• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pembelajaran Bimbingan Membaca Kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Manajemen Pembelajaran Bimbingan Membaca Kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018."

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

MAYA KHOLIDAH NIM : 084143030

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

AGUSTUS, 2018

(2)
(3)
(4)





















 

“Artinya:... “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..(QS. AR Ra’d: 11) 1

1 Tim Pelaksana, Mushaf Aisyah (Al Qur’an dan Terjemah untuk Wanita, (Bandung: C.V Jabal Raudhoh Jannah, 2010), 250

(5)

tiada yang lebih berharga selain perjuangan yang membuahkan hasil

Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang tuaku Alm. Drs. H. Fatkhur Rozie, Abd Fatah, dan Roikhatul Jannah

Yang tiada henti memberikan dukungan do’a untuk kesuksesanku,

Karena tiada kata seindah lantunan do’a yang paling khusyuk selain do’a yang terucap dari orang tua.

Kepada seluruh keluarga, adik adikkku tercita yang senantiasa mendo’akan dan memberikan semangat.

Kepada sahabat seperjuanganku di pondok pesantren Ainul Yaqin (fourteens AY) teman teman MPI C1 (Angkatan 2014), serta teman temanku yang tiada hentinya memberikan semangat selama proses pengerjaan tugas akhir ini. Sungguh bahagia

bisa mengenal kalian.

(6)

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufiq dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Bimbingan Membaca Kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember” dengan lancar. Sholawat beserta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karna melalui beliau umat manusia dapat menapaki hidup menuju keslamatan yaitu agama Islam.

Dalam penyelesaian skripsi ini, diperoleh dukungan banyak pihak atas kesuksesan penulisannya. oleh karena itu penulis menyampaikan banyak trimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. Selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberikan dukungan dan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan studi S1 di IAIN Jember.

2. Dr. H. Abdullah, S. Ag. M.H.I, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

3. Dr. Hj. St. Rodliyah. M.Pd Selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam IAIN Jember yang telah memberikan arahan untuk melakukan bimbingan dan penelitian kepada penulis.

4. Nuruddin M.Pd. I Selaku Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam IAIN Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

(7)

6. Hj. I’ah Maslikah S. Pd Selaku Kepala Sekolah SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak dan Ibu Guru SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis semenjak berada dibangku kuliah.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada mereka atas segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis. Hanya ucapan trimakasih dan do’a tulus yang dapat penulis berikan. semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca. Amin Ya Robbal Alamin.

Jember, 26 Juli 2018 Penulis

Maya Kholidah NIM. 084143030

(8)

Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018.

Dalam kegiatan pembelajaran, haruslah adanya sebuah kegiatan manajemen, karna dengan adanya kegiatan manajemen yang baik dan benar. Akan mempermudah guru maupun peserta didik dalam proses pembelajaran.

berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember dimana lembaga ini merupakan lembaga yang menerapkan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah.

Fokus masalah yang diteliti di skripsi ini adalah: 1). Bagaimana perencanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018?, 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018?, 3).

Bagaimana evaluasi pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al- Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018?

Tujuan penelitian ini adalah: 1).Untuk mengetahui Bagaimana perencanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018, 2) untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018, 3). Untuk mengetahui Bagaimana evaluasi pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018.

Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, peneliti ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, menganalisis pelaksanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun tekhnik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur, observasi non partisipan, dan dokumentasi, sedangkan untuk menentukan keabsahan data dengan tekhnik trianggulasi sumber dan metode.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan, yaitu: 1). Perencanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah untuk langkah pertama menggunakan analisis kemampuan awal peserta didik, dengan adanya tes BTA (baca tulis al-qur’an), kedua mengembangkan materi pembelajaran dengan adanya tambahan materi mengenai materi bacaan tahlil dan tambahan refrensi dari buku lain, ketiga mengembangkan media, dengan menggunakan LCD sebagai tambahan ketika diperlukan. 2). pelaksanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah yang pertama memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan dilanjutkan do’a bersama, kemudian apersepsi berupa motivasi, kedua penyampaian materi dengan tidak monoton atau bervariasi dan

(9)

pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah pertama, pengukuran kemampuan siswa dengan adanya UTS (ujian tengah semester) dan UAS (ujian akhir semester). kedua identifikasi kesenjangan dengan melihat latar belakang siswa, yang tidak semuanya bisa menulis dan membaca pego denga baik dan benar.

(10)

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 11

A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 15

1. Konsep Dasar Manajemen Pembalajaran ... 15

2. Aktifitas Manajemen Pembelajaran ... 19

3. Bimbingan Membaca Kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah ... 34

(11)

B. Lokasi Penelitian ... 36

C. Subyek Penelitian ... 37

D. Tekhnik Pengumpulan Data ... 38

E. Analisis Data ... 41

F. Keabsahan Data ... 44

G. Tahap Tahap Penelitian ... 45

BAB VI PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 47

A. Penyajian Data dan Analisis ... 47

B. Pembahasan Temuan ... 75

BAB V PENUTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99 Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran

1. Matrik Penelitian 2. Pernyataan Keaslian 3. Pedoman Penelitian

4. Surat Keterangan Izin Penelitian 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian 6. Jurnal Kegiatan Penelitian

7. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 8. Soal Ulangan Harian UTS dan UAS 9. Foto Dokumentasi

10.

Biodata Penulis

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dan sejarah manajemen memiliki arti yang banyak dan bervariasi mulai dari pengelolaan, pengaturan, kepemimpinan dan sebagainya. Hal ini menjadikan adanya perbedaan pendapat dari beberapa tokoh tentang pengertian manajemen yang sesungguhnya.

Kata manajemen saat ini sudah banyak dikenal di indonesia, baik di lingkungan swasta, perusahaan, maupun pendidikan. Demikian pula seminar tentang manajemen telah muncul dimana mana bak jamur dimusim hujan. Berdasarkan kenyataan ini menunjukkan manajemen telah diterima dan dibutuhkan kehadirannya di masyarakat.2

Banyak penulis yang telah berusaha untuk memberikan definisi atau batasan tentang pengertian manajemen.

Dalam Islam, manajemen sendiri sudah dikenal lama bahkan digunakan dalam segala bidang kehidupan, berikut adalah dasar Islam tentang manajemen dalam Al-Qur’an surat As-Shaff: 4

























Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan Nya dalam barisan yang teratur seakan akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”3

Dalam hal ini manajemen yang dimaksud adalah manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui kerjasama dengan orang lain. Seni manajemen terdiri dari

2 Muwahid Sulhan, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: SUKSES Offset. 2013), 6

3 Tim Pelaksana, Mushaf Aisyah (Al-Qur’an dan Terjemah untuk Wanita, (Bandung: CV Jabal Raudhoh Jannah, 2010), 551

(13)

kemampuan untuk melihat totalitas dibagian bagian yang terpisah dari suatu kesatuan gambaran tentang visi.

Hal ini juga ditegaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.4

Ini menunjukkan bahwa hal yang tak kalah penting adalah bahwasannya dengan adanya manajemen maka akan mempermudah dalam menghadapi berbagai tantangan, agar pendidikan dapat terencana dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Manajemen merupakan suatu proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pendayagunaan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya secara efisien, efektif dan produktif dalam mencapai suatu tujuan. Sehingga dapat diartikan secara sederhana bahwa manajemen adalah suatu usaha, merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.5

4 Direktorat Jendral Pendidikan Nasional, Undang Undang SISDIKNAS (System Pendidikan Nasional), UU RI No. 20 Th. 2003 (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),

5 Muwahid, Shulhan, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: SUKSES Offset, 2013), 6-7

(14)

Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah atau madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 dimensi kompetensi yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. 6

Hal ini menunjukkan bahwa standar kepala sekolah atau madrasah yang tak kalah penting salah satunya adalah manajerial. Jadi didalam sebuah pendidikan kegiatan manajerial sangat dibutuhkan oleh kepala sekolah agar proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.7

Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.

Pembelajaran adalah kegiatan yang didalamnya terkandung dua unsur pokok, yaitu unsur kegiatan guru dan unsur kegiatan siswa. Dalam proses pembelajaran yang sering disebut sebagai kegiatan belajar mengajar, disatu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan membawa anak ke arah tujuan dalam rangka itu siswa melakukan serangkaian kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh guru yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang akan dicapai.

6 Depdiknas, Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Tata Usaha Sekolah, (Jakarta: Depdiknas, 2017), 2

7 Muwahid Sulhan, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2013), 6-7

(15)

Kaitannya adalah, bahwa dalam kesuksesan pembelajaran baik ketika pasca maupun setelah pembelajaran guru selaku pengelola pembelajaran sangat membutuhkan adanya manajemen dalam segala hal. Mulai dari adanya rancangan kegiatan pembelajaran, beberapa tekhnik dan metode yang digunakan, dan penilaian akhir dari semua kegiatan pembelajaran. tersedianya itu semua sangat menunjang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru.

Salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses.

Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan standar nasional untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum negara kesatuan republik indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.8

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah atau madrasah mempunyai peranan penting dimana kelancaran dan keberhasilan pembelajaran merupakan tanggung jawab. Dalam hal ini manajemen sangatlah dibutuhkan dan harus dimiliki oleh setiap sekolah atau madrasah. Karena terkadang tujuan dari pembelajaran itu kurang dapat dicapai secara maksimal bahkan ada yang pelaksanaanya keluar dari tujuan pembelajaran semula, itu semua karena lemahnya manajemen pembelajaran.

SMP Plus Al-Amien ini merupakan lembaga pendidikan yang dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Al-Amien yang bertempat di sabarang

8 Peraturan Pemerintah RI, No. 32 tahun 2013 Tentang Standar Pendidikan Nasional

(16)

Ambulu. Pendidikan di lembaga SMP Plus Al-Amien ini berbasis pesantren, selain pendidikan agama Islam seperti Fikih, Aqidah Ahlak, Al-Qur’an dan Hadist, Sejarah kebudayaan Islam dan pendidikan yang lainya juga terdapat pembelajaran yaitu bimbingan membaca kitab.

Dalam hal ini selain siswa ahli dalam bidang pendidikan agama dan umum, siswa harus bisa membaca dan menulis kitab dengan baik. karena bimbingan membaca kitab ini merupakan salah satu ujian praktek yang menjadi persyaratan untuk lulus. Sehingga mampu mencetak generasi yang ahli dalam bidang membaca kitab.

Bahwasanya di SMP Plus Al-Amien ini tidak semua siswa dari pesantren tetapi juga terdapat siswa yang berasal dari luar pesantren. Dimana siswa disamaratakan untuk bisa membaca kitab yang berasal dari sekolahan yang berbeda dan lingkungan yang berbeda. Pembelajaran Bimbingan membaca kitab ini yang diajarkan adalah membaca kitab, menulis pego, tarkib dan juga dijelaskan materi apa yang terdapat didalam kitab tersebut. Dimana penyampaian bimbingan membaca kitab ini menggunakan kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah.

Maka kemudian penting kiranya problem ini untuk diperjelas secara tekstural dalam bentuk penelitian. Karena secara prosedur sudah tidak sesuai dengan tugas pokok, tetapi dalam praktiknya tidak mengalami kendala dan problem fungsional yang mendalam, bahkan bisa dikatakan ideal. Selain itu

(17)

juga topik pembahasan ini sudah dijelaskan dalam beberapa peraturan undang undang dan latar belakang masalah.9

Berangkat dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti ini akan terfokuskan secara obyektif tentang “Manajemen Pembelajaran Bimbingan Membaca Kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember Tahun pemnbelajaran 2017/2018”.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian.10

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al- Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al- Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember?

3. Bagaimana evaluasi pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al Amien Sabrang Ambulu Jember?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.

9 Observasi, SMP Plus Al-Amien, 25 Desember 2017

10 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Prees, 2017), 44

(18)

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember.

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melaksanakan penelitian. Kegunaan dapat bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi, dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.11

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran dalam memperkaya wawasan keilmuan mengenai Pembelajaran Bimbingan Membaca Kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah di SMP Plus Al Amien Sabrang Ambulu Jember.

11 Ibid., 45

(19)

b. Dalam rangka mengembangkan dan menambah khasanah pengetahuan dan keilmuan terkait dengan Manajemen Pembelajaran dilembaga Pendidikan Tinggi khususnya IAIN Jember.

2. Manfaat Praktis a. Bagi IAIN

Penelitian ini diharapkan menjadi literature dan refrensi bagi lembaga IAIN, sekaligus dapat digunakan penelitian selanjutnya untuk mengembangkan kajian tentang pembelajaran pendidikan agama islam.

b. Bagi Peneliti

1) Menanamkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah, serta menjadi bekal untuk menjadi seorang pendidik dimasa yang akan datang.

2) Penelitian ini digunakan untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana setrata satu di IAIN Jember.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud peneliti. 12

12 Tim Penyusun, Pedoman Penullisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember, 2017), 45

(20)

Manajemen pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al- Fiqhiyyah merupakan keterampilan menggunakan sumber daya organisasi dan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan tuntunan arah buku bagaimana cara membaca dan menulis kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah yang mana kitab ini merupakan kitab karangan Umar Abdul Jabbar yang berisi tentang ilmu fikih yang menggunakan madzab Imam Syafi’i dengan cara baik dan benar.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan gambaran singkat tentang skripsi yang dikemukakan secara beraturan dari bab per bab dengan sistematis, dengan tujuan agar pembaca dapat dengan mudah mengetahui gambaran isi skripsi secara global.

Skripsi yang akan peneliti tulis terdiri dari lima bab, secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

Bab satu merupakan pengantar tentang topik dan garis besar. Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, kemudian dilanjutkan dengan fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab dua merupakan tinjauan tentang literatur yang relevan, yaitu telaah kepustakaan yang terjadi dari kajian terdahulu yang membuat penelitian penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan kajian teori yang digunakan sebagai perspektif oleh peneliti. Telaah kepustakaan memaparkan tentang kajian terdahulu yang peneliti jadikan sebagai landasan terciptanya

(21)

penelitian ini. Dengan memberikan persamaan dan perbedaan antara kajian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Bab ini berfungsi untuk landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisis data yang diperoleh.

Bab tiga merupakan kajian metode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Didalamnya berisi pendekatan dan jenis penelitian lokasi penelitian, subjek penelitian, tekhnik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data terakhir adalah tahap penilaian yang dilaksanakan oleh peneliti.

Bab empat merupakan penyajian data dan analisis yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian secara empiris yang terjadi dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, serta diakhiri dengan pembahasan temuan. Bab ini berfungsi sebagai bahan kajian untuk memaparkan data yang diperoleh guna menemukan kesimpulan.

Bab lima merupakan bab terakhir atau penutup kreatif yang berbicara tentang esensi dari studi tersebut dan inspirasinya bagi peneliti, didalamnya berisi kesimpulan dan saran saran. Bab ini untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian berupa kesimpulan, dengan kesimpulan ini akan dapat membantu makna dari penelitian yang telah dilakukan.13

13 Ibid., 47

(22)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah dipublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya). dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.14 Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut:

1. Riski Fardalia dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunanetra di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Kategori A Taman Pendidikan Asuhan Bintoro Jember Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI meliputi pengembangan silabus, program semester dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan di program serta disusun oleh guru masing masing bidang study karena dari lembaga tunanetra hanya terdapat satu lembaga. (2) pengorganisasian pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru PAI dengan layanan secara individual, karena dari kemampuan belajar yang berbeda dengan melihat setiap individu pada anak tunanetra

14 Ibid., 45-46.

(23)

dan proses belajar dengan menggunakan taktil atau peraba sebagai pengganti dari indra penglihat anak tunanetra serat alat yang digunakan dalam proses pembelajaran PAI terdapat Al-qur’an braille, buku dalam bentuk CD buku serta riglet. (3) pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru PAI dari memulai pembelajaran dengan berdo’a, dan metode yang digunakan ceramah, dan strategi yang digunakan dengan memberikan latihan latihan orientasi mobilitas dengan melatih kemampuan bergerak, kemampuan mendengar dan tata letak. (4) evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan evaluasi proses berupa evaluasi dengan pertanyaan secara lisan, tulisan dan ulangan harian.15

Maka adapun beberapa perbedaan yang ditemukan oleh peneliti dalam judul ini adalah bahwa dalam penelitian tersebut lebih memfokuskan kepada permasalahan manajemen pembelajaran PAI bagi anak tunanetra. Sedangkan dalam penelitian penulis adalah memfokuskan pada manajemen pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al- Fiqhiyyah. Disamping itu juga objek yang diteliti beserta lokasi berbeda dengan penulis.

Sedang persamaan judul ini dengan judul peneliti adalah sama sama meneliti tentang manajemen pembelajaran bagi peserta didik.

15 Riski Fardalia, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunanetra disekolah Menengah Pertama Luar Biasa Kategori A Taman Pendidikan Asuhan Bintoro Jember Tahun Pelajaran 2015/2016”, (Jember: STAIN Jember, 2016)

(24)

2. Aminatul Azizah dalam skripsinya yang berjudul “Pembelajaran Kitab Madarijus Shalikin Karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Menanamkan Nilai Religius Siswa Kelas XII SMA Negeri Ambulu Tahun Pelajaran 2016/2017”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Perencanaan pembelajaran kitab Madarijus Salikin Karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam menanamkan nilai religius siswa kelas XII SMA Negeri Ambulu dilakukan dengan membuat rancangan, dengan menetapkan beberapa hal yaitu: materi kitab Madarijus Salikin, metode dan jadwal pembelajaran. (2). Pelaksanaan pembelajaran kitab Madarijus Salikin Karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Menanamkan Nilai Religius Siswa Kelas XII SMA Negeri Ambulu dilakukan dengan penjadwalan secara rutin setiap satu minggu sekali disetiap kelas XII dari kelas XII IPA 1-5 dan kelas XII IPS 1-4. (3).

Evaluasi pembelajaran kitab Madarijus Salikin Karya Ibnu Qayyim Al- Jauziyah dalam Menanamkan Nilai Religius Siswa XII SMA Negeri Ambulu dengan menekankan pada tes tindakan yang mana mengungkapkan tingkat tunjuk perilaku siswa. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai rapot yang tercantum pada kolom psikomotorik yang menunjukkan sikap prilaku siswa selama satu semester.16

Maka, adapun perbedaan yang ditemukan oleh peneliti dalam judul ini yaitu penelitian yang terdahulu yaitu menggunakan Kitab Madarijus

16 Aminatul Azizah, Pembelajaran Kitab Madarijus Shalikin Karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Menanamkan Nilai Religius Siswa Kelas XII SMA Negeri Ambulu Tahun Pelajaran 2016/2017, (Jember: IAIN Jember, 2017)

(25)

Salikhin Karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, sedangkan penelitian yang dilakukan yaitu bimbingan membaca Kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah Sedangkan Persamaan peneliti yang terdahulu dengan peneliti yang akan dilakukan adalah sama sama membahas tentang pembelajaran kitab dilembaga formal.

3. Rizqi Nova Abadi, “Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler Keagamaan Pada Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Srono Banyuwangi Tahun Pelajaran 2017/2018”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) perencanaan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler keagamaan dalam mengidentifikasi kebutuhan dilakukan untuk melihat bakat dan minat peserta didik dan analisis sumber daya untuk tujuannya mengacu pada visi dan misi sekolah, sedangkan untuk bentuk kegiatan, pemateri berupa program kerja dan jadwal kegiatan. (2) pelaksanaan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler keagamaan ada beberapa langkah dalam pembelajarannya, yaitu yang pertama dilakukan adalah pengelolaan kelas, kemudian membuka pembelajaran, penyampaian materi, dan yang terakhir menutup pembelajaran. (3) evaluasi kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler keagamaan dilakukan dengan cara a) untuk sasaran penilaiannya kepada peserta didik dengan memberikan jam khusus atau tambahan untuk peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler

(26)

keagamaan. b) alat penilaian yang digunakan hanya berupa absensi siswa.17

Maka, adapun beberapa perbedaan yang ditemukan oleh peneliti dalam judul ini adalah bahwa penelitian tersebut lebih memfokuskan pada pembelajaran ekstrakurikuler keagamaan, sedangkan yang dimaksudkan oleh peneliti adalah lebih terfokus pada pembelajaran BMK Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah, disamping itu objek maupun tempat penelitian yang berbeda.

Sedangkan persamaan judul ini dengan judul peneliti adalah sama sama membahas tentang manajemen pembelajaran di pendidikan formal.

B. Kajian Teori

1. Konsep Dasar Manajemen Pembelajaran a. Pengertian Manajemen Pembelajaran

Sebenarnya istilah manajemen berasal dari bahasa latin, perancis dan italia yaitu: manus, mano, manage/menege, meneggion, menggiare. Secara etimlogis (bahasa inggris), manajemen berasal dari kata management. Kata management berasal dari kata manage, atau managiare, yang berarti: melatih kuda dalam melangkahkan kakinya, bahwa dalam manajemen tekandung dua makna, yaitu mind (berfikir), dan action (tindakan). 18

17 Rizqi Nova Abadi, Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler Keagamaan Pada Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Serono Banyuwangi Tahun Pelajaran 2017/2018, (Jember:

IAIN Jember, 2018)

18 Abdul Manab, Manajemen Kurikulum Pembelajaran di Madrasah, (Yogyakarta: KALIMEDIA, 2015), 1

(27)

James A.F. Stoner mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.19

Sedangkan Belajar menurut Dahar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktifitas yang mengharapkan perubahan tigkah laku pada diri individu yang sedang belajar dari konsep belajar muncul istilah pembelajaran.20

Gegne dan Briffs mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian event (kondisi, ristwa, kejadian, dsb) yang secara segaja dirancang untuk mempengaruhi pembelajar, sehingga proses belajarnya dapat berlangsung mudah. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan guru, seperti halnya dengan konsep mengajar. pembelajaran mencakup semua kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia.21

Pembelajaran menurut Ad-Duktur Al-Hany bahwa “Belajar merupakan perubahan perilaku anak/siswa dari belum ada menjadi berada, dari belum mengerti menjadi lebih mengerti, karena belajar adalah suatu proses yang akan menjadikan seseorang mengalami perubahan perilakunya”. Belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang sehingga ia mendapatkan cara untuk memperoleh tujuan

19 Muwahid Sulhan, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: SUKSESS Offset, 2013), 6-7

20 Mohammad Rohman, Sofan Amri, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Perstasi Pustakaraya, 2012), 249

21 Ibid., 249

(28)

yang diharapkan serta juga dapat menyelesaikan masalah yang lebih baik.22

Pembelajaran sebagai suatu proses dan interaksi yang dilakukan oleh seseorang dengan cara sengaja dan metode yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu sehingga nampak adanya perubahan perilaku.23

Berpijak dari konsep manajemen dan pembelajaran, maka konsep manajemen pembelajaran merupakan keterampilan keterampilan dalam proses belajar mengajar yang dapat dikembangkan melalui pengelolaan, pelatihan pelatihan karena manajemen sendiri merupakan seni dari ilmu. Menurut Reigeluth “Manajemen pembelajaran adalah berkenaan dengan pemahaman, peningkatan dan pelaksanaan dari pengelolaan program pembelajaran yang dilakukan”.24

Manajemen pembelajaran dalam arti luas berisi proses kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan si pembelajar dengan kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian dan penilaian.

Sedang manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola oleh guru selama terjadinya proses interaksiya dengan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.25

22 Abdul Manab, Manajemen Kurikulum Pembelajaran di Madrasah, (Yogyakarta: KALIMEDIA, 2015), 21

23 Ibid., 22

24 Mukniah, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jember: STAIN Press, 2013), 21

25 Muhammad Rohman, Rofan Amri. Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PRESTASI PUSTAKA PUBLISHER, 2012), 249-250

(29)

b. Fungsi Fungsi Manajemen Pembelajaran

Para ahli manajemen memberikan pendapat beragam mengenai fungsi manajemen, namun pada intinya mengandung kesamaan.

Fungsi fungsi manajemen menurut henry fayol yaitu “perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing), pengoordinasian (coordinating), dan pengarahan (commanding)”.26

Adapun fungsi fungsi manajemen secara umum menurut Sondang p. Siagian mengatakan bahwa fungsi fungsi manajemen dengan sebutan “POAC” yaitu planning, organizing, actuating dan controling. Dimana dua fungsi manajemen yang pertama (planning dan organizing) dikategorikan sebagai kegiatan mental sedangkan dua berikutnya (actuating dan controling) dikategorikan sebagai kegiatan fisik serta kedua duanya memfokuskan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas batas kebijakan umum yang telah dirumuskan.27

Dari teori di atas, terdapat beberapa tugas yang harus dikerjakan oleh seorang manajer. Bertitik tolak dari teori tersebut, nampak adanya beberapa aspek utama dalam manajemen pembelajaran yaitu:

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

26 Mukniah, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jember: STAIN Press, 2013),

27 Sukarji, Manajemen Dalam Pendidikan Islam, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014),

(30)

c. Tujuan Manajemen Pembelajaran

1) Untuk mengelola perancangan (desain) pembelajaran 2) Untuk mengelola implementasi pembelajaran

3) Untuk mengelola pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

4) Untuk mengelola perumusan penetapan kriteria dan pelaksanaan pembelajaran

5) Untuk mengelola pengembangan bahan ajar, media dan smber belajar.

6) Untuk mengeola pengembangan ektrakuliuer dan ko-kuikuler.

7) Untuk mengeola penerapan uji coba atau erintis pembelajaran yan direncanakan pemeritah pusat.28

2. Aktifitas Manajemen Pembelajaran a. Perencanaan Pembelajaran

1) Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.29

28 Mohammad Rohman, Sofan Amri, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), 251

29 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain System Pembelajaran, (Bandung: KENCANA, 2015), 28

(31)

Dengan perencanaan yang matang, maka proses pembelajaran pendidikan agama akan sesuai dengan tarjet materi yang diharapkan oleh silabus. Pembelajaran akan tepat waktu sasaran. Manusia diperintahkan oleh allah SWT harus selalu merencanakan penggunaan waktu, agar amalan yang kita lakukan tidak sia sia belaka dan tidak termasuk orang merugi.

Adapun beberapa perencanaan di dalamnya adalah:

a) Program Tahunan

Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan.

Perencanaan program tahunan diperlukan agar kompetensi dasar yang ada dalam standar isi seluruhnya dapat dicapai oleh siswa.30

b) Program Semester

Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam programm semester diarahkan untuk mencapai kompetensi dasar.31

30 Hanun Asrohah, Perencanaan Pembelajaran, (Surabaya: Kopertais IV Press, 2013), 168-169

31 Ibid., 170

(32)

c) Silabus

Silabus adalah rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata pelajaran untuk waktu satu semester/

silabus berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, pokok materi yang harus dipelajari siswa serta bagaimana cara mempelajari dan bagaimana cara mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Dengan demikian, silabus dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

d) RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah program perencanaan yang disusun sebagai pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Setiap RPP merancang proses pembelajaran untuk satu KD untuk satu pertemuan atau lebih, tergantung pada kedalaman tiap tiap KD nya. 32

2) Langkah Langkah Perencanaan Pembelajaran a) Analisis Kemampuan Awal

Salah satu kegiatan penting dalam perencanaan pembelajaran dan yang harus dilakukan terlebih dahulu oleh guru adalah identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa sebagai kemampuan awal siswa.

32 Ibid., 171

(33)

Fatimatur Rusydiyah dkk menjelaskan bahwasannya dalam menganalisis kemampuan awal, siswa dilakukan dengan memperhatikan kemampuan, dan pengalaman belajar, baik sebagai kelompok maupun individu untuk mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik untuk menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan prilaku siswa.33

Menurut Fatimatur Rustdiyah dkk. Ada tujuh jenis kemampuan awal yang dapat digunakan untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru. Ketujuh jenis kemampuan awal itu adalah sebagai berikut:

(1) Pengetahuan bermakna tak terorganisasi (2) Pengetahuan analogis

(3) Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (4) Pengetahuan setingkat

(5) Pengetahuan tingkat yang lebih rendah (6) Pengetahuan pengalaman

(7) Strategi kognitif 34

b) Mengembangkan Materi Pembelajaran

Pada dasarnya materi dan bahan ajar ditetapkan dengan mengacu pada tujuan instruksional yang ingin dicapai. Materi yang diberikan bermakna bagi para siswa, dan merupakan

33 Ibid., 84

34 Hanun Asrohah, Perencanaan Pembelajaran, (Surabaya: Kopertais IV Press, 2013), 83-86

(34)

bahan yang begitu penting, baik dilihat dari tujuan, yang ingin dicapai, maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.35

Menurut Fatimatur Rusydiyah dkk “materi adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai siswa siswi, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap melalui kegiatan pembelajaran”. Materi pembelajaran merupakan sesuatu yang disajikan guru untuk di olah dan dipahami oleh siswa siswi dalam rangka mencapai tujuan tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

Materi pelajaran dalam pendidikan modern, meliputi tiga jenis materi, yaitu ilmu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan nilai nilai (afektif) ketiga unsur inilah yang membentuk materi pendidikan yang berbentuk disiplin ilmu pengetahuan.36

c) Mengembangkan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada peserta didik.

Ada beberapa fungsi media pembelajaran (1) Media menghasilkan keseragaman pengamatan

35 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 162

36 Harun Asrohah, Perencanaan Pembelajaran, (Surabaya: Kopertais IV Press, 2013), 93-94

(35)

(2) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

(3) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.37

b. Pelaksanaan Pembelajaran

1) Pengertian pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan yang melaksanakan segala sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan.

Menurut George R Terry pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran.38 2) Langkah Langkah Pelaksanaan Pembelajaran

a) Memulai Pembelajaran

Pembelajaran merupakan interaksi peserta didik dengan pendidik dan materi belajar pada suatu lingkungan belajar.

peran guru dalam memulai pembelajaran sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik, oleh karena itu pendidik dalam memulai pembelajaran bukan semata mata hanya menyampaikan materi pembelajaran, tetapi yang terpenting adalah bagaimana cara materi pelajaran itu diterima dan meningkatkan minat belajar peserta didik. Untuk mencapai tujuan itu maka guru dalam memulai pembelajaran harus

37 Ibid, 107-109

38 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), 125

(36)

mampu memberikan motivasi belajar yang relevan dengan materi yang yang dibahas. Menurut Mukniah “motivasi adalah keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat dalam mencapai tujuan”.39

Marno menjelaskan bahwasannya “Memulai pembelajaran merupakan kegiatan guru pada awal pembelajaran untuk menciptakan suasana siap mental, suasana menyenangkan serta menimbulkan perhatian peserta didik agar terarah pada hal yang dipelajari”.40

b) Penyampaian Materi

Bahan atau materi pelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.

Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran, materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.41

Menurut Mukni’ah “guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dituntut harus menguasai materi

39 Mukni’ah, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jember: STAIN Press, 2013), 28

40 Ibid., 76

41 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung: KENCANA. 2008).

141

(37)

pembelajaran dan senantiasa meningkatkan kemampuannya untuk bekal dalam menjalankan tugas sehari hari”. 42

Sedangkan menurut Mashudi menjelaskan bahwa “dalam proses pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, karna hal tersebut menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif”.43

c) Metode Pembelajaran

Metode merupakan suatu hal yang pokok dan penting dalam melaksanakan pembelajaran agar hasil yang diharapkan dapat terlaksana karena itu dengan metode pembelajaran yang baik dan sesuai akan memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan bersama.44

Sukarno menjelaskan tentang “Metode pembelajaran yang lazim digunakan adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, demonstrasi, sosiodrama, karya wisata, kerja kelompok, latihan, pemberian tugas, dan metode eksperimen”.45

42 Mukni’ah, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jember: STAIN Press, 2013), 56

43 Mashudi, Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Lumajang: LP3DI Press Indonesia, 2012), 22

44 Mukniah, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jember: STAIN Press, 2013), 60

45 Sukarno, Metodelogi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Elkaf, 2010), 166

(38)

d) Strategi Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik perlu memahami suatu strategi. Strategi menunjuk pada suatu pendekatan metode dan peralatan mengajar yang diperlukan dalam pengajaran. Strategi pengajaran lebih lanjut dipahami sebagai cara yang dimililki oleh seorang pendidik atau guru dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian strategi di sini mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami dan diupayakan untuk pengaplikasianya oleh seorang pendidik terhadap anak didiknya sejak dari mempersiapkan pengajaran sampai proses evaluasi.46

Dengan menggunakan strategi yang tepat, diharapkan hasil diperoleh dalam proses belajar mengajar dapat memuaskan baik pendidik maupun anak didik. Namun, penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik.47

Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kemp menjelaskan, bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

46 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, 55-56

47 Ibid., 58

(39)

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.48

1) Macam macam Strategi Pembelajaran (a) Strategi Pembelajaran Ekspositori

Adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

(b) Strategi Pembelajaran Inkuiri

Adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari sudut masalah yang dipertanyakan.

(c) Strategi Pembelajaran Kooperatif

Merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda.49

48 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung: KENCANA, 2008).

186-187

49 Ibid, 189-194

(40)

e) Supervisi Kepala Sekolah

Kata supervisi diadopsi dari bahasa inggris yakni

“supervision” yang berarti pengawas atau kepengawasan.

Sedangkan orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.

Supervisi adalah segenap usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru guru disekolah baik secara individual maupun kolektif, agar lebih mengerti dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran50

Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat diambil pengertian supervisi pendidikan adalah pembinaan yang direncanakan dan dilakukan untuk memperbaiki situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya serta meningkatkan mutu pembelajaran pada khususnya.

Sedangkan kepala sekolah diartikan sebagai guru yang memimpin sekolah.51

Kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui proses dan prosedur yang berlaku.

Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta

50 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta), 17

51 W.J.S. Poerwadamirta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 19670, 486

(41)

didik disekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah.52

Donni Juni Priansa menjelaskan “kunjungan kelas dilakukan dalam upaya kepala sekolah memperoleh data tentang keadaannya sebenarnya mengenai kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar”.53

Kegiatan utama pendidikan disekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktifitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efesiensi dan efektifitas pembelajaran. oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.54

c. Evaluasi Pembelajaran

1) Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan pendidik, manajemen pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.55

52 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 187

53 Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung:

Alfabeta, 2014), 99

54 Mulyasa, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 252

55 Moh. Sahlan, Evaluasi Pembelajaran, (Mangli Jember: STAIN Press, 2015), 8

(42)

Sedangkan yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran adalah proses sistematis yang meliputi pengumpulan informasi analisis, dan interpretasi informasi untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar peserta didik berdasar pada standar yang ditetapkan. 56

Adapun evaluasi yang biasa dipergunakan dalam pendidikan agama islam yaitu:

a) Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan oleh seorang evaluator tentang siswa guna menentukan tingkat perkembangan siswa dalam satuan unit proses belajar mengajar.

Fungsi evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilakukan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran maupun strategi pengajaran yang telah diterapkan. Pelaksanaan evaluasi ini dapat dilakukan secara kontinu atau periodik tertentu dalam satu proses belajar mengajar.57

b) Evaluasi Sumatif

Pada proses belajar mengajar, evaluasi sumatif dilakukan oleh para evaluator untuk memperoleh informasi guna menentukan keputusan para siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Evaluasi sumatif dilakukan oleh guru

56 Ibid., 10

57 Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2010), 58

(43)

setelah siswa mengikuti proses pembelajarandengan waktu terntentu, misalnya pada akhir proses belajar mengajar , termasuk juga akhir kuartal atau akhir semester.58

2) Langkah Langkah Evaluasi Pembelajaran a) Pengukuran kemampuan siswa

Moh Sahlan menjelaskan bahwasannya “Pengukuran merupakan kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan aturan tertentu”. 59

Untuk mengembangkan tes pengukur keberhasilan atau tes yang didesain untuk penilaian acuan patokan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,

(1) Item tes diturunkan dari indikator hasil belajar.

(2) Item tes harus berorientasi pada hasil belajar.

(3) Item tes perlu menjelaskan dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat ditunjukkan.

(4) Setiap indikator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item tes.

b) Tahap Identifikasi Kesenjangan

Dalam mengidentifikasi kesenjangan Kaufman dan English, menjelaskan identifikasi kesenjangan melalui organizational elements model (OEM). Dalam model OEM,

58 Ibid., 57

59 Moh Sahlan, Evaluasi Pembelajaran, (Mangli Jember: STAIN Jember Press, 2015), 6

(44)

Kaufman menjelaskan adanya lima elemen yang saling berkaitan. Dua elemen pertama yaitu, input dan proses adalah bagaimana menggunakan setiap potensi dan sumber yang ada.

Sedangkan elemen terakhir meliputi produk, output dan outcome merupakan hasil akhir dari suatu proses.60

Komponen input, meliputi kondisi yang tersedia pada saat ini misalnya tentang keuangan, waktu, bangunan, guru, pelajar, kebutuhan, problem, tujuan, materi kurikulum yang ada. Komponen proses, meliputi pelaksanaan pendidikan yang berjalan yang terdiri atas pola pembentukan staf, pendidikan yang berlangsung sesuai dengan kompetensi, perencanaan, metode, pembelajaran individu, dan kurikulum yang berlaku.

Komponen produk, meliputi penyelesaian pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dimiliki, serta kelulusan tes kompetensi.61

Komponen output, meliputi ijazah kelulusan, keterampilan prasyarat, lisensi. Komponen outcome meliputi kecukupan dan konstribusi individu atau kelompok saat ini dan masa depan.

Outcome merupakan hasil akhir yang diperoleh.

Melalui analisis hasil, desainer dapat menentukan sejauh mana hasil yang diperoleh dapat berkonstribusi pada pencapaian

60 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung: KENCANA, 2008), 95

61 Ibid., 96

(45)

tujuan. Inilah proses yang pada hakikatnya menentukan kesenjangan antara harapan dan apa yang terjadi. Berdasarkan analisis itulah, desainer dapat mendeskripsikan masalah dan kebutuhan pada setiap komponen yakni input, proses, produk, dan input. 62

3. Bimbingan Membaca Kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah

Bimbingan merupakan terjemah dari kata “guidance”. Kata

“guidance” yang kata dasarnya “guide” mempunyai beberapa arti yaitu menunjukkan jalan (showing the way), memimpin ( leading), memberikan petunjuk (giving instructions), mengatur (regulating), mengarahkan (governing), dan memberi nasihat (giving advice). Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan. Dan ada juga yang menerjemahkan kata “guidance” dengan arti pertolongan. Berdasarkan arti ini secara etimologis bimbingan berarti bantuan atau tuntunan.63

Membaca mempunyai makna melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dengan di hati).64

Sedangkan Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah merupakan Kitab karangan Umar Abdul Jabbar yang berisi tentang ilmu fikih yang menggunakan madzab Imam Syafi’i.

62 Ibid., 96

63Thahirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), 15-16

64Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 83

(46)

Jadi bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah yaitu tuntunan dalam memahami isi dari apa yang tertulis dalam kitab dengan melisankan tulisan yang terdapat dalam kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah.

Kitab yang digunakan dalam bimbingan membaca kitab ini yaitu kitab mabadi fiqh juz 2 dan juz 3. Kitab mabadi fiqh ini merupakan karangan Umar Abdul Jabbar yang berisi tentang ilmu fikih yang mana isi dari kitab fikih ini yaitu: Bab tentang Islam, Hukum Islam, Toharoh, Najis, Istinja’, Wudu’, Mandi, Tayammum, Haid dan Nifas, Sholat Jama’ah, Sholat Musafir, Sholat Jum’at, Sholat Id, Sholat Jenazah, Zakat Fitri, Puasa, Haji dan Umroh, Syarat Thowaf dan Sa’i, yang mana kitab ini menggunakan madzab Imam Syafi’i.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif. Sedangkan pengertian kualitatif sendiri itu adalah suatu prosedur penelitian data deskriptif yang berupa data data tertulis atau lisan dari orang orang atau perilaku yang diamati.65

Pendekatan kualitatif yang digunakan adalah penelitian fenomenologis dengan alasan mengangkat penelitian secara ilmiah. Pandangan dalam fenomenologis adalah berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan kaitannya terhadap orang orang biasanya dalam situasi tertentu.66

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak dilakukan.67Adapun lokasi penelitian yakni dilembaga SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Kabupaten Jember. Pertimbangan lokasi ini dikarenakan di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember menerapkan pembelajaran kitab kuning yang akan menambah wawasan dan keahlian siswa siswi dalam membaca kitab kuning. Peneliti beranggapan bahwa hal ini penting diteliti karena termasuk hal yang unik dan masih jarang diteliti oleh pihak lain.

65 Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Refisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 04

66 Ibid., 17

67 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember, 2017), 46

(48)

C. Subyek Penelitian

Pada bagian ini dilaporkan jenis data dan sumber data. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang ingin diperoleh, siapa yang hendak dijadikan informan atau subyek penelitian, bagaimana data akan dicari dan dijaring sehingga validitasnya dapat dijamin.68

Dalam penelitian ini, subjek penelitian atau informan ditentukan dengan menggunakan purposive yang dilandasi dengan tujuan atau pertimbangan tertentu terlebih dahulu. Oleh karena itu, pengambilan sumber informasi atau informan didasarkan pada maksud yang telah ditetapkan sebelumnya. Purposive dapat diartikan sebagai maksud, tujuan kegunaan.

Pertimbangan yang digunakan dalam menentukan informan yaitu berdasarkan beberapa hal:

1. Orang tersebut mengetahui tentang permasalahan yang diteliti.

2. Orang tersebut bersifat netral dalam artian tidak memiliki kepentingan untuk memberikan informasi yang tidak sesuai dengan fakta pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember.

3. Sehat jasmani dan rohani.

Dengan pertimbangan tersebut diharapkan dapat memperoleh informan yang benar benar mengetahui permasalahan yang sedang diteliti sehingga menghasilkan data yang valid. Selanjutnya peneliti memutuskan informan yang dipandang paling mengetahui terhadap masalah yang diteliti, yaitu:

a. Kepala lembaga SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember.

68 Ibid., 47

(49)

b. Guru mata pelajaran SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember c. WAKA Kurikulum SMP Plus Al-Amien Sabrang Ambulu Jember d. Siswa siswi SMP Plus Al-amien Sabrang Ambulu Jember.

Informan tersebut merupakan informan kunci atau sumber data primer, sedangkan yang menjadi informan penunjang atau sumber data sekunder adalah dokumen dokumen berupa foto, berita, atau arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Pada bagian ini diuraikan tekhnik pengumpulan data yang akan digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi masing masing harus dideskripsikan tentang data apa saja yang diperoleh melalui tekhnik tekhnik tersebut.69

Dalam penelitian yang akan peneliti laksanakan ada tiga tekhnik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan sebuah penelitian yang didalamnya peneliti langsung turun kelapangan untuk mengetahui perilaku dan aktifitas individu dilokasi penelitian.70

Dalam observasi peserta, peneliti terlibat langsung dengan aktifitas orang orang yang sedang diamati, namun dalam proses penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi non participation dimana pengamat tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok atau dapat juga

69 Ibid, 47

70 John W, Creswell, Research Design Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016), 267.

(50)

dikatakan pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamati.71Sehingga dalam observasi ini peneliti akan datang ketempat penelitian dengan tujuan untuk mengamati kegiatan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah secara langsung.

Adapun data yang diperoleh dengan menggunakan tekhnik ini antara lain : a. Aktifitas yang dilakukan saat pelaksanaan pembelajaran bimbingan

membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah ini berlangsung

b. Keadaan dan kondisi penelitian dimana dilaksanakannya kegiatan pembelajaran bimbingan membaca kitab Al-Mabadi Al-Fiqhiyyah.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi langsung.72

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur. Dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide idenya.73 Dalam wawancara ini, peneliti menyusun rencana kemudian mengajukan pertanyaan tidak beraturan secara baku. Tekhnik wawancara ini dapat mempermudah peneliti untuk mengetahui secara lebih detail mengenai berbagai data atau

71 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan (Jakarta;

Pranada Media Group, 2014), 384

72 Ibid, 372

73 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alvabeta, 2016), 73.

Referensi

Dokumen terkait

1. Babun Suharto,SS.MM Selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menimba Ilmu dikampus ini. Abdullah, M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

2. Abdullah Syamsul Arifin, M.HI selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember. Khoirul Faizin, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan