• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN   PUSTAKA

2.3 Motivasi Kerja

2.3.1 Teori Motivasi Kerja

Menurut Beck (1990) dalam Hamzah (2008), motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang memengaruhi kesiapan untuk memulai melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu perilaku. Sementara menurut Hasibuan (2005), motif adalah

suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Menurut Berelson dan Steiner (2005) mengartikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi mendorong kegiatan (moves) dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidak seimbangan. Sementara Griffin (2008), mengemukakan motivasi adalah sekelompok faktor yang menyebabkan individu berperilaku dengan cara-cara tertentu. Sedangkan Muhammad Ali (2003), mengatakan motivasi sebagai perilaku yang berorientasi tujuan. Tujuan ini mengajak karyawan mengikuti kemauan untuk menyelesaikan tugas (Ketaren, 2009).

Menurut Mangkunegara (2009), motivasi kerja merupakan kondisi atau energi yang menggerakan diri pekerja yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan. Sikap mental karyawan terhadap situasi kerja memperkuat motivasi kerja untuk mencapai kinerja maksimal. Menurut Danim (2008), ada beberapa alasan mengapa manusia bekerja, yaitu:

a. Kebutuhan dan tuntutan akan hidup

Manusia adalah makhluk hidup dan kemampuan bertahan hidup sangat tergantung pada kesediaan makanan dan minuman, serta perangkat lain yang mendukung. Kebutuhan manusia terdiri dari sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Akibat kebutuhan semakin mahal, orang terkadang tidak cukup lagi mengandalkan gaji resmi, tetapi mencari penghasilan tambalan.

b. Tugas pokok dan fungsi

Tatakala seseorang mengikuti proses rekrutmen sehingga ditempatkan pada unit tertentu telah ada kesadaran dalam dirinya bahwa dia direkrut dan ditempatkan untuk mengemban tugas pokok dan fungsi tertentu.Tugas pokok dan fungsi menjadi ukuran keberhasilannya. Manusia

yang sudah dewasa dan matang akan sadar terhadap tugas pokok dan fungsinya. Dalam bekerja, tidak jarang mereka memiliki daftar kegiatan harian dan menjadi ukuran prestasi dari hari ke hari.

c. Dorongan untuk berprestasi

Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa besarnya keuntungan tidak selalu memberi pengaruh yang positif bagi karyawan untuk bekerja. Dalam beberapa tempat ada tendensi kuat bahwa upah dan gaji memang memberikan motivasi yang sangat besat, tetapi lingkungan kerja memegang peranan yang besar pula.

Motivasi sesorang dapat muncul dari dalam diri pribadi. Karena itu seorang manajer harus mampu mendorong perkembangan pribadi pekerja, baik perasaan, harapan maupun segi-segi intelektual, di samping kebutuhan akan tata hubungan yang serasi, serta harapan terhadap dunia kerja berikut hasilnya. Besar atau kecilnya motivasi dalam diri seseorang ditentukan oleh keinginannya untuk berprestasi, rasa memiliki organisasi, serta faktor internal lainnya.

d. Rasa ingin mencapai tujuan secara cepat

Kecenderungan mencolok dari kehidupan manusia modern, ditandai oleh beberapa ciri. Pertama, memiliki kesediaan dan kesadaran yang tinggi untuk menerima ide dan memecahkan masalah-masalah bersama secara inovatif. Kedua, berani mengemukakan pendapat dan

mempertanggungjawabkan demi kemajuan organisasi. Ketiga, menghargai dunia organisasi dan kepemimpinan orang lain. Keempat, rasa harga diri yang tinggi, dan tidak terjebak ke dalam fanatisme sempit. Kelima, menghargai data statistik sebagai hasil dari pengamatan langsung, menghargai prestasi diri sendiri dan orang lain secara wajar. Keenam, memiliki antisipasi atau berpikir ke depan dengan memperhatikan masa sekarang dan kearifan masa lalu. Ketujuh, memerhatikan kepentingan umum disamping kebutuhan individu.

Jika dicermati secara saksama, yang paling mencolok akhir-akhir ini adalah adanya rasa ingin tahu (curriosity) manusia yang begitu kuat untuk mendapatkan informasi secara cepat sejalan dengan cepatnya arus informasi dan tingginya kebutuhan hidup manusia akan informasi itu. Orang akan bekerja keras, jika dia berusaha mencapai tujuan secara cepat. Rasa ingin cepat

mencapai tujuan tertentu muncul jika tidak ada hambatan psikologis (psychological barrier).

Mereka harus senang berbuat dalam kondisi yang menyenangkan pula. e. Suasana atau iklim lingkungan kerja yang sehat

Lingkungan adalah bagian sangat penting bagi kehidupan seseorang. Manusia dibesarkan tidak terlepas dari lingkungannya. Lingkungan yang sehat memungkinkan manusia bekerja secara sehat dan bergairah. Lingkungan yang dimaksudkan disini terutama adalah lingkungan sosial yang melahirkan suasana psikologis yang menyenangkan. Di samping faktor-faktor

internal, kreatif-tidaknya seseorang ditentukan pula oleh memungkinkan atau tidaknya seseorang itu berbuat pada lingkungannya. Lingkungan yang sehat bercirikan iklim yang bebas dan terarah, tidak ada rasa curiga, rasa puas di dalam diri, toleransi antar teman, dan kesadaran tinggi akan tugas-tugas.

f. Terpenuhinya kebutuhan pribadi, seperti rasa ingin tumbuh dan berkembang.

Kebutuhan pribadi (personal need) adalah faktor penting bagi motivasi seseorang dan tidak jarang hal ini harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum memintanya bekerja secara optimal. Karena itu, administrator yang bijaksana akan senantiasa berusaha memberi kepuasan kepada bawahan, terutaam berkenaan dengan aspek-aspek kebutuhan pribadinya, seperti harga diri, rasa dilibatkan, rasa diterima di dalam kelompok, penghargaan inmaterial atas prestasi, dan sebagainya. Di dalam dunia kerja, kebutuhan pribadi berkaitan dengan rasa ingin berprestasi, keinginan menerima tanggung jawab, harga diri, kebutuhan biologis, dan penghargaan terhadap hasil yang dicapai.

Berdasarkan Hamzah (2008) terdapat tiga unsur yang merupakan kunci dari motivasi yaitu (1) upaya, (2) tujuan organisasi, (3) kebutuhan. Unsur upaya merupakan ukuran intensitas, dalam hal ini apabila seorang termotivasi dalam melakukan tugasnya ia mencoba sekuat tenaga agar upaya yang tinggi tersebut menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Oleh karena itu dalam pemberian motivasi terhadap seseorang diperlukan pertimbangan kualitas dan kuantitas yang dapat membangkitkan upaya dan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi. Unsur lainnya adalah tujuan organisasi, unsur ini begitu penting sebab segala upaya yang dilakukan seseorang

atau sekelompok orang semuanya diarahkan pada pencapaian tujuan. Tujuan organisasi dalam suatu organisasi haruslah ditetapkan secara jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan segala aktivitas dan perilaku personal untuk tercapainya tujuan organisasi. Makin jelas perumusan tujuan organisasi maka makin mudah setiap personal untuk memahaminya. Unsur terakhir yang terdapat dalam motivasi adalah kebutuhan, adalah suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tidak terpuaskan menciptakan keinginan yang merangsang dorongan-dorongan dalam diri individu untuk mencapainya. Dorongan inilah yang menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu. Dengan demikian pemberian motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan manusia.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pemberian motivasi tidak dapat dipisahkan dengan konsep kebutuhan manusia. Salah satu teori yang berkaitan dengan kebutuhan adalah teori dari Maslow. Maslow mengatakan terdapat lima jenjang kebutuhan yaitu (1) kebutuhan fisiologis, (2) Kebutuhan rasa aman, (3) Kebutuhan rasa memiliki dan rasa cinta, (4) kebutuhan harga diri dan (5) Kebutuhan perwujudan diri.

Sejalan dengan jenjang kebutuhan tersebut, Kenneth mengemukakan berbagai kebutuhan yang mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi yaitu sebagai berikut :

1. Kebutuhan hidup

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan masalah fisik, seperti makan, minum dan perumahan yang dapat dipuaskan secara langsung atau secara tidak langsung melalui pendapatan berupa gaji yang diperoleh petugas.

2. Kebutuhan keamanan

Adalah kebutuhan yang melibatkan perlindungan dari ancaman fisik atau kehilangan pendapatan. Kebutuhan ini dapat diwujudkan melalui pengurangan tingkat bahaya dalam pelaksanaan pekerjaan, pengurangan terhadap ancaman kemiskinan dalam keluarga

petugas, pemberian asuransi kesehatan bagi petugas dan keluarganya, asuransi cacat tubuh jika memperoleh kecelakaan dalam melaksanakan tugas, dan sebagainya.

3. Kebutuhan berafiliasi

Kebutuhan yang melibatkan keinginan untuk mencari teman dan hubungan antarpersonal yang didasari atas saling memberi dan menerima. Kebutuhan ini memungkinkan karyawan lainnya atau dengan mitra kerja serta orang lain disekitarnya.

4. Kebutuhan akan adanya penghargaan

Kebutuhan yang didasarkan bahwa manusia membutuhkan apresiasi, penghormatan dan status. Penghargaan seperti ini diwujudkan dalam bentuk pujian, penghargaan atas prestasi yang telah diraih dan pengakuan atas simbol status yang dimilikinya.

5. Kebutuhan untuk tidak tergantung pada orang lain

Kebutuhan yang dilandasi adanya penjelasan bahwa pada dasarnya manusia tergantung pada orang lain untuk memenuhi keinginannya. Agar eksistensinya diakui, manusia berusaha untuk berdikari dengan segala kemampuannya. Proses ini menentukan bagaimana seseorang menanggapi bentuk otoritas dan kesempatan untuk berdiri sendiri serta bertanggung jawab penuh atas pekerjaan yang dibebankan padanya.

6. Kebutuhan akan prestasi dan kompetensi

Kebutuhan dimana pada dasarnya manusia secara fitrah memiliki kompetensi yang mendorong untuk belajar berasosiasi dengan lingkungan disekitarnya. Kuat atau lemahnya motivasi tersebut tergantung pada pengalaman yang dimilikinya guna mendapatkan prestasi yang diinginkan.

Berbagai ciri yang dapat diamati bagi seseorang yang memiliki motivasi kerja antara lain adalah :

1. Kinerja tergantung pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok.

2. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit.

3. Seringkali terdapat umpan balik yang konkrit tentang bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien.

Pemberian motivasi pada seseorang merupakan suatu mata rantai yang dimulai dari kebutuhan, menimbulkan keinginan, menyebabkan tensi, menimbulkan tindakan dan

menghasilkan keputusan. Pada awalnya dari rantai motivasi memulai dengan kebutuhan yang dipenuhi, mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan, perilaku yang berorentasi pada tujuan, pembangkitan kinerja, menimbulkan imbalan dan hukuman.

Setiap individu memiliki kebutuhan yang kemudian mendorong keinginan untuk berusaha bagaimana caranya agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Keinginan yang belum terpenuhi akan menaikkan tensi atau menaikkan ketegangan, ketegangan yang terjadi dalam diri seseorang dapat menimbulkan tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan. Berdasarkan tindakan yang dilakukan individu tersebut akan memperoleh suatu hasil. Hasil inilah yang memberikan kepuasan bagi seseorang. Dengan kepuasan tersebut maka terpenuhilah kebutuhan yang diinginkan. Bertolak dari uraian teoritis sebagaimana dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa petugas yang memiliki motivasi kerja yang tinggi dapat dilihat melalui dimensi internal dan eksternal.

Dokumen terkait