• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Penelitian Kualitatif ······································

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

C. Analisis data dan pembahasan ··················································

2. Pembahasan Penelitian Kualitatif ······································

Pada Bab III, penulis sudah mengutarakan tidak hanya pembahasan kuantitatif saja, tetapi penulis juga akan memaparkan data kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan karyawan outsourcing secara langsung mengenai keadaan kerja atau pengalaman kerja yang benar-benar dialami. Wawancara merupakan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan pihak yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Responden dari penelitian kualitatif ini sama dengan responden dari penelitian kuantitatif, hanya saja peneliti tidak mewawancarai semua responden. Peneliti hanya mewawancarai leader-leader dari masing-masing tim, dan juga responden-responden yang masa kerjanya lebih lama dibanding teman se-timnya. Setiap instansi memiliki 2 tim karyawan dan masing-masing mempunyai leader yang bertanggung jawab akan timnya. Dari pemaparan tersebut peneliti mendapatkan responden untuk diwawancarai sebanyak 16 orang karyawan. Responden tersebut terdiri dari:

No Jabatan

Nama Responden yang bekerja di Instansi

PR JIH USD UAJY

1 Leader 1 Sumarjono Suryono Suramto Purwanto 2 Karyawan 1 Sri Lestari Wartiyah Dion Ardian

3 Leader 2 Yudha L Suwardi Rusbani Irawan

4 Karyawan 2 Apriyono Darto Suwarni Sigit P

Sumber: data primer yang diolah.

Materi wawancara merupakan pengalaman kerja dari karyawan outsourcing selama bekerja di instansi yang mereka tempati sekarang. Hasil wawancara tersebut akan dikutip dalam sebuah percakapan langsung kemudian dikaitkan dengan teori- teori yang sudah peneliti paparkan dalam Bab III penelitian ini. Berikut kutipan- kutipan wawancara yang dapat mendukung hasil kuantitatif yang sudah penulis uraikan:

RELASI

Relasi merupakan salah satu aspek dalam lingkungan kerja non fisik. Hubungan kerja atau relasi karyawan sangat diperlukan untuk kelangsungan pekerjaan karyawan. Hubungan yang baik akan menimbulkan perasaan aman dalam pelaksanaan tugas dan para karyawan akan dapat menghindarkan diri dari konflik- konflik yang mungkin timbul di perusahaan, adanya konflik dapat menurunkan semangat kerja karyawan. Relasi kerja yang dialami oleh karyawan outsourcing tidak hanya sebatas relasi dengan teman sekerja saja, namun relasi dengan karyawan tetap dan konsumen di perusahaan yang mereka tempati. Hubungan dan kerjasama

dengan harapan perusahaan, sehingga akan meningkatkan semangat kerja dan dapat pula berpengaruh dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan (Simamora, 2004:609).

“Kerja di sini, hal tersulit yang saya alami adalah ketika harus berhadapan dengan teman-teman yang berbeda kepribadiannya, nha… itu tantangan buat saya,” kata Suramto (Kary USD).

“Ya… kalo menurut saya, pertemanan sama temen-temen kerja tu sangat penting, mbak..” kata Suryono (Kary Outsource JIH).

Nek kerjo trus konco kerjone ‘klop’ kie penak mbak nggo mergawe…” kata Purwanto (Kary Outsource Atmajaya).

“Menurut saya, hubungan antara teman sekerja perlu dibina dengan baik, y..seperti kata pepatah jawa „witing tresno jalaran seko kulino‟, jadi kalau udah tresno kerja seberat apapun enak menjalaninya” kata Sumarjono (Kary. Outsource Panti Rapih).

Para karyawan yang bekerja dalam perusahaan juga mengharapkan adanya penghargaan sebagai manusia. Dari beberapa pengalaman responden pengalaman tersulit datang dari interaksi dengan konsumen perusahaan yang ditempati. Relasi yang terbentuk dari terkadang terjalin tidak begitu baik.

“Pasien sama keluarga pasien mah jarang mbak nyapa… y mungkin karna suasananya, lagi sedih karna sakit. Saya sih maklum…” kata Sri Lestari (Kary. Outsource Panti Rapih)

“Dulu sih pernah ada mbak Pasien yang sakit kanker kalau nggak salah, jadi dia dirawat agak lama, jadi saya agak akrab juga dengan keluarganya.” Wartiyah (Kary. Outcource JIH)

Nggak pernah disapa… mahasiswanya sombong-sombong mbak, orang kaya semua.. hahaha….” kata Ardian (Kary. Outsource Atma)

bercandanya, haha…” Dion (Outsource USD)

Hubungan dengan atasan ataupun hubungan dengan bawahan. Relasi antara karyawan outsourcing dan karyawan tetap terjalin dengan baik.

“Saya senang bekerja di sini, karena tidak ada jarak antara kami dan karyawan di sini, apalagi yang „Lebih tinggi‟ pangkatnya” kata Suramto. (Kary. Outsource USD)

“Saya sih jarang ngobrol dengan karyawan disini mbak, y mungkin kerjaan di UGD tu nggak ada berhentinya, jadi kalau buat nyantai, ngobrol-ngobrol tu jarang sekali” kata Apriyono (Kary. Outsource Panti Rapih)

“Hubungannya y biasa aja mbak, baik, tapi kalau untuk sampek dolan bareng gt ya ndak juga….hehe..” kata Suwardi (Kary. Outsource JIH)

“Baik mbakmalah kadang saya dengan karyawan sini tu suka futsal bareng” kata Irawan (Kary. Outsource ATMA)

PENGAWASAN

Selain relasi karyawan, pengawasan juga penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan pengawasan bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang diawasi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Dalam suatu tim kerja outsourcing mempunyai leader di setiap tim nya, leader inilah yang bertanggung jawab akan kinerja anggota timnya termasuk dalam mengawasi proses kerja timnya. Tanggung jawab seorang leader tidak terbatas pada pihak instansi yang ditempatinya, namun juga kepada perusahaan outsourcing . sehingga hasil kerja yang diciptakan oleh karyawan outsourcing sesuai

pengguna jasanya.

“Tapi ya maklumlah sebagai pengawas, saya merasa memiliki tanggungjawab moril untuk memahami dan mengarahkan mereka,” tambah Suramto (Kary. Outsource USD)

Relasi dan Pengawasan dengan rekan se-tim: berhadapan dengan kepribadian yang berbeda, Suramto memberikan solusi untuk memahami dan mengarahkan timnya agar menjadi kompak dan terjalin keakraban dengan membuat kegiatan bersama dengan rekan-rekannya, misalnya dengan rekreasi dan arisan.

“Pengawasan di sini lumayan ketat, mbak, namanya juga di rumah sakit, jadi kotor sedikit ya harus dibersihkan” kata Darto (Outsource JIH).

“Menurut saya, pengawasan tu memang penting dilakukan, jadi lewat pekerjaan yang sudah ditulis dalam list kerja bisa jadi panduan buat saya, jadi tidak ada pekerjaan yang kelewatan. Kampus enak, saya juga enak…” kata Sigit P (outsource atma).

FEEDBACK

Umpan balik merupakan sebuah proses di mana efek atau output dari suatu tindakan adalah “kembali” untuk memodifikasi tindakan berikutnya. Umpan balik melekat kepada semua interaksi, baik manusia ke manusia, manusia dengan pekerjaan. Saran atau masukan baik positif maupun negatif sangat penting dalam bekerja dan kelangsungan hidup karyawan. Saran dan masukan muncul ketika sebuah lingkungan bereaksi terhadap suatu tindakan atau perilaku. Umpan balik yang diterima oleh karyawan outsourcing bukan hanya dari pengawas instansi saja, namun juga berasal dari konsumen instansi yang ditempati dan dari perusahaan outsourcing itu sendiri.

“Pihak Pati Rapih selalu memberi evaluasi, jadi job list yang kami serahkan ke kepala bagian kebersihan di sini dicek, kemudian kalau ada komplain-komplain

“Saya kadang suka ngelus dada mbak… kalo kamar mandi habis dibersihin trus berapa menit kemudian udah kotor lagi.. koyone koq siyo-siyo men… hehehe…” curhat Pujiati (Outsource Atma)

“Tidak jarang saya kecewa dengan mahasiswa. Misalnya: saat agenda acara, mereka sering meminjam tempat di wilayah gedung pusat atau sekedar meminjam barang. Sayangnya, pemberitahuan kepada kami suka telat. Alhasil, kami jadi terburu-buru dalam melayani.” “Kadang mahasiswa tidak ikut serta dalam membersihkan dan menata ruangan yang telah mereka gunakan, itukan menambah beban kami,” tambah Suramto (Kary. Outsource USD).

MOTIVASI

Menurut Handoko (2003:252) motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Karyawan outsourcing tidak hanya ikut serta memajukan tujuan perusahaan asal, namun juga ikut serta dalam mencapai tujuan instansi yang ditempati.

Motivasi karyawan outsourcing di USD: motivasi karyawan outsourcing itu tetap terbentuk baik meskipun situasi kerjanya terkadang tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Seperti halnya pada saat mahasiswa sedikit memberikan beban kepada mereka saat tidak ikut serta dalam membersihkan lokasi yang digunakan dalam acara kampus. Mereka tetap memberikan yang terbaik dan tetap semangat dalam bekerja.

“Mungkin mahasiswa harus belajar, jadi tidak sempat membantu kami. Toh, saya pribadi selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik saat bekerja.” tambah Suramto (Outsource USD).

“Sebagai Leader, saya pengen tim saya memberikan yang terbaik buat pihak yang mempercayakan pekerjaan kepada kita, yang untung bukan hanya pihak Panti Rapih tapi juga buat kita sendiri juga.” Yudha L (Outsource Panti Rapih)

tunjangan, gaji juga cuman sedikit, tapi dari dulu saya punya komitmen setiap pekerjaan kalau ditekuni pasti hasilnya membuat hati nyaman.” Sumarjono (Outsource Panti Rapih)

Berikut tabel analisis domain mengenai motivasi kerja karyawan outsourcing berdasarkan lingkungan kerjanya.

Tabel V.24

Hasil Analisis Domain Lingkungan Kerja dan Motivasi

Hubungan Sematis Bentuk Aplikasi dalam penelitian

1 Jenis X adalah jenis Y Lingkungan fisik dan non fisik adalah salah satu jenis faktor ekstrinsik motivasi.

2 Ruang X adalah tempat di Y atau bagian dari Y Lingkungan kerja fisik dan non fisik adalah bagian dari faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan di tempat kerjanya.

3 Sebab-Akibat X adalah akibat dari Y Lingkungan kerja yang tidak nyaman menurunkan motivasi kerja karyawan

4 Alasan X merupakan alasan melakukan Y Hubungan antar karyawan baik, pengawasan dan feedback yang sesuai dengan hasil kerja karyawan membuat karyawan termotivasi.

5 Lokasi untuk Melakukan

X merupakan tempat melakukan Y Instansi pendidikan dan kesehatan di mana karyawan outsourcing ditempatkan.

Sumber: data primer yang diolah.

6 Cara ke tujuan X merupakan cara melakukan / mencapai Y

Menciptakan relasi yang baik, sistem pengawasan dan umpan balik yang sesuai dengan tujuan instansi merupakan faktor yang memotivasi karyawan untuk memberikan yang terbaik bagi instansi.