• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV

dirawat dirumh sakit semenjak sakit dan tidak ada bekas operasi pada tubuh klien. Pada pemeriksaan riwayat kesehatan dahulu tidak ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan data yang menonjol.

4.4 Riwayat keluarga

Klien mempunyai dua anak yang satu meninggal dan yang satu masih hidup, kedua orang tua dari ayah sudah meninggal semua dan dari ibu ayah sudah meninggal dan ibuny masih hidup , klien mengalami penyakit asam urat. Pada pemeriksaan riwayat keluarga tidak ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan data yang menonjol.

4.5 Riwayat pekerjaan

Status pekerjaan klien bekerja sebagai ibu rumah tangga,klien biasanya bekerja diladang menanam padi atau jagung dan sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Pada pemeriksaan riwayat pekerjaan tidak ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan data yang menonjol.

4.6 Riwayat lingkungan hidup

Klien tinggal bersama ibunya dan suaminya. Jenis bangunan yang ditempati adalah bangunan permanen dan luas bangunan 6x3M.

Untuk kamar mandi tersedih jamban duduk, sandal antislip bagi lansia dan keset antislip didpankamar mandi. Lantai kamar mandi terbuat dari plesteran. Pada pemeriksaan riwayat lingkungan hidup tidak ditemukan

kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan data yang menonjol.

4.7 Riwayat rekreasi

Klien mengatakan memiliki hobi memasak. Keanggotaan organisasi saat ini tidak mengikuti keanggotaan organisasi apapun,klien mengatakan sering memanfaatkan waktu liburannya melihat televise.

Pada pemeriksaan riwayat rekreasi tidak ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan data yang menonjol.

4.8 Sumber/system pendukung

Klien memiliki fasilitas kesehatan di puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Pada pemeriksaan sumber/system pendukung tidak ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan data yang menonjol.

4.9 Nutrisi

Klien mengatakan ada pembatasan makanan diet dibatasi asupan protein dan lemak. Klien tidak ada penurunan berat badan, pada konsumsi makanan klien adalah 3 kali sehari dan makan bersama suaminya. Klien mengatkan tidak ada masalah yang mempengaruhi masukan makanan . Pada pemeriksaan nutrisi tidak ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan data yang menonjol.

4.10 Pemeriksaan fisik 4.10.1.1 Sistem integument

Pada pemeriksaan integumen tinjauhan pustaka didapatkan data inspeksi : edema , purpuura/ptechine pada jari, telapak tangan atau kaki, splinter hemorahagic pada kuku, clubbing fingers dan tose (sudut kuku

<180) karena hioksi kronis pada dasar jaringan kuku. Selain itu pada kulit mengalami atropi ,kendur tidak elastic, kering dan bekerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bercak. Kekurangan kulit disebabkan oleh atropi gladula sebasea dan gladula sudoriteria, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot (Kemenkes, 2016). Perubahan rambut pada lansia umunya pertumbuhan menjadi lambat, lebih halus dan jumlahnya lebih sedikit,rambut berubah menjadi putihdan banyak yang rntok. Rambut padaa alis dan lubang hidungsering tumbuh lebih panjang. Perubahan kuku pada lansia pertumbuhannya lebih lambat , kuku menjadi pudar, warna kuku kekuningan, kuku menjadi tebal ,kears tetapi rapuh (Iqbal dkk,2016). Palpasi : Capillary revil time (CRT) lebih dari 2 detik , piting edema biasanya ditemukan di ektremitas bawah (Burhan 2012). Pada pemeriksaan integument ditinjauhan kasus ditemukan data inspeksi : : tidak ada lesi, tidak ada gatal dan memar , tidak perubahan pigmentasi kulit dan perubahan pada kuku. Kulit tanpak kering dan rambut klien terlihat memutih/berubah.Palpasi : pada pemeriksaan palpasi ditemukan perubahan tekstur pada kulit klien yaitu kulit kendur dan tidak elastis . Pada pemeriksaan rambut ditemukan rambut klien tipis dan banyak

yang rontok. Pada pemeriksaan integument tidak ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan data yang menonjol.

4.10.1.2 Hemopoietik

Pada pemeriksaan hemopoietik ditinjauhan pustaka didapatkan data pada lansia umumnya aliran darah sereblar menurun . Dapat dikatakan bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentang terhadap perubahan, sedangkan pada pembuluh darah perifer yang terjadi arterosklorosis berat akan arteri perifer yang yang menyebabkan pasokan darah ke otot tungkai bawah menurun hal ini merupakan iskemia jaringan otot yang menyebabkan keluhan kladikasio (Burhan ,2012). Pada pemeriksaan hemopoeitikditinjauhan kasus didapatkan data hemopoietik tidak ada pendarahan/memar pada abdomen , tidak ada pembengkakan kelenjar limfa, dan klien tidan anemia. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat transfuse darah. Pada pemeriksaan hemopoietik ditemukan kesenjangan.

4.10.1.3 Kepala

Pada pemeriksaan kepala di tinjauhan pustaka didapatkan data penderita penyakit asam urat sering mengalami keluhan sakit kepala cenat-cenut (Iqbal dkk,2016). Pada pemeriksaan kepala ditinjauhan kasus ditemukan data Klien mengatkan sakit kepala cenat-cenut dan pusing saat habis duduk kelihatannya buram semua, klien tidak terjadi trauma di masa lalu. Pada pemeriksaan kepala ditemukan kesenjangan.

4.10.1.4 Mata

Pada pemeriksaan mata ditinjauhan pustaka ditemukan data lansia pada penyakit asam urat tidak terjadi perubahan khusus yang di sebabkan. Perubahan mata pada lansia umumnya adalah kekendoran kelopak mata , kulitv pada palpebral mengalami atrop dan kehilangan elastisitasnya sehingga menimbulkan kerutan dan lipatan kulit yan berlebihan. Pada lansia yang dijumpai keluhan “nerocos” yang disebabkan kegagalan fungsi pompa pada system kanalis lakmiralis yang yang menimbulkan keluhan mata kering yaitu rasanya tidak enak terasa seperti terdapat padang asir atau seperti pasir. Mata terasa lelah dan kabur , perubahan kornea seperti arcussenilis yaitu kelainan beberapa infiltrasi lemak berwarna keputihan berbentuk cincin di tepi batu kornea. Selain itu pada lansia terjadi prosbiobia ,terjadi kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan penurunan kemampuan membedakan karena antara biru dan ungu. Perubahan pada iris mengalami proses dengenerasi menjadi kurang cemerlang dan mengurangi depikmentasi, tampak ada bercak berwarna merah muda sampai putih dan strukturnya menjadi lebih tebal. Perubahan pada pupil yaitu terjadinya penurunan kemampuan akomondasi (Burhan, 2012).

Pada pemeriksaan mata di tinjuan kasus ditemikan Inspeksi : terejadi perubahan penglihatan klien tidak bias melihat jarak jauh , klien tidak menggunakan kaca mata ,tidak tejadi air mata berlebihan , tidak terejadi gatal diarea mata , tidak tejadi bengkak di skitar mata dan foto pobia .Palpasi : tidak terjadi nyeri diarea

mata. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan data yang menonjol.

4.10.1.5 Telinga

Pada pemeriksaan telinga ditinjaauhan pustaka secara umum pada lansia perubahan pendengaran (prerbiakusis) karena hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga terutama terlihat nada atau swara yang tingi dan swara yang tidak jelas atau sulit dimengerti (Burhan,2012). Pada pemeriksaan telinga ditinjauhan kassus tidak terjadi perubahanpendengaran , tidak terdapar alat-alat protesa, titinus(telinga berdengung), kebiasaan perawatan telingan klien biasanya membersihkan menggunakan cutton bat. Sehingga ditemukan kesenjangan pada pemeriksaan telinga karena tidak ditemukan maslaah pada dan tinjauhan kasus.

4.10.1.6 Hidung

Pada pemeriksaan hidung ditinjauhan pustakan ditemukan data inspeksi : pernafasan cuping hidung, sianosis (Iqbal dkk,2016). Pada pemeriksaan hidung ditinjauhan kasus ditemukan data tidaak terjadi renorea (pilek) tidak terjadi penyempitan pada pernafasan, tidak mendengkur, tidak terjadi nyeri, dan tidak memiliki alergi.Sehinga terjadi kesenjangan karena tidak ditemukan masalah pada tinjauhan kasus seperti ditinjauhan pustaka.

4.10.1.7 Mulut dan tenggorokan

Pada pemeriksaan mulut dan tenggorkan ditinjauhan pustaka data inspeks : bibir pucat, kebiruan pada mukosa mulut. Padalansia biasa banyak ditemukan gigi yang tanggal dan sensitifitas indra pengecap menurun.

Manifestasi yang sering terlihat adalah atrofi papil lidah dan terjadi fisura- fisura. Sehubungan dengan ini maka terjadi perubahan persepsi terhadap pengecapan terhadap pengecapan. Akibatnya orang tua akan mengeluhtentang kelainan yang dirasakan terhadap rasa tertentu misalnya pahit dan asin. Dimensi lidah biasanya membesar dan akibat kehilangan sebagian kehilangan gigi, lidah bersentuhan dengan gigi mengunyah, menelan dan berbicara. (Burhan,2012).

Pada pemeriksaan mulut ditinjauhan kasus ditemukan membrane mukosa kering, klien mengatakan menggosok gigi 2x sehari, , tidak ada lesi, tidak ada gigi palsu , tidak ada alat protesa, tidak ada riwayat infekksidan tidak terjadi perubahan swara pada klien. Pada tenggorokan klien tidak mengatakan tenggorokan sakit sehingga sulit menelan makanan. Sehingga terjadi kesenjangan karena data yang ditemukan pada tinjauhan kasus tidak seperti masalah yang ditemukan pada tinjauhan pustaka.

4.10.1.8 Leher

Pada pemeriksaan leher ditinjauhan pustaka ditemukan data inspeksi : distensi vena jugularis (Burhan, 2012). Sedangkan ditinjauhan kasus ditemukan data inspeksi : tidak terjadi kekakuan dan tidak mengalami keterbatasan gerak.

Palpasi : tidak terjadi nyeri tekan dan tidak terjadi benjolan. Sehingga ditemukan kesenjangan.

4.10.1.9 Pemeriksaan payudara

Pada pemeriksaan payudara di tinjauhan pustaka ditemukan data lansia perempuan akan terjadi pengenduran pada payudara (Burhan ,2012).

Sedangkan ditinjauhan kasus ditemukan data Inspeksi : pada payudara terjadi pengenduran , tidak ada pengenduran dari putting susu dan tidak mengalami perubahan pada putting susu. Palpasi : pada payudara tidak mengalami nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauhan pustaka dan tinjauhan kasus.

4.10.1.10 Pernafasan

Pada pemeriksaan pernafasan ditinjauhan pustaka ditemukan data lansia umumnya terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas totap paru tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengkompensasi kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru. Perubahan pada otot-otot pernafasan akibat atrofi mengalami kelemahan, kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasui berkurang, sehingga apernafasan cepat dan dangkal (Burhan ,2012).

Sedangkan pada lansia dengan penyakit asam urat akan ditemukan data inspeksi : pernafasan cepat dan dangkal, adanya otot bantu nafas intercostal dan suprasternal. Palpasi : taktil fremitus kurang bergetar karena adanya efusi pleura. Perkusi : karena terdapat cairan dipleura. Sedangkan pada pemeriksaan

tinjauhan kasus ditemukan data inspeksi : klien tidak batuk dan tidak ada sputum. Tidak terjadi hemakteses (batuk berdarah), tidak terjadi mengi dan tidak memiliki alergi pada pernafasan. Sehingga ditemukan kesenjangan pada tinjauhan kasus tidak didapatkan masalah yang menonjol seperti tinjauhan pustaka.

4.10.1.11 Kardiovaskular

Pada pemeriksaan kardiovaskuler ditinjauhan pustaka ditemukan data lansia akan terjadi katub jantung menebal dan menjadi kaku,elastisitas aorta menurun, fentrikel kiri menurun sehingga menurunnya kekuatan kontraksi dan kemampua jantunga memompa darah menurun 1% pertahuan sesudah berumur 20 tahun ( Iqbal dkk, 2016). Pada tinjauhan kasus ditemukan Inspeks : klien mengatakan tidak ada nyeri tekan pada dada dan tidak sesak nafas . Tidak terjadi dipsnea , tidak terjadi orthopnea dan tidak terjadi perubahan warna pada kaki, tidak terjadi varises, dan tidak terjadi kesumutan.Palpasi : pada system kardiovaskuler tidak terjadi nyeri dada, tidak mengalami edema. Auskultasi : pada system kardiovaskular tidak ada bunyi jantung tambahan seperti murmur. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauhan pustaka dan tinjauhan kasus karena tidak didapatkan masalah yang menonjol pada tinjauhan kasus

4.10.1.12 Perkemihan

Pada pemeriksaan perkrmihsn ditinjauhan pustaka ditemukan data pasien penyakit asam urat akan terjadi penurunan eliminasi BAK dan BAB akibat menurunnya intake nutrisi . Selain itu pada system perkemihan terjadi perubahan yang siknifikan. Perubahan yang terjadi yaitu tidak bisa menahan BAK ,sering BAK pada malam hari dan tidak ada nyeri saat berkemih. Pada fungsi ginjal akan mengalami kemunduran, seperti laju filtrasii, ekresi, dan reabsorbsi oleh ginjal (Burhan, 2012). Seadngkan pada tinjauhan kasus pada system perkemihan tidak terjadi disuri-disuria polyuria, oliguria, dan nokturia. Klien tidak mengalami nyeri saat berkemih, tidak memiliki riwayat batu saluran kemih, dan tidak terjadi infeksi saluran kemih, frekuensi berkemih klien antara 5-8 kali dalam sehari. Sehingga terjadi kesenjangan.

4.10.1.13 Gastroinstestinal

Pada pemeriksaan gastroinstestinal ditinjauhan pustaka ditemukan data lansia umumnya akan mengalami perubahan pada : lambung (ventriculus) terjadi atrofi mukosa, atrofi sel kelenjar dan ini menyebabkan sekri asam lambung, pepsin dan factor instriksik berkurang. Ukuran lambung pada lansia lebih kecil, sehingga daya tamping berkurang. Proses perubahan protein menjadi pepton terganggu. Karena sekresi asam lambung berkurangrangsa rasa lapar berkurang. Abrsorbsi kobalamin menurun

sehingga konsentrasi kombalamin lebih renda. Usus halus (intestinum tutelue) mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang jumlah fili berkurang yang menyebabkan penurunan proses absorsi. Di daerah duodenum enzim yang dihasilkan oleh pangkreas dan empedu menurun, sehingga metabolism karbohidrat, protein dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan seperti ini disebut gangguan sebagai maldegesti dan malabsorbsi pangkreas (pancreas) terjadi produksi enzim amilase ,trepsin dan lipase menurun dan kapasitas metabolisme karbohidrat, protrin dan lemak menurun. Pada lansia sering terjadi prangkeatitis yang dihubungkan dengan batu empedu. Batu empedu yang menyumbat ampulafeteri menyebabkan otot digesti perangkim pancreas oleh eenzim elastase dan fosfolipase-A yang diaktifkan oleh tripsin dan asam empedu.

Hati (hepar) akan mengecil dan sirkulasi portal akan menurun pada usia kurang dari 40 tahun 700ml/menit, pada usia diatas 70 tahun menjadi 595ml/menit. Hati berfungsi sangat penting dalam proses metabolism karbohidrat, protrin dan lemak. Disamping juga memegang pearanan besar dalam proses detoksitasi sirkulasi penyimpanan vitamin, konyugasi, hilirubin dan lain sebagainya. Dengan meningkatnya usia dengan histiologi dan anatomi akan terjadi perubahan akibat atrofi sebagian sel , berubah bentuk menjadi jaringan fibrose sehingga menyebabkan penurunan, funsi hati. Hal ini harus diingat terutama dalam pemberian obat-obatan . Usus besar dan rectum (colon dan rectum) pada kolom pembuluh darah menjadi berkrlok-kelok menyebabkan motilitas colon menurun, berakibat

absorbsiair dan eletrolit meningkat sehingga faeses menadi lebih keras sering terjadi konstipasi (Burhan, 2012). Pada tinjauhan pustakan data terjadi pada gastroinstestinal klien tidak terjadi disfagia, tidak terjadi perubahan nafsu makan ,tidak mengalami nyeri ulu hati, tidak terjadi mual/muntah, tidak terjadi hematonesis (muntah darah ), tidak ada nyeri , tidak ada benjolan / massa, tidak mengalami diare,tidak mengalami konstipasi, tidakj terjadi melena, tidak mengalami hemaroid (wasir), tidak mengalami pendarahan rectum. Sehingga terjadi kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan masalah seperti ditinjauhan pustaka.

4.10.1.14 Reproduksi

Pada pemeriksaan genotoreproduksi ditemukan data secara umum erubahan reproduksi yang terjadi pada lansia perempuan adalah menciutnya ovarium dan uterus sehingga terkadang lansia perempuan mengalami perdarahan pasca senggama dan nyeri padadaerah pelfis (Iqbal dkk,2016).

Pada system genito reproduksi ditinjauhan kasus data ditemukan tidak ada lesi, tidak tidak terjafi rabas dan nyeri pelvis, Klien tidak memiliki penyakit kelamin dan tidak terjadi infeksi. Sehingga terjadi kesenjangankarena pada tinjauhan kasus tidak ditemukan masalah seperti ditinjauhan pustaka.

