• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Teoritik Tentang Bimbingan Belajar a. Pengertian Bimbingan Belajar

B. Kajian Teori

1. Tinjauan Teoritik Tentang Bimbingan Belajar a. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah seperangkat usaha bantuan kepada siwa, agar siswa dapat membuat pilihan, mengadakan penyelesaian dan pemecahan masalah-masalah pendidikan dan pengajaran atau belajar yang dihadapinya.20

20 Andi Mapiare, Pengantar Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah (Surabaya: Usaha Nasional 1993), 257

Menurut Dewa Ketut Sukardi bimbingan belajar adalah suatu proses bantuan dalam menemukan hal cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.21

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diambil beberapa prinsip sebagai berikut:

1) Bimbingan belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan, sehingga bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus, dan terarah kepada tujuan tertentu. Dengan demikian kegiatan bimbingan bukanlah kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, tidak sengaja, atau asal-asalan.

2) Bimbingan belajar merupakan proses membantu individu untuk memecahkan masalah-masalah yang dialami saat belajar.

3) Bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan kepada setiap individu atau siswa, baik anak-anak, remaja di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

4) Bimbingan belajar memiliki tujuan untuk mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga setiap individu tersebut dapat memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya dan meweujudkan cita-cita sesuai

21 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah (jakarta: Rineka Cipta, 2008), 56

potensi yang dimilikinya sehingga tercapai proses belajar yang baik dan efektif.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar merupakan pelayanan yang dilakukan secara berkesinambungan yang diberikan oleh pembimbing (guru) untuk memecahkan masalah-masalah dalam belajar sehingga individu dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan dirinya sesuai potensi yang dimilikinya.

b. Fungsi Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar maasing-masing peserta didik dapat mengembangkan potensi secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Uraian berikut akan menjelaskan makna masing-masing fungsi bimbingan belajar.

1) Fungsi pemahaman

Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan yang menghasilkan peemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan perkembangan siswa.

2) Fungsi pencegahan

Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat

mengganggu, menghambat, atau menimbulkan kesulitan tertentu dalam proses perkembangannya.

3) Fungsi pengentasan

Fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan belajar akan menghasilkan terentaskannya berbagai masalah yang dialami oleh siswa.

Pelayanan bimbingan dan konseling belajar berusaha membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, baik dalam sifat, jenis, maupun bentuknya.

4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan belajar yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif siswa dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah.22

c. Aspek-aspek Bimbingan Belajar

Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui

22 Hellen A, Bimbingan Dan Konseling (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 60-71

belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.23

Setiap anak mengalami kesulitan dalam belajar sehingga sulit untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan bimbingan belajar sebagai berikut:

1) Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang sebenarnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.

2) Ketercapatan dalam belajar, yaitu keadaan anak yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusu untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.

3) Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan anak yang memiliki bakat akademik dan intelegensi yang kurang memadai dan perlu mendapatkan pengajaran khusus.

4) Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan anak yang kurang bersemangat dan malas dalam belajar sehingga nilai yang didapat ketika ada ulangan atau ujian sekolah tidak memuaskan.

5) Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang suka mendunda-nunda tugas yang diberikan seorang

23 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta:Rajawali Pers, 2015), 59

guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.24

d. Tujuan Bimbingan Belajar

Menurut Syamsu Yusuf dan A. Juantika Nurihsan, tujuan bimbingan belajar yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut: 25

1) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif 2) Memiliki motivasi tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

3) Memiliki keterampilan atau teknik belajar

4) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.

5) Memliki kesiapan mental dan kemampuan menghadapi ujian.

e. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Belajar

Bentuk layanan bimbingan belajar kepada para siswa adalah menyesuaikan dengan masalah belajar yang terjadi dan dihadapi oleh siswa. Dengan melihat spesifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa, guru pembimbing dapat merumuskan program layanan bimbingan belajar kepada siswa. Beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa diberikan kepada para siswa di sekolah dan madrasah adalah sebagai berikut:

1) Orientasi kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan institusional (tujuan sekolah dan madrasah), isi kurikulum

24 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 280

25 Helen A, Bimbingan dan Konseling, 15

pembelajaran, struktur organisasi sekolah (madrasah), cara-cara belajar yang tepat, penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah atau madrasah.

2) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan madrasah maupun di rumah baik secara individual maupun kelompok.

3) Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan non akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup penyebaran informasi (layanan informasi tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.

4) Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, pada program-program studi atau jurusan tertentu, dan lain sebagainya.

5) Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ulangan atau ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata pelajara, menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya.

6) Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisien.26

f. Langkah-langkah Pelaksanaan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan belajar pada diri siswa. Isi kegiatan bimbingan belajar terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah belajar.

Penyelenggaraan bimbingan belajar memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan kegiatan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan evaluasi dan tindak lanjut. Berikut beberapa langkah dalam pelaksanaan bimbingan belajar.

1) Perencanaan kegiatan

Perencanaan kegiatan bimbingan belajar meliputi penetapan materi layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran kegiatan, bahan atau sumber bahan untuk bimbingan belajar, rencana penilaian, waktu dan tempat.

2) Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan yang telah direncanakan selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:

26 Tohirin, Bimbingan dan Konseling, 132

a) Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fsik (tempat dan kelengkapannya), persiapan bahan, persiapan keterampilan, dan persiapan administrasi.

b) Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan meliputi: menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan belajar, menjelaskan cara-cara dan asa-asas bimbingan belajar, menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya.

3) Evaluasi kegiatan

Penilaian kegiatan bimbingan belajar difokuskan pada perkembangan belajar siswa. Penilaian terhadap bimbingan belajar dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Secara tertulis siswa diminta mengungkapkan kesulitan belajar yang dihadapinya, minat dan sikap terhadap mata pelajaran yang disukai maupun yang tidak disukai. Siswa juga diminta untuk mengemukakan tentang hal yang paling berharga atau kurang mereka senangi saat mereka mengikuti bimbingan belajar.

4) Tindak lanjut

Hasil penilaian kegiatan bimbingan belajar perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan kemajuan siswa.

Perlu dikaji apakah hasil pembahasan atau pemecahan masalah yang dilakukan telah tuntas atau masih ada aspek-aspek penting yang belum dijangkau dalam pembahasan itu.

Analisis tersebut adalah analisis tentang kemungkinan dilanjutkannya pembahasan topik atau masalah yang telah dibahas sebelumnya. Usaha tindak lanjut mengikuti arah dan hasil analisis.

Tindak lanjut dapat dilakukan melalui bimbingan belajar selanjutnya atau kegiatan dianggap sudah memadai dan selesai sehingga upaya tindak lanjut secara tersendiri dianggap tidak diperlukan.27

g. Metode Pelaksanaan Bimbingan Belajar

Metode bimbingan belajar adalah cara-cara tertentu yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling belajar untuk mencapai tujuan. Untuk mencegah dan mengatasi berbagai macam permasalahan belajar, dapat dilakukan dengan menggunakan metode bimbingan dan konseling belajar secara umum ada dua metode dalam pelayanan bimbingan dan konseling belajar.

1) Metode Bimbingan Belajar Individual

Konseling individual merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada seseorang secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilaksanakan secara face to face relationship (hubungan muka ke muka atau hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor

27 Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi(Jakarta:Rajawali Pers, 2011), 98-100

dengan siswa (klien). Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi. 28

Menurut Tohirin ada beberapa metode dalam bimbingan individual di antaranya adalah:

a) Konseling Direktif (Directive Counseling)

Bimbingan yang menggunakan meetode ini, adalah prosesnya yang paling berperan aktif adalah guru BK. Dalam praktiknya guru BK berusaha mengarahkan siswa sesuai dengan masalahnya. Selain itu guru BK juga memberikan saran, anjuran, dan nasihat kepada siswa. 29 Praktik bimbingan dalam dunia Islam disebut dengan Mau’idzah (Tausiah), yaitu pemberian nasihat kepada klien yang memliki masalah secara individual.30

b) Konseling Non-direktif (Non-directive Counseling)

Teknik ini seorang klien diberikan peranan utama dalam bidang interaksi dalam bimbingan, seorang pembimbing hanya menampung pembicaraan yang berperan aktif adalah klien itu sendiri dalam hal ini adalah anak. Pelayanan bimbingan dengan teknik konseling non-direktif lebih difokuskan pada anak yang bermasalah.

28 Tohirin, Bimbingan dan Konseling, 296

29Ibid, 297

30 Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan BImbingan dan Konseling (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2005), 79

c) Konseling Eklektif (Eklective Counseling)

Konseling eklektif yaitu teknik bimbingan yang digunakan secara kombinasi atau bergantian menurut keperluannya. Agar konseling berhasil secara efektif dan efisien, tentu harus melihat anak (klien) yang akan dibantu atau dibimbing dan melihat masalah yang dihadapi siswa (anak) dalam situasi konseling.31

2) Metode Bimbingan Belajar Kelompok

Cara ini digunakan untuk membantu siswa melalui kegiatan kelompok. Masalah yang dapat dipecahkan bisa bersifat kelompok, yaitu yang dirasakan bersama oleh kelompok atau individu sebagai anggota kelompok.

Menurut Tohirin dalam bimbingan dan konsling di Sekolah (Berbasisi integrasi) ada beberapa jenis bimbingan kelompok yang dapat diterapkan dalam pelayanan bimbingan belajar antara lain:

a) Home room program

Kegiatan yang dilakukan oleh guru bersama murid di dalam ruangan kelas di luar jam pelajaran. Program ini dilakukan dengan menciptakan suatu kondisi sekolah seperti rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut para siswa dapat mengungkapkan perasaannya seperti di rumah.

31 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, 301

b) Karya Wisata

Bimbingan ini dilakukan dengan cara mengunjungi obyek wisata, dengan tujuan agar anak-anak dapat mengamati secara langsung dari dekat obyek situasi yang menarik perhatiannya, dan hubungannya dengan suatu pelajaran di sekolah. Dengan karya wisata anak-anak mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, kerjasama dan bertanggung jawab.

Menurut Masnur Muslich bahwa metode karya wisata mempunyai kelebihan sebagai berikut:

(1) Karya wisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dan pengajaran.

(2) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

(3) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.32 c) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.

Pelaksanaan diskusi kelompok sedapat mungkin harus mendapatkan pengawasan dari guru atau pembimbing,

32 Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 202

lebih kalau kelompok itu baru dalam taraf permulaan yang anggotanya masih belum begitu mapan. Dalam diskusi kelompok, diperlukan adanya seorang anak yang memimpin diskusi itu. Diskusi tidak harus dipimpin oleh ketua kelompok, tetapi justru oleh anak yang dipandang mempunyai pengetahuan lebih di dalam bidang yang sedang didiskusikan atau dibicarakan itu. Ini yang sering disebut sebagai “pusat kelompok’.33

d) Kegiatan Kelompok

Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu (para siswa) untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara berkelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu.

Selain itu, setiap siswa memperoleh kesempatan menyumbangkan pikirannya. Dengan demikian akan muncul rasa tanggung jawab. Seorang siswa diberi kesempatan untuk memimpin teman-temannya dalam membuat pekerjaan bersama, sehingga kepercayaan dirinya tumbuh dan karenanya ia memperoleh harga diri.

33 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir), 128

e) Organisasi Siswa

Organisasi siswa khusunya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan.

Melalui organisasi siswa memperoleh kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.

Mengaktifkan siswa dalam organisasi akan dapat mengembangkan bakat kepemimpinan. Selain itu juga dapat memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.

f) Sosiodrama

Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Sesuai namanya, masalah yang dramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Di dalam sosio drama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari suatu situasi masalah sosial.

Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya.

Dari pementasan peran selanjutnya diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya yang dihadapi oleh seorang

individu sebagai anggota kelompok atau yang dihadapi oleh sekelompok siswa.34

g) Psikodrama

Hampir sama dengan sosio drama, psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama, yang didramakan adalah masalah-masalah sosial, sedangkan psikodrama yang didramakan adalah masalah-masalah psikis yang dialami individu.

Siswa yang memiliki masalah psikis disuruh memerankan suatu peranan. Dengan memerankan peran tertentu,konflik atau ketegangan yang ada dalam diri individu dapat dikurangi. Kepada sekelompok siswa dikemukakan suatu cerita yang menggambarkan adanya suatu ketegangan psikis yang dialami oleh individu. Selanjutnya siswa diminta untuk mendramakannya di depan kelas. Bagi siswa yang mengalami ketegangan psikis, melalui drama ini akan dapat mengurangi ketegangannya.

h) Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa (anak) untuk membantu kesulitan

34 Tohirin, Bimbingan dan Konseling, 293

belajar yang dihadapinya. Teknik ini bisa dilakukan secara individual maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang dihadapi.35

Beberapa metode pengajaran remedial yang digunakan dalam kegiatan bimbingan belajar sebagai berikut:

(1) Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah metode yang dilakukan guru (pembimbing) dengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid (anak) secara individual.

(2) Metode Tanya Jawab

Saat proses pembelajaran, tanya jawab dijadikan sebagai salah satu metode untuk menyampaikan suatu materi pelajaran, dengan cara guru (pembimbing) bertanya kepada peserta didik (anak) atau peserta didik (anak) bertanya kepada seorang guru (pembimbing).

Teknik tanya jawab mempunyai beberapa keuntungan antara lain, sebagai berikut:

(a) Dapat meningkatkan saling pengertian antara guru dan murid.

(b) Memungkinkan hubungan yang lebih dekat antara guru dan murid.

(c) Dapat meningkatkan motivasi belajar murid

35 Ibid, 290

(d) Menumbuhkan rasa harga diri kepada murid.

(e) Dapat meningkatkan pemahaman diri pada murid sehingga merupakan kondisi yang dapaat menunjng pelaksanaan konseling.36

(3) Metode Pengulangan Materi

Pengulangan materi dilakukan dalam bentuk pengulangan pelajaran (terutama pada aspek-aspek yang belum dikuasai siswa atau anak), penambahan belajar, latihan-latihan, dan penekanan pada aspek-aspek tertentu tergantung dari jenis dan kesulitan tingkat belajar yang dialami siswa (anak).37

2. Tinjauan Teoritik Tentang Kesulitan Belajar

Dokumen terkait