• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PADA PROSES

B. Proses Pembelajaran di SMK N 2 Kasihan Bantul

1. Praktik Individu

Proses Pembelajaran Saxophone siswa di SMK N 2 Kasihan dilakukan dengan beberapa tahapan. Mulai dari pemanasan hingga memainkan lagu. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Gempur Irianto guru Instrumen Pilihan Tiup khususnya saxophone di SMK N 2 Kasihan mengatakan :

“Dalam pembelajaran saxophone pada pelajaran instrumen pilihan tiup saxophone , siswa harus melakukan beberapa tahapan sebelum memainkan saxophone yaitu pemanasan, etude dan tangga nada, kemudian masuk ke dalam pembahasan lagu, yang terakhir latihan pengiring. Hal ini dilakukan diluar jam mata pelajaran tiup khususnya saxophone. (Wawancara, 1 Agustus 2015)”.

33

 

Sesuai dengan hasil wawancara di atas, dalam kelas pembelajaran

saxophone dimulai dengan tahapan sebagai berikut

a) Sikap Tubuh

Sebelum siswa diajak untuk melakukan praktik instrumen saxophone guru selalu megecek perihal sikap dalam membawa saxophone karena sikap sangatlah penting dan apabila dilakukan dengan salah akan mengakibatkan tidak nyaman saat memainkan alat musik saxophone. Hasil observasi pada tanggal 29 Juli – 31 Agustus 2015 siswa diajarkan tentang bagaimana cara membawa instrumen atau posisi duduk dan berdiri ketika memainkan saxophone dengan benar. Ketika meniup saxophone posisi saxophone boleh di kanan badan kita atau di depan.

Gambar 2 dan 3.

Cara Membawa Saxophone Posisi Berdiri (Kiri) Cara Membawa Saxophone Posisi Duduk (Kanan)

Sikap tubuh saat membawa saxophone jika dilakukan dengan baik dan benar maka akan berdampak baik pula bagi pemain saxophone. Menurut hasil wawancara dengan guru saxophone bahwa posisi berdiri yang baik adalah pada saat membawa saxophone posisi badan tegak santai seperti berdiri pada biasa (tidak bungkuk), berikut kutipan wawancara dengan guru saxophone bapak Gempur Irianto pada tanggal 1 Agustus 2015:

Peneliti : “Menurut bapak bagaimanakah posisi yang baik membawa saxophone saat berdiri ?”

Guru : “Simpel saja, berdiri wajar saja, kepala agak merunduk tapi pandangan mata lurus kedepan, saxophone agak dimiringkan ke kiri dengan menempelkan bagian bawah saxophone pada pinggul sebelah kanan. Itu sangat membantu keleluasaan gerak jari-jari dan menjaga supaya saxophone tidak banyak bergerak pada waktu dimainkan.”

b) Pemanasan (Warming Up)

Pemanasan sangat dibutuhkan dalam permainan saxophone. Sama seperti halnya dengan olahragawan sebelum melakukan kegiatan perlu dilakukannya pemanasan otot-otot agar tidak terjadi cidera, begitu juga dengan bermain saxophone. Pemanasan pada saat sebelum bermain saxophone dilakukan agar melatih mahasiswa membentuk tone nada yang baik dan pembentukkan embrouche (posisi bibir pada mouthpiece).

35

 

Gambar 4. Cara Meniup Saxophone (ambasir) (Dok. Guntur, 2015)

Menurut hasil penelitian tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2015 dalam proses ini guru mendemonstrasikan dan mencontohkan cara meniup saxophone dengan benar dan siswa mengikutinya. Untuk melatih ambasir perlu dilakukan tiupan long note setiap hari minimal 30 menit. Hal ini sangat diperlukan untuk pemanasan (warming up) sebelum dilanjutkan ke latihan teknik penjarian. Jika pemain meniup dengan ambasir yang kurang tepat maka suara yang dihasilkan akan pecah. Posisi ambasir yang tepat adalah letakkan gigi atas pada bagian atas dari mouthpiece, lekatkan bagian dalam dari bibir di sekeliling mouthpiece, sekaligus memajukan rahang bawah seperti sikap menggigit (gigi bawah sejajar dengan gigi atas). Pemanasan sendiri dilakukan dengan berbagai macam bentuk latihan sehingga

mahasiswa lebih terlatih lagi dalam memainkan instrument saxophone antara lain dengan latihan-latihan sebagai berikut:

1) Tiupan Nada Panjang (Long Tune)

Menurut hasil observasi tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2015 long tone selalu dilakukan saat siswa akan melaksanakan pembelajaran praktik individu. Guru selalu memeberi waktu selama 15 menit untuk melakukan long tone. Fungsi dari Long Tone adalah untuk menghasilkan suara yang bulat, tone yang tebal yang menjadi ciri khas dari suara saxophone itu sendiri. Selain itu long tone juga berfungsi untuk menguatkan rahang dan bibir dalam membentuk embouchure (posisi bibir pada mouthpiece) yang baik sehingga tiupan yang dihasilkan dapat baik pula.

Gambar 5. Notasi Long Tone (Dok. Guntur, 2015)

2) Penjarian (Fingering)

Penjarian dilakukan untuk melatih kecepatan jari siswa tiup dalam memainkan Saxophone. Menurut hasil observasi tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2015 dalam proses

37

 

pembelajaran saxophone secara individual latihan penjarian ini dilakukan dengan memainkan achord atau tri nada dari setiap tangga nada mulai dari tangga nada 1# sampai 7# hingga 1b sampai 7b baik tangga nada mayor maupun tangga nada minor. Latihan penjarian ini sangat membantu dalam memainkan nada-nada yang cepat, misalnya nada-nada-nada-nada 1/4, nada-nada-nada-nada 1/8, dan nada-nada 1/16. Selain itu penjarian yang baik dapat juga membantu siswa dalam memainkan teknik-teknik slur dan arpeggio.

Gambar 6. Penjarian (Dok. Guntur, 2015)

3) Latihan Teknik Tiupan

Dalam saxophone, banyak sekali terdapat teknik tiupan. Teknik-teknik tersebut dilakukan agar permainan dan kualitas suara yang dikeluarkan dari saxophone baik dan jelas. Hal ini disebabkan karena pada saat memainkan genre musik atau lagu tidaklah sama teknik peniupannya pada saxophone.

Menurut Hasil Observasi pada tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2015, teknik-teknik tiupan yang biasanya dilatih pada saat pemanasan adalah sebgai berikut :

a. Teknik Stacato

Tiupan dilakukan dengan cara memainkan lidah pada saat meniup Saxophone. Pada saat meniup, pemain seolah-olah mengatakan Tuth pada setiap nada.

Gambar 7. Notasi Teknik Staccato (Dok. Guntur, 2015)

b. Teknik Legato

Pada teknik ini, tiupan dilakukan dengan cara memainkan sedikit lidah tetapi tidak seperti teknik staccato, lidah di gunakan hanya untuk memulai nada awal atau aksen di awal meniup saxophone. Pada saat meniup, pemain seolah-olah mengatakan “Tha” dan “Ya”. Tha

39

 

dilakukan diawal nada yang akan dileggato dan “Ya” pada pertengahan nada yang dileggato.

Gambar 8. Notasi Teknik Legato (Dok. Guntur, 2015)

c) Latihan Etude dan Tangga Nada

Untuk menambah ketrampilan dalam memainkan instrumen saxophone dibutuhkan etude  Etude adalah lagu-lagu singkat atau pendek yang dimainkan untuk melatih penjarian, pernafasan dan membaca notasi balok pada saat bermain saxophone. Scale adalah tangga nada dapat juga disebut sebuah suksesi nada. Skala umumnya digunakan dalam musik Barat adalah skala diatonis, yang terdiri dari langkah-langkah utuh dan setengah dalam urutan tertentu. Latihan scale dimaksudkan untuk melatih penjarian dari semua tangga nada yang ada dalam musik. Ini bertujuan untuk mempermudah mahasiswa dalam memainkan lagu dari semua tangga nada juga membantu mahasiswa dalam memainkan lagu dalam bentuk ansambel atau orkestra.Pada mata kuliah tiup, etude dirangkum dalam sebuah buku diktat dimana tiap diktat berisi etude-etude yang berbeda tiap

tingkatan. Hasil observasi pada tanggal 29 juli – 31 Juli 2015 sebagai berikut :

1) Etude

Etude yang digunakan dalam proses pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul menggunakan Etude Royal School from ABRSM (Asociated Board of the Royal School of Music) dan universal method for Saxophone by Paul de Ville. Untuk buah lagu biasanya diambil dari Real Book Volume 7. Tetapi dalam membaca etude dan buah lagu memerlukan proses lama, karena pada tahap ini kemempuan dalam teori musik sangat diperlukan, terutama kebiasaan dalam primavista.

Gambar 9 dan 10. Etude Royal School (Kiri) Etude Universal Method (Kanan)

41

 

Etude Royal School seperti gambar diatas digunakan dalam pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan karena sudah standar International selain itu untuk melatih intonasi. Sedangkan etude Universal Method untuk melatih penjarian dan speed pada permainan saxophone.

Peneliti : “kenapa yang dipakai etude tersebut pak” Guru : “pertama memang royal school itu jelas

sudah standar ya, bahkan standar internasional, selain itu etude itu juga melatih penjarian karena nada-nadanya punya interval yang ekstrim. Dari C atas langsung ke C bawah gitu. Kalau Universal Method itu sebenernya dipakai belum lama, itu etudenya gruping-gruping gitu jadi melatih penjarian dan speed dalam memainkan saxophone.” (wawancara 1 Agustus 2015)

2) Tangga Nada

Ketika posisi jari sudah tepat selanjutnya mempelajari tangga nada, tangga nada yang dipelajari yaitu tangga nada 1# - 7# dan 1b – 7b baik itu Mayor ataupun minor (diatonis, harmonis, melodis, zigana).

d) Latihan Lagu

Pada tahapan ini, masing-masing siswa diberikan tugas oleh guru mata pelajaran saxophone bahan lagu yang akan dinilai pada ujian akhir semester. Menurut hasil observasi bahan lagu yang diberikan oleh guru berbeda antara siswa satu dengan siswa lainnya. Hal ini dikarenakan kemampuan individu antar siswa tidaklah sama,

sehingga pembagian bahan lagu untuk diujikan pun disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Gempur Irianto sebagai guru instrumen Tiup Saxophone tanggal 1 Agustus 2015 yang mengatakan “Pembagian lagu pada tiap siswa itu berbeda. Tidaklah mungkin tiap siswa memiliki kemampuan bermain saxophone yang sama, pasti berbeda-beda. Berdasarkan tingkat kemampuan merekalah saya membagi bahan-bahan lagu untuk ujian akhir. Tiap siswa bertanggung jawab terhadap bahan lagunya masing-masing”.

Bahan-bahan lagu yang diberikan oleh guru mata pelajaran tiup saxophone akan dilatih secara bersama-sama dengan guru instrumen saxophone. Berdasarkan hasil penelitian tanggal 1 Agustus sampai 31 Agustus 2015 latihan bersama dengan guru ini cukup membantu siswa, karena siswa dapat langsung bertanya kepada guru tentang kendala-kendala apa saja yang didapatkan dalam memainkan bahan lagu yang dimainkannya. Latihan bersama ini dilakukan hanya beberapa pertemuan saja yaitu tiga kali pertemuan, setelah itu mahasiswa akan berlatih bahan lagu secara mandiri tetapi tetap dengan pengawasan guru. Setiap pertemuan, guru akan memeriksa atau melihat sudah sejauh mana perkembangan siswa selama berlatih mandiri dalam memainkan bahan lagunya masing-masing. Jika terjadi kekurangan dalam memainkan bahan lagu, maka guru akan membantu mengatasi kendala-kendala yang dihadapai setiap mahasiswa.

43

 

2. Praktik Bersama

Dokumen terkait