• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Rancangan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa-Bali)

Bab3 Peraturan Perundang-Undangan Penataan Ruang

3.2 Pembahasan Rancangan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa-Bali)

Rencana Tata Ruang Pulau (RTR Pulau) merupakan penjabaran dan operasionalisasi dari RTRWN. RTR Pulau diharapkan mampu mengakomodasi hal-hal detail yang tidak dapat diakomodasi dalam RTRWN. RTR Pulau memuat strategi

pemanfaatan ruang, tetapi tidak sampai sedetail RTR Kabupaten/Kota untuk menghindari overlap dengan RTRW Kabupaten/Kota. RTR Pulau diharapkan menjadi dasar bagi berbagai sektor dan daerah dalam menyusun berbagai program pembangunan ke depan. RTR Pulau yang menjadi target penyelesaian pada Tahun 2010 sesuai arahan Inpres No. 1 Tahun 2010, adalah RTR Pulau Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.

3.2.1. RTR Pulau Sumatera

Penataan ruang Pulau Sumatera bertujuan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, keseimbangan, dan keserasian perkembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan, lingkungan, dan infrastruktur wilayah dalam satu ekosistem Pulau Sumatera dengan memperhatikan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, melalui: (a) terwujudnya pusat pertumbuhan berbasis sumber daya alam; (b) terciptanya kemandirian dan lumbung energi; (c) terciptanya swasembada dan lumbung pangan Nasional; (d) terwujudnya kawasan pariwisata berdaya saing internasional; (e) terwujudnya kelestarian kawasan berfungsi lindung bervegetasi hutan paling sedikit 40%; (f) terwujudnya kelestarian kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati hutan tropis basah; (g) terkendalinya perkembangan kawasan perkotaan metropolitan, kawasan perkotaan besar, dan kawasan rawan bencana; (h) terwujudnya kawasan perkotaan di Pesisir Timur dan Pesisir Barat sebagai pusat pertumbuhan baru; (i) terwujudnya akses infrastruktur antarkawasan perkotaan, antara pusat pertumbuhan dengan outlet, dan untuk membuka isolasi wilayah; dan (j) terciptanya percepatan pengembangan kawasan perbatasan negara sebagai Beranda Depan dan Pintu Gerbang Negara dengan tetap memperhatikan kedaulatan, pertahanan, dan keamanan negara..

Status kemajuan penyusunan RTR Pulau Sumatera pada tahun 2010, adalah: (1) penandatanganan kesepakatan Gubernur terkait pada bulan Oktober 2009 – Februari 2010; (2) penandatanganan kesepakatan Eselon I BKPRN pada bulan Mei-Agustus 2010; dan (3) pengiriman Surat Menteri PU Ke Presiden Tanggal 18 Oktober 2010, Nomor : HK.0104-Mn/540 perihal : Penyampaian 4 (empat) Raperpres tentang RTR Pulau (Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi).

3.2.2. RTR Pulau Jawa-Bali

Penataan ruang Pulau Jawa–Bali bertujuan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, keseimbangan, dan keserasian pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup, dan infrastruktur wilayah dalam satu ekosistem Pulau Jawa–

Bali dengan memperhatikan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, melalui: (a) terwujudnya pemertahanan Pulau Jawa–Bali sebagai lumbung pangan utama nasional; (b) terkendalinya pengembangan fisik kawasan perkotaan dan urban sprawl; (c) terkendalinya Pulau Jawa–Bali sebagai pusat industri pengolahan; (d) terkendalinya pemanfaatan potensi sumber daya mineral serta minyak dan gas bumi yang tersedia di Pulau Jawa–Bali secara berkelanjutan dan sesuai potensi lestari; (e) terwujudnya Pulau Jawa–Bali sebagai pusat jasa dan pariwisata; (f) terwujudnya kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% dari luas ekosistem Pulau Jawa–Bali; (g) terwujudnya percepatan pengembangan wilayah pesisir selatan Pulau Jawa dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan rawan bencana; (h) terwujudnya pengembangan infrastruktur antarmoda transportasi untuk daya saing Pulau Jawa–Bali; dan (i) terwujudnya peningkatan keterkaitan antarwilayah Pulau Jawa–Bali dengan pulau-pulau lainnya yang sinergis.

Status kemajuan penyusunan RTR Pulau Jawa-Bali pada tahun 2010, adalah: (1) Pembahasan substansi Raperpres RTR Pulau Jawa-Bali di forum BKPRN Eselon I pada tanggal 4 Maret 2010; (2) konsultasi publik dengan daerah pada tanggal 8-23 Juni 2010; (3) pembahasan substansi Raperpres RTR Pulau Jawa-Bali dengan Bakosurtanal pada tanggal 19 Oktober 2009; (4) penandatanganan kesepakatan Gubernur terkait pada bulan Oktober 2009 – Oktober 2010; (5) penandatanganan kesepakatan Eselon I BKPRN pada bulan Mei-Agustus 2010; dan (6) pengiriman Surat Menteri PU Ke Presiden Tanggal 18 Oktober 2010, Nomor : HK.0104-Mn/540 perihal : Penyampaian 4 (empat) Raperpres tentang RTR Pulau (Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi).

3.2.3. RTR Pulau Kalimantan

Penataan ruang Pulau Kalimantan bertujuan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, keseimbangan, dan keserasian perkembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan, lingkungan, dan infrastruktur antarwilayah perkotaan di pesisir dengan wilayah pedalaman Pulau Kalimantan dengan memperhatikan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, melalui: (a) terwujudnya Pulau Kalimantan sebagai bagian dari paru-paru dunia dan konservasi keanekaragaman hayati; (b) terwujudnya Pulau Kalimantan sebagai lumbung energi nasional; (c) terwujudnya Pulau Kalimantan sebagai pusat pertambangan mineral dan batubara serta minyak dan gas bumi dengan prinsip berkelanjutan; (d) terwujudnya Pulau Kalimantan sebagai pusat perkebunan kelapa sawit, karet dan hasil hutan secara berkelanjutan; (e) terwujudnya kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang

internasional yang berbatasan dengan Negara Bagian Sabah dan Sarawak (Malaysia); (f) terwujudnya pusat pengambangan kawasan perkotaan nasional yang berbasis pada air; (g) terwujudnya kawasan ekowisata berbasis kehidupan liar hutan tropis basah, dan budaya asli Kalimantan; (h) terwujudnya infrastruktur transportasi antarmoda untuk meningkatkan keterkaitan wilayah dan efisiensi ekonomi; dan (i) terciptanya swasembada dan lumbung pangan nasional.

Status kemajuan penyusunan RTR Pulau Kalimantan pada tahun 2010, adalah: (1) penandatanganan kesepakatan oleh Gubernur terkait pada bulan Oktober 2009-Oktober 2010; (2) penandatanganan kesepakatan Eselon I BKPRN pada bulan Mei-Agustus 2010; dan (3) pengiriman Surat Menteri PU Ke Presiden Tanggal 18 Oktober 2010, Nomor : HK.0104-Mn/540 perihal : Penyampaian 4 (empat) Raperpres tentang RTR Pulau (Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi).

3.2.4. RTR Pulau Sulawesi

Penataan ruang Pulau Sulawesi bertujuan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, keseimbangan, dan keserasian pengembangan kegiatan ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, lingkungan, dan infrastruktur wilayah dalam satu ekosistem Pulau Sulawesi dengan memperhatikan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, melalui: (a) terwujudnya pusat kelautan berbasis bisnis dan konservasi laut; (b) terwujudnya lumbung pangan padi dan jagung nasional; (c) terwujudnya pusat perkebunan kakao berbasis bisnis; (d) terwujudnya pusat pertambangan aspal, nikel, serta minyak dan gas bumi; (e) terwujudnya pusat pariwisata berbasis cagar budaya; (f) terwujudnya kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang internasional yang berbatasan dengan Filipina dan Malaysia; (g) terwujudnya jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah dan efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah; (h) terwujudnya kawasan perkotaan nasional yang berbasis mitigasi bencana; dan (i) terwujudnya kelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari luas Pulau Sulawesi yang sesuai dengan kondisi ekosistemnya.

Status kemajuan penyusunan RTR Pulau Sulawesi pada tahun 2010, adalah: (1) penandatanganan kesepakatan oleh Gubernur terkait pada bulan Oktober 2009 - Februari 2010; (2) penandatanganan kesepakatan Eselon I BKPRN pada bulan Mei-Agustus 2010; dan (3) pengiriman Surat Menteri PU Ke Presiden Tanggal 18 Oktober

2010, Nomor : HK.0104-Mn/540 perihal : Penyampaian 4 (empat) Raperpres tentang RTR Pulau (Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi).

3.3 Pembahasan Rancangan Perpres tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis