• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh IDA UBAIDAH NIM. 084134062

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2017

(2)

SKRIPSI

Oleh

IDA UBAIDAH NIM. 084134062

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2017

(3)
(4)
(5)

    

    

Artinya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.1

*Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung:PT. Syamil Cipta Media, 2006), 94: 5-6

*

(6)

Bapak Ahmad Kholil Suroso dan Ibu Mulyati Aziz tercinta yang tak pernah lelah untuk mendoakan serta memotivasi saya sampai skripsi ini terselesaikan. Serta kakakku tercinta Abdullah Aflah Muzakka

(7)

telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelsaian skripsi yang berjudul “Penerapan Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018” sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana , dapat terselesaikan dengan lancar, dan semoga sholawat serta salam senantiasa Allah limpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw yang telah menjadi suri tauladan dan menjadikan kita sebagai sosok insan yang lebih manusiawi.

Kesuksesan dalam penyelesaian skripsi ini dapat penulis peroleh karena dukungan dan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor IAIN Jember yang selalu memberikan fasilitas yang memadai selama kami menuntut ilmu di IAIN Jember.

2. Dr. H. Abdullah, S.Ag., M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah mengizinkan peneliti mengadakan penelitian ini.

3. Bapak Mustajab, S.Ag., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Jember yang selalu memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

(8)

5. Bapak Abdul Kohar S.Ag. selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember.

6. Ibu Tutik, S.Pd selaku guru kelas 1B yang telah memberikan izin penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember.

7. Semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu .

Penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan penulisan skripsi ini. mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan kepada pembaca.

Jember, 09 Oktober 2107

Penulis

(9)

menerapkan bimbingan belajar khususnya di kelas 1B. hal tersebut disebabkan karena tidak semua anak kelas 1B mengenyam sekolah TK sehingga sebagian siswa kelas 1B mengalami kesulitan dalam belajar, baik kesulitan belajar menulis, membaca maupun berhitung sehingga perlu diterapkan bimbingan belajar agar siswa dapat memiliki sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar positif sehingga dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimanakah Pelaksanaan bimbingan belajar individual dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2108? 2) Bagaimanakah Pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2108?

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan Pelaksanaan bimbingan belajar individual dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2108? 2) Mendeskripsikan Pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2108?

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan jenis penelitian field research. Penentuan subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan kualitatif deskriptif model Milles dan Hubermen dengan langkah-langkah koleksi data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan data. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Pelaksanaan bimbingan belajar individu dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember yaitu mendiagnosis kesulitan belajar siswa, merencanakan dan menetapkan tujuan bimbingan belajar individual, menetapkan materi atau bahan ajar, penilaian, waktu dan tempat yang akan digunakan. Kemudian siswa yang mengalami kesulitan belajar akan dipanggil satu persatu (bertatap muka) untuk dilakukan bimbingan belajar sesuai kesulitan belajar yang dialami selanjutnya akan dilakukan evaluasi untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa tersebut.

2) Pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember yaitu dengan mendiagnosis kesulitan belajar siswa, merencanakan dan menetapkan materi, metode, penilaian, serta waktu dan tempat kemudian pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dengan menggunakan berbagai macam metode, yaitu metode home room, kegiatan kelompok, dan karya wisata alam. Selanjutnya setelah dilaksanakan bimbingan belajar kelompok maka yang dilakukan adalah mengevaluasi siswa untuk mengukur kemampuan siswa.

(10)

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Istilah ... 11

F. Sistematika Pembahasan... 11

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 14

A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Teori ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 48

B. Lokasi Penelitian ... 49

(11)

F. Keabsahan Data ... 59

G. Tahap-tahap Penelitian ... 60

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 62

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 62

B. Penyajian data dan Analisis ... 69

C. Pembahasan Temuan ... 100

BAB V PENUTUP ... 111

A. Kesimpulan ... 111

B. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pernyataan Keaslian Tulisan 2. Matrik Penelitian

3. Pedoman Penelitian 4. Foto

5. Materi Bimbingan Belajar 6. Denah Lokasi

7. Struktur Organisasi MIN 04 Jember 8. Surat Tugas

9. Surat Bimbingan skripsi

(12)

13. Biodata Penulis

(13)

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... ... 18

4.1 Data Siswa Kelas 1B MIN 04 Jember ... ... 68

4.2 Data Siswa Kelas 1B yang mengalami Kesulitan belajar ... ... 69

4.3 Rubrik Penilaian Membaca ... ... 86

4.4 Rubrik Penilaian Menulis ... ... 87

4.5 Peningkatan Nilai Siswa Kelas 1B ... ... 88

4.6 Temuan Penelitian Fokus Pelaksanaan Bimbingan Individual ... ... 105

4.7 Temuan Penelitian Fokus Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... ... 110

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses kegiatan belajar mengajar dan cara lain yang dikenal dan diakui masyarakat.1 Sebagaimana menurut Undang- Undang NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”2

Madrasah Ibtidaiyah merupakan pendidikan formal yang setara dengan Sekolah Dasar (SD) dan dibentuk oleh pemerintah serta masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia, oleh karenanya pemerintah mewajibkan anak untuk menempuh pendidikan selama 12 Tahun (SD-SMA).

Dalam lemabaga pendidikan sekolah/madrasah dikembangkan pola tingkah laku dan sikap yang sangat bermanfaat dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup manusia dan dalam rangka menyelesaikan konflik. Konflik yang biasa dialami anak dalam sekolah yakni masalah dalam belajar sehingga anak tersebut perlu adanya layanan bimbingan belajar. ketika anak sudah dapat

1 St Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 39

2 Sekretariat Negara RI, Undang-undang NO.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Jakarta: PT Sinar Grafika, 2014), 3

1

(15)

mengatasi kesulitan belajar yang dialami maka pola-pola tingkah laku dan sikap tersebut dapat diterima sebagai dasar standard dan kriteria untuk dapat berkembangnya individu memperoleh prestasi yang diharapkan. 3

Hal ini sejalan dengan pendapat Shodig, yang menjelaskan bahwa anak yang mengalami kesulitan belajar memerlukan layanan bimbingan secara khusus, tanpa melalui bimbingan secara khusus mereka tidak akan mengalami kemajuan dan tidak akan memperoleh keberhasilan yang mendalam.4

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun bertindak.5

Pada saat proses pembelajaran tidak jarang guru menghadapi siswa yang mengalami kejenuhan belajar. Banyak siswa yang sangat sulit sekali menerima mata pelajaran, baik pelajaran menulis, membaca, maupun berhitung.. Sehingga terkadang membuat guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak yang mengalami kejenuhan belajar.

Siswa mengalami jenuh belajar yang dalam bahas psikologi lazim disebut learning plateau. Peristiwa jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar (kejenuhan belajar) maka akan merasa memubazirkan usahanya. Seorang siwa yang mengalami kejenuhan belajar

3 Rodliyah, Pendidikan, 140

4 Shodig M, Pendidikan Bagi Anak Dsileksia, (Bandung: Dekdibud, TT), 159

5 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar(Jakarta: Pernada Media, 2013), 4

(16)

merasa seakan-akan pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh dari belajar tidak ada hasil atau kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya,tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. 6

Seorang siswa yang sedang mengalami kejenuhan maka sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item infrormasi atau pengalaman baru, sehingga siswa yang mengalami kejenuhan saat proses pembelajaran akan mengalami peristiwa negative lainnya yaitu kesulitan belajar.

Kesulitan belajar merupakan masalah yang nyaris dialami oleh semua siswa. Kesulitan belajar juga dapat diartikan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar. Hambatan ini dapat bersifat psikologis, fisiologis, atau sosiologis. Hambatan ini dapat berupa siswa malas, tidak memperhatikan ketika dijelaskan, lambat dalam melaksanakan tugas pelajaran. Tidak ada motivasi belajar, dan lain sebagainya.7

Siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam hal ini membutuhkan layanan bimbingan belajar. Karena bimbingan belajar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan secara universal. Layanan bimbingan belajar wajib diterapkan dalam sekolah/madrasah untuk mencapai hasil belajar siswa secara optimal.

Kaitannya dengan permasalahan tersebut, maka sekolah memiliki tanggung

6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ( Bandung:Remaja Rosda Karya, 2010), 162

7 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus (Yogyakarta: Nuha Lintera, 2010), 6

(17)

jawab besar untuk membantu siswa dalam mengatasi permasalahan belajarnya. Hal ini menunjukkan pentingnya peran guru dalam upaya membimbing siswa dalam belajar, mencari tahu permasalahan belajar yang dihadapi siswa sampai pada cara mengatasi permasalahan tersebut. Karena semua permasalahan yang dialami oleh siswa dapat diselesaikan, sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S Al-Baqarah ayat 286, yang berbunyi:8





































































































Artinya: “Allah tidak membani seseorang melainkan sesuai melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

(Mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hokum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah pada kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah Swt tidak akan memberikan cobaan, masalah, dan kesulitan diluar kemampuannya. Oleh karenanya ketika kita mendapatkan musibah, cobaan, kesulitan maka kita

8 Syamil Al-Qur’an, 2:286

(18)

harus selalu meminta pertolongan kepada Allah dan berusah untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Karena dalam ayat tersebut Allah akan memberikan pahala kepada siapapun yang berusaha menyelesaikan masalah dengan baik dan akan berdosa jika melakukan kejahatan.

Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbingan belajar yaitu kemampuan belajar yang rendah, motivasi belajar yang rendah, minat belajar yang rendah, tidak berbakat pada mata pelajaran tertentu, kesulitan berkonsentrasi dalam belajar, sikap belajar seperti suka mengganggu teman ketika belajar, prestasi belajar yang rendah, penyaluran kelompok kegiatan belajar siswa lainnya, dan lain sebagainya.9

Hal ini sesuai dengan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakapa kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.”10

Berdasarkan pernyataan di atas, pencapaian tujuan pendidikan Nasional tersebut tergantung pendidikan di sekolah khususnya pelaksanaan proses pembelajaran yang disertai dengan pelaksanaan bimbingan belajar yang baik di sekolah tersebut akan mampu untuk memberikan bimbingan dan arahan terhadap cara belajar siswa yang baik pula dan para siswa akan selalu merasa termotivasi untuk belajar di sekolah maupun di luar sekolah.

9 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: PT Raja Grafindo Perasada, 2008), 130

10 Sekretariat Negara RI, Undang-undang NO.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, 3

(19)

Slamet dan Saiful Sagala, menyatakan bahwa salah satu sub kompetensi dari kompetensi pedagogik adalah membimbing peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya pelajaran kepribadian, bakat, minat, dan karir.

Guru sebagai penyandang profesi pendidikan memiliki tugas untuk memberikan bimbingan kepada seluruh siswanya. Guru diharapkan dapat memberikan bimbingan akademik maupun non akademik.11

Allah Swt, berfirman dalam Q.S Al-Ashr ayat 1-3, yang berbunyi:12



































Artinya: “Demi masa, sungguh mereka dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”.

Maksud ayat di atas adalah setiap manusia diharapkan saling memberi nasihat (bimbingan) sesuai dengan kemapuan dan kapasitas manusia itu sendiri. Apabila mereka (manusia) di dunia ini tidak mengerjakan kebajikan dan tidak saling menasihati maka sesunguhnya dia adalah orang yang rugi. Karena sesungguhnya Allah menciptakan manusia untuk saling menasihati, agar tidak ada manusia yang tersesat atau pun hidup dalam kesulitan. Bimbingan belajar sesuai dengan konsep agama islam yaitu agar manusia senantiasa memberikan nasihat (bimbingan) untuk membantu dalam

11 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2009), 32

12 Syamil Al-Qur’an, 103:1-3

(20)

memecahkan masalah yang dialami siswa agar individu atau sekelompok individu tersebut menjadi pribadi mandiri serta mendapat kepercayaan diri dalam memperbaiki tingkah lakunya baik sekarang maupun masa yang akan datang sesuai dengan perintah Allah Swt.

Sebagai lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember memegang peranan penting dalam mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa, utamanya masalah dalam belajar. oleh karenanya layanan bimbingan belajar sangat diperlukan. Layanan bimbingan belajar bertujuan membantu individu (siswa) agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat perkembangan belajar siswa. Siswa yang perkembangannya terhambat atau terganggu akan berpengaruh terhadap perkembangan atau kemampuan belajarnya.

Kesulitan belajar banyak dialami oleh siswa kelas 1B, mengingat bahwa kelas 1 merupakan kelas awal di tingkat Madrasah Ibtidaiyah dan mayoritas kelas 1B juga tidak menempuh sekolah TK/RA sehingga ketika masuk kelas 1 anak tersebut sama sekali tidak mengenal huruf dan angka. Hal tersebut membuat guru kelas kewalahan dan mencari solusi agar anak tersebut tidak lagi mengalami kesulitan belajar. solusi tersebut adalah layanan bimbingan belajar. Layanan bimbingan belajar diakui sangat membantu dalam mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. layanan bimbingan belajar diterapkan dikelas 1B karena kelas merupakan kelas dasar dan sebagai pondasi untuk menemuh kelas selanjutnya. Jika kelas 1 sudah mampu

(21)

membaca, menulis, dan berhitung maka pada kelas selanjutnya anak tidak akan mengalami kesulitan dalam hal tersebut.

Berdasarkan observasi yang telah saya lakukan, layanan bimbingan belajar dilaksanakan satu minggu empat kali, yakni setiap hari senin, selasa, rabu dan kamis. Setiap hari senin dan selasa untuk bimbingan belajar secara individual (face to face) dan setiap hari rabu dan kamis untuk bimbingan belajar kelompok. Bimbingan belajar tersebut dirasa sangat bermanfaat karena siswa sudah mampu untuk mengenal huruf, mengenal angka, membaca, menulis, dan berhitung. Kesulitan belajar membaca mampu dikenali dari perilakunya antara lain: memiliki respon yang lambat saat membaca, intonasi suara kurang jelas, menggunakan alat tunjuk (jari) saat menyusuri kata per kata yang dibacanya, mengalami berbagai kekeliruan saat menulis misalnya huruf “d” menjadi “b”, kata “mengganggu” menjadi “mengagu”, serta tulisan yang ditorehkan kurang dapat terbaca dengan baik. 13

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Bimbingan Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018”.

13 Observasi, di MI Negeri 04 Jember , 26 April 2017

(22)

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka fokus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan belajar individual dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018?

2. Bagaimana pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.14 Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan belajar individual dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018

2. Mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018.

14 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 45

(23)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah serta memperkaya wawasan dalam bidang pendidikan sehingga dapat memberikan dampak positif tentang penerapan bimbingan belajar dalam mengatasi kesulitan belajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember tahun pelajaran 2017/2018.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam menulis karya ilmiah sehingga dapat dijadikan bekal untuk penelitian dimasa yang akan datang.

b. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, hasil penelitian ini dapat menambah kualitas mahasiswa khusunya mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, sehingga dapat dijadikan informasi dan referensi bagi seluruh aktifitas akademik untuk membangun suatu pengetahuan lebih mendalam dan lengkap untuk melahirkan pendidik yang lebih berkualitas dan berkarakter.

c. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan bimbingan belajar dalam mengatasi kesulitan belajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember.

(24)

E. Definisi Istilah 1. Bimbingan belajar

Bimbingan belajar dalam konteks penelitian ini adalah salah satu kegiatan pelayanan yang dilakukan secara berkesinambungan yang diberikan oleh pembimbing (guru) dengan berbagai macam metode, baik metode individu maupun kelompok untuk memecahkan masalah-masalah dalam belajar sehingga individu dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan dirinya sesuai potensi yang dimilikinya. Untuk itu maka bimbingan belajar ini perlu diterapkan di kelas 1B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember.

2. Kesulitan belajar

Kesulitan belajar dalam konteks penelitian ini adalah keadaan siswa yang mengalami hambatan dalam proses belajar sehingga tidak dapat belajar secara normal, yang ditunjukkan dengan adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Kesulitan belajar ini meliputi kesulitan belajar membaca, menulis dan matematika (berhitung) yang dialami siswa kelas 1B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup.15 Sistematika pembahasan bertujuan agar pembaca dapat dengan mudah mengetahui gambaran isi skripsi secara umum.

15 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan karya ilmiah, 48

(25)

Adapun sistematika pembahasan dari skripsi ini mencakup tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

1. Pada Bagian Awal

Pada bagian awal skripsi ini terdiri dari judul penelitian (sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftra tabel, dan daftar gambar.

2. Pada Bagian Inti

Pada bagian inti skripsi ini terdiri dari V (lima) Bab:

Bab I merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, sistematika pembahasan.

Bab II merupakan bagian tentang kajian kepustakaan yang terdiri dari kajian terdahulu yang memuat penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan kajian teori yang digunakan sebagai prespektif oleh peneliti. Kajian teori disini memaparkan tentang bimbingan belajar yang meliputi tentang pengertian, fungsi, tujuan, langkah-langkah pelaksanaan bimbingan belajar serta metode yang dilakukan dalam bimbingan belajar. Selain memaparkan kajian teori tentang bimbingan belajar, pada penelitian ini juga memaparkan tenrang kesulitan belajar yang meliputi tentang pengertian kesulitan belajar, kesulitan membaca, menulis dan matematika, serta faktor penyebab kesulitan belajar. Bab ini berfungsi sebagai landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisis data yang diperoleh.

(26)

Bab III merupakan bagian yang membahas tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Di dalamnya berisi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan yang terakhir adalah tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

Bab IV merupakan penyajian data dana analisis data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian secara empris yang terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, serta diakhiri dengan pembahasan temuan. Bab ini berfungsi sebagai bahan kajian untuk memaparkan data yang diperoleh guna menemukan kesimpulan.

Bab V merupakan bab penutup yang di dalamnya berisi kesimpulan dan saran. Bab ini berfungsi untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian. Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran sebagai pendukung di dalam pemenuhan kelengkapan.

(27)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pada bagian ini mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi, dan lain sebagainya).

Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.16 Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini diantaranya:

1. Skripsi Mohammad Hafid, Program S1 di STAIN Jember, Tahun 2012, dengan Judul Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtida’iyah Negeri Tutul Balung Jember Tahun Pelajaran 2011/2012.

Fokus penelitian ini membahas tentang (1) Adakah pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar kognitif siswa di Madrasah Ibtida’iyah Negeri Tutul Balung Tahun pelajaran 2011/2012?, (2) Adakah pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar afektif siswa di Madrasah Ibtida’iyah Negeri Tutul Balung Tahun pelajaran 2011/2012?, (3) Adakah pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar psikomotorik siswa di Madrasah Ibtida’iyah Negeri Tutul Balung Tahun

16 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 45

(28)

pelajaran 2011/2012?. Penelitian ini menggunakan pendektan penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah chi kuadrat (χ²)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa di Madrasah Ibtida’iyah Negeri Tutul Balung Tahun Pelajaran 2011/2012.17

Perbedaan dari penelitian ini yaitu terletak pada objek yang akan dibahas yaitu tentang bagaimana proses pelaksanaan bimbingan belajar individual dan kelompok dan menggunakan pendekatan kualitatif.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Mohammad Hafid ini lebih ke pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang bimbingan belajar.

2. Skripsi karya Mawaddatur Rohmah, program S1 di STAIN Jember, Tahun 2013, dengan judul Peranan Bimbingan dan Konseling Belajar Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Desa Slawu Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Taahun Pelajaran 2012/2013.

Fokus penelitian dalam skripsi ini membahas tentang (1) Bagaimana perananan bimbingan dan konseling belajar dalam

17 Mohammad Hafid, Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtida’iyah Negeri Tutul Balung Jember Tahun Pelajaran 2010/2011 (Jember, STAIN Jember, 2012)

(29)

menanggulangi kesulitan belajar siswa yang bersifat internal di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Desa Slawu Kecamatan Patrang Kabupaten Jember tahun Pelajaran 2012/2013? (2) Bagaimana perananan bimbingan dan konseling belajar dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa yang bersifat eksternal di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Desa Slawu Kecamatan Patrang Kabupaten Jember tahun Pelajaran 2012/2013?.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.

Tenik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa peranan bimbingan dan konseling belajar dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Marsah Tsanawiyah Negeri Jember II Desa Slawu Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2012/2013 berperan sangat penting dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa, dengan adanya koordinasi dengan wali kelas dan guru BK untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa diharapkan dapat membantu mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa sehingga siswa dapat berkembang secara optimal.18

Perbedaan dari penelitian ini yaitu terletak pada objek yang akan diteliti. Skripsi tersebut menjelaskan tentang peranan bimbingan dan konseling belajar dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa yang

18 Mawaddatur Rohmah, Peranan Bimbingan dan Konseling Belajar Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Desa Slawu Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Taahun Pelajaran 2012/2013 (Jember: STAIN Jember, 2013).

(30)

bersifat intenal dan eksternal. Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan membahas tentang pelaksanaan bimbingan belajar kelompok dan individual dalam mengatasi kesulitan belajar.

Persamaan dari penelitian ini yaitu membahas tentang kesulitan belajar yang dialami siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. Skripsi karya Ahmad Ruba’ian, program S1 di STAIN Jember, Tahun 2013, dengan judul Pelaksanaan Remedial Teaching Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Fiqih Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 1 jember Tahun Pelajaran 2012/2013.

Fokus penelitian dalam skripsi ini membahas tentang (1) Bagaimana pelaksanaan pemberian tugas dalam mengatasi kesulitan belajar fiqih siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kelas XI Kecamatan kaliwates kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2102/2103?, (2) Bagaimana pelaksanaan pemberian tes dalam mengatasi kesulitan belajar fiqih siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kelas XI Kecamatan kaliwates kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2102/2103?. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan study case. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil dari penelitian ini yaitu pelaksanaan remedial teaching dalam mengatasi kesulitan belajar fiqih siswa di Madrasah Aliyah Negeri

(31)

1 Jember dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu bentuk pemberian tugas dan bentuk pemberian tes. Bentuk dari pemberian tugas yaitu pemberian tugas berupa makalah dan dan bentuk pemberian tugas portofolio.

Adapaun bentuk dari pemberian tugas berupa tes tertulis yang terdiri dari dua bentuk tes yaitu tes tulis berupa uraian (essay) dan tes tulis berupa pilihan ganda (multiple choice).19

Perbedaan dari penelitian ini terletak pada fokus penelitian, bahwa fokus penelitian yang akan saya lakukan memfokuskan pada pelaksanaan bimbingan belajar individu dan kelompok. Sedangkan penelitian terdahulu memfokuskan pelaksanaan pemberian tugas dan tes.

Selain itu penelitian terdahulu juga melakukan penelitian pada mata pelajaran Fiqih.

Persamaan dari penelitian ini yaitu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No Nama/ Judul Persamaan Perbedaan Hasil 1. Mohammad

Hafid, 2012, dari STAIN Jember

“Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi

Sama-sama membahas tentang bimbingan belajar

Penelitian terdahulu lebih menekankan pada pengaruh

bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa yang dilakukan di Madrasah

Tidak ada pengaruh bimbingan belajar terhadap kesulitan belajar.

19 Ahmad Ruba’ian, Pelaksanaan Remedial Teaching Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Fiqih Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 1 jember Tahun Pelajaran 2012/2013 (Jember: STAIN Jember, 2013).

(32)

Belajar Siswa Di Madrasah Ibtida’iyah Negeri Tutul Balung Tahun Pelajaran 2011/2013

Ibtida’iyah Negeri Tutul Balung.

Penelitian terdahulu menggunakan pendekatan kuantitatif.

2. Mawaddatur Rohmah, 2013 dari STAIN Jember

“Peranan Bimbingan dan Konseling Belajar Dalam Menanggulan gi Kesulitan Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember II Desa Slawu Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Taahun Pelajaran 2012/2013

Sama-sama membahas tentang kesulitan belajar, menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif serta metode pengumpulan data yang sama.

Penelitian yang sudah dilakukan adalah mengenai Peranan

Bimbingan dan Konseling Belajar Dalam

Menanggulangi Kesulitan Belajar yang bersifat eksternal dan internal Siswa Di Madrasah

Tsanawiyah, sedangkan penelitian yang akan dilakukan membahas tentang penerapan

bimbingan belajar kelompok maupun individual dalam mengatasi

kesulitan belajar di Madrasah

Ibtida’iyah.

Peranan bimbingan dan

konseling berperan sangat penting dalam menanggula ngi kesulitan belajar siswa, dengan adanya koordinasi dengan wali kelas dan guru BK untuk mendiagnosi s kesulitan belajar siswa, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal.

3. Ahmad Ruba’in , 2013, dari STAIN Jember, dengan judul

“Pelaksanaan Remedial Teaching Dalam Mengatasi

Sama-sama pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Teknik pengumpulan data

menggunakan

Penelitian terdahulu memfokuskan pelaksanaan pemberian tugas dan tes. Selain itu penelitian

terdahulu juga melakukan penelitian pada mata pelajaran

Pelaksanaan remedial teaching dalam mengatasi kesulitan belajar fiqih siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1

(33)

Kesulitan Belajar Fiqih Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember Tahun Pelajaran 2012/2013.

observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Fiqih. Jember

dilaksanaka n dalam dua bentuk yaitu bentuk pemberian tugas dan bentuk pemberian tes.

Berdasarkan tabel penelitian di atas, dapat diketahui bahwa posisi penelitian tentang Penerapan Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018 merupakan penelitian lanjutan dari penelitian terdahulu karena terdapat kesamaan pada bahasan penelitian yaitu penerapan bimbingan belajar dalam mengatasi kesulitan belajar tetapi dalam penelitian terdahulu belum ada yang membahas tentang perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi yang dilakukan dalam bimbingan belajar.

B. Kajian Teori

1. Tinjauan Teoritik Tentang Bimbingan Belajar a. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah seperangkat usaha bantuan kepada siwa, agar siswa dapat membuat pilihan, mengadakan penyelesaian dan pemecahan masalah-masalah pendidikan dan pengajaran atau belajar yang dihadapinya.20

20 Andi Mapiare, Pengantar Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah (Surabaya: Usaha Nasional 1993), 257

(34)

Menurut Dewa Ketut Sukardi bimbingan belajar adalah suatu proses bantuan dalam menemukan hal cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.21

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diambil beberapa prinsip sebagai berikut:

1) Bimbingan belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan, sehingga bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus, dan terarah kepada tujuan tertentu. Dengan demikian kegiatan bimbingan bukanlah kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, tidak sengaja, atau asal-asalan.

2) Bimbingan belajar merupakan proses membantu individu untuk memecahkan masalah-masalah yang dialami saat belajar.

3) Bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan kepada setiap individu atau siswa, baik anak-anak, remaja di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

4) Bimbingan belajar memiliki tujuan untuk mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga setiap individu tersebut dapat memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya dan meweujudkan cita-cita sesuai

21 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah (jakarta: Rineka Cipta, 2008), 56

(35)

potensi yang dimilikinya sehingga tercapai proses belajar yang baik dan efektif.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar merupakan pelayanan yang dilakukan secara berkesinambungan yang diberikan oleh pembimbing (guru) untuk memecahkan masalah-masalah dalam belajar sehingga individu dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan dirinya sesuai potensi yang dimilikinya.

b. Fungsi Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar maasing-masing peserta didik dapat mengembangkan potensi secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Uraian berikut akan menjelaskan makna masing-masing fungsi bimbingan belajar.

1) Fungsi pemahaman

Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan yang menghasilkan peemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan perkembangan siswa.

2) Fungsi pencegahan

Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat

(36)

mengganggu, menghambat, atau menimbulkan kesulitan tertentu dalam proses perkembangannya.

3) Fungsi pengentasan

Fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan belajar akan menghasilkan terentaskannya berbagai masalah yang dialami oleh siswa.

Pelayanan bimbingan dan konseling belajar berusaha membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, baik dalam sifat, jenis, maupun bentuknya.

4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan belajar yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif siswa dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah.22

c. Aspek-aspek Bimbingan Belajar

Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui

22 Hellen A, Bimbingan Dan Konseling (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 60-71

(37)

belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.23

Setiap anak mengalami kesulitan dalam belajar sehingga sulit untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan bimbingan belajar sebagai berikut:

1) Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang sebenarnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.

2) Ketercapatan dalam belajar, yaitu keadaan anak yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusu untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.

3) Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan anak yang memiliki bakat akademik dan intelegensi yang kurang memadai dan perlu mendapatkan pengajaran khusus.

4) Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan anak yang kurang bersemangat dan malas dalam belajar sehingga nilai yang didapat ketika ada ulangan atau ujian sekolah tidak memuaskan.

5) Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang suka mendunda-nunda tugas yang diberikan seorang

23 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta:Rajawali Pers, 2015), 59

(38)

guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.24

d. Tujuan Bimbingan Belajar

Menurut Syamsu Yusuf dan A. Juantika Nurihsan, tujuan bimbingan belajar yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut: 25

1) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif 2) Memiliki motivasi tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

3) Memiliki keterampilan atau teknik belajar

4) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.

5) Memliki kesiapan mental dan kemampuan menghadapi ujian.

e. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Belajar

Bentuk layanan bimbingan belajar kepada para siswa adalah menyesuaikan dengan masalah belajar yang terjadi dan dihadapi oleh siswa. Dengan melihat spesifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa, guru pembimbing dapat merumuskan program layanan bimbingan belajar kepada siswa. Beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa diberikan kepada para siswa di sekolah dan madrasah adalah sebagai berikut:

1) Orientasi kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan institusional (tujuan sekolah dan madrasah), isi kurikulum

24 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 280

25 Helen A, Bimbingan dan Konseling, 15

(39)

pembelajaran, struktur organisasi sekolah (madrasah), cara-cara belajar yang tepat, penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah atau madrasah.

2) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan madrasah maupun di rumah baik secara individual maupun kelompok.

3) Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan non akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup penyebaran informasi (layanan informasi tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.

4) Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, pada program-program studi atau jurusan tertentu, dan lain sebagainya.

5) Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ulangan atau ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata pelajara, menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya.

(40)

6) Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisien.26

f. Langkah-langkah Pelaksanaan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan belajar pada diri siswa. Isi kegiatan bimbingan belajar terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah belajar.

Penyelenggaraan bimbingan belajar memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan kegiatan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan evaluasi dan tindak lanjut. Berikut beberapa langkah dalam pelaksanaan bimbingan belajar.

1) Perencanaan kegiatan

Perencanaan kegiatan bimbingan belajar meliputi penetapan materi layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran kegiatan, bahan atau sumber bahan untuk bimbingan belajar, rencana penilaian, waktu dan tempat.

2) Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan yang telah direncanakan selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:

26 Tohirin, Bimbingan dan Konseling, 132

(41)

a) Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fsik (tempat dan kelengkapannya), persiapan bahan, persiapan keterampilan, dan persiapan administrasi.

b) Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan meliputi: menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan belajar, menjelaskan cara- cara dan asa-asas bimbingan belajar, menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya.

3) Evaluasi kegiatan

Penilaian kegiatan bimbingan belajar difokuskan pada perkembangan belajar siswa. Penilaian terhadap bimbingan belajar dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Secara tertulis siswa diminta mengungkapkan kesulitan belajar yang dihadapinya, minat dan sikap terhadap mata pelajaran yang disukai maupun yang tidak disukai. Siswa juga diminta untuk mengemukakan tentang hal yang paling berharga atau kurang mereka senangi saat mereka mengikuti bimbingan belajar.

4) Tindak lanjut

Hasil penilaian kegiatan bimbingan belajar perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan kemajuan siswa.

Perlu dikaji apakah hasil pembahasan atau pemecahan masalah yang dilakukan telah tuntas atau masih ada aspek-aspek penting yang belum dijangkau dalam pembahasan itu.

(42)

Analisis tersebut adalah analisis tentang kemungkinan dilanjutkannya pembahasan topik atau masalah yang telah dibahas sebelumnya. Usaha tindak lanjut mengikuti arah dan hasil analisis.

Tindak lanjut dapat dilakukan melalui bimbingan belajar selanjutnya atau kegiatan dianggap sudah memadai dan selesai sehingga upaya tindak lanjut secara tersendiri dianggap tidak diperlukan.27

g. Metode Pelaksanaan Bimbingan Belajar

Metode bimbingan belajar adalah cara-cara tertentu yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling belajar untuk mencapai tujuan. Untuk mencegah dan mengatasi berbagai macam permasalahan belajar, dapat dilakukan dengan menggunakan metode bimbingan dan konseling belajar secara umum ada dua metode dalam pelayanan bimbingan dan konseling belajar.

1) Metode Bimbingan Belajar Individual

Konseling individual merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada seseorang secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilaksanakan secara face to face relationship (hubungan muka ke muka atau hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor

27 Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi(Jakarta:Rajawali Pers, 2011), 98-100

(43)

dengan siswa (klien). Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi. 28

Menurut Tohirin ada beberapa metode dalam bimbingan individual di antaranya adalah:

a) Konseling Direktif (Directive Counseling)

Bimbingan yang menggunakan meetode ini, adalah prosesnya yang paling berperan aktif adalah guru BK. Dalam praktiknya guru BK berusaha mengarahkan siswa sesuai dengan masalahnya. Selain itu guru BK juga memberikan saran, anjuran, dan nasihat kepada siswa. 29 Praktik bimbingan dalam dunia Islam disebut dengan Mau’idzah (Tausiah), yaitu pemberian nasihat kepada klien yang memliki masalah secara individual.30

b) Konseling Non-direktif (Non-directive Counseling)

Teknik ini seorang klien diberikan peranan utama dalam bidang interaksi dalam bimbingan, seorang pembimbing hanya menampung pembicaraan yang berperan aktif adalah klien itu sendiri dalam hal ini adalah anak. Pelayanan bimbingan dengan teknik konseling non-direktif lebih difokuskan pada anak yang bermasalah.

28 Tohirin, Bimbingan dan Konseling, 296

29Ibid, 297

30 Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan BImbingan dan Konseling (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2005), 79

(44)

c) Konseling Eklektif (Eklective Counseling)

Konseling eklektif yaitu teknik bimbingan yang digunakan secara kombinasi atau bergantian menurut keperluannya. Agar konseling berhasil secara efektif dan efisien, tentu harus melihat anak (klien) yang akan dibantu atau dibimbing dan melihat masalah yang dihadapi siswa (anak) dalam situasi konseling.31

2) Metode Bimbingan Belajar Kelompok

Cara ini digunakan untuk membantu siswa melalui kegiatan kelompok. Masalah yang dapat dipecahkan bisa bersifat kelompok, yaitu yang dirasakan bersama oleh kelompok atau individu sebagai anggota kelompok.

Menurut Tohirin dalam bimbingan dan konsling di Sekolah (Berbasisi integrasi) ada beberapa jenis bimbingan kelompok yang dapat diterapkan dalam pelayanan bimbingan belajar antara lain:

a) Home room program

Kegiatan yang dilakukan oleh guru bersama murid di dalam ruangan kelas di luar jam pelajaran. Program ini dilakukan dengan menciptakan suatu kondisi sekolah seperti rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut para siswa dapat mengungkapkan perasaannya seperti di rumah.

31 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, 301

(45)

b) Karya Wisata

Bimbingan ini dilakukan dengan cara mengunjungi obyek wisata, dengan tujuan agar anak-anak dapat mengamati secara langsung dari dekat obyek situasi yang menarik perhatiannya, dan hubungannya dengan suatu pelajaran di sekolah. Dengan karya wisata anak-anak mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, kerjasama dan bertanggung jawab.

Menurut Masnur Muslich bahwa metode karya wisata mempunyai kelebihan sebagai berikut:

(1) Karya wisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dan pengajaran.

(2) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

(3) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.32 c) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.

Pelaksanaan diskusi kelompok sedapat mungkin harus mendapatkan pengawasan dari guru atau pembimbing, lebih-

32 Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 202

(46)

lebih kalau kelompok itu baru dalam taraf permulaan yang anggotanya masih belum begitu mapan. Dalam diskusi kelompok, diperlukan adanya seorang anak yang memimpin diskusi itu. Diskusi tidak harus dipimpin oleh ketua kelompok, tetapi justru oleh anak yang dipandang mempunyai pengetahuan lebih di dalam bidang yang sedang didiskusikan atau dibicarakan itu. Ini yang sering disebut sebagai “pusat kelompok’.33

d) Kegiatan Kelompok

Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu (para siswa) untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara berkelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu.

Selain itu, setiap siswa memperoleh kesempatan menyumbangkan pikirannya. Dengan demikian akan muncul rasa tanggung jawab. Seorang siswa diberi kesempatan untuk memimpin teman-temannya dalam membuat pekerjaan bersama, sehingga kepercayaan dirinya tumbuh dan karenanya ia memperoleh harga diri.

33 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir), 128

(47)

e) Organisasi Siswa

Organisasi siswa khusunya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan.

Melalui organisasi siswa memperoleh kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.

Mengaktifkan siswa dalam organisasi akan dapat mengembangkan bakat kepemimpinan. Selain itu juga dapat memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.

f) Sosiodrama

Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Sesuai namanya, masalah-masalah yang dramakan adalah masalah- masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Di dalam sosio drama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari suatu situasi masalah sosial.

Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya.

Dari pementasan peran selanjutnya diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya yang dihadapi oleh seorang

(48)

individu sebagai anggota kelompok atau yang dihadapi oleh sekelompok siswa.34

g) Psikodrama

Hampir sama dengan sosio drama, psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama, yang didramakan adalah masalah-masalah sosial, sedangkan psikodrama yang didramakan adalah masalah-masalah psikis yang dialami individu.

Siswa yang memiliki masalah psikis disuruh memerankan suatu peranan. Dengan memerankan peran tertentu,konflik atau ketegangan yang ada dalam diri individu dapat dikurangi. Kepada sekelompok siswa dikemukakan suatu cerita yang menggambarkan adanya suatu ketegangan psikis yang dialami oleh individu. Selanjutnya siswa diminta untuk mendramakannya di depan kelas. Bagi siswa yang mengalami ketegangan psikis, melalui drama ini akan dapat mengurangi ketegangannya.

h) Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa (anak) untuk membantu kesulitan

34 Tohirin, Bimbingan dan Konseling, 293

(49)

belajar yang dihadapinya. Teknik ini bisa dilakukan secara individual maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang dihadapi.35

Beberapa metode pengajaran remedial yang digunakan dalam kegiatan bimbingan belajar sebagai berikut:

(1) Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah metode yang dilakukan guru (pembimbing) dengan memberikan tugas- tugas tertentu kepada murid (anak) secara individual.

(2) Metode Tanya Jawab

Saat proses pembelajaran, tanya jawab dijadikan sebagai salah satu metode untuk menyampaikan suatu materi pelajaran, dengan cara guru (pembimbing) bertanya kepada peserta didik (anak) atau peserta didik (anak) bertanya kepada seorang guru (pembimbing).

Teknik tanya jawab mempunyai beberapa keuntungan antara lain, sebagai berikut:

(a) Dapat meningkatkan saling pengertian antara guru dan murid.

(b) Memungkinkan hubungan yang lebih dekat antara guru dan murid.

(c) Dapat meningkatkan motivasi belajar murid

35 Ibid, 290

(50)

(d) Menumbuhkan rasa harga diri kepada murid.

(e) Dapat meningkatkan pemahaman diri pada murid sehingga merupakan kondisi yang dapaat menunjng pelaksanaan konseling.36

(3) Metode Pengulangan Materi

Pengulangan materi dilakukan dalam bentuk pengulangan pelajaran (terutama pada aspek-aspek yang belum dikuasai siswa atau anak), penambahan belajar, latihan-latihan, dan penekanan pada aspek-aspek tertentu tergantung dari jenis dan kesulitan tingkat belajar yang dialami siswa (anak).37

2. Tinjauan Teoritik Tentang Kesulitan Belajar a. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris learning disability. Terjeemahan tersebut sesunggguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar.

Kesulitan belajar merupakan suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut

36 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus (Yogyakarta: Nuha Lintera, 2010), 83

37 Tohirin, Bimbingan dan Konseling , 295

(51)

merupakan dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, dan berhitung.

b. Macam-macam Kesulitan Belajar 1) Kesulitan Belajar Membaca

Membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh anak karena melalui membaca anak dapat belajar banyak tentang berbagai bidang studi. Oleh karena itu, membaca merupakan keterampilan yang harus diajarkan sejak anak masuk SD dan kesulitan belajar membaca harus secepatnya diatasi.38

Anak berkesulitan belajar membaca sering memperlihatkan kebiasaan membaca yang tidak wajar. Mereka sering memperlihatkan adanya gerakan-gerakan yang penuh ketegangan seperti mengernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir. Mereka juga sering memperlihatkan adanya perasaan tidak aman yang ditandai dengan perilaku menolak untuk membaca , menangis, atau mencoba melawan guru.

Anak berkesulitan belajar membaca sering mengalami kekeliruan dalam mengenal kata. Kekeliruan jenis ini mencakup penghilangan, penyisipan, penggantian, pembalikan, salah ucap, pengubahan tempat, tidak mengenal kata, dan tersentak-sentak.39 Myklebust dan Johnson dalam Mulyono Abdurrrahman

38 Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta:Rajawali Pers, 2015), 157

39 Ibid, 163

(52)

mengemukakan beberapa ciri anak berkselulitan belajar sebagai berikut:

a) Mengalami kekurangan dalam memori visual dan auditoris, kekurangan dalam memori jangka pendek dan jangka panjang.

b) Memilki masalah dalam mengingat data seperti mengingat hari-hari dalam seminggu.

c) Memiliki masalah dalam mengenal arah kiri dan kanan d) Memilki kekurangan dalam memahami waktu

e) Jika diminta menggambar orang sering tidak lengkap f) Miskin dalam mengeja

g) Sulit dalam menginterprestasikan globe, peta, atau grafik h) Kekurangan dalam koordinasi dan keseimbangan.

i) Kesulitan dalam belajar berhitung j) Kesulitan dalam belajar bahasa asing40 2) Kesulitan Belajar Menulis

Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambing-lambang tulisan. Kegunaan kemampuan menulis bagi para siswa adalah menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas sekolah. Tanpa memilki kemampuan untuk menulis, siswa akan

40 Ibid, 164

(53)

mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut. 41

Menulis adalah salah satu komponen sistem komunikasi.

Ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan menulis dengan tangan, yaitu (a) motorik, (b) perilaku, (c) Persepsi, (d) memori, (e) kemampuan melaksanakan cross modal, (f) penggunaan tangan dominan, dan (g) kemampuan memahami instruksi.

Kesulitan mengeja dapat terjadi jika anak mengalami gangguan memori dan gangguan persepsi, khususnya memori dan pesepsi visual dan auditori. Agar dapat menulis ekspresif, seseorang harus memiliki kemampuan menggunakan bahasa ujaran, membaca, mengeja, menulis dengan tangan, dan memahami berbagai aturan yang berlaku bagi suatu jenis penulisan. Asesmen kemampuan menulis dapat dilakukan dengan instrument formal atau informal.42

3) Kesulitan Belajar Matematika

Matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, yang memudahkan manusia berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari- hari. Hasil belajar matematika ada dua macam, perhitungan matematika dan penalaran matematika. Ada tiga elemen bidang

41 Ibid, 178

42 Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, 201

Referensi

Dokumen terkait

1. selaku Rektor IAIN Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kami selama proses kegiatan belajar mengajar di lembaga ini.. kami selama proses kegiatan

1. M., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah mendedikasikan apa yang dimiliki untuk memberikan fasilitas dalam menuntut

1. Rektor UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Prof. Babun Suharto, SE., MM yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

1. H.Babun Suharto,SE, MM., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memimpin serta memberikan fasilitas kepada kami selama

1. Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember yang selalu memberikan fasilitas yang memadai selama kami menuntut ilmu di

Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta

selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember. Ibu Nikmatul Masruroh, S.H.I., M.E.I selaku Ketua Program

Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Khamdan Rifa’i S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember. Ibu