• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PADA PROSES

C. Pembahasan

C. Pembahasan

Dalam menyampaikan berbagai materi yang akan guru berikan pada proses pembelajaran saxophone, peniliti melihat beberapa metode didalamnya. Setiap proses pembelajaran guru selalu mendampangi siswa, guru memberikan arahan yang bersifat individu, guru juga memberikan materi yang berbeda pada setiap siswa, guru juga menganjurkan untuk latihan mandiri di luar jadwal praktek. Dari beberapa tahapan pembelajaran guru menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diberikan.

1. Pembelajaran pada pertemuan pertama

Pada tahap ini guru menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi diikuti dengan metode imitasi.

a. Metode Ceramah

Metode ini digunakan guru ketika menerangkan secara lisan tentang ambasir (embrouche), fingering, transposisi. Guru

menjelaskan secara lisan tentang bagaimana ambasir yang baik, yaitu meletakkan gigi atas pada bagian atas dari mouthpiece, lekatkan bagian dalam dari bibir di sekeliling mouthpiece, sekaligus memajukan rahang bawah seperti sikap menggigit (gigi bawah sejajar dengan gigi atas). Dilanjutkan guru menerangkan tentang posisi-posisi jari untuk high not seperti G oktaf 3, G# oktaf 3, A oktaf 3, A# oktaf 3, B oktaf 3, dan C oktaf 3. Guru

menjelaskan bahwa nada-nada yang sudah dijelaskan di atas memiliki posisi rumit. Selanjutnya karena instrumen saxophone adalah alat transposisi jadi guru juga menjelaskan bagaimana

mentranspose partitur terompet ke saxophone secara langsung.

b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi ini digunakan ketika guru memperagakan materi satu per satu dimulai dari embrouche (ambasir), dalam hal ini guru memperagakan sambil memberikan arahan bahwa

embrouche (ambasir) untuk high not tidak seperti embrouche (ambasir) biasa atau saat embrouche (ambasir) untuk meniup nada-nada tengah. Berikutnya guru memperagakan posisi jari untuk nada-nada high not.

c. Metode Imitasi

Metode imitasi ini digunakan ketika guru selesai mendempnstrasikan materi kemudian siswa mengikuti seperti apa yang guru contohkan. Selanjutnya guru memberikan partitur terompet in Bes kepada siswa dan harus dibaca dengan saxophone in Es, guru menjelaskan bahwa ketika partitur terompet dibaca dengan saxophone nada yang tertulis harus dinaikan 5 atau kwint.

2. Pembelajaran pada pertemuan kedua

Pada pembelajaran pertemuan kedua guru membahas teknik

47

 

saxophone dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan imitasi.

a. Metode Ceramah

Pertama-tama guru menjelaskan tekhnik staccato, legatto dan sforzando. Bahwa ketika melakukan teknik staccato lidah seperti mengatakan ta, ketika teknik legatto lidah seperti ta-ya-ya-ya dan ketika sforzando memberikan aksen staccato dengan volume keras pada ketukan pertama langsung lembut dan perlahan mengeras. Pada proses ini peneliti melihat guru menggunakan metode ceramah.

b. Metode Demonstrasi

Metode ini dipergunakan ketika guru memperagakan bagaimana cara memainkan teknik staccato, legatto dan sforzando yang tepat menggunakan saxophone yang di bawa oleh guru. Pada tahap ini siswa memperhatikan dengan seksama.

c. Metode Imitasi

Metode imitasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul yaitu pertama-tama guru menjelaskan bahwa ketika ingin bisa berimprovisasi dengan baik siswa harus mengerti dan memahami tentang achord dan style lagu. Pertama guru meminta salah satu siswa untuk memainkan progresi achord I – IV – V – I pada piano, kemudian guru memperagakan dengan cara memainkan melodi-melodi bersamaan

progresi achord yang dimainkan pianis. Kemudian siswa memperagakan seperti yang dicontohkan guru.

3. Pembelajaran pada pertemuan ketiga

Pada pertemuan ini guru memberikan materi pembelajaran etude dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, imitasi dan drill. Ijabarkan Metode pembelajaran saxophone pada pertemuan ketiga dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Metode Ceramah

Metode ceramah yang dilakukan guru dalam pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul yaitu pertama-tama guru menerangkan istilah-istilah musik seperti lento, presto, vivace, dalam memberikan pengertian tentang istilah musik tersebut guru hanya menjelaskan secara lisan saja bahwa tempo lento memiliki tempo yang sangat lambat. Guru juga menjelaskan tempo presto adalah tempo yang cepat sekali begitu juga penjelasan tempo

vivace guru hanya menjelaskan tempo yang cepat dan girang.

Peneliti menemukan bahwa guru hanya menjelaskan secara lisan mengenai tempo lento, presto, vivace, dan tidak memberikan contoh, hal ini dapat dikatakan bahwa guru menggunakan metode ceramah di awal pembelajaran pada pertemuan ketiga.

b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi yang digunakan pada pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul yaitu pertama-tama guru

49

 

memerintahkan siswa untuk membuka etude universal method. Setelah siswa menyiapkan etude yang sudah dimiliki setiap anak guru membuka salah satu halaman dalam etude tersebut dan memerintahkan siswa untuk membuka dan menyimak halaman yang sama sesuai dengan halaman yang guru pilih. Selanjutnya guru memainkan etude menggunakan saxophone yang di bawa oleh guru. Dalam tahap ini siswa menyimak permainan etude dari guru. Pada proses ini peneliti menemukan adanya metode demontrasi dalam proses pembelajaran saxophone karena guru memainkan etude yang dipilih lalu siswa menyimak dengan seksama maka dapat dilihat bahwa metode demontrasi digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saxophone

c. Metode Imitasi

Dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca sekaligus menirukan bagaimana guru memainkan etude yang sudah di contohkan, karena siswa sudah menyimak dengan seksama sekaligus melihat yang dicontohkan oleh guru, siswa menjadi lebih mudah dalam memainkan etude yang dipilih, baik tempo, notasi, maupun fhrasering atau pemenggalan kalimat nada maupun ekspresi dalam etude tersebut. Pembelajaran semacam ini adalah pembelajaran dengan metode imitasi karena siswa menirukan guru dalam memainkan etude

d. Metode Drill.

Metode ini digunakan setelah guru mencontohkan dan siswa sudah menirukan dengan seksama, guru memerintahkan siswa untuk terus mengulang-ulang etude yang sudah dimainkan oleh siswa. Guru memerintahkan agar siswa mengulang-ulang sehingga siswa bukan hanya bisa memainkan namun siswa dapat menghafal etude tersebut. Pembelajaran yang dilakukan dengan terus menerus inilah yang menjadi temuan penelitian bahwa metode drill juga digunakan dalam pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul.

4. Pembelajaran pada pertemuan keempat

Pada pertemuan keempat ini guru membahas tentang lagu dengan menggunakan metode demonstrasi, imitasi dan drill. Proses pembelajaranya dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Metode Demonstrasi

Dalam tahap ini siswa diberikan lagu yang berbeda sesuai dengan kemampuan siswa masing masing. Pada proses pembelajaran saxophone tahap ini guru mencontohkan lagu secara bergantian seperti salah satu lagu yang dicontohkan oleh guru berjudul Autumn Leaves yang diambil dari Real Book. Guru memberikan contoh cara memainkan lagu Autumn Leaves baik secara notasi yang harus dimainkan dengan benar, sampai dengan

51

 

cara membawakan lagu tersebut. Saat guru mencontohkan lagu tersebut siswa diperintahkan untuk menyimak agar siswa yang mendapat lagu tersebut dapat mengerti bagaimana cara memainkan lagu tersebut dengan baik dan benar. Dalam tahap ini ditemukan teknik demonstrasi karena guru mencontohkan lagu Autumn

Leaves dan siswadiperintahkan untuk menyimak.

Gambar 12. Partitur Lagu Autumn Leaves (Dok. Guntur, 2015)

b. Metode Imitasi

Metode imitasi yang dilakukan guru pada pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul yaitu siswa diperintahkan

untuk menirukan bagaimana guru memainkan lagu Autumn Leaves. Saat siswa sedang memainkan lagu tersebut guru terkadang menghentikan permainan siswa karena guru memberikan masukan-masukan agar lagu tersebut dapat dimainkan dengan baik, kemudian siswa diperintahkan kembali untuk menirukan bagaimana lagu tersebut dimainkan. Dalam proses ini terdapat metode imitasi dimana siswa diperintahkan untuk mengikuti apa yang sudah guru contohkan.

c. Metode Drill

Dalam tahap ini guru memerintah siswa untuk terus mengulang-ulang lagu yang sudah dimainkan. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengulang sampai tiga kali putaran setiap memainkan jatah lagu, hal ini bertujuan agar siswa nantinya dapat menghafalkan lagu baik secara teknik maupun pembawaan dalam memainkan lagu tersebut. Dalam tahap ini metode drill dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran saxophone.

5. Pembelajaran pada pertemuan kelima

Pada pertemuan kelima ini guru membahas tentang lagu dan

etude dengan menggunakan metode demonstrasi, ceramah, imitasi dan drill. Proses pembelajaranya dapat dijabarkan sebagai berikut.

53

 

a. Metode Demonstrasi dan Ceramah

Dalam tahap ini guru langsung memulai proses pembelajaran dengan memberikan etude tambahan yaitu etude

Royal School kemudian guru langsung membuka nomor 12 yang

dipilih untuk dipelajari lalu guru memerintahkan siswa untuk menyimak dengan seksama karena guru langsung mencontohkan bagaimana cara memainkan nomor 12 yang ada didalam etude

Royal School tersebut.

Guru juga menjelaskan bahwa etude tersebut melatih not triul dan 1/16an, selain itu juga melatih singkup dan permainan nada hias, sehingga ketika memainkan lagu Autumn Leaves dapat berimprovisasi dengan lebih mudah dan variatif. Dalam pertemuan kelima ini peneliti melihat kembali metode demontrasi dan ceramah dalam proses pembelajaran saxophone.

Gambar 13. Partitur Etude Royal School no. 12 (Dok. Guntur, 2015

b. Metode Imitasi

Metode imitasi yang digunakan guru pada tahap ini yaitu memberikan contoh cara memainkan etude guru memrintahkan sisiwa untuk memainkan sesuai dengan apa yang sudah di contohkan oleh guru, hal ini sama dengan yang dilakukan di pertemuan sebelumnya bahwa guru masih menggunakan metode imitasi dalam pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul.

c. Metode Drill.

Dalam tahap ini guru memerintahkan untuk memainkan etude yang sudah dicontohkan dengan memainkan dengan berulang-ulang. Dalam penelitian yang dilakukan di pertemuan ini masih sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu peneliti melihat guru masih menggunakan metode drill dalam pembelajaran saxophone

6. Pembelajaran pada pertemuan keenam

Pada pembelajaran pertemuan yang keenam guru hanya bertugas untuk mengecek siswa dalam bermain teknik, etude dan lagu dengan metode ceramah, drill, dan metode hafalan.

a. Metode Ceramah dan Drill.

Pada pertemuan ini guru hanya mengecek siswanya dalam memainkan teknik, etude dan lagu. Jadi siswa satu per satu praktek

55

 

memainkan teknik, etude, dan lagu kemudian jika terjadi kesalahan atau ketidak tepatan kadang guru menghentikan untuk memberi kritik dan saran secara lisan. Kemudian guru mempersilahkan siswa untuk memainkan berulang-ulang, hal ini bertujuan agar siswa nantinya dapat menghafalkan lagu, baik secara teknik maupun pembawaan dalam memainkan.

b. Metode Hafalan

Pada proses memainkan repertoar lagu metode hafalan diperlukan untuk menghafal melodi-melodi, tempo, nada hias, dan istilah musik yang ada di dalamnya.

D. Respon Siswa Terhadap Penerapan Metode Yang Guru Berikan

Dokumen terkait