• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Data Penelitian

1. Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R Square (R 2

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

dapat diterima, artinya bahwa ukuran perusahaan (X1), laba rugi perusahaan (X2), opini auditor (X3), tingkat solvabilitas (X4), dan reputasi kantor akuntan publik (X5) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay (Y) karena F hitung > F tabel (11,874 > 2,32) dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).

Hasil uji variabel secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata lamanya audit delay (Y) adalah 68 hari, dengan nilai minimum 16 hari dan maksimum 138 hari.

2. Pengaruh ukuran perusahaan (X1) terhadap audit delay (Y) adalah variabel

ukuran perusahaan dengan nilai β1 sebesar -3,385 menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, dimana setiap kenaikan ukuran perusahaan (X1) sebesar satu satuan akan memperpendek audit delay (Y) sebesar 3,385 yang berarti semakin besar ukuran perusahaan (X1) yang diproksikan dengan total aset suatu perusahaan, maka audit delay (Y) akan semakin pendek. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan (X1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki ukuran relatif lebih besar, biasanya memiliki audit delay (Y)

yang lebih singkat, karena perusahaan ini dimonitor oleh investor, pengawas modal, dan pemerintah. Hal ini memaksa perusahaan untuk lebih cepat menyampaikan laporan keuangannya. Selain itu, perusahaan besar sudah memiliki internal control yang lebih baik dalam mencegah terjadinya kesalahan dalam informasi dan hal ini akan membantu auditor dalam melaksanakan proses audit. Perusahaan – perusahaan yang besar juga biasanya memiliki sumber daya untuk membayar audit fees yang lebih tinggi sehingga pekerjaan audit dapat segera dilakukan setelah tahun buku berakhir. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmad dan Abidin (2008), Rachmawati (2008), Indriyani dan Supriyati (2012), dan Kartika (2011). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Ahmad dan Kamarudin (2003), Rochimawati (2008), Prayogi (2012), dan Iskandar dan Trisnawati (2010).

3. Pengaruh laba rugi perusahaan (X2) terhadap audit delay (Y) adalah variabel laba rugi perusahaan dengan nilai β2 sebesar -12,731 menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, dimana perusahaan yang mendapatkan laba akan menghasilkan audit delay (Y) yang lebih pendek. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa laba rugi perusahaan (X2) berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay (Y). Hal ini dikarenakan bahwa perusahaan yang melaporkan kerugian akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan bisa diselesaikan secepatnya, sehingga

good news tersebut segera dapat disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, dimana investor akan melakukan investasi pada perusahaan yang melaporkan laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010), Ahmad dan Kamarudin (2003). Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Indriyani dan Supriyati (2012).

4. Pengaruh opini auditor (X3) terhadap audit delay (Y) adalah variabel opini

auditor dengan nilai β3 sebesar – 10,761 menunjukkan hubungan yang

berlawanan arah, dimana perusahaan yang mendapatkan opini unqualified menghasilkan audit delay (Y) yang lebih pendek. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa opini auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay (Y). Hal ini dikarenakan perusahaan yang diberikan opini atau pendapat unqualified opinion oleh auditor cenderung ingin mengungkapkan laporan keuangannya dengan cepat kepada publik, karena merupakan berita baik yang dapat menarik investor untuk melakukan investasi dimana perusahaan yang mendapatkan opini unqualified menunjukkan bahwa kelangsungan usaha perusahaan tersebut terjamin. Hasil penelitian ini mendukung hasil Ahmad dan Kamarudin (2003) dan Prayogi (2012). Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ahmad dan Abidin (2008), Rochimawati (2008), Iskandar dan Trisnawati (2010), Kartika (2011).

5. Pengaruh tingkat solvabilitas (X4) terhadap audit delay (Y) adalah variabel

yang searah, dimana setiap kenaikan solvabilitas (X4), yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), sebesar 1 satuan akan memperpanjang audit delay sebesar 0,465 yang berarti semakin tinggi nilai DER suatu perusahaan maka audit delay (Y) akan semakin panjang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay (Y). Hal ini dikarenakan tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunga. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk sehingga audit delay akan semakin panjang juga. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ahmad dan Abidin (2008) dan Prayogi (2012). Namun tidak sejalan dengan penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003), Rachmawati (2008), Kartika (2011), dan Indriyani dan Supriyati (2012) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap audit delay. 6. Pengaruh reputasi kantor akuntan publik (X5) terhadap audit delay (Y) adalah variabel reputasi kantor akuntan publik dengan nilai β5 sebesar – 12,779 menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, dimana perusahaan

yang menggunakan auditor yang berafiliasi dengan KAP The Big Four menghasilkan audit delay yang lebih pendek. Dari hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa reputasi kantor akuntan publik (X5) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap audit delay (Y). Hasil ini menunjukkan bahwa auditor yang mempunyai reputasi yang baik, dalam hal ini adalah KAP Big Four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien sehingga audit dapat dilaksanakan secara tepat waktu. KAP Big Four memiliki insentif lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat dibandingkan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big Four. Waktu audit yang lebih cepat juga cara KAP Big Four mempertahankan reputasinya. KAP Big four juga biasanya didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih baik sehingga akan berpengaruh pada kualitas jasa yang dihasilkan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ahmad dan Abidin (2008), Prayogi (2012), dan Kartika (2011).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait