• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bimbingan belajar yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember merupakan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa kelas 1B. Tujuan dengan diadakannya bimbingan belajar yaitu siswa

98 Tutik, Wawancara, Jember 28 Agustus 2107

99 Nasiruddin, Wawancara, Jember 05 September 2017

memilki sikap, keterampilan, dan kemampuan belajar. karena pada hakikatnya, belajar adalah proses perubahan yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak baik menjadi baik.

Berdasarkan paparan data yang telah disajikan dan dilakukan analisis, maka dilakukan pembahasan terhadap hasil temuan dalam bentuk interpretasi dan diskusi dengan teori-teori yang ada serta relevan dengan topik penelitian ini. Pembahasan penelitian disesuaikan dengan fokus penelitian yang terdapat dalam skripsi ini, guna mempermudah dalam menjawab pertanyaan yang ada dalam fokus penelitian. Adapun perincian pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Bimbingan Belajar Individual Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa kelas 1B Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, bahwa pelaksanaan bimbingan belajar individual dalam mengatasi kesulitan belajar di kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember dilaksanakan 2 kali dalam seminggu, yaitu setiap hari senin dan selasa di luar jam pelajaran selama 30 Menit. Adapun langkah-langkah pelaksanaan bimbingan belajar individual di kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember yaitu:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwaa perencanaan kegiatan bimbingan belajar individual meliputi diagnosis

kesulitan belajar siswa dengan cara mengamati siswa di kelas, memeriksa pengelihatan dan pendengaran siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar dan melakukan wawancara kepada orang tua siswa. Kemudian menetapkan materi yang akan digunakan, tujuan yang ingin dicapai, bahan, rencana penilaian serta waktu dan tempat.

Temuan-temuan tersebut sesuai dengan pendapat Mamat Supriatna sebagai berikut:

“Perencanaan kegiatan bimbingan beajar meliputi penetapan materi layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran kegiatan, bahan atau sumber bahan untuk bimbingan belajar, rencana penilaian, waktu dan tempat.”100

Selanjutnya langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru menurut Muhibbin Syah antara lain:

“Pertama, melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.

Kedua, memeriksa pengelihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.

Ketiga, mewancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar. Keempat, memberikan tes diagnostic bidang kecakapantertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa. Kelima, memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.”101

Sebagaimana data yang diperoleh dari lapangan, bahwa langkah mendiagnosisis kesuliatan belajar yang dialami siswa kelas 1B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember ini sudah dilakukan dengan baik. Namun belum dilakukan secara maksimal yaitu pada tahap

100 Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 98

101 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar(Jakarta:Rajawali Pers, 2015), 186

kelima, mengingat untuk melakukan tes IQ, guru dan orang tua siswa harus berhubungan dengan klinik psikologi.

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa perencanaan pelaksaan kegiatan bimbingan belajar individual yang dilaksanakan di kelas 1B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember ini sudah sesuai dengan teori namun belum maksimal.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan bimbingan belajar individual dengan cara memanggil satu persatu siswa dan memberikan memberikan materi bimbingan belajar secara face to face (tatap muka), karena dengan bertatap muka, maka siswa akan fokus dengan materi yang disampaikan oleh guru sehingga dengan begitu materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan dapat mengurangi kesulitan belajar, baik kesulitan membaca maupun menulis yang dialami siswa tersebut. Materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa disesuaikan dengan kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut.

Temuan-temuan tersebut sesuai dengan pendapan Tohirin sebagai berikut:

“Bimbingan individual merupakan metode pemberian bantuan yang diberikan secara individual dan langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor) dengan siswa(klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara pembimbing dengan siswa. Masalah-masalah yang

dipecahkan melalui teknik konseling adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi.”102

Sebagaimana data yang diperoleh dari lapangan, bahwa pelaksanaan bimbingan belajar individual yang diterapkan di kelas 1B Madrasah Ibitidaiyah Negeri 04 Jember sudah dilakukan dengan baik.

Bimbingan yang dilakukan dengan cara bertatap muka (face to face).

Bimbingan belajar tersebut juga memiliki tujuan untuk memecahkan masalah yang dialami siswa, hanya saja dalam bimbingan ini yang dipecahkan adalah masalah belajar dan masalah belajar juga merupakan masalah pribadi yang dialami oleh siswa.

