• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.5. Pembahasan Penelitian

Dari hasil pengujian diperoleh bahwa sistem pengukuran kinerja secara parsial dan signifikan berpengaruh terhadap kierja manajerial. Sistem pengukuran kinerja memberikan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Menurut Malina dan Syaiful (2006) sistem pengukuran kinerja dapat memandu proses pengambilan keputusan dan membantu mengevaluasi keputusan dimasa lalu. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ardiansyah (2010, Jawa Timur) meneliti tentang pengaruh total quality management (TQM), sistem penghargaan, dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial pada kantor PDAM kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total quality management (TQM), sistem penghargaan dan sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada kantor PDAM Kabupaten Ponorogo, dan variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja manajerial adalah total quality management (TQM).

Dari hasil pengujian diperoleh bahwa sistem reward tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Sistem Reward mungkin adalah salah satu metode yang penting untuk meningkatkan kinerja, tetapi dalam perusahaan ini karyawan tidak begitu memikirkan ada atau tidaknya, baik atau

buruknya reward yang diberikan, mereka tetap menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga reward tidak mempengaruhi penurunan kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Rani Dwi Yuniawati (2003, Surabaya) meneliti tentang pengaruh interaksi antara total quality management dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, studi empiris pada PT.Telkom Divre V Surabaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa interaksi sistem penghargaan dengan total quality management (TQM)

pengaruhnya tidak signifikan terhadap kinerja manajerial.

Dari hasil pengujian diperoleh bahwa TQM secara parsial dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Total Quality Management secara interaktif mempengaruhi kinerja manajerial karena faktor-faktor elemen TQM mempengaruhi kinerja manajerial. Madu et al. (1995) menemukan ada hubungan antara konstruk kualitas, sehingga penting bagi perusahaan untuk memahami indikator-indikator kritis dalam dimensi kualitas yang mempengaruhi kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh Haridian Yuliatha Rakhmawati (2011, Surabaya) meneliti tentang pengaruh total quality management, sistem penghargaan dan sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT.Inbisco Niagatama Semesta (Mayora Indah Tbk.Group) Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total quality management (TQM) dan sistem akuntansi manajemen yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manejerial, sedangkan sistem penghargaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan hasil penelitian dari uji normalitas yang dilakukan, baik dari grafik histogram, gragik P-P plot maupun uji statistik kolomogorov-smirnov, hasilnya menunjukkan bahwa data penelitian terdistribusi normal. Pada uji, heterokedastisitas, hasilnya menunjukkan bahwa titik-titk tidak menyebar secara acak membentuk suatu pola tertentu yang jelas dan tidak tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, ini berarti terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi tidak layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Bedasarkan Tabel 4.4 pada statistik deskriptif menunjukkan bahwa jumlah responden (N) pada PT. Olagafood Industry Tj.Morawa, Sumatera Utara dalam penelitian ini sebanyak 74 sampel. Kinerja manajerial (Y) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 32.7432%, nilai terendah (minimum) sebesar 24.00%, nilai tertinggi (maksimum) 39.00% dan standar deviasi sebesar 4.04109% lebih kecil dari nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 32.7432%. Dengan melihat nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai mean-nya maka data yang digunakan dalam variabel kinerja manajerial (Y) mempunyai sebaran yang kecil.

Sistem pengukuran kinerja (X1) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 20.6622%, nilai terendah (minimum) sebesar 15.00%, nilai tertinggi (maksimum) sebesar 23.00%, dan standar deviasi sebesar 2.16622% lebih kecil jika dibandingkan nilai

mean-nya sebesar 20.6622%. Dengan melihat besarnya nilai standar deviasi yang lebih kecil dari mean-nya maka data yang digunakan dalam variabel sistem pengukuran kinerja mempunyai sebaran yang kecil.

Sistem reward (X2) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 42.7568%, nilai terendah (minimum) sebesar 31.00%, nilai tertinggi (maksimum) sebesar 50.00% dan standar deviasi sebesar 5.01999% lebih kecil jika dibandingkan nilai mean -nya sebesar 42.7568%. Dengan melihat besar-nya nilai standar deviasi yang lebih kecil dari mean-nya maka data yang digunakan dalam variabel sistem pengukuran kinerja mempunyai sebaran yang kecil.

Total quality management (X3) memiliki nilai rata-rata (mean) terbesar sebesar

42.9189%, nilai tertinggi (maksimum) adalah 49.00% dan terendah nilai minimum 33.00% dan standar deviasi sebesar 4.75353% lebih kecil jika dibandingkan nilai mean-nya sebesar 42.9189%. Dengan melihat besarnya nilai standar deviasi yang lebih kecil dari mean-nya maka data yang digunakan dalam variabel sistem pengukuran kinerja mempunyai sebaran yang kecil.

Dari hasil regresi linier berganda, dengan asumsi variabel sistem pengukuran kinerja, sistem reward dan total quality management apabila dinaikkan 1% maka kinerja manajerial akan meningkat sebesar konstanta masing-masing variabel.

Dari hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan Uji F memperlihatkan

nilai Fhitung sebesar 54,965 dengan Sig adalah 0,000. Dengan mencari pada Tabel

F, dengan df1 = 3 dan df2 = 71, diperoleh nilai Ftabel 2,73. Dengan kondisi dimana

Fhitung lebih besar daripada Ftabel (54,965 > 2,73).

Berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial atau uji-T yang dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa dari 3 variabel independen, hanya 2 variabel yang berpengaruh positif dan signifikan yaitu sistem pengukuran kinerja dan total

quality management. Nilai Thitung variabel sistem pengukuran kinerja secara parsial dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,009 lebih kecil dari 0,05 dan nilai Thitung (2,676) > Ttabel (1,994). Nilai

Thitung variabel sistem reward tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,639 lebih besar dari 0,05 dan nilai Thitung (0,471) < Ttabel (1,994). Nilai Thitung variabel total quality management secara parsial dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan Thitung (6,567) > Ttabel (1,994).

Dari hasil uji koefisien determinasi, diperoleh nilai R sebesar 0,838 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen kuat. R dikatakan kuat karena lebih dari 0,5 dan mendekati 1. Nilai R2 sebesar 0,702, arinya 70,2 % variasi atau perubahan dalam variabel dependen dapat dujelaskan oleh variabel dependen, sedangkan sisanya 29,8 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain.Standard Error of Estimated (standar deviasi) bernilai 2.25281 yang berarti model dinilai kurang baik karena semakin kecil standar deviasi berarti model akan semakin baik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait