• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skema 6. Struktur Organisasi Ruangan Rindu B2 B

4. Rencana Penyelesaian Masalah a)Manajemen ruangan

• Membuatkan buku panduan pendokumentasian evaluasi (SOAP) berdasarkan diagnosa yang paling sering muncul di ruang RB2B

• Membantu perawat RB2B melakukan pendidikan kesehatan dan mendokumentasikan di format edukasi.

• Membantu perawat RB2B mendata ulang kondisi alat-alat inventaris

• Membantu perawat RB2B menyusun alat-alat dan obat-obat emergency dan membuat label disetiap kotak agar memudahkan kerja perawat.

b) Mana jemen Asuhan Keperawatan

• Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan luka bakar.

5. Implementasi

a) Manajemen Ruangan

• Tanggal 16 Juni 2012 melakukan pendataan ulang terhadap alat-alat inventaris.

• Tanggal 18 Juni 2012 menyusun alat-alat dan obat-obat emergency serta memberi penamaan di setiap kotak.

• Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengendalian infeksi kepada seluruh pasien di ruangan RB2B dan membantu perawat mendokumentasikan di format edukasi pada tanggal 22-23 Juni 2012.

• Membuat buku panduan pendokumentasian evaluasi (SOAP) dan diserahkan kepada seluruh perawat RB2B pada tanggal 2 Juli 2012

b) Mana jemen Asuhan Keperawatan

• Melakukan penyuluhan mengenai perawatan luka bakar pada Tn. P dan keluarga tanggal 2 Juli 2012.

6. Evaluasi

a) Manajemen Ruangan

• Setelah dilakukan pencatatan alat-alat inventaris pada tanggal 16 Juni 2012 diketahui bahwa masih banyak alat-alat inventaris di ruang RB2B yang sudah tidak layak pakai atau tidak dapat dipergunakan sama sekali, untuk itu perlu adanya pencatatan alat inventaris agar ruangan dapat mengajukan pengadaan alat-alat inventaris yang baru, sehingga asuhan keperawatan dapat diberikan kepada pasien secara optimal.

• Setelah dilakukan penyusunan serta penamaan alat-alat serta obat-obat emergency tanggal 18 Juni 2012, hal ini memudahkan perawat perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang cepat dan tepat kepada pasien.

• Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai pengendalian infeksi di runag RB2B pada tanggal 22-23 Juni 2012, terlihat perubahan perilaku pada keluarga pasien yaitu keluarga pasien terlihat mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh keluarganya (pasien) dan membuang sampah di tong sampah domestic.

• Setelah diberikan buku panduan pendokumentasian evaluasi, perawat dapat mendokumentasikan evaluasi secara baik, terbukti dengan dari 23 status yang diperiksa hanya 5 status (21,7%) yang tidak benar cara pendokumentasian evaluasinya, sedangkan selebihnya telah membuat evaluasi sesuai dengan buku panduan. b) Mana jemen Asuhan Keperawatan

• Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan luka bakar keluarga pasien paham dan mampu menjelaskan kembali bagaimana perawatan luka bakar, keluarga pasien mengatakan akan memberikan anaknya dengan nutrisi yang tinggi protein dan menjaga hygiene diri sehingga luka terhindar dari infeksi.

C. Pembahasan

a) Manajemen Ruangan

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh praktikan di ruang RB2B pada tanggal 11- 16 Juni 2012 ada beberapa masalah yang dijumpai diantaranya (1) Pendokumentasian Askep khususnya evaluasi belum berjalan optimal; (2) Belum optimalnya pelaksanaan dan pendokumentasian pendidikan kesehatan; (3) Belum adanya pendataan alat-alat inventaris; (4) Penempatan dan penamaan obat-obat emergency belum tersusun rapi.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, praktikan menyusun rencana tindakan yang disesuaikan dengan kemampuan. Rencana tindakan tersebut telah dilaksanakan dan dievaluasi dan kemudian dibandingkan dengan teori yang ada.

1. Pendokumentasian Askep khususnya evaluasi belum berjalan optimal.

Dokumentasi merupakan tulisan dan pencatatan suatu kegiatan/aktivitas tertentu secara sah/legal. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh perawat tentang informasi kesehatan klien termasuk data pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan (Carpenito, 1998).

Dokumentasi keperawatan merupakan bukti otentik tentang respon klien dan perubahan yang terjadi dari tindakan yang dilakukan oleh perawat baik secara mandiri maupun kolaborasi yang merupakan bagian permanen dari rekam medik klien. Pencatatan data yang akurat dan lengkap akan memberikan kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien. Untuk meyelesaikan masalah ini, praktikan membuatkan buku panduan pendokumentasian evaluasi guna mempermudah pekerjaan perawat dalam melakukan pendokumentasian. Dari hasil evaluasi diketahui setelah diberikan buku panduan pendokumentasian evaluasi, perawat dapat mendokumentasikan evaluasi secara baik, terbukti dengan dari 23 status yang diperiksa hanya 5 status (21,7%) yang tidak sesuai cara pendokumentasian evaluasinya dengan buku panduan.

2. Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan kesehatan dan pendokumentasian pada format edukasi.

Menurut WHO (1954) dalam Notoatmodjo (2003) bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada,

memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.

Menurut Machfoed (2005), pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan tersebut mencakup antara lain pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan.

Maka dari itu, untuk menyelesaikan masalah tersebut praktikan melakukan penyuluhan mengenai pengendalian infeksi dan mendokumentasikan dalam format edukasi. Dari hasil evaluasi penyuluhan yang telah dilakukan peserta penyuluhan tampak antusias, kooperatif, aktif dalam kegiatan penyuluhan.

3. Belum adanya pendataan alat-alat inventaris dan penempatan serta penamaan obat-obat emergency belum tersusun rapi

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 1999).

Tujuan dari pelayanan keperawatan adalah pemberian asuhan keperawatan yang optimal. Untuk mewujudkannya dibutuhkan SDM dan juga fasilitas yang baik. Maka dari itu untuk menyelesaikan masalah ini, praktikan

melakukan pendataan alat-alat inventaris, guna sebagai dasar bagi kepala ruangan untuk melakukan pengajuan pengadaan alat-alat inventaris yang sudah tidak layak pakai serta menyusun dan memberikan penamaan pada obat-obat emergency Sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal, guna mempercepat kesembuhan pasien.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan diperoleh bahwa masih banyak alat-alat inventaris di ruang RB2B yang sudah tidak layak pakai atau tidak dapat dipergunakan sama sekali (terlampir). Dengan dibuatkan penamaan obat-obat emergency dapat memudahkan perawat dalam melakukan tugasnya.

b) Manajemen Asuhan Keperawatan

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Menurut WHO (1954) dalam Notoatmodjo (2003) tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.

Berdasarkan hasil kegiatan PBLK ini menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pemberian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan secara optimal dapat membantu mengatasi masalah pasien dan memenuhi kebutuhan dasar pasien demi meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteran pasien.

BAB III

Dokumen terkait