Penelitian ini adalah penelitian eksperimental two group pretest-posttest design, yang merupakan uji klinis tersamar ganda secara paralel dengan 2 kelompok melakukan randomisasi.37 Sampel penelitian adalah pasien skizofrenik pada fase
akut dengan simtom positif. Pengambilan sampel dengan cara non probability
sampling jenis consecutive sampling.38 Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
membandingkan efek quetiapine dan haloperidol dalam menurunkan
simtom-simtom positif pada pasien skizofrenik. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah quetiapine lebih baik dibandingkan haloperidol dalam
menurunkan skor PANSS sub skala positif pada pasien skizofrenik dan untuk
mengetahui apakah quetiapine memiliki waktu yang lebih cepat dibandingkan
dengan haloperidol dalam menurunkan tingkat keparahan sub skala positif pada pasien skizofrenik. Penurunan simtom positif pada pasien skizofrenik diukur dengan menggunakan PANSS sub skala positif yang terdiri atas waham (P1), kekacauan proses pikir (P2), perilaku halusinasi (P3), gaduh gelisah (P4), waham kebesaran (P5), kecurigaan / kejaran (P6), permusuhan (P7).
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa kelompok yang diberi quetiapine, umur yang paling banyak dalam rentang 25- tahun sebanyak 7 orang (35%), dengan umur tertua adalah ≥ 40 tahun sebanyak 3 orang (15%) dan yang termuda adalah umur dalam rentang 15- tahun sebanyak 1 orang (5%). Pada subjek yang diberi haloperidol, umur yang paling banyak dalam 20- tahun sebanyak 7 orang (35%), dengan umur tertua dalam rentang 35- tahun sebanyak 3 orang (15%) dan yang termuda adalah umur dalam rentang 20- tahun sebanyak 7 orang (35%). Dari
hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square test diperoleh hasil P = 0,324. Tidak ada perbedaan proporsi umur yang bermakna pada kedua kelompok yang diintervensi dengan quetiapine maupun haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa pada kelompok yang diberi quetiapine dan haloperidol, pasien yang paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki masing-masing sebanyak 16 orang (80%) dan 15 orang (75%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan masing-masing sebanyak 4 orang
(20%) dan 5 orang (25%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan
Chi-Square test diperoleh hasil P = 0,705. Tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin
yang bermakna pada kedua kelompok yang diintervensi dengan quetiapine
maupun haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang diberi quetiapine mempunyai berat badan rerata 63,4 (SD 7,5) kg, sedangkan pada 20 orang pasien yang diberi haloperidol mempunyai berat badan rerata 65,6 (SD 4,7) kg. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan independent sample test diperoleh hasil P = 0,277. Tidak ada perbedaan proporsi berat badan yang bermakna pada kedua kelompok yang diintervensi dengan quetiapine maupun haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang diberi quetiapine mempunyai BMI rerata 22,4 (SD 1,8), sedangkan pada 20 orang pasien yang diberi haloperidol mempunyai BMI rerata 22,7 (SD 1,3). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan independent sample test diperoleh hasil P = 0,518. Tidak ada perbedaan BMI yang bermakna pada kedua kelompok yang diintervensi dengan quetiapine dan haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang akan
diberi quetiapine mempunyai skor PANSS rerata sebesar 35,4 (SD 2,9),
sedangkan dari 20 orang pasien yang akan diberi haloperidol mempunyai skor PANSS rerata sebesar 35,3 (SD 3,8). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan independent samples test terhadap skor PANSS pada pasien skizofrenik dengan simtom positif pada saat pertama sekali diperiksa diperoleh nilai P = 0,963. Tidak ada perbedaan skor PANSS yang bermakna pada saat pertama sekali pasien skizofrenik dengan simtom positif diperiksa pada masing-masing kelompok (sebelum diintervensi).
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang akan diberi quetiapine memiliki tingkat keparahan agak berat sebanyak 10 orang (50%) dan berat sebanyak 10 orang (50%). Selanjutnya dari 20 orang pasien yang akan diberi haloperidol memiliki tingkat keparahan agak berat sebanyak 9 orang (45%) dan berat sebanyak 11 orang (55%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square diperoleh hasil P= 0,752. Tidak ada perbedaan tingkat keparahan sub skala positif pada pasien skizofrenik yang akan diintervensi dengan quetiapine dan haloperidol.
Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok dalam hal umur, jenis kelamin, berat badan, BMI dan tingkat keparahan sub skala positif pada pasien skizofrenik, yakni nilai P > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok penelitian tersebut memiliki kesetaraan pada saat awal, sebelum dilakukan intervensi pengobatan baik dengan quetiapine ataupun haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang sudah diberi quetiapine dan dilakukan penilaian pada hari ketiga menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 30,6 (SD 3,3). Pada 20 orang pasien yang sudah diberi haloperidol dan dilakukan penilaian pada hari ketiga menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 29,9 (SD3,2). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney terhadap skor PANSS sub skala positif pada pasien skizofrenik dengan simtom positif pada hari ketiga pemberian quetiapine dan haloperidol, diperoleh nilai P = 0,495. Tidak terdapat perubahan skor PANSS sub skala positif yang bermakna pada hari ketiga setelah pemberian quetiapine dan haloperidol. Hasil penelitian ini memberikan hasil yang berbeda dengan hasil suatu studi open label yang dilakukan selama 15 bulan menggunakan quetiapine dengan variable dose yang hasilnya menunjukkan adanya suatu respons yang cepat dilaporkan dalam butir penurunan permusuhan, kegelisahan dan gangguan tidur pada hari pertama sampai hari ketiga pengobatan dengan mengabaikan dosis awal.9
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam waktu tiga hari dari 20 subjek penelitian yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan agak berat dan berat, setelah mendapat quetiapine maka subjek dengan tingkat keparahan sedang berjumlah 4 orang (20%), agak berat 13 orang (65%) dan berat 3 orang (15%). Pada 20 subjek penelitian yang mendapatkan haloperidol yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan agak berat dan berat, mengalami perubahan menjadi sedang berjumlah 8 orang (40%), agak berat 9 (45%) dan berat 3 orang (15%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square diperoleh hasil P = 0,357.
Tidak ada perubahan tingkat keparahan sub skala positif yang bermakna pada tiga hari setelah diberikan quetiapine dan haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang sudah diberi quetiapine dan dilakukan penilaian pada hari kelima menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 27,6 (SD 4,1). Pada 20 orang pasien yang sudah diberi haloperidol dan dilakukan penilaian pada hari kelima menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 28,1 (SD2,9). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney terhadap skor PANSS sub skala positif pada pasien skizofrenik dengan simtom positif pada hari kelima pemberian quetiapine dan haloperidol, diperoleh nilai P = 0,529. Tidak terdapat perubahan skor PANSS sub skala positif yang bermakna pada hari kelima setelah pemberian quetiapine dan haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam waktu lima hari dari 20 subjek penelitian yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan sedang, agak
berat dan berat, setelah mendapat quetiapine maka subjek dengan tingkat
keparahan ringan berjumlah 2 orang (10%), sedang 11 orang (55%) dan agak berat 7 orang (35%). Pada 20 subjek penelitian yang mendapatkan haloperidol yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan sedang, agak berat dan berat mengalami perubahan menjadi sedang berjumlah 14 orang (70%), agak berat 6 (30%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square diperoleh hasil P = 0,296. Tidak ada perubahan tingkat keparahan sub skala positif yang bermakna pada lima hari setelah diberikan quetiapine dan haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang sudah diberi quetiapine dan dilakukan penilaian pada hari ketujuh menunjukkan skor
rerata PANSS sub skala positif sebesar 23,8 (SD 3,9). Pada 20 orang pasien yang sudah diberi haloperidol dan dilakukan penilaian pada hari ketujuh menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 26,4 (SD 2,9). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney terhadap skor PANSS sub skala positif pada pasien skizofrenik dengan simtom positif pada hari ketujuh pemberian quetiapine dan haloperidol, diperoleh nilai P = 0,049. Terdapat perubahan skor PANSS sub skala positif yang bermakna pada hari ketujuh setelah pemberian quetiapine dibandingkan dengan pemberian haloperidol. Hasil penelitian ini memberikan hasil yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Small dkk tahun 2004, dimana pada minggu pertama pengobatan skizofrenia
menunjukkan bahwa pengobatan pasien dengan quetiapine menunjukkan respons
yang lebih besar terhadap simtom-simtom positif dalam minggu pertama pengobatan dibandingkan placebo(p<0,05).8
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam waktu tujuh hari dari 20 subjek penelitian yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan ringan, sedang
dan agak berat, setelah mendapat quetiapine maka subjek dengan tingkat
keparahan ringan berjumlah 6 orang (30%), sedang 11 orang (55%) dan agak berat 3 orang (15%). Pada 20 subjek penelitian yang mendapatkan haloperidol yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan sedang, agak berat mengalami perubahan menjadi sedang berjumlah 17 orang (70%), agak berat 3 (15%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square diperoleh hasil P = 0,026. Ada perubahan tingkat keparahan sub skala positif yang bermakna pada tujuh hari setelah pemberian quetiapine dibandingkan haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang sudah diberi quetiapine dan dilakukan penilaian pada minggu kedua menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 19,6 (SD 3,6). Pada 20 orang pasien yang sudah diberi haloperidol dan dilakukan penilaian pada minggu kedua menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 23,9 (SD 23,9). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney terhadap skor PANSS sub skala positif pada pasien skizofrenik dengan simtom positif pada minggu kedua pemberian quetiapine dan haloperidol, diperoleh nilai P = 0,001. Terdapat perubahan skor PANSS sub skala positif yang bermakna pada minggu kedua setelah pemberian quetiapine dibandingkan dengan pemberian haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam waktu dua minggu dari 20 subjek penelitian yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan ringan, sedang
dan agak berat, setelah mendapat quetiapine maka subjek dengan tingkat
keparahan minimal berjumlah 2 orang (10%), ringan 12 orang (60%) dan sedang 6 orang (30%). Pada 20 subjek penelitian yang mendapatkan haloperidol yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan sedang, agak berat mengalami perubahan menjadi sedang berjumlah 20 orang (100%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square diperoleh hasil P = 0,0001. Ada perubahan tingkat keparahan sub skala positif yang bermakna pada dua minggu setelah pemberian quetiapine dibandingkan haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang sudah diberi quetiapine dan dilakukan penilaian pada minggu ketiga menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 16,5 (SD 3,0). Pada 20 orang pasien yang sudah diberi haloperidol dan dilakukan penilaian pada minggu ketiga
menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 20,5 (SD 2,1). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney terhadap skor PANSS sub skala positif pada pasien skizofrenik dengan simtom positif pada minggu ketiga pemberian quetiapine dan haloperidol, diperoleh nilai P = 0,0001. Terdapat perubahan skor PANSS sub skala positif yang bermakna pada minggu ketiga setelah pemberian quetiapine dibandingkan dengan pemberian haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam waktu tiga minggu dari 20 subjek penelitian yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan minimal, ringan dan sedang, setelah mendapat quetiapine maka subjek dengan tingkat keparahan minimal berjumlah 5 orang (25%), ringan 15 orang (75%). Pada 20 subjek penelitian yang mendapatkan haloperidol yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan sedang, mengalami perubahan menjadi ringan berjumlah 14 orang (70%), sedang 6 orang (30%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square diperoleh hasil P = 0,004. Ada perubahan tingkat keparahan sub skala
positif yang bermakna pada tiga minggu setelah pemberian quetiapine
dibandingkan haloperidol.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 20 orang pasien yang sudah
diberi quetiapine dan dilakukan penilaian pada minggu keempat menunjukkan
skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 12,4 (SD 2,4). Pada 20 orang pasien yang sudah diberi haloperidol dan dilakukan penilaian pada minggu keempat menunjukkan skor rerata PANSS sub skala positif sebesar 16,8 (SD 2,3). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney terhadap skor PANSS sub skala positif pada pasien skizofrenik dengan simtom positif pada minggu
Terdapat perubahan skor PANSS sub skala positif yang bermakna pada minggu
keempat setelah pemberian quetiapine dibandingkan dengan pemberian
haloperidol. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya pada percobaan tersamar ganda yang membandingkan pasien yang diobati dengan quetiapine (600 mg/hari) cenderung mempunyai angka perbaikan yang lebih besar di dalam skor PANSS dibandingkan mereka yang menerima haloperidol (20
mg/hari) setelah 4 minggu pengobatan.33 Juga penelitian yang dilakukan oleh
Arvanitis dkk pada tahun 1996 mendukung hasil penelitian ini dimana meneliti tentang perbandingan quetiapine “multiple fixed dose” dengan haloperidol dan plasebo pada pasien skizofrenik dengan eksaserbasi akut, didapati hasil penelitian yang menyebutkan bahwa quetiapine lebih mudah ditoleransi dan secara klinis efektif di dalam pengobatan skizofrenia dan juga lebih unggul terhadap plasebo maupun haloperidol di dalam mengurangi simtom positif pada dosis antara
150-750 mg/hari dan mengurangi simtom negatif pada dosis 300 mg/hari.34 Suatu
meta-analysis mendukung hasil penelitian ini dimana memperlihatkan data PANSS untuk empat percobaan acak, tersamar ganda yang membandingkan quetiapine dengan haloperidol pada pasien skizofrenik, didapati jumlah
persentase yang menunjukkan perbaikan dari awal hingga akhir di dalam skor
total PANSS (dengan menggunakan analisa least squares mean).
Quetiapine(n=334) menunjukkan perbaikan yang lebih bermakna bila dibandingkan dengan haloperidol (n=372) [P <0,05].13
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam waktu empat minggu dari 20 subjek penelitian yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan minimal dan
minimal berjumlah 12 orang (60%), ringan 8 orang (40%). Pada 20 subjek penelitian yang mendapatkan haloperidol yang sebelumnya memiliki tingkat keparahan ringan dan sedang, mengalami perubahan menjadi minimal berjumlah 6 orang (30%), ringan 14 orang (70%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square diperoleh hasil P = 0,057. Tidak ada perubahan tingkat keparahan sub skala positif yang bermakna pada empat minggu setelah pemberian quetiapine dan haloperidol.