• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS

D. Pembahasan

1. Keaktifan Siswa

Berdasarkan data hasil pengamatan (observasi) selama 4 kali pertemuan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi yang dilengkapi media pembelajaran berbasis komputer yang telah dianalisis diperoleh hasil sebagai berikut :

a) Berdasarkan jenis keterlibatan Tabel 4.30

Hasil Analisis Keaktifan Siswa Berdasarkan Jenis Keterlibatan

Keterangan :

A.1 Mengajukan pertanyaan kepada guru secara lisan tentang materi maupun latihan soal

A.2 Mengajukan pertanyaan kepada teman satu kelompok secara lisan tentang materi maupun soal pekerjaan kelompok

B.1 Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru maupun teman dalam kelompok

B.2 Memberikan tanggapan atas jawaban teman atau kelompok lain C.1 Menyampaikan hasil pekerjaan kelompok

C.2 Mengajukan pendapat baik dalam diskusi kelompok maupun dalam kegiatan pembelajaran di kelas

D.1 Menunjukkan semangat kerjasama dan antusiasme dalam kelompok

Kode

Pertemuan

∑ (%) Rata - rata Kriteria Keaktifan

I II III IV A1 54,6 % 60,6 % 67,7 % 70,6 % 253,50% 63,38 % Tinggi A2 75,8 % 78,8 % 79,4 % 79,4 % 313,40% 78,35 % Tinggi B1 69,7 % 78,8 % 76,5 % 73,5 % 298,50% 74,63 % Tinggi B2 33,3 % 51,5 % 55,9 % 70,6 % 211,30% 52,83 % Cukup C1 100 % 60,6 % 70,6 % 73,5 % 304,70% 76,18 % Tinggi C2 63,7 % 87,9 % 82,4 % 88,2 % 322,20% 80,55 % Tinggi D1 75,8 % 75,8 % 100% 100 % 351,60% 87,9 % Sangat Tinggi D2 54,6 % 60,6 % 70,6 % 76,5 % 262,30% 65,58 % Tinggi

D.2 Peduli dengan keberhasilan kelompok (mengingatkan teman dalam kelompok yang ribut sendiri, memberikan semangat kepada teman dalam kelompok)

Berdasarkan pada tabel 4.30, dapat dilihat kriteria keaktifan siswa menurut jenis keterlibatan. Kode A1 sampai D2 merupakan jenis keterlibatan siswa yang diamati memuat 4 aspek yaitu aspek bertanya, menjawab atau menanggapi, partisipasi, dan motivasi. Sedangkan angka romawi I sampai IV merupakan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dari pertemuan 1 sampai pertemuan 4.Pada tindakan pertama yang diamati terlihat bahwa persentase siswa yang melakukan tindakan A1 paling rendah pada pertemuan pertama yaitu sebesar 54,6 %. Menurut pengamatan peneliti dan observer di kelas, pada pertemuan 1 tercatat hanya beberapa siswa dalam masing - masing kelompok yang bertanya pada guru baik mengenai materi maupun tugas yang diberikan, sedangkan siswa lainnya masih enggan untuk bertanya kepada guru dikarenakan mereka merasa malu dan kurang percaya diri dan memilih untuk mempercayakan tugas yang diberikan peneliti menurut pemahaman teman dalam kelompoknya. Sedangkan persentase paling tinggi pada pertemuan 4 yaitu sebesar 70,6 %. Pada pertemuan keempat tercatat sebanyak 24 siswa dari jumlah keseluruhan 34 siswa melakukan tindakan A1. Pada pertemuan ini komunikasi antara peneliti dan siswa sudah terlihat baik. Ketika

siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi maupun dalam mengerjakan tugas, siswa tidak ragu untuk bertanya kepada peneliti. Peneliti berfungsi sebagai fasilitator, sehingga ketika siswa bertanya, peneliti hanya sebatas memberikan arahan dan masukan agar siswa dapat menemukan jawaban sendiri.

Pada tindakan kedua yang diamati terlihat bahwa persentase siswa yang melakukan tindakan A2 paling rendah pada pertemuan pertama yaitu sebesar 75,8 %. Menurut pengamatan peneliti dan observer, pada pertemuan ini masih ada beberapa siswa yang mengeluh kepada peneliti maupun observer karena merasa tidak cocok dengan teman dalam kelompoknya sehingga ketika diskusi kelompok, siswa tersebut cenderung diam dan tidak turut membantu teman lainnya. Namun setelah peneliti memberikan pengertian, pada pertemuan - pertemuan selanjutnya jumlah siswa yang melakukan tindakan A2 meningkat. Hal itu terlihat pada pertemuan kedua dengan persentase siswa yang melakukan tindakan A2 sebesar 78,8 % serta pertemuan ketiga dan keempat persentase siswa yang melakukan tindakan A2 sama besarnya yaitu sebesar 79,4 %. Pada tiga pertemuan ini kegiatan diskusi kelompok sudah berjalan dengan baik meskipun masih ada beberapa siswa yang masih pasif pada pertemuan kedua.

