualitas Ignasian di PAK. Bagi penulis, jawaban ini merupakan pemahaman dan juga harapan yang sungguh-sungguh diharapkan terjadi sebagai penghayatan kita kepada Yesus melalui St. Ignatius. Hal ini pula yang belum terlalu terlihat jelas dilakukan di prodi PAK karena selama ini belum ada kegiatan-kegiatan seperti Latihan Rohani dilaksanakan di prodi PAK. Meskipun begitu, tidak ada alasan apabila Latihan Rohani ini bisa dilaksanakan dan diwujudkan karena bagi penulis sendiri belum terlalu paham akan Latihan Rohani itu sendiri.

Di samping itu, mengenai poin-poin yang harus diperhatikan dalam melaksanakan terobosan di atas adalah sebanyak 16 (53,33%) lebih dari separuh responden menyatakan bahwa membangun kesadaran bersama untuk tergerak hatinya menjadi poin utama. Poin ini tentu menjadi sangat penting karena menurut penulis sebagai prodi PAK yang dipandang akan kekeluargaannya yang beraneka ragam tentu kesadaran bersama menjadi poin yang harus diperhatikan sebagai wujud penghayatan bersama akan Spiritualitas Ignasian.

Dokumen terkait