• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Menghafal Al-Qur’an Juz ‘Amma melalui Metode Hafal Tanpa Menghafalkan Di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi’in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember Tahun 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Menghafal Al-Qur’an Juz ‘Amma melalui Metode Hafal Tanpa Menghafalkan Di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi’in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember Tahun 2016."

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2016

SKRIPSI

Oleh:

Afafatul Afrah NIM. 084121343

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

SEPTEMBER 2016

(2)

TAHUN 2016

SKRIPSI

diajukankepadaInstitut Agama Islam NegeriJember untukmemenuhisalahsatupersyaratanmemperoleh

gelarSarjanaPendidikan(S.Pd)

FakultasTarbiyahdanIlmuKeguruanJurusanPendidikan Islam Program StudiPendidikan Agama Islam.

Oleh:

Afafatul Afrah NIM. 084121343

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

SEPTEMBER 2016

(3)
(4)
(5)
(6)

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemah, (Bandung : CV Penerbit J-Art, 2005),263.

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Abah tercinta H. Ali Wafi MZ (Alm) dan Umi tercinta Masrufah 2. Adik-adikku tersayang Arini hidayah dan Aluv Wilda 3. Keluargaku, saudara-saudaraku, serta teman-temanku

Semoga inspirasi dan dukungan yang mereka berikan

menjadi shadaqah jariyah yang selalu mengalir sampai Akhirat nanti.

Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin

(8)

Alhamdulillah, segala pujisyukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi Menghafal Al-Qur‟an Juz

„Amma melalui Metode Hafal Tanpa Menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember Tahun 2016”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman gelap gulita menuju zaman yang terang benderang, yakni addinul Islam.

Dengan segala keterbatasan kemampuan, tahap demi tahap telah penulis lalui untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwasanya penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak lain yang membantu. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. BabunSuharto,SE, MM. selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberikan fasilitas selama berada di IAIN Jember.

2. Dr. H. Abdullah, M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

3. Dr. H. Mundir, M.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan Islam yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

(9)

meluangkan waktu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada kami.

6. Segenap dosen IAIN Jember yang telah memberikan ilmunya kepada kami.

7. Kepala Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi’in dan segenap jajaran kepengurusannya yang telah rela meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam mengumpulkan data-data.

8. Saudara-saudaradan sahabat- sahabat yang senantiasa memberdukungan moral maupun material kepada kami.

9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Teriring do’a dan harapan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga tercatat sebagai amal shalih dan mendapat balasan yang baik dari Allah SWT. Dan semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan kemanfaatan untuk kita semua., amin.

Jember, 31 Agustus 2016

Penulis

(10)

Metode ini menarik karena pemanfaatanya menggunakan tools yang belum pernah sebelumnya yaitu menggunakan media digital. Para santri menghafal al-Qur’an dengan memanfaatkan teknologi yang ada pada saat ini seperti multimedia dan smartphone, aplikasi. Sehingga peneliti merasa tetarik untuk mengankat judl skripsi ini.

Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: Bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi strategi menghafal al-Qur’an juz ‘amma melalui metode hafal tanpa menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi’in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016?.Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi strategi menghafal al-Qur’an juz ‘amma melalui metode hafal tanpa menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi’in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Subyek penelitian menggunakan purposive.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah model analisis interaktif menurut Miles dan Huberman yang terdiri dari: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan kesimpulan, 1) perencanaan strategi menghafal al-Qur’an melalui metode HATAM (hafal tanpa menghafalkan) di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi’in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016 adalah menentukan tujuan pembelajaran, menentukan alokasi waktu, membagikan rapor HATAM dan menentukan media.2) Pelaksanaan strategi menghafal al-Qur’an melalui metode HATAM (hafal tanpa menghafalkan) di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi’in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016 berjalan dengan baik dan menggunakan berberpa langkah yaitu Baca, Install dan sempurnakan. Evaluasi strategi menghafal al-Qur’an melalui metode HATAM (hafal tanpa menghafalkan) di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi’in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016 menggunakan tiga metode yaitu tasmi’ (mendengarkarkan), takrir (mengulang) dan halaqoh mudarasah (qira’ah berkelompok).

(11)

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. FokusPenelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Istilah ... 10

F. SistematikaPembahasan ... 13

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. KajianTerdahulu ... 15

B. KajianTeori ... 18

1. Strategi menghafal al-Qur’an ... 18

2. Metode Hatam ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 45

B. Lokasi Penelitian ... 46

C. Subjek Penelitian ... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ... 47

E. Analisis Data ... 50

(12)

B. Penyajian dan Analisis Data ... 64 C. Pembahasan Temuan ... 78 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 92 B. Saran-saran ... 93 DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

4.2 Keadaan sarana dan prasarana MADIN Raudlatul Mubtadi’in ...62

4.3 Keadaan santri MADIN Raudlatul Mubtadi’in ...63

4.4 Data tenaga kependidikan MADIN Raudlatul Mubtadi’in ...63

4.5 Distribusi waktu Tahfidz ...73

4.6 Hasil Temuan ...78

(14)
(15)

2. Pedoman Penelitian 3. Jurnal Kegiatan Penelitian 4. Foto Dokumentasi

5. Denah Lokasi

6. Surat Penelitain Penyusunan Skripsi 7. Surat Keterangan Pelesai Penelitian 8. Pernyataan Keaslian Tulisan

9. Biodata Penulis

(16)

Seseorang yang memeluk agama Islam, pegangan agama yang harus menjadi pedoman adalah kitab suci al-Qur‟an. Sebagai satu-satunya tuntunan hidup, al-Qur‟an merupkan identitas umat muslim yang idealnya dikenal, dimengerti dan dihayati oleh setiap individu yang mengaku muslim.

Akan tetapi tidak semua orang bahkan dapat dikatakan hanya sedikit sekali individu dengan kesadaran penuh mendekatkan diri kepada sang Pencipta melalui pengenalan wahyu-Nya yang tertuang di dalam al-Qur‟an.1

Al-Qur‟an adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Rasul berisi pedoman, petunjuk dan sentral kendali segala wacana ideologi kehidupan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam konteks ini, al-Qur‟an sering menyebut dirinya sebagai al-Huda (petunjuk), al-Kitab (pedoman), al-Syifa’ (penyembuh), al- Dzikir (peringatan), al-Tibyan (penjelas), al-Furqan (pembeda) dan lain- lain. Sebagaimana firman Allah SWT :



Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia)”. (Q.S. al-Furqaan:1) 2

1 Lisya Chairani dan Subani, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 1.

2Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemah, (Bandung : CV Penerbit J-Art, 2005),360.

(17)

Semua nama al-Qur‟an ini mengindikasikan bahwa ia adalah kitab suci yang berdimensi universal yang mencakup segala aspek dan problem kehidupan manusia.3

Di antara aspek dan problem kehidupan itu adalah masalah berkembangnya internet yang membawa dampak buruk bagi kehidupan kita, khususnya para remaja dan anak-anak.

Dengan demikian, betapa pentingnya seorang untuk belajar membaca, memperlajari menghafal dan memahami kandungan al-Qur‟an yang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi insan yang beriman, yang berada dalam petunjuk hidup yang benar dan tumbuhnya generasi muda yang mampu mengemban amanat Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

ِوِل ْىُسَر َةَّنُس َو ِ ّاللّ َباَتِك : اَمِهِب ْمُتْكّسَمَت اَم اْىّلِضَت ْهَل ،ِهْيَرْمَأ ْمُكيِف ُتْكَرَت

Artinya: “Aku tinggalkan untuk kalian dua hal, yang jika kalian pegang teguh kepada keduanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu kitabullah dan sunnah Rasul-Nya”. (HR. Imam Malik)4

Rasullulah dalam sebuah haditsnya bersabda:

َلَمَح ًِتَّمُا ُفَرْشَأ )يذرتلا هاور( .ِنآْرُقْلا ُة

Artinya: “Orang-orang yang paling utama dari ummatku ialah orang-orang yang hafal al-Qur‟an”(H.R. Tirmidzi)5

Banyak lembaga keagamaan yang turut serta memelihara pentingnya al-Qur‟an seperti pondok pesantren, taman pendidikan Qur‟an

3Suyudi, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Yogyakarta: Mikraj, 2005), 13.

4Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ wal Marjan Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim, (Solo : Insan Kamil, 2013),v.

5Muhaimin Zen, Tata Cara/Problematika Menghafal Al-Qur’an dan Petunjuk-Petunjuknya, (Jakarta: Pustaka Alhuma, 1985), xv.

(18)

(TPQ) dan madrasah diniyah. Pondok pesantren yang memliki 5 elemen dasar yaitu pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab klasik Islam, santri dan kiyai. TPQ yang terus konsisten dalam hal pendalaman baca tulis al- Qur‟an dan kegiatan agamanya. Serta madrasah diniyah yang merupakan lembaga pendidikan keagamaan lanjutan dari TPQ.

Pengajarannya tidak terlepas dari metode. Seperti dalam hal baca tulis al-Qur‟an yang memiliki berbagai macam metode, di antaranya adalah: metode Qiroati, Dirosati, At-Tanzil, Allimna dan lain-lain. Banyak metode yang mengajarkan bagaimana cara efektif menghafal ayat-ayat suci al-Qur‟an. Semua metode ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Namun yang pasti, benang merahnya sama; berusaha memberikan kemudahan untuk penggunanya .

Sepertihalnya metode one day one ayat yaitu teknik menghafal al- Qur‟an dengan cara satu ayat. Namun untuk ayat-ayat yang cukup panjang dihafal dalam waktu 2 hari.6 Sebelum menghafal siswa membaca mushaf dengan melihat (binnadlor), kemudian setiap minggunya diulang yang sudah dihafal selama satu minggu, serta di akhir bulan disetorkan lagi (muraja‟ah). Sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk proses menghafal.

Kemudian contoh lain adalah metode tahfidzul Qur‟an adalah metode menghafal al-Qur‟an yaitu dengan cara pertama kali terlebih dahulu calon penghafal membaca binnadzar (dengan melihat mushaf) materi yang

6Tim PPA Daarul Qur‟an, One Day One Ayat Jilid 1, (Tanggerang: Graha Darul Qur‟an,2011),1.

(19)

akan diperdengarkan kehadapan instruktur minimal 3 (tiga) dalam satu ayat. Setelah materi satu ayat ini dikuasai hafalannya dengan hafalan yang betul-betul lancar, maka diteruskan dengan menambah materi ayat baru dengan membaca binnadzar terlebih dahulu dan mengulang-ulang seperti pada materi pertama. Setelah meteri yang ditentukan menjadi hafal dengan baik dan lancar, lalu hafalan diperdengarkan ke hadapan instruktur untuk ditashih hafalannya serta mendapatkan petunjuk-petunjuk dan bimbingan seperlunya. Metode ini mempunyai beberapa program penghafalan yaitu:

program khusus menghafal dan program di dalam pendidikan formal.7

Kembali lagi pada poin madrasah diniyah, madrasah diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar sekolah yang hadir di tengah-tengah kehidupan modern, di mana kemerosotan moral akhlak telah merambah ke semua kalangan sebagai efek madrasah diniyah dapat tampil memainkan perannya sebagai salah satu pengawal moral bangsa. Terlepas dari segala kelemahan dan kekurangannya, madrasah diniyah memiliki keunggulan tersendiri dan masih dianggap efektif untuk memperkenalkan ajaran Islam, pembinaan moral serta akhlak yang mulia.

Kemunculan lemabaga pendidikan madrasah diniyah saat ini membuktikan bahwa lembaga pendidikan model madrasah diniyah semakin dibutuhkan dan diminati.

Sementara itu keberadaan madrasah diniyah telah diatur dalam UU No.20 Tahun 2003 Pasal 30 yang dinyatakan sebagai berikut:

7Zen, Tata Cara/Problematika, 247-248.

(20)

a. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

c. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

d. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.8

Madarasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in adalah sebuah lembaga keagaman yang hadir untuk menjawab terhadap tantangan zaman.

Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in adalah sebuah lembaga yang turut serta upaya memelihara pentingnya al-Qur‟an.

Setiap mukmin mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya. Di antara kewajiban dan tanggung jawab itu adalah mempelajari dan mengajarinya. Rasulullah SAW bersabda :

)ٌراخبلا هاور( ُوَمَّلَع َو َنآْرُقْلا َمَّلَعَت ْهَم ْمُك ُرْيَخ

Artinya : Sebaik-baik kamu adalah yang belajar al-Qur‟an dan yang mengajarkannya (HR. Bukhori).9

8Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.20 Th 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 20-21.

9Manna” Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an: Diterjemahkan dari Bahasa Arab oleh Mudzakir As, (Bogor: Pustaka Lintera Antar Nusa, 2011),17.

(21)

Salah satu program keagamaan Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember adalah Tahfidzul Qur‟an yang memprogramkan minimal hafal surah-surah pendek pada juz „amma dengan menggunakan metode hafal tanpa menghafalkan, sebagi bekal kelak menjadi imam dalam kehidupan yang akan datang.

Hafalan ini ditujukan kepada anak-anak atau santri kecil di madrasah diniyah. Kenapa harus anak-anak? Karena pada masa anak-anak merupakan masa usia emas anak (golden age).

Sesuai dengan potongan syair lagu, “Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar sesudah dewasa bagai melukis di atas air”.

Bait ini mengindikasikan bahwa memori anak di waktu kecil sangat kuat.

Anak-anak menyerap apa saja yang terjadi di sekelilingnya dengan cepat, itu faktanya. Apakah cara bicara mereka, cara berjalan, bisa dengan cepat meniru orang-orang di sekeliling mereka. Sangat mudah bagi anak-anak untuk belajar dan menyimpan informasi baru, seperti bahasa baru, lagu-lagu baru, bahkan hingga ayat-ayat al-Qur‟an yang baru didengarnya.10

Metode „Hafal Tanpa Menghafalkan‟ yang disingkat HATAM ini.

Tiada lain tujuannya memberi kemudahan para orang tua dan para pembimbing yang ingin mengajarkan kepada anak-anaknya, hafal ayat-ayat al-Qur‟an.

10Abdul Latif, HATAM Hafal Tanpa Menghafalkan, (Jakarta: HATAM Publishing, 2016 ), 110.

(22)

Lalu apa bedanya metode HATAM dengan metode lain yang sudah ada? Metode HATAM menjadi berbeda karena menggunakan tools yang mungkin sebelumnya belum pernah digunakan, yaitu media digital.

Kenapa media digital? Sebagaimana kita tahu, era tekhnologi informasi dan komunikasi, salah satunya adalah berkembangnya internet membuka lahirnya banyak kreativitas digital seperti aplikasi, software, jejaring sosial, dan lain-lain. Dengan demikian perkembangan perangkat digital beserta konten di dalamnya pun kian hari kian kreatif. Alangkah sayangnya, jika perkembangan ini tidak kita manfaatkan juga untuk memperkaya khazanah pembelajaran al-Qur‟an. 11

Oleh karena itu, penelitin ini difokuskan pada metode mengahafal al-Qur‟an juz „amma yang memanfaatkan fasilitas teknologi di zaman modern ini. Sehingga peniliti merasa tertarik pada strategi menghafal al- Qur‟an juz „amma dan mengangkat judul “Strategi Menghafal Al-Qur‟an Juz „Amma melalui Metode Hafal Tanpa Menghafalkan Di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, maka diformulasikan kedalam fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan strategi menghafal al-Qur‟an juz „amma melalui metode hafal tanpa menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul

11Ibid.,x.

(23)

Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016?

2. Bagaimana pelaksanaan strategi menghafal al-Qur‟an juz „amma melalui metode hafal tanpa menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016?

3. Bagaimana evaluasi strategi menghafal al-Qur‟an Juz „amma melalui metode hafal tanpa menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

Setelah menguraikan masalah-masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini untuk:

1. Mendeskripsikan bagaimana perencanaan strategi menghafal al-Qur‟an juz „amma melalui metode hafal tanpa menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016

2. Mendeskripsikan pelaksanaan strategi menghafal al-Qur‟an juz „amma melalui metode hafal tanpa menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016

3. Mendeskripsikan evaluasi strategi menghafal al-Qur‟an juz „amma melalui metode hafal tanpa menghafalkan di Madrasah Diniyah

(24)

Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instant dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis. 12

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta sumber informasi, bahkan kajian dan pedoman pengetahuan khususnya bagi para pemula penghafal al-Qur‟an (Hafizh) 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian menjadi tolak ukur seberapa dalam pengetahuan dan wawasan terkait kemampuan penulis dalam mengembangkan potensi akademik khususnya dalam penulisan karya ilmiah. Dan dapat menambah pengetahuan peneliti khususnya di bidang strategi menghafal al-Qur‟an.

b. Bagi lembaga Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Ajung

12Tim Penyusun, Pedoman penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember, 2015), 45.

(25)

jember terkait strategi menghafal al-Qur‟an melalui metode HATAM.

c. Bagi lembaga IAIN

Penelitian ini diharapkan sumbangan pemikiran bagi perkembangan keilmuan khususnya pada Program Studi Pendidikan Agama Islam.

d. Bagi Guru

Sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan pembelajaran yakni agar lebih efektif, inovatif dan kreatif dalam memberikan pemahaman.

E. Definisi Istilah

Sesuai dengan judul “strategi menghafal al-Qur‟an juz „amma melalui metode hafal tanpa menghafalka di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016”. Maka hal-hal yang perlu dijelaskan lebih awal adalah sebagai berikut:

1. Strategi menghafal al-Qur‟an

Strategi secara umum mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang ditentukan. Dalam kontek belajar-mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum guru – anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. 13

13Abd Muis, Buku Ajar Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jember: IAIN Jember Press,2000),7.

(26)

Menghafal Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian menghafal adalah berusaha meresapkan kedalam fikiran agar selalu ingat.14 Menurut Zuhairini dan Ghofir sebagaimana yang dikutip oleh Kamilhakimin Ridwal Kamil dalam bukunya yang berjudul Mengapa Kita Menghafal (tahfizh) al-Qur’an, istilah menghafal adalah suatu metode yang digunakan untuk mengingat kembali sesuatu yang pernah dibaca secara benar seperti apa adanya. Metode tersebut banyak digunakan dalam usaha untuk menghafal al-Qur‟an dan al-Hadits.

Yang dimaksud strategi menghafal al-Qur‟an menurut peneliti ialah cara asatidz untuk mendidik para santri dalam mengingat ayat-ayat al-Qur‟an.

2. Juz „amma

Juz „amma adalah surat juz ke-30 dalam kitab suci al-Qur‟an.

Di dalamnya terdapat 37 surat. Juz „amma ini dimulai dengan surat an- Naba‟ dan diakhiri surat an-Naas.15

Juz‟ amma dalam penelitian ini adalah santri menghafal al- Qur‟an hanya pada juz „amma karena disesuiakan pada tingkat kemampuan dan usia mereka.

3. Metode HATAM (hafal tanpa menghafalkan)

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun tercapai secara optimal. Ini bererti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat

14Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press,tt), 307.

15Abdan, “Pengertian Juz Amma dan Keutamaan membaca Juz Amma”, www.abdan- Syakur.com/2015/09/pengertian-juz-amma-dan-keutamaan.html? (7 Oktober 2016)

(27)

tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. 16

Metode HATAM adalah salah satu upaya untuk memperkaya khazanah pembelajaran agama, khususnya belajar al-Qur‟an. Dengan cara membuat konten hafalan ayat-ayat al-Qur‟an juz ke-30 dengan cara tertentu, terbukti membuat hafalan ayat-ayat al-Qur‟an menjadi efektif dan menyenangkan.

Metode HATAM ini adalah cara menghafal al-Qur‟an era digital yang memfungsikan multimedia sebagai sarana untuk menghafal ayat-ayat suci al-Qur‟an. Ada 2 jenis multimedia yang metode ini sajikan, yaitu audio dan video HATAM.

Kiat atau inti dalam metode HATAM ini sebenarnya hanya tiga saja yang tersusun dalam akronim „UMI‟ UMI bukanlah kata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti ibu, tetapi UMI adalah akronim dari Ulang-ulang, Multimedia dan Irama.17

Sehingga yang dimaksud dengan metode HATAM menurut peneliti adalah cara mudah dalam menghafal juz‟amma dengan memanfaatkan media digital yaitu audio dan video HATAM.

4. Tahun 2016

Tahun 2016 merupakan tahun penelitian dalam skripsi ini, terhitung mulai bulan Juni sampai bulan September.

16Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Prenadamedia, 2006), 147.

17Latif, HATAM Hafal Tanpa , 106.

(28)

Definisi istilah di atas dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud judul “Strategi menghafal al-Qur‟an juz „amma melalui metode hafal tanpa menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016” adalah pola guru dalam mengajar siswa untuk mengingat atau menghafal ayat-ayat juz „amma dengan menggunakan metode HATAM yaitu menggunakan pemanfaatan media digital agar hafalan ayat-ayat al-Qur‟an menjadi efektif dan menyenangkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember tahun 2016.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup, dengan format deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi.18

Secara garis besarnya dapat dilihat sebagai berikut:

Bab I pendahuluan, pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, kemudian dilanjutkan fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat, definisi istilah dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.

Bab II kajian kepustakaan pada bab ini berisikan kajian teori yang menyajikan penelitian terdahulu dan landasan teori tentang Strategi Menghafal Al-Qur‟an Juz „Amma melalui Metode Hafal Tanpa Menghafalkan

18Tim Penyusun, Pedoman, 54.

(29)

Bab III metode penelitian meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian dilanjutkan dengan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV berisi tentang penyajian data dan analisis yang tersusun dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan.

Bab V penutup atau kesimpulan dan saran. Dalam bab terakhir ini ditarik kesimpulan yang ada setelah proses di bab-bab sebelumnya yang kemudian menjadi sebuah hasil atau analisa dari permasalahan yang detiliti.

Kemudian dilanjutkan dengan saran-saran untuk pihak-pihak yang terkait di dalam penelitian ini secara khusus ataupun pihak-pihak yang membutuhkan secara umumnya.

(30)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu:

1. Skripsi yang ditulis Zakiyah Baroroh Baried tahun 2009 dengan judul

“Metode Menghafal Al-Qur‟an dan Problematikanya Studi Kasus di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Putri Nahdlatuth Tholabah Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2008/2009”. Penelitian ini memfokuskan pada metode yang digunakan yaitu dengan cara binnadlor dan bilghoib (melihat dan tahfizh) serta hafalannya dimulai sejak santri masih akan terjun dalam proses menghafal sampai mereka menguasai 30 juz al-Qur‟an. Di samping itu juga penelitian ini fokus pada permasalahn santri baik internal maupun eksternal dalam proses menghafal al-Qur‟an.19

2. Skripsi yang ditulis Budi Santoso tahun 2013 dengan judul “ Metode Menghafal Al-Qur‟an dan Problematikanya di Pondok Pesantren Ummul Qur‟an Desa Gringgin Kabupaten Kediri Tahun 2013”. Dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada pelaksanaan metode yang ditunjang dengan penggunaan media mushaf dan buku panduan menghafal serta

19Zakiyah Baroroh Baried, “Metode Menghafal Al-Qur‟an dan Problematikanya Studi Kasus di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Putri Nahdlatuth Tholabah Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2008/2009.” (Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Jember, Jember, 2009),

(31)

materi penunjang lainnya dengan sistem evaluasi untuk memantau perkembangan santri. 20

3. Skripsi yang ditulis Riza Khoirunnisa tahun 2015 dengan judul

“Penerapan Metode One Day One Ayat dalam Menghafal Al-Qur‟an Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Riyadlul Qori‟in Kecamatan Ajung Kabupaten Jember”. Dalam penelitian ini memfokuskan pada penerapan menghafal al-Qur‟an dalam satu hari satu ayat, jika belum hafal maka diberikan waktu kepada siswa dalam jangka 3 hari. Metode ini hanya di khususkan pada siswa kelas IV pada tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyyah.21

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan

No Nama dan judul Persamaan Perbedaan

1. Zakiyah Baroroh Baried, dengan judul skripsinya:

“Metode Menghafal Al- Qur’an dan

Problematikanya Studi Kasus di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Putri Nahdlatuth Tholabah Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2008/2009”

Metode menghafal al- Qur‟an

Mengkaji metode menghafal al- Qur‟an dan problematikanya

2. Budi Santoso, dengan judul skripsinya:

“ Metode Menghafal Al-

Metode menghafal al- Qur‟an

Memfokuskan pada dengan penggunaan media

20Budi Santoso, “Metode Menghafal Al-Qur‟an dan Problematikanya di Pondok Pesantren Ummul Qur‟an Desa Gringgin Kabupaten Kediri Tahun 2013,” (Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Jember, Jember, 2013),

21Riza Khoirunnisa, “Penerapan Metode One Day One Ayat dalam Menghafal Al-Qur‟an Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Riyadlul Qori‟in Kecamatan Ajung Kabupaten Jember,” (Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Jember, Jember, 2013),

(32)

Qur’an dan

Problematikanya di Pondok Pesantren Ummul Qur’an Desa Gringgin Kabupaten Kediri Tahun 2013”

mushaf dan program evaluasi

3. Riza Khoirunnisa dengan judul skripsinya:

“Penerapan Metode One Day One Ayat dalam Menghafal Al-Qur’an Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Riyadlul Qori’in Kecamatan Ajung

Kabupaten Jember”

Metode menghafal al- Qur‟an

Memfokuskan pada penerapan metode menghafal al-Qur‟an juz

„amma

Uraian skripsi di atas belum ditemukan tentang metode menghafal al-Qur‟an era digital sehingga peneliti mengambil judul skripsi tentang Strategi Menghafal Al-Qur‟an Juz „Amma melalui Metode Hafal Tanpa Menghafalkan di Madrasah Diniyah Raudlatul Mubtadi‟in Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember Tahun 2016. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang metode menghafal al-Qur‟an, dan penelitian ini sama-sam menggunakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara.

B. Kajian Teori

(33)

1. Strategi Menghafal Al-Qur’an

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru- anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Ada empat strategi dasar belajar mengajar yangmeliputi hal- hal berikut:

a. Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar

(34)

yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksinal yang bersangkutan secara keseluruhan.22

Al-Qur‟an adalah Kalamullah yang merupakan mu‟jizat yang diturunkkan kepada Nabi Muhammad saw. dan membacanya merupakan suatu ibadah.

Dengan definisi ini maka Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nabi selain Muhammad saw. tidak dinamakan al-Qur‟an seperti kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa As dan Injil kepada Nabi Isa As. Demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. yang tidak dianggap sebagai ibadah membacanya seperti Hadits Qudsi.23

Begitu banyak manfaat dan keutamaan membaca, mempelajari dan menghafalkan al-Qur‟an. Adapun keutamaan membaca dan menghafalkan al-Qur‟an adalah individu menurut Sa‟dullah yang dinukil oleh Lisya Chairani dan Subandi :

Orang yang mengamalkannya akan menjadi sebaik-baik orang, dinaikkan derajatnya oleh Allah, al-Qur‟an akan memberi syafaat kepada orang yang membacanya, Allah menjanjikan akan memberikan orang tua yang anaknya menghafalkan al-Qur‟an sebuah mahkota yang bersinar (pahala yang luar biasa), hati orang yang membaca al-Qur‟an akan senantiasa dibentengi dari siksaan, hati mereka menjadi tentram dan tenang, serta dijauhkan dari penyakit menua yaitu kepikunan.24

Proses yang dijalani oleh seseorang untuk menjadi penghafal al-Qur‟an tidaklah mudah. Penghafal al-Qur‟an

22Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), 5-6.

23Zen, Tata Cara/Problematika, 5.

24Chairani dan Subani, Psikologi Santri, 2.

(35)

berkewajiban untuk menjaga hafalannya, memahami apa yang dipelajarinya dan bertanggung jawab untuk mengamalkannya. Oleh karena itu, proses menghafal dikatakan sebagi proses yang panjang karena tanggung jawab yang diemban oleh penghafal al-Qur‟an akan melekat pada dirinya hingga akhir hayat. Bagi penghafal al-Qur‟an yang tidak mampu menjaga hafalannya maka perbuatannya dapat dikatagorikan sebagai salah satu bentuk perbuatan dosa. Bahkan salah satu hadits dengan tegas menyatakan al-Qur‟an yang diharapkan dapat memberi pertolongan dapat saja memberi mudharat kepada penghaflnya jika tidak diamalkan.

Kegiatan menghafal al-Qur‟an tentunya menuntut kemampuan regulasi diri yang baik. Hal ini terkait dengan syarat menghafal yang berat yaitu harus mampu menjaga keseluruhan niat, memiliki kemauan yang kuat, disiplin dalam menambah hafalan dan menyetorkan kepada guru serta mampu menjaga hafalan al-Qur‟an.

syarat-syarat ini wajib dipenuhi agar tujuan menghafal tercapai.25 2. Metode HATAM

Tibalah saatnya Anda untuk mendalami metode HATAM (hafal tanpa menghafalkan). Metode ini sangat memudahkan untuk menghafalkan al-Qur‟an dengan cara sangat menyenangkan.

Metode HATAM adalah metode menghafal al-Qur‟an untuk anak-anak era digital. Metode HATAM menggunakan tools yang

25Ibid., 2-4.

(36)

mungkin sebelumnya belum pernah digunakan, yaitu media digital.

Dengan cara membuat konten hafalan ayat-ayat al-Qur‟an yang merupakan gabungan metri video, baik video dokumentasi maupun animasi kesukaan anak, lalu dimasukkan backsound ayat-ayat al-Qur‟an menjadi efektif dan menyenangkan.

Metode ini hanya ditujukan untuk menghafal al-Qur‟an pada juz ke-30 atau juz „amma. Metode ini menarik karena tergolong baru dan kreatif dalam memanfaatkan tantangan zaman yang ada, yakni media digital dan internet, dan yang terpenting adalah metode HATAM lahir atas dasar pengalam penulisnya sendiri yang merupakan seorang penghafal dan pengajar ayat-ayat al-Qur‟an.26

Zaman gadget telah mengubah strategi orang tua dalam menentukan anak-anaknya yang rewel. Menurut situs gaya hidup goodtoknow.co.uk, sebuah survey menemukan bahwa 9 dalam 10 ibu atau ayah yang sibuk mengaku telah memberikan gadget atau perangkat sejenisnya kepada balita mereka untuk menenangkan si kecil itu, sehingga orang tuanya melanjutkan tugas lain.

Survey ini juga telah mengungkapkan bahwa 6 dari 10 orang tua mengatakan, anak-anak mereka lebih tertarik bermain game terbaru atau menonton film pada gadget dari pada duduk di depan televisi. Orang tua yang sibuk juga mengaggap gadget adalah cara termudah untuk menjaga anak-anak mereka.

26Ibid.,x-xi.

(37)

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang pengguna gadgetnya cukup besar, bahkan termasuk lima besar di dunia. Sementara pengguna ponsel pintar Indonesia terus meningkat.

Dalam riset pada 2013 tersebut Riset Global Ac Nielsan menemukan kebiasaan pengguna smartphone di Indonesia yang cukup menarik untuk disimak. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa, per harinya rata-rata orang Indonesia menggunakan smartphone selama 189 menit setara 3 ajam 15 menit dengan penggunaan domain untuk membuka media sosial.

Temuan lainnya, sebanyak 64% pengguna smart phone di Indonesia melakukan unduhan video, dan sebanyak 42% pengguna 3 kali per harinya mengakses video.

10 aktivitas paling tinggi dilakukan pengguna smartphone Indonesia berdasarkan risert Ac Nielsen 2013:

1. Chatting = 90%

2. Pencarian (searching) = 71%

3. Jejaring sosial = 64%

4. Blogging/forum = 41%

5. App Store = 32%

6. Video on demand = 27%

7. Sharing konten = 26%

8. Hiburan = 25%

9. Berita = 24%

(38)

10. Webmail =17%27

Semoga di dalam 10 aktivitas pengguna smartphone Indonesia tersebut salah satu konten yang dicari atau diunduh adalah bacaan ayat- ayat al-Qur‟an. Alangkah luarbiasa bermanfaat gadget-gadget tersebut jika konten yang dicari, diunduh, maupun disebar adalah konten positif, salah satunya ayat-ayat al-Qur‟an.

Metode HATAM ini salah satunya adalah mendorong ke arah tersebut. Metode yang memanfaatkan media digital maupun internet sebagai alat bantu untung menghafal al-Qur‟an, sehingga masyarakat muslim, khususnya anak-anak ataupun remaja bisa dengan mudah hafal dan mempelajari al-Qur‟an.28

a. Perencanaan Strategi Menghafal Al-Qur’an Metode HATAM Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan, disertai dengan beberapa langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebu tmencapai tujuan yang telah ditetapkan.29

Dalam menghasilkan hafalan yang baik, maka perlu dilakukan dengan beberapa yaitu :

1) Menentukan Tujuan

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencakanakan pembelajaran, sebab

27Ibid., 71-72.

28Ibid., 71.

29Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 2.

(39)

segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. 30

Dalam hal ini adalah proses untuk mencapai tujuan hafalan juz „amma guna memudahkan murid untuk dalam menjaga, memahami dan memelihara dan melestarikan kemurnian al-Qur‟an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW.

Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl memilih taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor.31

2) Menentukan Alokasi Waktu

Untuk dapat menghafal dengan baik, maka harus mengatur urusan-urusan. Agar dapat mengulang waktu yang cukup untuk menghafal. Metode yang tpat baik untuk mengatur kegiatan-kegiatan adalah dengan membuat jadwal agar waktu yang digunakan terpakai dengan baik.32

Program menghafal al-Qur‟an melalui metode HATAM, maka jadwal pelajaran di madrasah harus disusun dan dikelola sebaik mungkin di mana dalam satu hari harus ada satu jam pelajaran tahfidz. Disarankan jam tahfidz berada pada sore hari sebelum pelajaran lain dimulai.

30B. Uno, Perencanaan, 34.

31Benyamin S. Bloom, “Taxonomy of Educational Objectives”, dalam The Clasification of Educational Goals, Handbook1: Cognitive domain, ed. (New York: Longman, 1956),

32Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Yoyakarta: Proyou,2014), 117.

(40)

3) Membagikan Rapor HATAM

Rapor HATAM ini merupakan buku laporan harian bagi peserta metode HATAM. Dalam rapor ini, hasil hafalan peserta diisi dengan menggunakan tanda ceklist ( ) pada baris baca, install, dan sempurna yang telah disediakan.

Hasil akhir penilaian adalah penjumlahan dari pencapaian target hafalan per hari dengan menjumlahkan tnda ceklist ( ) pada setiap instrumen baca, install dan sempurna. 33

4) Jadi yang dimaksud peneliti disini adalah pihak madrasah memberikan Rapor HATAM kepada setian santri penghafal al- Qur‟an. Sebelum menghafal santri diwajibkan untuk membawa, kemudian ketika menghafal santri wajib menyerahkan kepada gurunya, guna untuk mengetahui santri sejauh mana surat-surat yang sudah dihafalkan.

5) Menentukan Multimedia

Menurut wikipedia dalam Abdul Latif multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikana dan menggabungkan suara, gambar, animasi, audio, video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga penggguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.

33Abdul Latif, Rapor HATAM Hafal Tanpa Menghafalkan, (Jakarta: HATAM Publishing, 2016), 2.

(41)

Multimedia sering digunakan dalam dunia informatika.

Selain dari dunia informatika, multimedia juga diadopsi oleh dunia game, dan juga untuk membuat website.34

Apabila multimedia digabungkan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran. Denagan perkataan lain, multimedia pembelajaran berguna untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pilihan, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali.35

b. Pelaksanaan Strategi Menghafal Al-Qur’an Metode HATAM

Dalam penerapan metode HATAM kepada anak, ada tiga langkah yang perlu dilakukan. Langkah pertama sifatnya tidak wajib.

Namun langkah kedua dan ketiga harus guru lakukan. Langkah-langkah tersebut disingkat menjadi BIS yaitu bacakan, install dan sempurnakan.

1. Bacakan

Yang dimaksud dengan bacakan adalah kita atau guru membacakan satu ayat dengan kefasihan yang baik kepada santri pengahafal al-Qur‟an.

Satu ayat kita bacakan sebanyak lima kali, lalu kita minta santri untuk mengikutinya meskipun tidak langsung hafal. Tujuan dari pembacaan ini adalah untuk memastikan bacaan huruf-huruf dari

34Latif, HATAM Hafal Tanpa, 113.

35Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2010), 53.

(42)

surah yang akan dihafalkannya. Dengan demikian mereka bisa membedakan mana huruf “fa”, “tsa” dan huruf-huruf yang secara samar, mirip suaranya.

Langkah pertama bukan keharusan karena tidak semua orang bisa mengucapkan huruf-huruf dengan baik. Selain itu juga tidak semua orang punya waktu untuk melakukan “pembacaan”.

Namun bagi seorang ustadz yang punya waktu, langkah pertama ini akan memudahkan langkah ketiga yang akan diterangkan berikutnya.

Maka Madrasah Diniyah sangat cocok untuk penerapan metode HATAM. Juga perlu untuk orang tua memantau perkembangan hafalannya ketika dirumah sehingga terjadi kerjasama yang baik antara orang tua dan guru di sekolah. Hasil hafalannya pun lebih cepat dan termonitor dengan baik.

2. Install

Maksud dari install adalah anak atau santri diperdengarkan audio HATAM atau menonton video HATAM yang berarti mereka sedang diinstall hafalan al-Qur‟an.

Begitu pula menginstall ayat-ayat al-Qur‟an kepada anak dengan cara memasukkannya ke dalam memori jangka panjangnya.

Suatu saat, bacaan al-Qur‟an diperlukan, bacaan tersebut akan mudah keluar dan digunakan. Dalam menginstall diperlukan seorang pembimbing dalam hal ini guru ketika di sekolah dan orang tua ketika

(43)

di rumah agra di mana pun anak berada mereka mendengarkan audio HATAM.

Maka kesuksesan metode ini sangat ditentukan oleh guru dan orang tua khususnya seorang ibu. Namun demikian jangan karena saking semangatnya, lalu memaksa anak untuk mendengarkan al- Qur‟an secara serius. Karena nanti anak bisa setres atau jenuh, apalagi anak sekarang tidak mudah dipaksa, tidak seperti anak-anak zaman dulu. Biarkan mereka melakukan aktivitas mereka seperti biasanya sambil mendengarkan audio HATAM.

Ketika anak usia dini telah diformat dengan format al- Qur‟an, maka anak itu tunbuh dengan kemudahan mempelajari menghafal al-Qur‟an. Betapa pentingnya menginstall atau memformat al-Qur‟an di usia dini.

Karena daya ingatan anak akan bersifat tetap jika anak telah mencapai umur 4 tahun. Selanjutnya daya ingatan anak akan mencapai intensitas terbesar atau terbaik dan kuat. Jika anak berumur antara 8-12 tahun, pada saat itu daya menghafal atau daya memorisasi (upaya memasukkan pengetahuan dalam tingkatan sesorang) dapat memuat sejumlah hafalan sebanyak mungkin. 36

Otak manusia terdiri dari dua belahan, kiri (left hemisphere) dan kanan (right hemisphere) yang dismbung oleh segumpal serabut yang disebut corpuss callasum. Kedua belahan otak memiliki fungsi

36Abu Ahmadi, Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), 94.

(44)

dan tugas, dan respon yang berbeda dan harus tumbuh dalam keseimbangan.

Otak kiri berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, berurutan, linier saintif seperti membaca, bahasa, dan berhitung.37 Dan bersifat jangka pendek. Sementara otak kanan berfungsi dan berperan dalam hal sebaliknya seperti kreatifitas, musik, warna, imajinasi, emosi bentuk dan ingatan jangka panjang.

Ingatan yang berasal dari otak kanan akan bertahan lama, maka ketika belajar atau mengingat sesuatu sebaiknya kita menggunakan otak kanan. Jadi kita harus mengubah sebuah ingatan menjadi cerita, sehingga dengan demikian otak kanan akan menyimpan memori dan ini akan bertahan dalam waktu lama. Namun, sayang banyak dari kita terbatas pada sesuatu yang dianggap realistis, padahal otak kanan mempunyai kemampuan lebih dari itu. 38

Metode HATAM adalah cara menghafal yang memanfaatkan otak kanan dalam penerapan dengan cara install.

Sehingga hafalan anak-anak tidak mudah lupa dan bersifat jangka panjang.

3. Sempurnakan

Biasanya anak-anak setelah mendengarkan atau melihat multimedia HATAM tidak langsung bisa hafal al-Qur‟an dengan kefasihan yang sempurna, namun perlu ada beberapa huruf yang

37Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2014), 98.

38Aneuk, “Kesehatan Otak”, http://icaraku.blogspot.co.id/2013/07/cara-mempertajam-ingatan- otak-kanan.html (20 Juni 2016).

(45)

diluruskan. Di sinilah pentingnya penyempurnaan. Sebagaimana firman Allah:



Artinya: “dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”.

(Q.S. al-Muzammil: 4)39

Kata () rattil dan )ل)tartil terambil dari kata ()

ratala yang antara lain berarti sersi atau indah. Kamus-kamus bahasa merumuskan bahwa segala sesuatu yang baik dan indah dinamai ratl seperti gigi yang putih dan tersusun rapi, demikian pula benteng yang kuat dan kokoh.

Ucapan-ucapan yang disusun dengan rapi dan diucapkan dengan baik dan benar dilukiskan dengan kata-kata Tartil al- Kalam.Tartil al-Qur‟an adalah: “Membacanya dengan perlahan- lahan sambil memperjelas huruf-huruf berhenti dan memulai (ibtida’), sehingga pembaca dan pendengarnya dapat memahami dan menghayati kandungan pesan-pesannya”. Sedangkan yang dimaksud dengan al-Qur‟an adalah nama bagi firman Allah yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. melalui malaikat Jibril dari ayat pertama al- Fatihah sampai dengan an-Nas. 40

39Departemen Agama RI, Al-Qur’an, 575.

40M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an , (Jakarta:

Lentera Hati, 2003),516.

(46)

Langkah ketiga ini memang lebih memang lebih memerlukan kesabaran dari pada langkah kedua yang tinggal membiarkan anak atau santri mengkonsumsi multimedia HATAM.

Menyempurnakan bacaan bisa dilakukan oleh orang tua yang baik dalam bacaan al-Qur‟an atau sebagaimana langkah pertama (bacakan) yaitu disempurnakan kepa guru al-Qur‟an ketika di sekolah atau madrasah.

Dalam penyempurnaan, guru mempersilahkan anak/santri penghafal al-Qur‟an membaca ayat per ayat, lalu kalau ada yang kurang tepat maka guru akan menyempurnakan. Insyaallah orang disekitar seperti orang tua yang ikut menonton Video HATAM atau sering mendengar audio HATAM juga akan hafal ayat-ayat tersebut sebagaimana anaknya.

Inilah yang disebut dengan sekali dayung dua pulau terlampaui. Yang disasar adalah anaknya namun yang terkena sasaran adalah anak dan orang tuanya.

Dalam pelaksanaan metode HATAM bukan hanya guru yang berperan dalam proses tersebut, tetapi orang tua perlu memonitor sejauh mana perkembangan hafalan anaknya.

Karena penting bagi anak atau santri penghafal untuk diakui progresnya, seandainya ada satu huruf yang kurang fasih dan tidak bisa disempurnakan dalam waktu singkat, tidak mengapa.

(47)

Ketika menyempurnakan ayat lain dan bertemu huruf yang sama, bisa ditingkatkan lagi. Mislanya „ain-nya kurang lengket, jangan menghambat perkembangan hafalaannya dan hanya mengurusi pengucapan huruf „ain saja. Tetapi „ain bisa disempurnakan saat anak atau santri penghafal melakukan setoran ayat lain yang ada „ain-nya. Intinya sempurnakanlah sedikit demi sedikit. Dengan mengisi checklist perkembangan hafalan, kita bisa move on untuk terus menghafal surat berikutnya.

Untuk memiliki anak atau santri yang hafal juz „amma, guru dan orang tua harus disiplin dan memiliki target waktu yang jelas. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mengisi time line tahfizh dalam rapor HATAM yang sudah disertakan. Agar anak disiplin dan termonitor dengan baik semua pencapaiannya dalam tabel time line tahfizh (lihat di rapor HATAM) tertulis tugas pertama adalah surah an-Naas. Sengaja dimulai dari akhir juz „amma, karena kurikulum TK/TPA biasanya memulai hafalan dari surah an-Naas.

Kalau memulai hafalan dari surah yang panjang seperti an- Naba‟, maka progresnya akan kurang cepat dirasakan. Perlu waktu satu bulan untuk proses hafalan surah an-Naba‟ dari pembacaan, install sampai penyempurnaan.

Namun kalau hafal surah an-Naas dalam waktu seminggu atau tiga hari tanpa menghafaalkan dan dengan memori yang kuat, akan lebih memuaskan. Dengan kata lain ada short term wins, ada

(48)

prestasi jangka pendek. Kalau dalam konteks mengerjakan soal-soal, kita bisa mengenal kalimat “kerjakan dahulu yang mudah”.

Kita ambil contoh surah ad-Dhuha. Kalau masa hafalan adalah seminggu, maka bisa jadi pembagiannya adalah 1-2 hari untuk pembacaan (jika menggunakan pembacaan) lalu 3 hari untuk install dan 2 hari sisanya untuk menyempurnakan.

Dalam menyempurnakan bacaan anak atau santri. Guru juga menggunakan ketukan agar mereka tetap fokus meskipun sedang melakukan kegiatan lain. Apalagi kalau kita melakukan kegiatan lain. Apalagi kalau kita melakukan penyempurnaan secara massal, maka ketukan begitu penting sebagai aba-aba panjang pendeknya bacaan. Bagaikan seorang dirigen yang memimpin orkestra, ketukan sangat membantu keseragaman, kecepatan, dan panjang pendeknya bacaan. Selain itu, anak atau santri juga nanti akan menggunakan ketukan itu pada saat menonton video HATAM.41

4. Hafal dengan Cara UMI

Kiat atau inti dalam metode HATAM ini sebenarnya hanya tiga saja yang tersusun dalam akronim „UMI‟. UMI bukanlah kata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti ibu, tetapi UMI adalah akronim dari Ulang-ulang, Multimedia dan Irama.

41Latif, HATAM Hafal Tanpa, 136-139.

(49)

a. Ulang-ulang

Siapa dari kita yang pernah merasa menghafalkan kalimat “bismillahi-rrahmani-rrahim” mungkin tidak ada. Tetapi mengapa kita hafal? Karena kita sering mendengarkan. Betul?

Bahkan bisa jadi anak-anak kita hafal surah al-Fatihah tanpa pernah merasa menghafalkannya.

Pengulangan merupakan strategi untuk mendukung memeri kerja anak. Pengulangan terdiri dari pengulangan jumlah bahan verbal yang terbatas, baik secara diam-diam maupun dengan suara keras (masing-masing berfungsi dengan sama baiknya). Strategi ini berguna karena ia bisa memperpanjang isi memori kerja jangka pendek verbal, dengan syarat bahwa jumlah informasi yang diulangi tidak terlalu besar.42

Ada juga potongan syair lagu, “belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu”. Maka dari itu, mumpung sedang kuat-kuatnya memori, „jejali‟ terus mereka dengan ayat-ayat al- Qur‟an.

Satu ayat bisa diulang hingga dua belas kali. Sehingga guru bisa putar saat anak atau santri sedang bermain atau istirahat bahkan saat mau tidur dan sedang tidur. Sang anak sedang asik bermain namun secara tidak sengaja sedang diinstall ayat-ayat al- Qur‟an.

42Susan E. Gathercole, Tracy Packiam Alloway, Memori Kerja dan Proses Belajar, (Jakrta: PT Indeks, 2009), 95.

(50)

b. Multimedia

Ada 2 jenis multimedia dalam metode HATAM, yakni audio dan video.

1) Audio

Audio berasal dari kata audible, yang artinya suara yang dapat didengar secara wajar oleh telinga manusia.

Kemampuan mendengar manusia berada pada daerah frekuensi antara 20 sampai dengan 20.000 Hertz. Di luar itu manusia tidak mampu lagi mendengarnya.

Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran maka suara-suara ataupun bunyi direkam denagn menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutar.43

Yang dimaksud dengan audio HATAM adalah ayat- ayat al-Qur‟an di mana setiap ayat atau potongan ayat diulang beberapa kali.

Salah satu cara penggunaannya adalah copy lah 1 file audio yang diambil dari CD HATAM ke dalam micro SD. Dan micro SD tersebut dimasukkan ke dalam speaker. Selanjutnya yang dilakukan adalah jangan jauhkan anak dari speaker tersebut. Sehingga sedang apapun kegiatan anak, ia selalu mendengarkan ayat-ayat al-Qur‟an yang dibaca berulang-ulang.

43Daryanto, Media, 41

(51)

Misalkan guru ingin santri menghafal surat ad-Dhuha.

Maka guru harus mengcopy 1 file ad-Dhuha dan memasukkan ke dalam micro SD. Lalu micro SD tersebut dimasukkan ke dalam speaker. Maka santri diperdengarkan suara surat ad- Dhuha ketika santri sebeleum memulai pelajaran (pra-pelajaran) hingga pembelajaran dimulai. Setiap potongan ayat diputar 12 kali ulangan, lalu jika file tersebut sudah diulang 10 kali berarti santri telah mendengarkan “wad-Dhuha” itu 120 kali.

Selain dengan memory card, bisa juga file audio dipetar dengan DVD player namun di repeat 1 file berulang-ulang terus. Begitulah cara meng install al-Qur‟an kepada anak. 44 2) Video

Video adalah tekhnologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik dan media digital.45

Berapa jam dalam sehari anak-ank kita melihat gadget atau perangkat multimedia lainnya? Pasti cukup banyak waktu bukan?

Video HATAM adalah video anak-anak yang latar belakang suaranya al-Qur‟an. Maka ketika anak menonton video itu, mereka akan dicekoki ayat-ayat al-Qur‟an yang di

44Latif, HATAM Hafal Tanpa, 114.

45Jutami., “Multimedia”, Staff. Gunadarma . ac.id//sistem _multimedia04.pdf (20 Juni 2016).

(52)

ulang-ulang per ayatnya, berarti mereka sedang menghafal al- Qur‟an. Dan mereka pun akhirnya hafal ayat-ayat al-Qur‟an dengan senang pula, tanpa merasa sedang menghafalkan.

c. Irama

sebelum saya melanjutkan, saya ingin bertanya kepada Anda, apakah Anda masih ingat pembukaan Undang-undang Dasar 1945? Kalau Anda masih hafal, saya salut kepada Anda.

Bisa jadi, pekerjaan Anda menuntut Anda tetap hafal pembukaan UUD 45 tersebut. Atau bisa jadi, Anda termasuk orang yang “sedikit dosanya”. Tetapi, mayoritas orang ketika saya minta sebutkan pembukaan UUD 45, Pancasila saja masih banyak yang keliru atau tidak sempurna menyebutkannya.

Tapi kemudian saya tanya lagi, siapa yang tidak ingat syair lagu Indonesia Raya? Tebakan saya, Anda pasti masih ingat semua kata-katanya. Pertanyaanya adalah mengapa pembukaan UUD 45 tidak hafal, tapi syair-syair dalam lagu Indonesia Raya masih hafal? Kuncinya adalah, karena kita menghafalkan syair-syair lagu tersebut dengan iramanya. Begitu pula dengan lagu “Halo halo Bandung, Garuda pancasila, 17 Agustus dan lain-lain. Masih ingat kan? Apakah anda murajaah (mengulang-ulang hafalan) lagu-lagu tersebut setiap hari atau setiap bulan? Saya yakin tidak. Mengapa tanpa murajaah pun hafalannya masih kuat? Bahkan meski anda mencoba

(53)

melupakan lagu “17 Agustus” apakah bisa? Saya yakin tidak bisa dilupakan, Apa rahasia semua itu? Ya, irama.

Berdasarkan kenyataan diatas, mengapa kita menghafalkan al-Qur‟an tidak sekalian dengan iramanya?

Apalagi anak kecil lebih suka menghafal dengan irama. Maka trik ketiga adalah hafalkan dengan irama.

Dalam Neuro-Linguistic Programming (NLP) ada istilah anchor atau jangkar. Dalam terminologi Indonesia, anchor dalam arti sebenarnya adalah jangkar, yaitu sebuah alat yang digunakan kapal laut saat buang sauh di laut sehingga kapal tidak bergerak atau terbawa arus air.

Seorang anggota TNI ketika menngenakan pakaian dinasnya, ia merasa gagah. Maka pakaian dinas itu menjadi anchor untuk perasaan gagah. Setelah anggota TNI itu melaksanakan sholat Subuh menggenakan kain sarung, baju koko dan terutama sorban , dia pun merasa rendah hati. Maka sorban adalah anchor untuk perasaan rendah hati.

Begitu juga dengan irama. Irama dapat menjadi anchor untuk mengingat ayat-ayat tertentu. Hafalan menjadi sangat kuat setelah dikaitkan dengan irama tertentu. Irama dapat menjadi lem perekat hafalan. Sehingga kita tidak perlu

“berdarah darah” dalm melakukan murajaah (review) hafalan kita.

(54)

Oleh karena itu, tidak disarankan untuk mengganti irama dalam proses menghafalkan. Gunakan hanya satu Imam sebagai patokan irama dalam menghafalkjan ayat-ayat al- Qur‟an. Setelah betul-betul hafal, baru dibolehkan mengganti dengan irama Imam lainnya.

Metode HATAM menggunakan irama imam al- Hushari karena beberapa alasan yaitu: kefasihannya sudah diakui dunia. Beliau juga pemimpin organisasi qari dan hafizh internasional. Dan Irama dari Syekh al-Hushari tidak rumit. Hal ini memudahkan banyak orang untuk mengikutinya.46

c. Evaluasi Strategi Menghafal Al-Qur’an Metode HATAM

Adapun cara terbaik untuk mengevaluasi memori pencairan keterangan (retrieval memory) ialah menyuruh anak-anak mengingat setelah waktu singkat.

Evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.47

Yang dimaksud evaluasi penerapan metode HATAM adalah sebuah pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk peserta didik dalam menghafal juz „amma. Evaluasi ini guna untuk mengukur kemampuan mengingat siswa sejauh mana surat-surat al-Qur‟an yang dihafalkan selama proses hafalan tersebut.

46Ibid., 124-129.

47Moh. Sahlan, Evaluasi Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Jember: STAIN PRESS,2013),8.

(55)

Adapun upaya menjaga hafalan al-Qur‟an agar tidak mudah lupa atau hilang:

a. Materi yang sudah dihafal hendaknya diperdengarkan (tasmi’) kepada orang lain yang ahli, jangan mempercayai diri sendiri, karena kerap kali sering salah. Nabi Muhammad sendiri disima‟ hafalannya oleh malaikat Jibril pada tiap tahun di bulan Ramadan.

b. Untuk memperkokoh hafalan yang telah ada perlu diulang-ulang (takrir) pada waktu sholat sendiri, menjadi imam dalam sholat jama‟ah, atau bersama penghafal lainnya secara darusan (mudarasah) yang menjadikan kita aktif dalam membaca. Kalau hafalan sudah betul-betul melekat sebagaimana hafal surah al- Fatihah, maka barangkali tidak sulit untuk lupa kembali.

c. Lakukan proses continue (istiqamah) tanpa ada masa jeda (bosan) kecuali saat-saat istirahat. Karena sesekali ditinggalkan suasananya akan menjadi baru, dan ini merupakan pekerjaan tersendiri, dalam kata lain perlu tekun dan istiqomah tanpa mengenal lelah.

d. Lakukan menghafal al-Qur‟an waktu kondisi badan sedang fit dan fresh tidak mengantuk dan lapar, karena dalam menghafal perlu energi banyak untuk mensuplai darah segar ke otak, badan kalau loyo akan mengganggu dalam proses menghafal.

e. Mendengarkan bacaan al-Qur‟an dari kaset-kaset, atau mempelajari tafsir terjemah. Hal ini akan membantu melekatkan hafalan.

Referensi

Dokumen terkait

Babun Suharto, SE.,MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Ag sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Jember.. penyusunan skripsi

1. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor IAIN Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kami selama proses kegiatan belajar mengajar di lembaga ini. Mukni’ah, M.Pd.I selaku

1. Selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberikan dukungan dan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan studi S1 di IAIN Jember. M.H.I, Selaku Dekan Fakultas

1. selaku Rektor IAIN Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kami selama proses kegiatan belajar mengajar di lembaga ini.. kami selama proses kegiatan

Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta

selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember. Ibu Nikmatul Masruroh, S.H.I., M.E.I selaku Ketua Program

Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Khamdan Rifa’i S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember. Ibu

1. Babun Suharto, SE., ME. Selaku Rektor IAIN Jember. Khamdan Rifai, SE., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember. Nikmatul Masruroh, M.E.I. Selaku