• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

2. Pengaruh Motivasi Kerja Eksternal dengan Kinerja Petugas CMHN Kesehatan Jiwa dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa di Kabupaten Bireuen

5.2. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN CMHN

Berdasarkan hasil perhitungan yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi kerja, diketahui nilai mean motivasi kerja adalah 38,48 sesuai dengan nilai skor motivasi kerja yang ditunjukkan pada tabel 4.6 dan 4.7 maka nilai mean motivasi kerja berada pada rentang nilai 26 ≤

X < 50 atau berada pada kategori sedang, yang berarti bahwa secara umum petugas CMHN di Kabupaten Bireuen mempunyai motivasi kerja sedang. Walaupun motivasi kerja petugas dalam keadaan sedang tetapi mempunyai pengaruh terhadap kinerja petugas. Dapat dilihat dari hasil analisa linier berganda antara motivasi kerja dengan kinerja petugas CMHN yang menghasilkan nilai p<0,05 (p=0,001), yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja sehingga hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini teruji, yaitu ada pengaruh antara motivasi kerja dengan kinerja petugas CMHN dalam pelayanan kesehatan jiwa komunitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins (2002) bahwa kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi kerja, kemampuan dan peluang. Hal yang serupa juga dikemukakan Campbell (1990) bahwa hubungan kinerja dengan atribut kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pengetahuan, keterampilan dan motivasi. Hilangnya salah satu faktor tersebut akan mempengaruhi kinerja, pengaruh motivasi sangat penting dalam kinerja karena motivasi berperan untuk mengubah perilaku.

Namun berdasarkan perhitungan koefisien determinan (r2), sumbangan efektif variabel motivasi kerja terhadap kinerja petugas hanya sebesar 25,7%. Hal ini menunjukkan masih banyak variabel lain sebesar 74,3% yang mempengaruhi kinerja seperti kemampuan, kesempatan atau peluang, keterampilan dan kompetensi, sesuai dengan pernyataan Robbins (2002) dan

Campbell (1990). Faktor-faktor ini yang mungkin sebagai variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja pada petugas CMHN.

5.2.1 Pengaruh Motivasi Kerja Internal terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN

Motivasi internal petugas CMHN di Kabupaten Bireuen diukur melalui dimensi tanggung jawab, mempunyai target yang jelas, memiliki tujuan yang jelas dan menantang, ada umpan balik, perasaan senang dalam bekerja, berusaha untuk mengungguli orang lain dan mengutamakan prestasi. Berdasarkan hasil perhitungan yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi kerja internal, diketahui nilai mean motivasi kerja internal adalah 24,70 sesuai dengan nilai skor motivasi kerja internal yang ditunjukkan pada tabel 4.2 dan 4.3 maka nilai mean motivasi kerja internal berada pada rentang nilai 14 ≤ X < 28 atau berada pada kategori sedang, yang berarti bahwa secara umum petugas CMHN di Kabupaten Bireuen mempunyai motivasi kerja internal sedang. Dan berdasarkan uji statistik regresi linier berganda juga didapatkan bahwa motivasi internal ini berpengaruh terhadap kinerja petugas CMHN yaitu dengan nilai p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa petugas melakukan pekerjaan atau tugasnya sebagai petugas CMHN berlandaskan dorongan yang cukup kuat dari dalam diri mereka untuk bekerja yang didasarkan oleh tanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan, mempunyai target dan tujuan yang jelas dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa dimasyarakat, ada umpan balik yang baik yang diterima oleh petugas untuk meningkatkan efisiensi kerjanya, mempunyai perasaan senang dalam bekerja serta ingin mencapai prestasi dalam bekerja, bukan semata-mata hanya karena faktor yang mereka dapatkan dari luar. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Wibowo (2009) bahwa tanggung jawab, tantangan dan umpan balik dari pekerjaan merupakan masukan yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemajuan motivasi dalam diri petugas untuk pencapaian suatu tujuan.

5.2.2 Pengaruh Motivasi Kerja Eksternal terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Jiwa CMHN

Motivasi eksternal petugas CMHN di Kabupaten Bireuen diukur melalui dimensi kebutuhan hidup dan kerja, senang memperoleh pujian, insentif, memperoleh perhatian dari teman dan atasan. Berdasarkan hasil perhitungan yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi kerja eksternal, diketahui nilai mean motivasi kerja eksternal adalah 13,78 sesuai dengan nilai skor motivasi kerja eksternal yang ditunjukkan pada tabel 4.4 dan 4.5 maka nilai mean motivasi kerja eksternal berada pada rentang nilai 11,3 ≤ X < 22,7 atau berada pada kategori sedang, yang berarti bahwa secara umum petugas CMHN di Kabupaten Bireuen mempunyai motivasi kerja eksternal sedang. Dari hasil penelitian berdasarkan wawancara pada beberapa responden diketahui bahwa sedangnya motivasi eksternal petugas dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya yaitu petugas CMHN selalu berusaha melaksanakan pekerjaannya dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya dan mereka juga selalu mendapatkan pujian atas apa yang telah dikerjakannya selama ini. Dan berdasarkan hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa petugas merasakan bahwa insentif berupa uang yang mereka terima selama ini kurang memadai secara nominal dan dalam melakukan pekerjaannya petugas juga kurang memperoleh perhatian baik dari atasan ataupun teman sekerjanya.

Namun walaupun motivasi eksternal dalam keadaan sedang tetapi motivasi eksternal ini tidak berpengaruh terhadap kinerja petugas CMHN. Dapat dilihat dari hasil uji statistik linier berganda antara motivasi kerja eksternal dengan kinerja petugas CMHN yang menghasilkan nilai p>0,05. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti yang telah dikemukakan diatas yaitu kurang puasnya petugas dalam hal insentif, bukan hanya insentif dalam bentuk materi saja yang kurang mereka dapatkan, tetapi juga dalam bentuk lain seperti pujian dan perhatian dari teman

ataupun atasan dan juga kesempatan untuk mendapatkan pendidikan lanjutan menyangkut penanggulangan gangguan jiwa dimasyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurani (2002) bahwa insentif tidak hanya didapatkan dalam bentuk materi tapi insentif dapat pula diberikan dalam bentuk kesempatan pendidikan, ruang kerja dan peralatan yang memadai serta suasana kerja yang menyenangkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini motivasi eksternal pada petugas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja mereka.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait