TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Oleh:
EVITA ELI RAHMAH NIM : 084 143 060
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
OKTOBER 2018
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NURUL MANNAN SUKOGIDRI LEDOKOMBO JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Oleh:
EVITA ELI RAHMAH NIM : 084 143 060
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
OKTOBER 2018
MOTTO
……
……..
Artinya:“... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”...
(QS Ar Ra’d : 11)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Bandung : CV PENERBIT J-ART, 2004), 250
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis mempersembahkan kepada mereka yang telah banyak berjasa dalam kesuksesan belajar yang telah penulis lalui selama ini, Mereka adalah:
1. Papa dan Bunda (Abdul Hadi dan Siti Fatimah), yang sangat saya cintai yang selalu mengalirkan doa kesuksesan, dukungan moril dan finansial, serta penopang semangat di saat gundah melanda untuk tetap yakin dan dapat meraih kesuksesan. Serta adik saya (Olivia Dwi Febyanti) yang selalu memberikan semangat dalam meraih kesuksesan.
2. Kakak saya (Dewi Casandra Wati) yang saya sayangi nasehatmu memberiku semangat baru ketika aku mulai lelah dan jenuh.
3. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan motivasi agar selalu semangat dalam menuntut ilmu.
4. Almamater IAIN Jember terima kasih atas wadah selama saya menimba ilmu dan saya belajar.
5. Kepada Pembimbing saya Bapak Prof. Dr. H. Moch. Khusnrridlo, M. Pd. yang selalu sabar dalam membimbing menyelesaikan skripsi.
6. Semua guru dan dosen dari SD sampai Kuliah yang telah membimbing dan mengajari dengan penuh kesabaran hingga akhirnya menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
7. Semua teman-teman dari kelas C2 (MPI) yang saling memberikan semangat dan canda tawa semasa kuliah.
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا للها مسب
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT., karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang senantiasa telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman yang penuh dengan segala macam ilmu pengetahuan tentunya karena adanya Islam dan iman.
Skripsi yang berjudul “Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ektrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember Tahun Pelajaran 2017/2018” ini kami susun untuk memenuhi persyaratan Sarjana Strata-1 (S-1) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Jember (IAIN Jember).
Untuk memenuhi syarat gelar serjana Fakultas FTIK Jurusan Kependidikan Islam Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Institut Agama Islam Negeri Jember penulis telah menyusun dan telah menyelesaikan skripsi ini, penulis hanya mampu mengucapkan terimakasih yang sebesar besar-Nya semoga Allah Swt memberi balasan yang setimpal. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto,SS.MM Selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menimba Ilmu dikampus ini.
2. Dr. KH. Abdullah, M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember.
3. Prof. Dr. H. Moch. Khusnrridlo, M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam memberi bimbingan dan pengarahan hingga skripsi ini selesai.
4. Segenap dosen IAIN Jember yang memberi Ilmu pengetahuan dan para karyawan yang sudah melayani kami selama proses perkuliahan.
5. Segenap penguji yang telah berkenan menguji skripsi ini.
6. Segenap Guru Di SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember yang telah memberikan izin untuk penelitian di lembaga tersebut.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiannya, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan tugas akhir ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri.
Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah bapak ibu berikan kepada penulis mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.
Jember, 15 September 2018
Evita Eli Rahmah NIM: 084143060
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember merupakan lembaga pendidikan yang menerapkan pendidikan karakter karna sangat penting demi tercapainya pendidikan nasional, baik di dalam pembelajaran maupun di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan membentuk watak, sikap, dan kepribadian peserta didik. Kepala sekolah, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan berupaya untuk merealisasikan dan mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter yang semestinya sudah tertanam pada diri peserta didik dan membina peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler selalu diusahakan secara optimal tujuannya untuk mengembangkan bakat, minat dan potensi peserta didik. Dan disinilah sekolah memberikan fasilitas, pembinaan, pelatihan, dan pembiasaan pada peserta didik yang nantinya akan membentuk karakter atau watak pada peserta didik itu sendiri khususnya pada nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, serta nilai disiplin
Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus penelitiannya: 1)Bagaimana penerapan nilai kejujuran melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember?, 2)Bagaimana menumbuhkan nilai tanggung jawab melalui kegiatan ektrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember?, 3)Bagaimana menanamkan nilai disiplin melalui ekstrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember?
Tujuan penelitian adalah: 1)Mendeskripsikan penerapan nilai kejujuran melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember, 2)Mendeskripsikan penumbuhkan nilai tanggung jawab melalui kegiatan ektrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember, 3)Mendeskripsikan penanaman nilai disiplin melalui ekstrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data yaitu observasi partisipan pasif, wawancara bebas terpimpin dan dokumentasi. Data analisis menggunakan tekhnik reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan tehnik.
Hasil penelitian dari penelitian yang saya lakukan sesuai dengan fokus penelitian dan metode penelitian yang digunakan, adalah: 1. Penerapan nilai kejujuran melalui kegiatan ekstrakurikuler yakni penerapan nilai kejujuran melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMK Nurul Mannan yaitu dengan mewujudkan prilaku yang membuat peserta didik dapat dipertanggung jawabkan ucapan dan tindakannya, dengan diadakannya berbagai ekstrakurikuler dan aturan-aturan yang diberlakukan oleh sekolah serta setiap kegiatan esktrakurikuler sehingga membuat siswa tersebut taat dan jujur mengikutinya, dengan kegiatan tersebut membuat siswa menerapkan nilai kejujuran yang mana perkataan dan perbuatannya dapat dipertanggung jawabkan ketika berlangsungnya kegiatan hingga evaluasi. 2. Penumbuhan nilai tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMK Nurul Mannan, yaitu dengan mewujudkan prilaku yang
membuat peserta didik dapat melaksanakan tugas yang diamanahkan oleh sekolah dengan baik, hal tersebut ditumbuhkan melalui memberikan kepercayaan kepada peserta didik untuk melaksanakan tugasnya dengan baik serta memberikan peserta didik memberikan ide-idenya untuk membuat kegiatan tersebut lebih bervariasi dengan bisa dipertanggung jawabkan dan menerima konsekuensinya hal tersebut dirangcang ketika diadakannya rapat serta evaluasi pada kegiatan ekstrakurikuler.
3. Penanaman nilai disiplin melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidrih Ledokombo Jember yaitu dengan membiasakan prilaku yang tertib terhadap aturan-aturan yang diberlakukan oleh sekolah sehingga membuat peserta didik sadar akan kewajibannya melakukan kegiatan tersebut dengan penuh kerelaan bukan karna paksaan. Hal itu membuat peserta didik menyadari bahwa disiplin itu sangat penting melaksanakan kegiatan ekstrskurikuler khususnya melaksanakan kegiatan sehari-hari.
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 8
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 11
A. Penelitian Terdahulu ... 11
B. Kajian Teori ... 13
1. Pendidikan Karakter ... 13
2. Nilai-nilai pendidikan karakter ... 15
3. Ekstrakurikuler ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 33
B. Lokasi Penelitian ... 33
C. Subyek Penelitian ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
E. Analisis Data ... 37
F. Keabsahan Data ... 39
G. Tahap-tahap Penelitian ... 39
H. Sistematika Pembahasan ... 40
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 42
A. Gambaran Obyek Penelitian... 42
1. Sejarah SMK Nurul Mannan ... 42
2. Visi, Misi dan Tujuan SMK Nurul Mannan ... 43
3. Struktur Organisasi SMK Nurul Mannan... 45
4. Struktur Organisasi OSIS SMK Nurul Mannan ... 46
5. Data Guru SMK Nurul Mannan ... 48
6. Data Siswa SMK Nurul Mannan ... 49
B. Penyajian Data dan Analisis ... 52
C. Pembahasan Temuan ... 62
BAB V PENUTUP ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran-saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN
4. Matrik Penelitian 5. Pedoman penelitian
6. Surat permohonan izin penelitian 7. Jurnal penelitian
8. Surat selesai penelitian 9. Peta lokasi penelitian 10. Biodata Peneliti
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
4.1 Jumlah Keadaan Guru di SMK Nurul
Mannan
52
4.2 Jumlah Siswa SMK Nurul Mannan 53
4.1 Struktur Organisasi SMK Nurul Mannan 62
4.2 Struktur OSIS SMK Nurul Mannan 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membuat peserta didik berkarakter adalah tugas pendidikan, yang eksensinya adalah membangun manusia yang seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter. Pengertian baik dan berkarakter mengacu pada norma yang dianut, yaitu nilai-nilai luhur pancasila. Seluruh butir pancasila sepenuhnya terintegrasi kedalam Harkat dan Martabat Manusia (HMM). HMM terdiri atas tiga komponen, yaitu hakikat manusia, pancadaya kemanusiaan dan dimensi kemanusiaan.
Hakikat manusia adalah: Makhluk bertakwa, diciptakan paling sempurna dan berderajat tinggi, khalifah dimuka bumi dan penyandang hak asasi manusia. Pancadaya kemanusiaan dengan unsur-unsur: Daya taqwa, Daya rasa, Daya karsa, dan Daya karya. Adapun dimensi kemanusiaan memiliki unsur- unsur: Kefitrahan, Keindividualan, Kesosialan, Kesusilaan, dan Keberagaman.
Adapun pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan (Cognitive), perasaan (Felling), dan tindakan (Action). Menurut Thomas Lickona, dengan ketiga aspek tersebut jika pendidikan karakter di terapkan secara sistematis dan berkelanjutan akan membuat anak menjadi cerdas dalam emosinya. Peran sekolah sangat penting dalam usaha pembetukan karakter. Dalam konteks tersebut, pendidikan karakter adalah usaha sekolah yang dilakukan secara bersama oleh guru, pimpinan sekolah (seluruh warga sekolah) melalui semua kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak, atau kepribadian peserta didik.1
Dengan demikian, tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah
1 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya Bangsa. (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 43-45.
pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak melalui peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Seperti halnya yang diterangkan dalam Al-Qur’an (Q.S An-Nahl: 97) yakni:
“Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S An-Nahl: 97)”2
Untuk memenuhi sumber daya manusia, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka.4 Kegiatan tersebut dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Al-Jumanatul ‘Al, (Bandung: J-Art, 2005), 279.
3 Mansur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011), 81-84.
4 Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2016), 74.
3
keterampilan, dan menginternalisasikan nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang seutuhnya. Pembinaan kesiswaan bertujuan untuk membantu perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya didalam proses belajar mengajar, melainkan juga di dalam kegiatan sekolah. Wahana yang tepat untuk melibatkan para siswa tersebut adalah kegiatan-kegiatan diluar kurikuler atau kegiatan ekstrakurikuler. Dalam program kurikuler para siswa ditekankan kepada kemampuan intelektual yang mengacu kepada kemampuan berfikir secara rasional, sistematis, analistis, dan metodis.
Sedangkan program kesiswaan melalui kegiatan ekstrakurikuler, disamping untuk mempertajam pemahaman terhadap keterkaitan dengan mata pelajaran-pelajaran kurikuler, para siswa dibina kearah mantapnya pemahaman, kesetiaan, dan pengalaman nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, watak dan kepribadian bangsa dan bernegara, keterampilan dan kemandirian, olah raga dan kesehatan, serta persepsi, apresiasi, dan kreasi seni.5
5Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2008), 239-241.
Kegiatan ekstrakulikuler dapat menumbuhkan sikap, bakat, minat, hobi dan potensi peserta didik dalam bidang non-akademik. Dari kegiatan ekstrakulikuler tersebut peserta didik dapat memperoleh pendidikan karakter dan menerapkan atau mengembangkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat melalui kegiatan program kerja kesiswaan yang telah tersusun. Seperti halnya yang ada di SMK Nurul Mannan Sukogidrih Lodokombo Jember yang memiliki program kegiatan ekstrakurikuler, yang meliputi ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Adapun beberapa kegiatan ekstrakurikuler diantaranya:
Pembiasaan akhlak mulia, Kepramukaan, dan, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang terstruktur dalam osis dengan pembinaan masing-masing setiap ekstrakurikuler. Dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ada SMK Nurul Mannan selain untuk memembina bakat dan minat siswa yaitu bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik dengan berbagai norma-norma dan kebiasaan yang diterapkan dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler tersebut khususnya nilai karakter kejujuran, tanggung jawab, serta disiplin.6
Akan tetapi fenomena yang ada pada saat ini, terdapat kesenjangan antara harapan dan realitas yang ada, kesenjangan antara harapan bahwa dengan penanaman nilai-nilai pendidikan yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, berhubungan dengan diri sendiri, berhubungan dengan sesama, berhubungan dengan lingkungan, dan berhubungan dengan nilai kebangsaan
6 Observasi. SMK Nurul Mannan,16 Juli 2018
5
dapat merubah prilaku, watak, dan kepriadian peserta didik menjadi lebih baik yakni berkepribadian dan berprilaku disiplin, religius, tanggung jawab, berfikir logis, kritis, kreatif, inovatif, dan lain sebagainya, dengan realita bahwa peserta didik kurang aktif mengikuti kegiatan ektrakurikuler bahkan ekstrakurikuler wajibpun beberapa peserta didik yang enggan untuk mengikuti meskipun nilai ekstrakurikuler akan dicantumkan diraport, walaupun peserta didik telah memilih ekstrakurikuler yang ia minati. Dan peserta didik hanya aktif diluar saja ketika diklat PAB (penerimaan anggota baru) akan tetapi lambat laun anggotanya semakin berkurang.
Dari uraian tersebut peneliti mengambil beberapa kegiatan ekstrakurikuler diantaranya Pembiasaan akhlak mulia, Pramuka dan Organisasi siwa intra sekolah (OSIS). Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengkaji dan mengamati yang berhubungan dengan penanaman nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler yang lebih difokuskan pada penanaman nilai karakter dalam berhubungan dengan diri sendiri. Demikian muncul keinginan penulis untuk melakukan surat penelitian tantang “Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidrih Jember Tahun Ajaran 2017/2018”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas, maka muncul beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan, yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana menerapkan nilai kejujuran melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Nurul Mannan (Sukogidrih Ledokombo Jember) tahun ajaran 2017/2018?
2. Bagaimana menumbuhkan nilai tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Nurul Mannan (Sukogidrih Ledokombo Jember) tahun ajaran 2017/2018?
3. Bagaimana menanamkan nilai disiplin melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Nurul Mannan (Sukogidrih Ledokombo Jember) tahun ajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu dan konsisten dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah sebelumnya.
1. Untuk mendeskripsikan penerapan nilai kejujuran melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Nurul Mannan (Sukogidrih Ledokombo Jember) tahun ajaran 2017/2018.
2. Untuk mendeskripsikan penanaman nilai tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Nurul Mannan (Sukogidrih Ledokombo Jember) tahun ajaran 2017/2018.
7
3. Untuk mendeskripsikan penumbuhan nilai disiplin melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Nurul Mannan (Sukogidrih Ledokombo Jember) tahun ajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruan. Kegunaan penelitian harus realistis.
Dari penjabaran tersebut maka tersusun manfaat penelitian sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi perkembangan pendidikan khususnya bagi Sekolah Menengah Kejuruan terkait dengan Penerapan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di lembaga pendidikan.
2. Manfaat peraktis a. Bagi Peneliti
Sebagai bahan studi empiris bagi penyelesaian Skripsi di IAIN Jember dan sekaligus sebagai calon Kepala sekolah, hal ini akan menjadi bahan kajian dalam mengembangkan pemikiran tentang Penerapan Pendidikan Karakter dalam kegiatan eksrtakurikuler yang di hadapi.
b. Bagi Lembaga
Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi pemikiran dan dijadikan sebagai bahan kajian lembaga pendidikan dalam meningkatkan Nilai Karakter.
c. Bagi IAIN Jember
Bagi IAIN Jember dapat di jadikan referensi tentang Penerapan pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler.
d. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu keguruan pada khususnya.
E. Definisi Istilah
Definisi Istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pemahaman terhadap makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti.7
1. Penerapan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Menurut kemendiknas bahwa “karakter adalah watak, tabiat, akhlaq, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
7 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 52.
9
kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak”.8
Penerapan pendidikan karakter adalah menerapkan kegiatan mendidik, membina, membentuk suatu watak atau karakter dengan norma-norma yang telah di susun dan ditentukan,
2. Kagiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar rencana pembelajaran, atau pelajaran atau pendidikan tambahan diluar kurikulum.9
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang memiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.10 Jadi kegiatan ekstrakurikuler merupakan serangkaian kagiatan pembinaan atau menumbuh kembangkan potensi peserta didik yang dilakukan di luar jam pelajaran melalui kegiatan pembinaan, pelatihan, dan pembimbingan maupun pembiasaan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan judul skripsi “Penerapan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMK Nurul Mannan Sukogidrih Ledokombo Jember” adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang membahas tentang usaha pembinaan karakter yang dilakukan untuk mengembangkan nilai kejujuran,
8 Haeder Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Kebudayaan (Yogyakarta: Multi Presindo 2013), 10.
9 Pius Partanto dan M. Dahlan Barry, Kamus Ilmiyah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), 144.
10 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2008), 187.
disiplin, dan bertanggung jawab peserta didik yang tertuang dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan melalui program kerja maupun kegiatan rutin ekstrakurikuler tersebut.
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk peneliti selanjutnya.
Disamping itu kajian terdahulu dapat membantu peneliti dalam memposisikan peneliti serta menunjukan orsiniltas tulisan dan isi dari peneliti. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siti Badiatur Rafiah, dengan judul Upaya Guru dalam Menanamkan Nilai- Nilai Keagamaan melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Jember Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa penanaman nilai-nilai keagamaan melalui kegiatan ekstrakurikuler kerohanian sesuai dengan peraturan atau prosedur yang telah di tetapkan di sekolah.
Persamaan dari penelitian di atas dengan peneliti ini adalah sama- sama meneliti tentang nilai-nilai karakter, menggunakan pendekatan kualititaif. Perbedaannnya adalah peneliti di atas lebih berfokus pada nilai- nilai keagamaan sedangkan peneliti yang ingin teliti yaitu berfokus pada nilai keagamaan melalui ekstrakurikuler kerohanian.
2. Sri Wahyuni, dengan judul penanaman nilai-nilai agama dalam pembinaan akhlaq siswa di MTs Al-Hidayah desa karangharjo silo jember tahun ajaran 3013/2014. Hasil penelitian tersebut pengelolaan siswa dalam menanamkan nilai-nilai keagaaman dalam pembinaan akhlaq siswa dapat lebih memahami tentang nilai-nilai agama yaitu mematuhi semua aturan yang ada di sekolah menyangkut akhlaq siswa di sekolah .
Persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang nilai-nilai karakter, menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Perbedaannya yaitu peneliti di atas lebih berfokus pada penanaman nilai- nilai keagamaan sedangkan peneliti yang ingin teliti yaitu berfokus padailai-nilai keagamaan dalam akhlaq siswa.
3. Kun Hikmatul Ula, dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter di SMPN 9 Jember Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil penelitian tersebut yaitu implementasi pendidikan karakter yang didalamnya berisikan tentang nilai-nilai perilaku manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang berhubungan dengan diri sendiri, berhungan dengan sesama, berhubungan dengan lingkungan, berhubungan dengan kebangsaan.
Persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang penerapan pendidikan karakter, menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Perbedaannya yaitu peneliti di atas lebih berfokus nilai-nilai karakter yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
13
sesama, lingkungan, dan kenegaraan. Sedangkan peneliti yang ingin teliti yaitu berfokus pada implementasi pendidikan karakter.
B. Kajian Teori
a. Pendidikan Karakter
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia karakter adalah sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat, watak. Adapun berkarakter adalah mempunyai tabiat, mempunyai kepribadian, watak.
Semakin baik pembinaan karakter pada siswa maka semakin baik pula kepribadian, tabiat, watak pada diri siswa. Adapun beberapa pengertian pendidikan karakter sebagai berikut.
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.11
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, budaya dan adat istiadat.12
Sedangkan menurut T. Ramli, Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
Tujuannya adalah membentuk anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.13Adapun kriteria
11 Pupuh Fathurrahman dkk, Pengembangan Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017), 16.
12 Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2016), 5.
13 Ramli, Butir-Butir Budi Pekerti Luhur, (Jakarta: Balai pustaka, 2003), 19.
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga Negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh karakter masyarakat dan bangsanya.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang baik kepada semua yang terlibat dan sebagai warga sekolah sehingga mempunyai pengetahuan, kesadaran, dan tindakan dalam melaksanakan nilai-nilai tersebut. Semua warga sekolah yang terlibat dalam pengembangan karakter yang baik ini sesungguhnya dalam rangka membangun karakter anak didik. Hal ini penting agar anak didik menemukan contoh dan lingkungan yang kondusif dengan karakter baik yang sedang dibangun dalam kepribadiannya.14
Adapun menurut Elkind dan sweet memaknai pendidikan karakter sebagai berikut:
“ Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within.15
Yang dapat diartikan, Pendidikan karakter adalah usaha yang sugguh-sungguh untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti. Ketika kita berfikir tentang jenis karakter yang kita inginkan bagi anak-anak kita, jelas bahwa kita ingin mereka bisa menilai apa yang benar, peduli secara mendalam
14 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 36.
15 Elkind dan Sweet, Character Education, (Jakarta: PT. Rosdakarya, 2004), 7.
15
tentang apa yang benar, dan kemudian melakukan apa yang mereka yakini benar, bahkan dalam menghadapi tekanan dari luar dan godaan dari dalam.
Jadi pendidikan karakter ialah usaha kegiatan mendidik, membina, membentuk suatu watak atau karakter, kepribadian yang terlihat pada jati diri atau tindakan seseorang dengan norma-norma agama, hukum, budaya, dan adat istiadat.
b. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika akademis, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima utama, yaitu nilai-nilai prilaku manusia dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan, serta kebangsaan.16
Adapun daftar nilai-nilai utama yang dimaksud dan deskripsi ringkasnya adalah sebagai berikut:17
1) Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa Religius
Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
16 Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2016), 6.
17 Ibid., 7-8.
2) Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri a) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya dan pihak lain.
b) Bertanggung jawab
Sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya,) negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
c) Bergaya hidup sehat
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup sehat dan menghindarkan kebiasaab buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
d) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e) Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (atau bekerja) dengan sebaik-baiknya.
17
f) Pecaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
g) Berjiwa wirausaha
Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berkat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
h) Berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu berdasarkan kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.
i) Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
j) Ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
k) Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
3) Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama a) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
b) Patuh pada aturan-aturan sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.
c) Menghargai karya dan prestasi orang lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
d) Santun
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata prilakunya kepada semua orang.
e) Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
19
4) Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Peduli sosial dan lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan membangun upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
5) Nilai kebangsaan
Cara berfikir, bertindak dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
a) Nasionalis
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
b) Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, maupun agama.
Ada enam pilar penting karakter manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak/prilakunya, yaitu: respect (penghormatan), responsibility (tanggung jawab), citizenship-civic duty
(kesadaran berwarga-negara), fairness (keadilan), caring (kepedulian dan kemauan berbagi) dan trustworthiness (kepercayaan).18
Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:19
Tabel 1: Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
NILAI Uraian
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religius adalah proses mengikat kembali atau bisa dikatakan dengan tradisi, system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh- sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
18 Pupuh Fathurrahman dkk, Pengembangan Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017), 19.
19 Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif, (Jakarta:
Erlangga, 2012),5-8.
21
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomis, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan pekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya, diri sendiri, masyarakat, lingkungan, (alam, social, dan
budaya), Negara.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya sendiri.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang mebutuhkan.
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.
c. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuker yaitu kegiatan-kegiatan siswa diluar jam pelajaran, dengan tujuan memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara jam pelajaran, penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka usaha untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan para siswa terhadap tuhan YME, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur dan sebagainya.20
Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan
20 Wahyusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekola:Tinjauan teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2008), 256.
23
menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma- norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang paripurna.21
Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus di selengarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat, dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Misi ekstrakurikuler yaitu: (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka, (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi sebagai berikut:22
1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka.
21 Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2016), 68.
22 Ibid., 68-69.
2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
4. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut:23
1. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kreativitas.
2. Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.
3. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.
4. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, dan menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil socity).
Dalam memantapkan kepribadian peserta didik guna mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan menyiapkan mereka agar berakhlak mulia, demokratis dan menghormati hak-hak asasi manusia, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maka pendidikan
23 Ibid., 69.
25
karakter melalui ekstrakurikuler diupayakan antara lain dalam bentuk kegiatan: (1) Pembiasaan akhlak mulia, (2) Masa orientasi siswa (MOS), (3) Organisasi siswa intra sekolah (OSIS), (4) Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, (5) Kepramukaan, (6) Upacara bendera, (7) Pendidikan pendahuluan bela negara, (8) Pendidikan berwawasan kebangsaan, (9) Usaha kesehatan sekolah (UKS), (10) Palang merah remaja (PMR), (11) Pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba.24
Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam bentuk kegiatan ekstrakurekuler tersebut dapat dikemukakan ke dalam matriks berikut:25
No. Bentuk Kegiatan Nilai-nilai
1 Pembiasaan Akhlak Mulia
Religius, taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, syukur, ikhlas, Sabar dan tawakal
2 Masa orientasi siswa (MOS)
Percaya diri, patuh pada aturan-aturan social, bertanggung jawab, cinta ilmu, santun, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.
3 Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Percaya diri, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, menepati janji, berinisiatif, disiplin, visioner, pengabdian/dedikatif, bersemangat, demokratis.
4 Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah
Dapat dipercaya, jujur, menepati janji, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, disiplin, bersahaja, pengendalian diri, taat peraturan, toleran, peduli social dan lingkungan.
5 Kepramukaan Percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, pemberani, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, disiplin, visioner, bersahaja, bersemangat,
24 Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2016), 75.
dinamis, pengabdian, tertib, serta konstruktif.
6 Upacara bendera Bertanggung jawab, nasionalis, disiplin, bersemangat, pengabdian, tertib, dan berwawasan kebangsaan.
7 Pendidikan
pendahuluan bela negara
Rela berkorban, pemberani, disiplin, bersemangat, pengabdian, toleran, menghargai keberagaman, kebersamaan, dan nasionalis.
8 Pendidikan berwawasan kebangsaan
Cinta tanah air, menghargai keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, peduli social dan lingkungan, demokratis, tidak rasis, menjaga persatuan, serta memiliki semangat membela bangsa/Negara.
9 Usaha kesehatan sekolah (UKS)
Patuh kepada aturan-aturan social, bergaya hidup sehat, pedili social, dan lingkungan, serta cinta keindahan.
10 Palang Merah Remaja (PMR)
Bergaya hidup sehat, diiplin, peduli sosial dan lingkungan.
11 Pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba
Percaya diri, patuh pada aturan-aturan social, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, serta disiplin.
Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang akan diteliti dilembaga tersebut yaitu: (1). Tausiah Pendidikan, (2). Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), (3). Kepramukaan.
27
1. Pembiasaan Akhlak Mulia
Kegiatan ekstrakurikuler tausiah pendidikan sama halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler pembiasaan akhlak mulia karna tujuannya sama-sama menumbuhkan nilai karakter pada siswa religius, taat kepada tuhan YME, syukur, ikhlas, sabar dan tawakal.
Hanya saja yang membedakan nama programnya saja.
Manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia sebagai karsa sila pertama Pancasila tidak dapat terwujud secara tiba-tiba. Manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia akan terbentuk melalui proses kehidupan, terutama melalui proses pendidikan, khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama. Proses pendidikan ini terjadi dan berlangsung seumur hidup, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.
Melalui proses pendidikan, setiap warga Negara indinesia dibina dan ditingkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulianya. Dengan demikian, meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan akhlaq mulia, sebagai salah satu unsur tujuan pendidikan nasional mempunyai makna dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang kita dambakan.
Upaya pendidikan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, memberikan makna perlunya pengembangan seluruh dimensi aspek kepribadian secara serasi, selaras, dan
seimbang. Konsep manusia seutuhnya harus dipandang memiliki unsur jasad, akal, dan kalbu serta aspek kehidupannya sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan agama. Pendidikan agama perlu diarahkan untuk mengembangkan iman, akhlak, hati nurani, budi pekerti, serta aspek kecerdasan dan keterampilan sehingga terwujud keseimbangan. Dengan demikian, pendidikan agama secara langsung akan mampu memberikan konstribusi terhadap seluruh dimensi perkembangan manusia.
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman melaksanakan pembiasaan akhlak mulia dalam kehidupan sehari- hari.
b. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia.
c. Menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik melalui kegiatan pembiasaan positif.
d. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dan mengamalkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, baik disekolah, dirumah, maupun dimasyarakat.26
2. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Organisasi siswa intra sekolah (OSIS) adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang ada di sekolah. Oleh karena itu setiap
26 Ibid., 76-77.
29
sekolah wajib membentuk OSIS yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian/
alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.
Melalui peranan osis tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut:
a. Meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap tuhan YME.
b. Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara, dan cinta tanah air.
c. Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur.
d.Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik, dan kepemimpinan
e. Meningkatkan keterampilan, kemandirian, dan percaya diri.
f. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
g. menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkat dan mengembangkan kreasi seni.27
3. Kepramukaan
Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan melalui gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah dan merupakan upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Melalui pendidikan kepramukaan ini dapat dilakukan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan bernegara, berdasarkan pancasila, pendidikan pendahuluan bela Negara, kepribadian dan bidi pekerti
27 Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2016), 78-80.
luhur, berorganisasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni, serta tenggang rasa dan kerjasama.
Gerakan pramuka adalah gerakan pendidikan kaum muda yang menyelenggarakan kepramukaan dengan dukungan dan bimbingan anggota dewasa sedangkan kepramukaan adalah proses pendidikan diluar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan bidi pekerti luhur.
Tujuan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dibidang kepramukaan disekolah adalah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, khususnya dibidang pembinaan kesiswaan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa melalui kegiatan pramuka.28
Menurut pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka:
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup, sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.29
28 Ibid., 81-82.
29 Hudiyono, Membangun Karakter Siswa melalui Profesionalisme Guru dan Gerakan Pramuka, (Jakarta: Erlangga: 2012), 70.
31
Nilai-nilai Pramuka dalam Dasa Dharma Pramuka telah mencakup seluruh karakter bangsa yang wajib ditanamkan pada siswa.30
Adapun dari 18 nilai karakter bangsa tersebut beberapa yang akan diteliti. Diantaranya:
a. Karakter Jujur
Siswa dapat menunjukkan prilaku yang didasarkan pada uapaya yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Karakter jujur tercermin dari sikap memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar, taat terhadap peraturan dan kesepakatan, berani mengakui kesalahan, bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Prilaku jujur akan membuat peserta didik merasa aman dan nyaman terhadap dirinya serta terhindar dari rasa bersalah.
b. Karakter Disiplin
Peserta didik dapat menunjukkan tindakan yang sesuai dengan tata tertib dan patuh aturan main, serta dapat mengikuti ketentuan yang berlaku.
Karakter disiplin tercermin dari prilaku membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan dan perbuatan. Peserta didik menyadari bahwa kedisiplinan telah
30 Ibid., 71.
menyatu dalam dirinya bukan lagi sebagai beban namun sebagai kebiasaan yang menyenangkan.
Karakter disiplin yang paling baik adalah yang tumbuh dari diri sendiri (self imposed discipline), yang timbul atas dasar kerelaan, kesadaran, bukan atas dasar paksaan atau ambisi tertentu.
Disiplin ini timbul karena siswa merasa terpenuhi kebutuhannya dan merasa telah menjadi bagian dari lingkungan sehingga tergugah hatinya untuk sadar dan secara sukarela mematuhi peraturan yang berlaku.
c. Karakter Tanggung Jawab
peserta didik dapat menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang diembannya, sehingga menjadi sosok calon pemimpin yang dapat dipercaya.
Karakter bertanggung jawab diwujudkan dalam kemampuan membuat rencana, mempersiapkan diri, dan selanjutnya mengambil tindakan serta keberanian menanggung konsekuensi logis dari tindakan tersebut. Tanggung jawab berisi kesiapsediaan untuk melakukan perjuangan dan pengorbanan untuk mewujudkan cita- cita.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian ini digunakan karena penelitian akan memaparkan hasil penelitiannya dengan bentuk kata-kata dan analisis dengan bentuk kesimpulan deskriptif. Berlandaskan pada pendapat sugiono penelitian kualitatif bertujuan untuk mengkontruksi atau menginterpretasikan kedalam bentuk makna kemudian akan menjelaskan masalah yang dikaji di lapangan.31
Sedangkan jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam pendekatan kualitatif ini adalah jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan Dikatakan penelitian lapangan karena penelitian ini dalam pengumpulan datanya diambil dilokasi penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak dilakukan. Adapun lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledekombo Jember.
C. Subjek Penelitian
Dalam menentukan subjek penelitian ini, peneliti memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian, karena peneliti hendak mendeskripsikan tentang Implementasi
31 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), 11.
manajemen kelas dalam meningkatkan disiplin siswa di SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember.
Penentuan subjek dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi, yang sudah diketahui sebelumnya.32 Dalam menggunakan teknik purposive ini peneliti beranggapan bahwasanya yang hendak dijadikan subjek penelitian yaitu orang-orang yang dianggab paling tahu masalah yang hendak diteliti.
Adapun informan-informan yang dipilih yaitu antara lain:
1. Kepala Sekolah 2. Waka Kesiswaan
3. Pembinaan ekstrakurikuler 4. Pelatih ekstrakurikuler 5. Peserta Didik
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam menentukan teknik pengumpulan data, peneliti juga memperhatikan/menyesuaikan dengan jenis pendekatan yang digunakan, hal ini dilakukan agar adanya kesesuaian antara teknik dengan pendekatan penelitian yang digunakan. Beberapa teknik pengumpulan data yang diguanakan oleh peneliti yakni:
32 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif (Malang: UMM Press, 2010), 89.
35
1. Observasi (pengamatan)
Dalam penggunaan teknik ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan pasif, dimana peneliti terjun secara langsung terhadap gejala- gejala subyek yang akan diteliti. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan hingga partisipan utuh.33
Secara umum observasi adalah cara menghimpun berbagai bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena sebagai sasaran observasi. Dalam metode observasi data yang dicapai adalah:
1) Letak geografis Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Mannan Sukogidrih Lodokombo Kab.Jember.
2) Aktifitas kegiatan ekstrakulikuler
3) Penerapan nilai karakter dalam kegiatan ekstrakulikuler 2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face to face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan perkelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu
33 Creswell, Pendekatan, 267.
saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur dan bersifat terbuka yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan.34
Penelitian ini menggunakan metode wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Hal ini merupakan sikap antisipasi dari penulis jika secara tiba-tiba terhadap data relevan yang ingin ditemukan saat proses penelitian dan tidak direncanakan sebelumnya. Sehingga tetap digunakan instrumen penelitian yang berupa pedoman wawancara.
Mengambil beberapa informan yang dianggap dapat memberi informasi yang terikat dengan permasalahan yang diangkat peneliti.
Responden atau informan tersebut diambil dari orang-orang yang mengerti tentang hal-hal yang diteliti. Adapun yang dijadikan subyek penelitian antara lain:
1) Kepala sekolah 2) Waka kesiswaan
3) Pembina ekstrakulikuler 4) Pelatih ekstrakulikuler 5) Siswa
3. Dokumentasi
Dokumen bisa berupa dokumen publik (koran, makalah, laporan kantor) atau dokumen privat (buku harian, surat, e-mail) dan lain-lain.35
34 Creswell, Pendekatan, 267.
37
Dokumentasi adalah catatan kejadian yang sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, dan karya bentuk. Dengan teknik dokumentasi ini peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka yang memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumentasi yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni, dan karya pikir.
Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1) Sejarah berdirinya SMK Nurul Mannan Sukogidrih Lodokombo Jember
2) Struktur organisasi SMK Nurul Mannan Sukogidrih Lodokombo Jember
3) Data guru beserta staff SMK Nurul Mannan Sukogidrih Lodokombo Jember
4) Data pengembangan diri atau kegiatan ekstrakulikuler
5) Foto kegiatan siswa yang berkaitan dengan pembinaan ekstrakulikuler E. Analisis Data
Menurut lexy moleong analisis data adalah “proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data”.36 Menurut miles dan hubermen mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data yaitu ada tiga, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
35 Creswell, Pendekatan, 270.
36 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 206.
1. Data reduction (reduksi data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok.
Memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.37
2. Data display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selajutnyaadalah mendisplaykan data. Maksudnya penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif.38
3. Conclusion (kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian kesimpulan dalam analisis data ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitiana ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.39
37 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, 2017, 247.
38 Ibid., 249.
39 Ibid., 252.