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa perencanaan pelaksaan kegiatan bimbingan belajar individual yang dilaksanakan di kelas 1B Madrasah Ibtidaiyah Negeri ini sudah sesuai dengan teori.

c. Evaluasi

Hasil penelitian menyebutkan bahwa evaluasi bimbingan belajar individual terdiri dari 2 penilaian, penilaian tertulis untuk siswa yang mengalami kesulitan menulis dan penilaian lisan untuk siswa yang mengalami kesulitan membaca. Dalam evaluasi juga siswa diminta untuk mengungkapkan perasaannya saat mengikuti bimbingan belajar individual menyenangkan atau tidak.

Penemuan tersebut sesuai dengan teori Mamat Supriatna yang mengungkapkan bahwa:

102 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), 296

“Penilaian kegiatan bimbingan belajar difokuskan pada perkembangan belajar siswa. Penilaian terhadap bimbingan belajar dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Secara tertulis siswa diminta untuk mengungkapkan tentang hal yang paling berharga atau kurang mereka senangi saat mereka mengikuti bimbingan belajar.”103

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, evaluasi yang dilakukan sudah sesuai teori hanya saja belum maksimal, dikarenakan siswa terkadang belum mampu mengungkapkan tentang hal yang disenangi maupun hal yang kurang disenangi saat mengikuti bimbingan belajar.

Tabel 4.6

Temuan Penelitian Fokus Tentang Pelaksanaan Bimbingan Belajar Individual Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Kelas 1B

Fokus Komponen Temuan

Pelaksanaan Bimbingan Belajar Individual dalam Mengatasi Kesulitan Belajar siswa kelas 1B

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Evaluasi

a. Mendiagnosis siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, menetapkan tujuan, materi, tempat, waktu, dan evaluasi yang akan dilakukan.

b. Dilakukan secara face to face (bertatap muka) dengan memanggil siswa satu persatu kemudian guru menyampaikan materi sesuai kesulitan belajar yang dialami siswa.

c. Evaluasi yang digunakan dengan 2 penilaian yaitu tes tulis untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar menulis dan tes lisan untuk siswa yang mengalami kesulitan membaca. Dan setiap evaluasi selalu ada peningkatan.

103 Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 100

2. Pelaksanaan Bimbingan Belajar Kelompok Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa kelas 1B Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018.

Pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1B juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab serta kerja sama sehingga siswa tidak memiliki rasa individualis yang tinggi. Karena manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang membutuhkan orang lain. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam bimbingan belajar kelompok terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan kegiatan bimbingan belajar kelompok meliputi diagnosis kesulitan belajar siswa dengan cara mengamati siswa di dalam kelas, memeriksa pengelihatan dan pendengaran siswa, dan melakukan wawancara dengan orang tua siswa yang mengalami kesulitan belajar, langkah selanjutnya yaitu menetapkan tujuan yang ingin dicapai, materi, metode, bahan, rencana penilaian serta waktu dan tempat yang akan digunakan.

Temuan-temuan tersebut sesuai dengan pendapat Mamat Supriatna sebagai berikut:

“Perencanaan kegiatan bimbingan beajar meliputi penetapan materi layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran kegiatan, bahan atau sumber bahan untuk

bimbingan belajar, rencana penilaian, waktu dan tempat.”104

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, perencanaan bimbingan belajar kelompok yang dilakukan sudah cukup baik, lebih rinci lagi akan dijelaskan pada tahapan berikut ini: pertama, Ibu Tutik selaku guru kelas 1B akan mendiagnosis siswa yang mengalami kesulitan belaajar, dengan cara mengamati siswa di dalam kelas, memeriksa pendengaran dan pengelihatan siswa serta melakukan wawancara kepada orang tua siswa dalam hal ini disebut sebagai sasaran kegiatan, langkah selanjutnya yaitu menetapkan materi atau sumber bahan yang akan digunakan, rencana penilaian yang akan digunakan serta waktu dan tempat yang akan digunakan untuk melakukan bimbingan belajar kelompok.

Berdasarkan data lapangan dan dikaitkan dengan teori maka dapat disimpulkan bahwa data lapangan sudah sesuai dengan teori yang ada.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu Hoom rome yaitu kegiatan bimbingan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran sepulang sekolah, kegiatan kelompok yang dilakukan secara berkelompok dengan menyusun puzzle dan soal yang diberikan guru dikerjakan

104 Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 98

sendiri-sendiri meskipun di laksanakan dalam kegiatan kelompok.

Selanjutnya metode karya wisata dimana siswa kelas 1B diajak ke peternakan yang ada di Garahan kemudian siswa diminta untuk menuliskan hewan apa yang ada di dalam kandang kemudian membacanya dan untuk metode karya wisata alam hanya dilakukan satu kali mengingat waktu dan biaya yang harus dikeluarkan lumayan banyak.

Penemuan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Tohirin yaitu:

“Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk membantu mengatasi masalah-masalah bersama atau membantu seseorang individu yang menghadapi masalah dengan menempatkannya dalam suatu kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam layanan bimbingan belajar kelompok adalah (1) program home room, (2) karya wisata, (3) diskusi kelompok, (4) kegiatan kelompok, (5) organisasi siswa, (6) sosio drama, (7) psikodrama, dan (8) pengajaran remedial .105

Data yang diperoleh dari lapangan, bahwa metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan belajar kelompok sudah sesuai dengan teori yang ada tetapi belum maksimal, karena metode yang terdapat dalam teori belum semuanya diterapkan yaitu meode diskusi kelompok, sosio drama, psikodrama, remedia karena anak kelas 1 masih belum bisa untuk berdiskusi dan dengan bimbingan

105 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), 290

belajar kelompok itu pun harus dengan suasana yang menyenangkan yaitu belajar sambil bermain.

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penemuan yang diperoleh dari data di lapangan sudah sesuai dengan teori.

c. Evaluasi

Evaluasi yang digunakan dalam bimbingan belajar kelompok yaitu penilaian tertulis dan penilaian sikap. Walaupun ini bimbingan belajar kelompok tetap saja ketika evaluasi dilakukan cara menyelesaikan tugas atau soal dikerjakan secara mandiri hanya guru tetap menilai sikap setiap siswa ketikan bimbingan belajar kelompok.

apakah siswa tersebut terlibat dalam kegiatan atau hanya diam saja.

Penemuan tersebut sesuai dengan teori Mamat Supriatna yang mengungkapkan bahwa:

“Penilaian kegiatan bimbingan belajar difokuskan pada perkembangan belajar siswa. Penilaian terhadap bimbingan belajar dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Secara tertulis siswa diminta untuk mengungkapkan tentang hal yang paling berharga atau kurang mereka senangi saat mereka mengikuti bimbingan belajar.”106

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari lapangan sudah sesuai dengan teori yang ada. Hanya saja belum maksimal.

106 Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 100

Tabel 4.7

Temuan Penelitian Fokus Tentang Pelaksanaan Bimbingan Belajar kelompok Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Kelas 1B

Fokus Komponen Temuan

Pelaksanaan Bimbingan Belajar kelompok dalam Mengatasi Kesulitan Belajar siswa kelas 1B

a. Perencanaan

c. Pelaksanaan

c. Evaluasi

a. Mendiagnosis siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, menetapkan tujuan, materi, tempat, waktu, dan evaluasi yang akan dilakukan.

b. Dilakukan dengan berbagai metode yang sudah

direncanakan, yaitu program Home room, karya wisata alam, dan kegiatan kelompok.

c. Evaluasi yang digunakan dengan 2 penilaian yaitu tes tulis dan penilaian sikap.

Setelah siswa mengikuti bimbingan belajar, siswa mengalami peningkatan. Siswa mampu mengenal huruf, membaca, dan menulis.

Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari lapangan tentang penerapan bimbingan belajar dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan bimbingan belajar individu dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember yaitu mendiagnosis kesulitan belajar siswa, merencanakan dan menetapkan tujuan bimbingan belajar individual, menetapkan materi atau bahan ajar, penilaian, waktu dan tempat yang akan digunakan. Kemudian siswa yang mengalami kesulitan belajar akan dipanggil satu persatu (bertatap muka) untuk dilakukan bimbingan belajar sesuai kesulitan belajar yang dialami selanjutnya akan dilakukan evaluasi untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa tersebut dan evaluasi yang dilakukan mengalami peningkatan dalam artian siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah mampu mengenal huruf, bahkan menulis dan membaca.

2. Pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember yaitu dengan mendiagnosis kesulitan belajar siswa, merencanakan dan menetapkan materi, metode, penilaian, serta waktu dan tempat kemudian pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dengan menggunakan berbagai macam

111

metode, yaitu metode home room, kegiatan kelompok, dan karya wisata alam. Selanjutnya setelah dilaksanakan bimbingan belajar kelompok maka yang dilakukan adalah mengevaluasi siswa untuk mengukur kemampuan siswa.

Dokumen terkait