1. Implementasi Kurikulum Pendidikan Berbasis Karakter Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.
Secara umum, pendidikan berbasis karakter memang belum menjadi proritas utama dalam pembangunan bangsa dan belum diterapkan secara holistic
dalam kurikulum Pendidikan Nasional. Namun dengan adanya Kurikulum 2013 yang berbasis karakter , guru-guru memiliki peluang besar untuk menerapkan pendidikan karakter ke dalam masing-masing satuan pendidikan.
Hasil penelitian di SMA Negeri 1 Manado menegenai konsep pendidikan berbasis karakter mata pelajaran terintegrasi pada pembiasaan-pembiasaan,
97Wawancara dengan Iftitah M. P Sonda , Siwa Kelas X SMA Negeri 1 Manado, pada
tanggal 26 mei 2015, pukul 11:50 wita, diruangan agama islam.
98Wawancara dengan Vanesa Kula , Siwa Kelas X SMA Negeri 1 Manado, pada tanggal
bimbingan konseling, pengembangan konseling dan kegitan ekstrakurikuler yang dilakukakn di sekolah ini. Sekolah berkewajiban mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pendidikan Berbasis Karakter kedalam Kurikulum 2013, melalui Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Tujuan dari diintegrasikanya pendidikan berbasis karakter ke dalam semua mata pelajaran, dan khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI) agar materi pembelajaran yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter dapat dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Manfaat pengembangan nilai-nilai pendidikan berbasis karakter ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah agar peserta didik mengenal, menerima, menghayati dan membiasakan melaksanakan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik merasa memiliki dan bertanggung jawab atas kesadaran sendiri. Adapun proses keputusan yang diambil dipertimbangkan melalui tahapan: mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri peserta didik. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial.
Berdasarkan hasil peniliti penerpaan kurikulum berbasis karakter yang diterapkan di SMA Negeri 1 Manado adalah salah satu upaya untuk membentuk sikap dan nilai positif pada siswa untuk perubahan nilai dan sikap peserta didik mulai dari hal yang kecil sampai pada hal-hal yang besar.
Kurikulum Pendidikan 2013 berbasis karakter dilaksanakan dengan cara diintegrasikan dalam mata pelajaran, diintegrasikan dalam muatan lokal, diintegrasikan kedalam kegiatan pengembangan diri meliputi: ekstrakurikurer, pembiasaan-pembiasaan, bimbingan konseling.99 Berdasarkan hasil penelitian,
langkah tersebut sejalan dengan Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Manado, sebagaimana hasil wawancara Drs.Johanis Tamba, Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum berikut:
Kami mengacu berdasarkan acuan yang telah dibuat oleh pemerintah pusat tapi dari pihak sekolah tetap memperhatikan kondisi yang ada.100
.
Pengintegrasian dalam mata pelajaran yang secara dokumen langsung dimasukkan ke dalam silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP). Sedangkan pendidikan karakter secara terintegrasi didalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Pada dasarnya
99Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Jakarta:
Badan Peneliti dan Pengembangan, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011),h.14.
100Wawancara dengan Drs. Johanis A. Tamba, M.Si Wakil kepala Sekolah SMA Negeri
1 Manado Bidang Kurikulum, pada tanggal 1 Juni 2015, pukul 13:20 wita, di ruangan Wakasek Kurikulum.
kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.101
Berdasarkan teori di atas senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara dengan guru mata pelajaran PAI bapak Ramli Makatungkang, M.Hi sebagai berikut:
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 dan setiap kurikulum sudah diterapkan pendidikan karakter untuk memberikan pemahaman kepada mereka lwat akhlak, moral agar dapat membentuk pribadi mereka.102
Pengembangan kurikulum sudah ditentukan oleh daerah masing-masing sekolah. Dalam pemilihan muatan lokal harus disesuaikan dengan kondisi di sekitar. Jadi masing-masing tiap sekolah ada perbedaan dalam menetapkan muatan lokal yang ada. Sedangkan pengintegrasian ke dalam kegiatan pengembangan diri yang meliputi ekstrakurikurer, pembiasaan-pembiasaan, bimbingan konseling. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan pendidik atau tenaga kependidikan.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta
101Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi (Bandung:
Alfabeta,2012),h.224.
102Wawancara dengan Drs. Ramli Makatungkang, M.HI, Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado, pada tanggal 5 Juni 2015, pukul 13:40 wita, di Masjid Al Jamiah IAIN Manado.
didik. Namun, pendidikan karakter sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Yakni pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan. Selain kegiatan ekstrakurikurer, terdapat penanaman nilai-nilai karakter melalui pembiasaan-pembiasaan rutin, spontan, terprogam dan keteladanan. Ini merupakan salah satu upaya dalam menanamkan pembiasaan positif kepada peserta didik. Penanaman nilai-nilai karakter positif harus ditanamkan sejak dini, karena itu adalah modal utama bagi generasi muda. Diharapkan jika ditanamkan sejak dini, itu dapat menjadi pondasi awal peserta didik dalam menyikapi tantangan zaman yang selalu berkembang. Tidak lupa dari pembiasaan- pembiasaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari kelak nantinya dapat menjadi kebiasaan yang sudah melekat pada diri peserta didik dikemudian hari.
Dari informasi yang diperoleh peneliti tentang kegiatan yang telah dilaksanakan guru dan sekolah untuk mengembangkan nilai-nilai karakter pada siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) selama ini di SMA N 1 Manado.
Dari hasil belajar pada mata pelajaran PAI guru menggunakan dua macam penilaian yaitu yang pertama nilai akdemik ini didapatkan melalui penilaian secara objektif yang dilihat dari hasil ujian peserta didik. Yang kedua dalah tercermin dari perilaku. Hal ini dapat dilihat dari bebrbagai pengamatan yang dilihat oleh guru tentang perilaku dan pembiasaan-pembiasaan yang baik yang sudah diajarkan. Misalnya mengamati tentang kebiasaan berdoa sebelum belajar dan melaksanakan shalat dzuhur bersama sebelum melaksanakan kegiatan belajar serta cara peserta didik bertutur kata dan bertindak secara sopan dan santun.
Implementasi pendidikan karakter di sekolah dikembangkan melalui pengalaman belajar dan proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri siswa. Pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dilaksanakan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Khusus untuk materi Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (karena misinya adalah mengembangkan nilai dan sikap pengembangan karakter), harus menjadi fokus utama yang bisa menggunakan berbagai strategi/metode pendidikan karakter.103
Dalam menerapkan karakter yang sesuai dengan kurikulum ini, guru mengunakan berbagai metode belajar. Seperti diskusi yang sering dilakukan hal ini dimaksudkan melibatkan peserta didik untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.disamping itu metide ceramah pun masih mndominasi.hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan membentuk pemahaman serta nilai keteladanan kepada siswa untuk terbiasa melakukan hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dari berbagai penerapan metode dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang dilaksankan di SMA Negeri 1 Manado ini, dapat memberikan pengaruh dan manfaat yang baik. Dimana pendidik dapat membentuk nilai-nilai positif peserta didik dimuali dari kebiasaan melakukan perubahan positif seperti bertutur kata yang baik dalam proses belajar serta peserta didik dapat mengeembangkan ilmu dan nilai-nilai yang mengarahkan kebaikan dan kebiasaan yang baik.
103Endah Solistyowati, Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter (Yogyakarta: PT
Berdasarkan hasil temuan peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas X di SMA Negeri 1 Manado selama ini sudah berjalan dengan baik. Hal itu jelas terbukti dengan hasil temuan peneliti bahwa sekolah dan guru benar-benar menggalakan pendidikan karakter. Mulai dari mensisipkan nilai-nilai karakter ke dalam pelajaran PAI, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, tertuang dalam kegiatan ekstrakurikurer sekolah, pembiasaan-pembiasaan di sekolahan. itu semua semata-mata untuk mencetak generasi yang kuat, berkarakter dan berguna bagi bangsa dan negaranya.
2. Kesulitan/hambatan dalam Implementasi Kurikulum Pendidikan
Berbasis Karakter Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA negeri Manado.
Dalam pelaksanaan suatu program pastilah ada kesulitan dan hambatan, dalam pelaksanaan kurikulum 2013 berbasis karakter pada mata pelajaran Pendidukan Agama Islam (PAI) kelas X di SMA Negeri 1 Manado ditemukan beberapa kendala, antara lain:
1. Sikap peserta didik yang masih belum stabil artinya belum seluruhnya menerapkan nilai-nilai karakter sepenuhnya yang diakbiatkan oleh faktor lingkungan.
2. Masih terdapatnya peserta didik yang belum menguasai cara belajar membaca al-quran sehingga membuat alokasi waktu cenderung berkurang dalam pelajaran memahami ayat-ayat.
3. Pengetahuan dan penerapan nilai-nilai tidak sebanding dan tidak sesuai yang diharapkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan adanya berbagi macam hambatan-hambatan, akan menjadikan sekolah harus selalu berfikir, berkreasi, berinovasi untuk dapat terwujudnya visi, misi dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
3. Solusi dalam Implementasi Kurikulum Pendidikan Berbasis Karakter
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Manado
Hambatan dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis karakter mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diselesaikan dengan solusi sebagai berikut:
1. Apabila terdapat siswa yang bermasalah diserahkan kepada guru bimbingan konseling (BK) untuk dibina dan diarahkan apalgi menyangkut kenakalan remaja.
2. Dalam pembentukan karakter yang paling utama ialah keteladanan dari guru dan pihak sekolah untuk diikuti oleh seluruh peserta didik.
3. Melaksanakan pengembangan nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler yang sudah diprogramkan.
4. Dengan mengoptimalkan waktu-waktu luang misalnya jam sebelum dan sesudah pelajaran , diselah-selah istirahat, diluar jam PAI untuk senantiasa menanamkan pembiasaan positif kepada anak.
5. Mengoptimalkan kesadaran akan pentingnya belajar baik dari guru, siswa dan orang tua. Maka dengan kesadaran akan memunculkan keteladanan. Dari uraian sulusi pemecahan masalah tersebut membuktikan bahwa, pihak sekolah selalu berusaha semaksimal mungkin dan bertanggung jawab mengupayakan tercainya tujuan, visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka pada bab V ini merupakan bab penutup yang memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam menerapkan karakter kita menggunakan kurikulum 2013 dengan cara sebagaimana biasanya peserta didik diberikan pandangan awal supaya ilmu mereka bisa masuk, maka tentunya kebiasaan utama adalah berdoa. Hal ini di maksudkan agar para peserta didik dapat menyerap ilmu dengan baik dan dapat terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti ini dan cara pendidik dalam memberikan materi ajar yaitu secara relax dan melakukan pembiasaan- pembiasaan yang dimulai dari pendidik itu sendiri dan diikuti oleh peserta didik, dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya ketika dalam proses belajar mengajar.
2. Adapun kesulitan/hambatan yang muncul dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas X di SMA N 1 Manado adalah: 1) kurangnya ketidak tahuan sebagian siswa membaca Al-quran, 2) terdapat peserta didik belum melaksanakan karakter yang diharapkan karena peserta didik masih terpengaruh oleh pergaulan lingkungan.
3. Solusi dalam mengatasi kesulitan/hambatan dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis karakter mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas X di SMA N 1 Manado adalah : 1) Dengan mengoptimalkan waktu- waktu luang misalnya jam sebelum dan sesudah pelajaran , diselah-selah istirahat, diluar jam PAI untuk senantiasa menanamkan pembiasaan positif kepada anak dan hendaknya orang tua lebih mengambil peran penting untuk mengenalkan Al-quran kepada anak sehinggah anak mampu membaca Al- quran ketika sudah berada di bangku SMA. 2) Jika ada masalah seperti itu, kita serahkan kepada guru BK dan guru-guru agama jika terjadi masalah kenakalan yang dilakukan oleh siswa itu sendiri dan pendekatan melalui Guru BK dan Guru Agama sangatlah dibutuhkan, karena pendekatan merupakan bentuk perhatian kepada siswa yang mengalami masalah. Dalam Implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis karakter di SMA Negeri 1 Manado khususnya mata Pelajaran PAI sudah sesuai dengan rumusan nilai-nilai karakter yang telah dikembangkan di sekolah dimana dari pengamatan terhadap nilai-nilai yang menonjol yakni religius, disiplin, kreatif, tanggung jawab, peduli sosial.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas beberapa saran yang perlu disampaikan dalam penelitian ini yaitu sebaiknya pembiasaan-pembiasaan yang baik dalam upaya menerapkan pendidikan karakter PAI dari guru kepada peserta didik haruslah dipertahankan ataupun dilestarikan agar kebiasaan tersebut dapat berlajut oleh siswa ketika mereka selesai menamatkan pendidikan di sekolah ini
sehinggah tujuan kurikulum saat ini dapatlah tercapai baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Saran peneliti untuk pendidik adalah agar dalam implementasi penerapan kurikulum ini tetap mengacu pada dasar acuan yang ada dan tidak bosan-bosannya menunjukan keteladanan pembiasaan-pembiasaan positif dalam proses belajar dan lingkungan sekolah.
Saran peneliti untuk siswa agar terus menanamkan nilai-nilai karakter yang positif. Dan lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Karena Pendidikan Agama sangatlah penting dalam menciptakan ilmuan-ilmuan yang akan datang, dan ilmu yang didapatkan haruslah dikembangkan dalam kehidupan sosial serta terus menanamkan nilai-nilai yang dapat mengarahkan pada kebaikan dan pembiasaan positif.