Pada tindakan ketiga yang diamati terlihat bahwa persentase siswa yang melakukan tindakan B1 paling rendah pada pertemuan

pertama yaitu sebesar 69,7 %. Hal ini berbanding lurus dengan tindakan A1 dan A2, dimana pada pertemuan pertama persentase siswa yang melakukan tindakan tersebut juga paling rendah. Sedangkan persentase siswa yang melakukan tindakan B1 paling tinggi pada pertemuan kedua yaitu sebesar 78,8 %, dimana tercatat sebanyak 26 siswa melakukan tindakan ini.

Pada tindakan keempat yang diamati terlihat bahwa persentase siswa yang melakukan tindakan B2 paling rendah pada pertemuan pertama yaitu sebesar 33,33 %. Menurut pengamatan peneliti dan observer, ketika ada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, siswa dari kelompok lain cenderung tidak memperhatikan dan sibuk dengan teman dalam kelompoknya masing - masing. Tercatat hanya sebanyak 11 siswa yang terlihat aktif dibandingkan siswa lain, mereka memperhatikan dan memberikan tanggapan. Sedangkan persentase siswa yang melakukan tindakan B2 paling tinggi pada pertemuan keempat yaitu sebesar 70,6 %. Pada pertemuan ini, tingkat kesulitan materi dan tugas yang diberikan oleh peneliti lebih tinggi dibandingkan pada ketiga pertemuan sebelumnya. Ketika sedang ada kelompok yang presentasi, tercatat sebanyak 24 siswa dari kelompok lain banyak yang memberikan jawaban lain karena merasa pekerjaan kelompoknya lebih tepat. Dalam hal ini, secara umum peneliti tidak mengamati benar apa

salah pendapat dari siswa tersebut namun proses yang terjadi dalam kegiatan tersebut.

Pada tindakan kelima yang diamati terlihat bahwa persentase siswa yang melakukan tindakan C1 paling rendah pada pertemuan kedua yaitu sebesar 60,6 %. Pada pertemuan ini tidak semua kelompok mendapatkan jatah untuk presentasi, sehingga masing - masing kelompok hanya diwakili beberapa anggotanya ketika menyampaikan hasil pekerjaan kelompoknya kepada peneliti. Sedangkan pada pertemuan pertama mencatat persentase paling tinggi yaitu sebesar 100 %, hal itu dikarenakan pada pertemuan pertama semua kelompok mendapatkan jatah untuk presentasi menyampaikan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas.

Pada tindakan keenam yang diamati terlihat bahwa persentase siswa yang melakukan tindakan C2 paling rendah pada pertemuan pertama yaitu sebesar 63,7 %. Pada pertemuan pertama tercatat 3 kelompok yang semua anggotanya terlibat aktif dalam diskusi kelompok dengan saling bertukar pendapat, sedangkan kelompok lain hanya 2 sampai 3 siswa yang terlibat aktif di dalam kelompoknya masing - masing. Sedangkan persentase siswa yang melakukan tindakan C2 paling tinggi pada pertemuan keempat yaitu sebesar 88,2 %. Pada pertemuan ini tercatat 4 siswa yang tidak memberikan pendapatnya ketika diskusi dengan kelompoknya masing - masing. Secara keseluruhan pada pertemuan kedua sampai

pertemuan keempat, siswa sudah terlibat aktif dalam kelompoknya masing - masing sehingga kegiatan diskusi kelompok dapat berjalan dengan baik, namun ketika diskusi kelas hanya beberapa siswa yang terlibat aktif dan berani mengutarakan pendapatnya mewakili kelompoknya masing - masing.

Pada tindakan ketujuh yang diamati terlihat bahwa persentase siswa yang melakukan tindakan D1 pada pertemuan pertama dan kedua sama besar yaitu sebesar 75,8 %. Hal ini dikarenakan ada beberapa siswa yang masih belum bisa beradaptasi dengan kelompoknya sehingga belum menunjukkan semangat kerjasama dan antusiasme. Sedangkan pada pertemuan ketiga dan keempat persentase siswa yang melakukan tindakan D1 sebesar 100 %. Pada pertemuan ketiga dan keempat, semua siswa mampu bekerja sama dengan baik dengan teman dalam kelompoknya masing - masing.

Pada tindakan kedelapan yang diamati terlihat bahwa persentase siswa yang melakukan tindakan D2 paling rendah pada pertemuan pertama yaitu sebesar 54,6 %. Menurut pengamatan peneliti dan observer, ketika ada siswa dalam kelompoknya yang tidak ikut mengerjakan tugas yang diberikan peneliti dan cenderung ribut sendiri, teman lainnya tidak menegur dan memilih mengerjakan sendiri tugas tersebut atau melaporkan temannya tersebut pada peneliti. Sedangkan untuk persentase siswa yang melakukan tindakan D2 paling tinggi pada pertemuan keempat yaitu sebesar

76,5 %. Pada pertemuan kedua, pertemuan ketiga, dan pertemuan keempat berturut - turut tercatat sebanyak 20 siswa, 24 siswa, dan 26 siswa yang mulai peduli dengan keberhasilan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas.

b) Berdasarkan kriteria keaktifan masing - masing siswa Tabel 4.31

Tingkat Keaktifan Siswa Setiap Pertemuan

No. Kriteria Jumlah siswa yang aktif ( % )

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV

1. Sangat Tinggi 21,2121 33,3333 41,1765 44,1177 2. Tinggi 45,4545 42,4242 41,1765 44,1177 3. Cukup 15,1515 15,1515 17,6471 11,7647 4. Rendah 18,1818 9,0909 0 0 5. Sangat Rendah 0 0 0 0 Tabel 4.32

Kriteria Keaktifan Siswa Secara Keseluruhan

Pertemuan ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR Kriteria I 21,21 66,67 81,81 100 100 Cukup II 33,33 75,7575 90,91 100 100 Tinggi III 41,18 82,353 100 100 100 Tinggi IV 44,1177 88,2353 100 100 100 Tinggi

Rata - rata 34,95943 78,25395 93,18 100 100 Tinggi

Berdasarkan pada tabel 4.32, dapat dilihat bahwa tingkat keaktifan siswa pada pertemuan pertama cukup, sedangkan untuk pertemuan kedua, pertemuan ketiga, dan pertemuan keempat

tingkat keaktifan siswa tinggi, dimana persentase keaktifan siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya.

Rata - rata tingkat keaktifan siswa secara keseluruhan dari keempat pertemuan tersebut adalah tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi yang dilengkapi dengan media pembelajaran berbasis komputer dalam pokok bahasan segitiga dan jajargenjang kelas IV SD Negeri Seyegan Pundong dapat melibatkan siswa secara aktif dimana mencapai tingkat keaktifan yang tinggi.

2. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil belajar siswa yang telah dianalisis, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Berdasarkan kriteria nilai

Tabel 4.33

Presentase Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kriteria Nilai

Kriteria Nilai Jumlah Siswa Persentase

Sangat Baik 6 17,65 %

Baik 19 55,88 %

Cukup 2 5,88 %

Kurang 7 20,59 %

Sangat Kurang 0 0 %

Berdasarkan tabel 4.33 di atas, siswa yang memiliki kriteria nilai sangat baik sebanyak 6 orang dengan besar persentase 17,65 %. Siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 19 orang dengan besar

persentase 55,88 %, ini merupakan kriteria nilai yang paling banyak jumlah siswanya. Siswa yang memiliki kriteria nilai cukup sebanyak 2 orang dengan besar persentase 5,88 %. Siswa yang memiliki kriteria nilai kurang sebanyak 7 orang dengan besar persentase 20,59 %. Sedangkan tidak ada siswa yang memiliki kriteria nilai sangat kurang.

Dalam penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila setidaknya ada 70 % siswa yang nilainya mampu mencapai kriteria baik dari hasil tes yang diberikan tersebut. Untuk mengetahui persentase keberhasilan pembelajaran yang diterapkan peneliti maka dapat dilihat dari kriteria hasil belajar siswa secara keseluruhan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 4.34

Kriteria Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan

SB SB + B SB + B + C SB + B + C

+ K

SB + B + C +

K + SK Kriteria

17,65 73,53 79,41 100 100 Cukup

Dari hasil seperti yang terlihat pada tabel 4.34 diketahui bahwa sebesar 73,53 % siswa dengan nilai tes hasil belajarnya memenuhi kriteria baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe investigasi yang dilengkapi dengan media pembelajaran berbasis komputer dalam pokok bahasan segitiga dan jajargenjang berhasil dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Seyegan Pundong dengan tingkat keberhasilan siswa yang mencapai kriteria nilai baik sebesar 73,53 %.

b. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal

Tabel 4.35

Presentase Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

Tuntas 27 79,41 %

Tidak Tuntas 7 20,59 %

Berdasarkan tabel 4.35 di atas, siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebanyak 27 orang dengan besar persentase 79,41 %, sedangkkan siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebanyak 7 orang dengan besar persentase 20,59 %.

Dokumen terkait