• Tidak ada hasil yang ditemukan

P5 tingkat pengendalian mampu

E. Koefisien Determinan Hipotesis Kedua (R

IV.2.2. Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis Kedua

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa variabel komunikasi pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara yang memiliki nilai thitung tabel

numbuhkan rasa kekeluargaan dan keterbukaan sehingga jika terjadi konflik atau masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Hal ini

Kondisi ini merupakan hal yang positif karena komunikasi pegawai sangat dibutuhkan dalam meningkatkan iklim organisasi yang kondusif. Panuju (2001) dalam bukunya “Komunikasi Organisasi” mengungkapkan bahwa komunikasi

empunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya oranisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi.

itu diperluk

lim organisasi. m

Komunikasi yang merupakan gabungan persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi (Pace dan Don, 2000). Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk

an adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan organisasi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara yaitu diantaranya tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang bersih dan berwibawa, transparan, Akuntabel serta bebas dari unsur KKN.

Sedangkan variabel komitmen pegawai juga memiliki pengaruh terhadap pembentukan iklim organisasi pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara yang memiliki nilai dari thitung > ttabel, yaitu sebesar 1,665 < 1,688. Pengaruh varibel

komitmen pegawai yang berlangsung di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara tidak begitu besar jika dibandingkan dengan pengaruh variabel ik

Ditinjau dari indikator komitmen pegawai bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki pegawai yang sebahagian telah menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) dapat

menghasilkan komitmen pegawai yang positif karena pegawai mampu dalam bekerja dengan ilmu yang dimiliki sehingga merasa sebagai bagian dalam mewujudkan tujuan o

organisasi yang cukup besar dan berpengaruh dalam hal ketenagakerjaan setin

rganisasi atau perusahaan. Ini merupakan kondisi psikologi pegawai terhadap

rganisasi dan hal ini menimbulkan komitmen di dalam diri pegawai. Selain itu, keberadaan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara yang merupakan suatu gkat kabupaten. Hal ini menimbulkan rasa yakin pada diri pegawai akan keberadaannya di Dinas Tenaga Kerja. Dengan kata lain, jika Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara dapat dikenal masyarakat dan dianggap kehadirannya dapat mempengaruhi hal-hal yang berkaitan denga ketenagakerjaan di Kabupaaten Batu bara, maka pegawai akan merasa bersyukur dan bangga dapat bekerja di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara yang berdampak kepada komitmen pegawai untuk menciptakan iklim organisasi yang baik.

Komitmen dikatakan sebagai suatu keadaan atau derajat sejauh mana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dengan tujuan– tujuannya, serta memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Konstruksi dari komitmen organisasi memusatkan perhatian pada kesetiaan individu atau karyawan terhadap o

organisasi, dimana pegawai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara dengan senang hati tanpa paksaan untuk mengeluarkan energi ekstra demi kepentingan suatu organisasi atau perusahaan yang akan menciptakan iklim organisasi yang kondusif.

Dari kedua variabel yang ada, dapat dilihat bahwa variabel komunikasi pegawai memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kinerja pegawai dibandingkan variabel komitmen pegawai. Hal ini dapat dilihat dari nilai t

aribel komunikasi pegawai yaitu sebesar 7,495 yang lebih besar jumlahnya jika dibandingkan dengan nilai t variabel komitmen pegawai yaitu sebesar 1 Iklim organisasi merupakan gambaran iklim psikologis atau kepribadian organisasi

at dari peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Trisnawati (2008) bahwa Komuni

anya. Dengan adanya komunikasi yang kuat dan tinggi maka seorang pegawai akan bekerja dengan baik sehingga mempunyai kinerja yang baik

hitung

,6 v

65. hitung

yang dapat mempengaruhi orang secara potensial dan menjadi penggerak kehidupan organisasi, oleh karena itu iklim organisasi merupakan suatu hal yang penting yang harus diperhatikan pimpinan. Melalui iklim organisasi yang efektif pimpinan mampu mengelola jalannya proses komunikasi pegawai dan menciptakan komitmen pegawainya.

Iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi serta berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung kinerja anggota organisasi (Wirawan, 2003).

Dilih

kasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan. Dengan pemberian Komunikasi dimaksudkan pemberian daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar bekerja dengan segala daya upay

dan tinggi juga. Sedangkan Arya (2010) melalui hasil penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Komunikasi dan Semangat Kerja Terhadap Prestasi Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Deli Serdang menyatakan bahwa Bahwa variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap prestasi kerja pegawai (Y) adalah variabel komunikasi (X1), karena variabel tersebut mempunyai pengaruh sebesar 0,632 point. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Deli Serdang perlu peningkatan SDM tentang dasar/tehnik komunikasi yang efektif dan adanya motivasi dari pimpinan agar pegawai dapat bersemangat dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tingkat kemampuan maksimal yang dimilikinya. Perlu mengetahui dasar komunikasi, seperti niat yang menyangkut apa saja yang akan disampaikan, siapa sasarannya, apa yang akan dicapainya dan kapan akan disampaikan. Dengan mengikuti dasar berkomunikasi ini, akan terhindar dari kesalahpahaman, baik antara atasan dengan bawahan maupun antara sesama rekan kerja, sehingga aktivitas kerja akan berjalan dengan lancar dan penyampaian informasi juga tidak akan terhambat. 

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait