• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gancahan I Paroki Maria Assumpta Gamping

J. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan variabel penelitian meliputi identitas responden, jalannya

pendampingan Iman Anak (PIA) di Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I

paroki Maria Assumpta Gamping, peranan media audio visual dalam proses PIA,

serta faktor pendukung dan faktor penghambat. Selanjutnya penulis akan

mengungkapkan beberapa hal pokok berkaitan dengan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan terhadap para pendamping PIA di Lingkungan Santo Agustinus

Gancahan I. sebagai berikut:

1. Identitas Responden

Jumlah responden pada penelitian ini adalah 10 orang, keseluruhan

responden merupakan para pendamping PIA di lingkungan Santo Agustinus

Gancahan I. Responden seluruhnya adalah perempuan (100%) yang berumur

15-25 tahun (50%), 36-45 tahun (40%), 15-25-35 tahun (10%). Rata-rata tingkat

pendidikan responden adalah sarjana S1 (40%), selain itu beberapa sedang

menjalani studi di perguruan tinggi sebagai seorang mahasiswi (50%), ada juga

lulusan D3 (10%), dan lulusan SMK (10%).

Melalui hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa seluruh

pendamping PIA di lingkungan Santo Agustinus Gancahan I adalah seorang

enerjik dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendamping PIA.

Sedangkan pendamping yang berusia 36-45 tahun merupakan pendamping senior

di lingkungan tersebut. Untuk tingkat pendidikan mayoritas pendamping adalah

seorang Sarjana baik sarjana strata 1 (S1) atau diploma 3 (D3), disusul seorang

yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi, dan lulusan SMK. Melihat dari

tingkat pendidikannya dapat dipastikan PIA di lingkungan tersebut didampingi

oleh orang-orang yang berkualitas secara akademik. Seorang yang berkualitas

secara akademik pasti memiliki kecakapan yang baik, berpikiran luas dan

memiliki banyak inovasi, sehingga hal tersebut akan memberikan dampak yang

positif bagi jalannya kegiatan PIA di lingkungan Santo Agustinus Gancahan I.

2. PIA di Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I paroki Maria Assumpta

Gamping

Bagian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana jalannya kegiatan

PIA di lingkungan Santo Agustinus Gancahan I dan mengetahui apakah teori

tentang PIA yang ada dalam dasar teori telah sesuai dengan keadaan sebenarnya

yang terjadi dalam proses PIA di lingkungan tersebut. Pembahasan tentang

jalannya kegiatan PIA meliputi umur peserta PIA, waktu pelaksanaan dan

penggunaan media, sedangkan tentang dasar teori meliput segi pemahaman dan

pandangan pendamping, serta kesesuaian teori dengan kegiatan PIA di

Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I.

Pembahasan hasil penelitian akan dimulai dari beberapa hal pokok penting

Agustinus Gancahan I. Pernyataan mengenai jalannya kegiatan PIA ini terdapat

pada item nomor 7 dan 8, pernyataan pada item ini dikhususkan untuk mengetahui

kriteria peserta dan apakah benar kegiatan PIA selalu dilaksanakan pada hari

Minggu. Khusus untuk pernyataan pada nomor 7, pernyataan ini diambil dari

dasar teori yang terdapat pada halaman 31 skripsi ini. Pertama melalui pernyataan

pada item nomor 8 dapat diketahui bahwa kegiatan PIA di lingkungan Santo

Agustinus Gancahan I selalu dilaksanakan setiap hari Minggu karena keseluruhan

responden menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang (60%), dan setuju sebanyak

6 orang (60%), dan tidak satupun responden menyatakan ragu-ragu ataupun tidak

setuju terhadap pernyataan tersebut. Selanjutnya melalui pernyataan pada item

nomor 7 diketahui bahwa peserta PIA di lingkungan tersebut tidak hanya dari usia

5-13 tahun saja, karena sebanyak 5 orang (50%) responden menjawab tidak setuju

terhadap dasar teori yang menyatakan bahwa peserta PIA adalah anak berumur

5-13 tahun, 3 orang (30%) menjawab ragu-ragu, dan hanya 2 orang (20%)

responden yang setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari pernyataan nomor 5

dapat disimpulkan bahwa responden tidak sependapat terhadap dasar teori yang

menyatakan jika peserta PIA adalah anak berumur 5-13 tahun, karena dari

pengamatan peneliti dan wawancara dengan para pendamping terdapat juga

anak-anak di bawah 5 tahun yang mengikuti kegiatan PIA dengan didampingi oleh

orang tuanya. Maka dari kedua pernyataan di atas scara keseluruhan dapat

diketahui bahwa PIA di Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I selalu diadakan

setiap hari Minggu dan diikuti tidak hanya oleh anak berumur 5-13 tahun saja,

Setelah mengetahui hal mengenai jalannya kegiatan PIA yang berkaitan

dengan hal teknis maka selanjutnya akan dibahahas mengenai jalannya kegiatan

PIA, tetapi dikhususkan pada penggunaan media dalam kegiatan PIA di

Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I. Pernyataan mengenai penggunaan

media ini terdapat pada item nomor 14, 15, dan 17. Ketiga pernyataan tersebut

dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan media dalam kegiatan PIA

itu penting. Pertama melalui jawaban responden pada pernyataan nomor 14 dapat

disimpulkan bahwa seluruh responden sependapat bahwa agar menjadi semakin

menarik dan efektif kegiatan PIA membutuhkan sebuah media, hal ini

berdasarkan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6 orang

(60%), dan menyatakan setuju sebanyak 4 orang (40%). Kedua melalui

pernyataan pada item nomor 15 dapat disimpulkan bahwa seluruh pendamping

menyadari akan pentingnya penggunaan media dalam kegiatan PIA agar kegiatan

PIA menjadi semakin efektif dan menarik, Hal ini berdasarkan jawaban responden

yang menyatakan sangat setuju sebanyak 4 orang (40%) dan setuju sebanyak 6

orang (60%). Selanjutnya melalui pernyataan yang terdapat pada item nomor 14

dapat disimpulkan bahwa seluruh pendamping menyadari jika tidak ada media

seperti cerita, gambar, gerakan, dan film kegiatan PIA menjadi kurang menarik,

hal ini berdasarkan jawaban dari responden yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 3 orang (30%), setuju sebanyak 7 orang (70%), dan tidak satupun

responden menyatakan ragu-ragu, atau tidak setuju. Sehingga dari seluruh hasil

penelitian yang didapat dari item nomor 14,15, dan 16 secara keseluruhan dapat

media dalam proses PIA di lingkungan Santo Agustinus Gancahan I Paroki Maria

Assumpta Gamping.

Selain hal itu diperoleh juga beberapa pokok penting mengenai pandangan

pendamping terhadap beberapa teori tentang PIA yang tertulis dalam dasar teori

penulisan skripsi ini. Teori ini dituliskan pada pernyataan yang terdapat pada item

nomor 5, 6, 9, 10, 11,12, dan 13. Pertama melalui dasar teori yang dituliskan pada

item nomor 5 dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh pendamping PIA di

Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I sangat sependapat jika PIA adalah suatu

bentuk pendampingan iman sejak usia dini khusus untuk anak-anak beragama

Katolik baik yang sudah dibabtis maupun belum dibabtis, hal ini berdasarkan

pendapat responden pada pernyataan pada item nomor 5 yang menyatakan sangat

setuju sebanyak 6 orang (60%) dan setuju sebanyak 3 orang (30%), sedangkan

hanya 1 orang (10%) responden menyatakan sangat tidak setuju terhadap

pendapat tersebut. Selanjutnya melalui pernyataan pada item nomor 6 dapat

disimpulkan bahwa seluruh pendamping PIA sudah mengerti atau setuju dengan

tujuan dari PIA yang terdapat dalam dasar teori yaitu untuk mengenalkan

anak-anak pada iman katolik sedini mungkin agar mereka semakin mencintai Gereja,

hal ini berdasarkan pendapat responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak

7 orang (80%) dan setuju sebanyak 3 orang (20%).

Pada Item nomor 8 terdapat pernyataan berdasarkan dasar teori yang

mengatakan bahwa PIA merupakan kegiatan yang santai namun mendalam,

berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh

responden menyatakan sangat setuju, dan 6 orang (60%) responden menyatakan

setuju, meskipun ada satu orang responden yang masih merasa ragu-ragu atas

pendapat tersebut. Selanjutnya melalui pernyataan pada item nomor 10 dapat

disimpulkan bahwa seluruh pendamping sudah memahami dan menyetujui arah

dan tujuan PIA yaitu dalam kegiatan PIA anak-anak diarahkan dan dibentuk untuk

menjadi generasi penerus Gereja yang senantiasa aktif dalam kegiatan

menggereja, hal ini berdasarkan pendapat responden yang menyatakan sangat

setuju sebanyak 8 orang (70%), sebanyak 3 orang (30%) menyatakan setuju dan

tidak ada satupun responden yang menyatakan ragu-ragu atau tidak setuju.

Dari data yang diperoleh dari pernyataan pada item nomor 11 dapat

disumpulkan bahwa seluruh pendamping PIA memahami dan sependapat dengan

dasar teori yang diambil dari buku PAUD yang mengatakan bahwa salah satu

alasan mengapa pendampingan iman pada anak-anak tidak usah menunggu ketika

mereka dewasa dikerenakan usia dini merupakan masa emas pekembangan

manusia dan pada saat itu terjadi lonjakan perkembangan pada anak-anak,

sehingga usia dini merupakan waktu yang sangat baik bagi anak-anak untuk mulai

dibimbing dan diarahkan dalam iman melalui kegiatan PIA, hal ini diperoleh

berdasarkan pendapat responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6 orang

(60%), setuju sebanyak 4 orang (40%) dan tidak ada satupun responden yang

merasa ragu-ragu ataupun tidak setuju. Selanjutnya melalui pernyataan pada item

nomor 12 dapat disimpulkan bahwa seluruh pendamping memahami dan

sependapat dengan pernyataan yang menyatakan bahwa anak-anak adalah

karena itu dengan diadakannya kegiatan PIA sejak usia dini diharapkan mereka

akan semakin mencintai Gereja dan kelak anak akan senantiasa aktif dalam

kegiatan menggereja, hal ini diperoleh dari jawaban responden yang menyatakan

sangat setuju sebanyak 6 orang (60%) responden, setuju sebanyak 4 orang (40%)

responden, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan ragu-ragu atau

tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Melalui pernyataan pada item nomor 13

dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh pendamping memahami dan menyetujui

dasar teori tentang manfaat diadakannya PIA bagi orang tua, yaitu untuk

membantu orang tua dalam pendampingan iman anak-anaknya, karena terkadang

orang tua memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti orang tua terlalu sibuk

sehingga anak kurang terdampingi selain itu juga adanya keterbatasan orang tua

dalam pengetahuan iman, hal ini berdasarkan pendapat responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 3 orang (30%), setuju sebanyak 6 orang

(60%) dan hanya 1 (10%) orang responden yang ragu-ragu. Sehingga bedasarkan

hasil penelitian yang didapat dari item nomor 5, 6, 9, 10, 11,12, dan 13 dapat

disimpulkan bahwa hampir seluruh pendamping PIA di lingkungan Santo

Agustinus Gancahan I sudah sependapat dengan dasar teori tentang PIA yang

ditulis oleh para ahli.

Secara keseluruhan dari hasil penelitian terhadap jalannya Pendampingan

Iman Anak (PIA) di Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I paroki Maria

Assumpta Gamping diperoleh hasil sebagai berikut: Pertama, berkaitan dengan

hal teknis PIA di Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I selalu diadakan setiap

juga diikuti oleh anak berusia di bawah 5 tahun. Kedua mengenai penggunaan

media bahwa para responden menyadari akan pentingnya penggunaan media

dalam proses PIA di lingkungan Santo Agustinus Gancahan I Paroki Santa Maria

Assumpta Gamping. Ketiga berkaitan dengan teori tentang PIA yang terdapat

dalam dasar teori ditemukan bahwa hampir seluruh pendamping PIA di

lingkungan Santo Agustinus Gancahan I sudah sependapat dengan dasar teori

tentang PIA yang ditulis oleh para ahli.

3. Peranan Media Audio Visual Terhadap Proses PIA

Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai jalannya kegiatan PIA di

lingkungan Santo Agustinus Gancahan I dan kesesuaian teori tentang PIA dengan

keadaan sebenarnya. Maka selanjutnya pada bagian ini akan dibahas secara

khusus mengenai penggunaan media, khususnya media audio visual dalam proses

PIA di lingkungan santo Agustinus Gancahan I. Memang pada bagian sebelumnya

telah disinggung mengenai penggunaan media dalam proses PIA, namun media

dalam pembahasan tersebut masih bersifat umum atau dalam artian belum

dispesifikkan pada penggunaan salah satu media. Oleh karena itu pada bagian ini

secara spesifik akan diulas mengenai penggunaan media audio visual dalam

proses PIA yang terjadi di lingkungan tersebut. Sehingga nantinya melalui

pembahasan ini dapat diketahui sejauh mana peranan media audio visual terhadap

proses PIA di lingkungan Santo Agustinus Gancahan I secara natural.

Untuk mengetahui sejauh mana peranan media audio visual terhadap

nomor 17, 18, 19, 20, 21, 22, dan 24, Pernyataan tersebut adalah pernyataan yang

berkesinambungan dan memiliki keterkaitan antara pernyataan yang satu dengan

yang lainnya. Selain pernyataan untuk mengetahui sejauh mana peranan media

audio visual di lingkungan Santo Agustinus Gancahan I, di dalamnya juga

terdapat pernyataan berupa dasar teori tentang media audio visual yang diambil

dari dasar teori dalam skripsi ini untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

pendamping mengenai apa itu media audio visual.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pernyataan pada item nomor 17

maka dapat diketahui bahwa media berupa gambar, kertas lipat, alat peraga, cerita,

dan gerakan merupakan media yang selama ini sering digunakan dalam kegiatan

PIA di lingkungan Santo Agustinus Gancahan I, hal ini berdasarkan pendapat

responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang (20%), setuju

sebanyak 8 orang (80%) dan tidak satupun responden merasa ragu-ragu atau tidak

setuju terhadap pernyataan tersebut. Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh

dari pernyataan pada item nomor 18 dapat diketahui bahwa pendamping PIA di

lingkungan tersebut pernah menggunakan media audio visual berupa film, video

atau televisi dalam pendampingannya meskipun dari 8 responden yang

menyatakan setuju masih ada 2 responden yang merasa ragu-ragu, hal ini

berdasarkan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang

(20%), setuju sebanyak 6 orang (60%) dan sisanya sebanyak 2 orang (20%)

menyatakan ragu-ragu.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pernyataan pada item nomor 19

dengan media audio visual itu dan menyetujui teori yang mengatakan bahwa

media audio visual adalah media yang audible artinya dapat didengar dan media

yang visible artinya dapat dilihat dalam waktu yang bersamaan, hal ini

berdasarkan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 4 orang

(40%), setuju sebanyak 6 orang (60%) dan tidak ada satupun responden yang

merasa ragu-ragu atau tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Selanjutnya

berdasarkan data yang diperoleh pada pernyataan nomor 20 belum dapat

disimpulkan jika media audio visual seperti film, video, dan televisi adalah media

yang sangat cocok digunakan dalam kegiatan PIA karena sebanyak 6 orang (60%)

responden dari keseluruhan responden masih merasa ragu-ragu, dan hanya 4 orang

(40%) responden yang menyetujui pernyataan tersebut. Maka jika dikaitkan

dengan hasil penelitian pada item nomor 18 yang menyatakan bahwa 80%

responden sependapat bahwa media audio visual pernah digunakan kegiatan PIA

di lingkungan tersebut, kemungkinan yang terjadi adalah media audio visual

belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga responden masih ragu-ragu

menyatakan bahwa media audio visual adalah media yang sangat cocok dalam

kegiatan PIA. Tidak maksimal bukan berarti tidak menggunakan, tetapi tidak

maksimal dalam hal ini adalah dalam pemilihan media atau metode yang

digunakan dalam pendampingan tersebut, dan hal ini akan dikaji secara lebih

mendalam dalam faktor pendukung dan penghambat pada bagian ke 4.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pernyataan pada item nomor 21

dapat disimpulkan bahwa responden sudah memahami tentang keunggulan media

keunggulan media audio visual dibandingkan dengan media audio saja atau media

visual saja adalah media audio visual mampu menyampaikan informasi kepada

anak-anak dengan cara yang lebih kongkrit daripada apa yang dapat disampaikan

oleh kata-kata atau tulisan saja, hal ini diperoleh berdasarkan jawaban responden

yang menyatakan sangat setuju sebanyak 3 orang (30%), setuju sebanyak 7 orang

(70%) dan tidak ada satupun responden yang merasa ragu-ragu atau tidak setuju

terhadap pernyataan tersebut. Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari

pernyataan nomor 22 dapat disimpulkan bahwa seluruh pendamping memahami

dan setuju bahwa salah satu media audio visual berupa film yang dapat digunakan

dalam proses PIA adalah film tentang kisah Yesus dan kisah para Nabi, hal ini

diperoleh berdasarkan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 4 orang (40%), setuju sebanyak 6 orang (60%) dan tidak ada satupun

responden yang merasa ragu-ragu atau tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pernyataan pada item nomor 23

dapat diketahui bahwa seluruh pendamping memahami dan sependapat bahwa

keunggulan penggunaan film dalam kegiatan PIA adalah dalam film anak-anak

tidak hanya mendengarkan narasi cerita tetapi juga melihat situasi yang terjadi

dalam cerita sehingga anak dapat dengan cepat mengingat dan memahami apa

yang terjadi dalam film tersebut, hal ini diperoleh berdasarkan jawaban responden

yang menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang (10%), setuju sebanyak 8 orang

(80%) dan tidak ada satupun responden yang merasa ragu-ragu atau tidak setuju

dengan pernyataan tersebut. Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari

bahwa dengan mengajak anak-anak menonton media audio visual seperti film dan

video yang menarik akan membuat mereka semakin antusias mengikuti kegiatan

PIA, hal ini diperoleh berdasarkan jawaban responden yang menyatakan sangat

setuju sebanyak 4 orang (40%), setuju sebanyak 6 orang (60%) dan tidak ada

satupun responden yang ragu-ragu atau tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.

Dari keseluruhan hasil dari 8 pernyataan yang terdapat pada item nomor

17, 18, 19, 20, 21, 22, dan 24, dapat disimpulkan bahwa media audio visual sudah

memiliki peranan dalam proses PIA di Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I,

ini dapat dilihat dari hasil yang di dapat bahwa pendamping sudah pernah

menggunakan media audio visual dalam pendampingganya, selain itu pendamping

juga sudah memahami apa yang dimaksud dengan media audio visual dan

keunggulannya melalui dasar teori yang dimunculkan oleh peneliti dalam

beberapa item pernyataan dari 8 pernyataan yang ada, pendamping juga sudah

mengetahui keunggulan media audio visual berupa film jika digunakan dalam

kegiatan PIA, namun pendamping masih ragu-ragu bahwa media audio visual

adalah media yang sangat cocok digunakan dalam kegiatan PIA.

4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Setelah pada bagian sebelumnya sudah diperoleh hasil penelitian

mengenai sejauh mana peranan media audio visual terhadap proses PIA di

lingkungan Santo Agustinus Gancahan I. Maka pada bagian ini akan mencaritahu

mengenai faktor pendukung dan penghambat dari penggunaan media audio visual

pernyataan yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor pendukung pada nomor 25,

26, dan 27. Sedangkan faktor penghambat dituliskan pada item nomor 28,29 dan

30.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pernyataan pada item nomor 25

maka secara jelas dapat disimpulkan bahwa kegiatan PIA di lingkungan Santo

Agustinus Gancahan I mendapatkan dukungan dari umat katolik di lingkungan

setempat baik berupa dukungan materi ataupun dukungan moral. Hal ini diperoleh

berdasarkan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 5 orang

(50%), setuju sebanyak 5 orang (50%) dan tidak ada satupun responden yang

merasa ragu-ragu ataupun tidak setuju. Dengan dukungan yang diberikan maka

tidak menutup kemungkinan penggunaan media audio visual dalam kegiatan PIA

juga senantiasa didukung oleh umat.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pernyataan pada item nomor 26

dapat diketahui bahwa sebanyak 7 orang (70%) pendamping selalu merencanakan

dan mengusahakan penggunaan media dalam setiap pendampingannya, sedangkan

3 orang (30%) lainnya menjawab ragu-ragu. Ragu-ragu bisa diartikan sebagai

tidak selalu, maka sebanyak 3 orang tidak selau mengusahakan media dalam

setiap pendampinggannya. Berarti media tetap diusahakan oleh sebagian besar

pendamping dan hanya beberapa pendamping saja yang tidak selalu

mengusahakan media dalam setiap pendampingannya. Maka berdasarkan hasil

dari data yang diperoleh dan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan

didukung oleh para pendampingnya sehingga para pendamping senantiasa

menyiapkan media dalam setiap pendampingannya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pernyataan pada item nomor 27

tentang inventaris media audio visual yang dimiliki pendamping, sebanyak 4

orang (40%) pendamping menjawab sangat setuju dan 2 orang (20%) pendamping

menjawab setuju terhadap pernyataan yang mengatakan bahwa pendamping PIA

memiliki inventaris berupa film atau video yang sewaktu-waktu dapat digunakan

untuk kegiatan pendampingan. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa ke

6 pendamping memiliki inventaris berupa media audio visual baik berupa film

atau video yang sewaktu-waktu dapat digunakan dalam kegiatan PIA. Selanjutnya

terdapat 2 orang (20%) responden yang merasa ragu-ragu dan 2 orang (20%) lain

yang menyatakan tidak setuju, maka dapat diketahui bahwa ke 4 responden

tersebut tidak memiliki inventaris media audio visual yang sewaktu-waktu dapat

digunakan dalam kegiatan PIA. Inventaris media audio visual yang dimiliki

pendamping merupakan modal yang sangat baik untuk mengadakan PIA dengan

media audio visual, dengan adanya inventaris yang dimiliki oleh pendamping

tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dalam kegiatan

PIA di Lingkungan Santo Agustinus Gancahan I didukung oleh para pendamping.

Melalui hasil dari ketiga pernyataan di atas mengenai faktor pendukung

penggunaan media audio visual dapat disimpulkan bahwa kegiatan PIA dengan

media audio visual di lingkungan tersebut sangat mungkin untuk dilaksanakan.

Hal ini dilihat dari adanya dukungan umat untuk kegiatan PIA baik dukungan

setiap pendampingannya, dan sebagian besar pendamping sudah memiliki media

audio-visual yang siap digunakan untuk kegiatan PIA.

Pada pernyataan nomor 28,29, dan 30 akan dibahas secara khusus

mengenai faktor penghambat penggunaan media audio visual dalam kegiatan PIA

di lingkungan Santo Agustinus Gancahan I. Bagian ini dimaksudkan untuk

mengetahui hambatan atau kesulitan yang dialami pendamping ketika akan

menggunakan media audio visual dalam kegiatan PIA di lingkungan tersebut.

Hambatan tersebut akan digali melalui ke 3 pernyataan yang meliputi apakah

pendamping pernah mengalami kesulitan ketika memilih media, kesulitan dalam

memilih metode, dan hambatan yang berkaitan dengan peralatan pendukung yang

Dokumen terkait