4.10.1.15 Muskuluskeletal

Pada pemeriksaan muskuluskeletal ditinjauahn pustaka ditemukan data pada lansia akan terjadi penurunan suplai darah keotot sehingga sumpali darah mengakibatka massa otot dan kekuatannya menurun. Tulang kehilangan cairan dan rapuh tifosis, penipisan dan pemendekan tulang,persendan membesar dan kaku, tendo mengkerut dan mengalami clerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lambat, otot mudah kram dan tremor (Burhan,2012). Pada pemeriksaan muskuluskeletal pada kasus ditemukan data sering terjadi nyeri pada persendian yang akan menimbulkan dampak pada aktivitas kehidupan sehari-hari karrna klien sering kelelahan sehingga aktivitas klien terbatas. Sehingga terjadi kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak didapatkan masalah seperti pada tinjauhan pustaka.

4.10.1.16 Sistem saraf

Pada system saraf pusat ditinjauhan pustaka ditemukan data pada lansia akan terjadi penurunan jumlah sel pada otak yang mengakibatkan penurunan reflek dan penurunan kognitif. Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak menurun 10-20%

mengecilkan saraf pancaindra sehingga mengecilkan mengakibatkan respon penglihatan dan pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap suuhu, ketahan tubuh terhadap dingin rendah,

kurang sensitive terhadap sentuhan (Iqbal dkk,2016). Pada pemeriksaan saraf pusat ditinjauhan kasus ditemukan data klien merasakan sakit kepala terasa cenat-cenut ,tidak terjadi kejang, tidak terjadi paralisi (hilangnya separuh/fungsi otot) tidak terjadi paresis (badannya lemah untuk bergerak), tidak terjadi masalah koordinasi, tidak terjadi tremor, tidak terjadi paratesea, tidak terjadi cidera kepala, dan tidak mengalami masalah memori. Sehingga ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak didapatkan masalah seperti pada tinjauhan pustaka .

4.10.1.17 Sistem endokrim

Pada system indokrin ditinjauhan pustaka ditrmukan pada lansia akan mengalami produksi hormone para tiroid dan dapat diturunkan kadar kalsium dapat terjadi osteoporosis (Burhan, 2012). Sedangkan pada tinjauhan kasus system endokrin tidak terjadi goiter (pembekakan tiroid) tidak terjadi polifagi (banyak makan), tidak terjadi polidipsi (banyak minum), dan tidak terjadi polyuria (sering BAK). Sehingga ditemukan kesenjangan karena pada tinjauhan kasus tidak didapatkan masalah seperti pada tinjauhan pustaka.

4.11 Diagnosa keperawatan

4.11.1 Diagnosa keperawatan pada tinjauhan pustaka

4.11.1.12 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

4.11.1.13 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan pada sendi

4.11.1.14Gangguan konsep diri, citra diri berhubungan dengan bentuk tubuh tulang dan sendi

4.11.1.15Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pandangan kronik adanya Kristal asam urat

4.12 Diagnosa pada tinjauhan kasus

4.12.1 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi 4.12.2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

4.13 Perencanaan

Pada perumusan tujuan antara tinjauhan kasus dan tinjauhan pustaka tidak ada kesenjangan karena peneliti menggunakan implementasi yang sama dengan tinjauhan pustaka, sedangkan pada kasus nyata pelaaksanaan telah disusun dan direalisasikan pada klien da nada pendekomentasian serta intervensi perawatan yang nyata dilakukan ke klien.

4.14 Implementasi

Pada tinjauhan pustaka dan tinjauhan kasus, implementasi yang dilakukan pada klien tidak ada kesenjangan karena penelitian menggunakan implementasi yang sama dengan tinjauhan pustaka, sedangkan pada kasus nyata pelaksanaan telah disusun dan direalisasikan pada klien da nada pendekomentasian serta intervensi keperawatan yang nyata dilakukan klien.

4.15 Evaluasi

Pada tinjauhan pustaka evaluasi belum dapat dilaksanakan karena merupakan kasus semu sedanngkan pada tinjauhan kasus evaluasi kasus dapat dilakukan karena dapat diketahui keadaan klien dan masalahnya secara lansung.

Pada waktu dilaksanakan evaluasi nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Nyeri klien sudah terpenuhi dalam 2x24 jam karena nyeri semakin menurun dan masalah teratasi pada tanggal 10 maret 2021 dan intervensi dihentikan. Pada diagnose defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi kebutuhan klien terpenuhi selama 2x24 jam karena klien sudah mengetahui tentang penyakitnya dan intervensi dihentikan. Pada akhir evaluasi semua tujuan sudah dicapai karena pasien dengan asam urat . Memerlukan pengobatan yang sebentar dan membutuhkan observasi yang ketat dan banyak istirahat. Hasil evalusi pada Ny.M sesuai dengan harapan maalah teratasi dan pasien saat ini lumayan sehat

BAB V

Dokumen terkait