• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan Umum

1. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Motivasi Siswa Belajar Fisika

Secara umum, berdasarkan penelitian dengan pengajuan hipotesis terdapat hubungan antara persepsi siswa kelas XI IPA dari ketiga SMA tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika dengan memperoleh nilai koefisien korelasi person ( ) sebesar 0,671 dan nilai sebesar 0,532. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai nilai koefisien korelasi ( ) lebih besar dari pada nilai kritis ( ) . Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang baik dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI dari ketiga SMA tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika.

Secara khusus, berdasarkan penelitian dengan pengajuan hipotesis terdapat hubungan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA St. Thomas Aquinas tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika dengan memperoleh nilai koefisien korelasi person ( ) sebesar dan nilai sebesar 0,878. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai lebih besar dibandingkan dengan nilai . Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA St. Thomas Aquinas tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika.

Untuk pengajuan hipotesis terdapat hubungan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA Alfonsus tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika dengan memperoleh nilai koefisien korelasi person ( ) sebesar 0,963 dan nilai sebesar 0,878. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai nilai koefisien korelasi lebih besar dari pada nilai kritisnya. . Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA Alfonsus tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika.

Sedangkan berdasarkan penelitian dengan pengajuan hipotesis terdapat hubungan antara persepsi siswa kelas X IPA SMA Manda Elu tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika dengan memperoleh nilai koefisien korelasi person ( ) sebesar 0,976 dan nilai sebesar 0,950. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai nilai koefisien korelasi ( ) lebih besar dari pada nilai kritisnya ( ). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA Manda Elu tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika.

Adanya ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika menunjukkan hal itu benar karena untuk meningkatkan dan membangun motivasi belajar fisika yang tinggi perlu diusahakan dari luar diri siswa yaitu dari guru fisika atau belajar dari pengalaman orang lain.

Disini peran guru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi siswa karena diketahui bahwa pelajaran fisika sangat sulit dan susah untuk dipelajari. Oleh sebab itu penting bahwa guru khususnya guru fisika perlu mempunyai kompetensi yang tinggi. Guru bisa mengembangkan kompetensinya melalui aspek-aspek yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu aspek penguasaan materi, pemahaman akan situasi siswa, strategi pembelajaran, penguasaan interaksi kegiatan belajar mengajar dan penilaian atau evaluasi kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya kompetensi saja yang dimiliki guru tetapi kreativitas juga diperlukan dalam pembelajaran agar siswa tidak mudah untuk bosan bahkan mengantuk saat pembelajaran berlangsung.

Siswa akan semakin tertarik pada pelajaran fisika dan menyukai cara guru mengajar apabila gurunya itu pintar dan bervariasi dalam mengajar. Dan siswa pun bahkan mengidolakan gurunya dan termotivasi dari ketertarikan mereka. Hal ini membuat siswa akan semakin rajin belajar fisika, semangat mengikuti proses belajar mengajar dan sebagainya. Begitupun sebaliknya, apabila gurunya tidak berkompeten, cara mengajarnya monoton, tidak bervariasi metode dan media pembelajaran akan menyebabkan tidak adanya motivasi siswa belajar fisika dan membuat mereka untuk terus berpikir bahwa fisika memang sulit untuk dipelajari. Selain itu juga, akan semakin membuat mereka untuk tidak mau mengikuti mata pelajaran fisika.

Persepsi siswa tentang kompetensi gurunya dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Apabila siswa memberikan persepsi yang baik tentang kompetensi guru fisikanya maka dengan sendirinya siswa akan mempunyai motivasi yang besar untuk selalu menyukai gurunya dalam artian cara mengajar gurunya, siswa akan terus mempelajari dan menyukai fisika serta siswa akan ingin seperti gurunya. Tidak hanya itu saja, bahkan siswa tidak akan berpikir negatif lagi tentang mata pelajaran fisika. Motivasi memang sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus terus menerus memberikan semangat dan motivasi atau dorongan yang kuat kepada siswa-siswi agar mereka tidak pasif dalam pembelajaran, tidak selalu berpikir negatif pada setiap mata pelajaran khususnya mata pelajaran fisika. Dengan adanya motivasi yang tinggi akan menyebabkan siswa terlibat aktif dalam belajar. Tingginya motivasi belajar yang dimiliki siswa akan mudah bagi mereka untuk mencapai suatu prestasi yang baik.

2. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika

Secara umum, berdasarkan penelitian dengan pengajuan hipotesis terdapat hubungan antara persepsi siswa kelas XI IPA dari ketiga SMA tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika dengan memperoleh nilai koefisien korelasi person ( ) sebesar 0,016 dan nilai sebesar 0,062. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai koefisien korelasi lebih kecil dari pada nilai kritisnya . Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang baik dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA dari ketiga SMA tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa penelitian dengan pengajuan hipotesis adanya hubungan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA St. Thomas Aquinas tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika dengan memperoleh nilai koefisien korelasi person ( ) sebesar 0,828 dan nilai sebesar 0,707. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai lebih besar dibandingkan dengan nilai . Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA St. Thomas Aquinas tentang kompetensi guru fisika dengan prestasibelajar fisika.

Hasil analisis menunjukkan bahwa penelitian dengan pengajuan hipotesis adanya hubungan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA St. Alfonsus tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika dengan memperoleh nilai koefisien korelasi person ( ) sebesar 0,598 dan nilai sebesar 0,468. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai lebih besar dibandingkan dengan nilai . Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA St. Alfonsus tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika.

Hasil analisis menunjukkan bahwa penelitian dengan pengajuan hipotesis adanya hubungan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA Manda Elu tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika dengan memperoleh nilai koefisien korelasi person ( ) sebesar 0,902 dan nilai sebesar 0,811. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai lebih besar dibandingkan dengan nilai . Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA SMA Manda Elu tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika.

Tidak adanya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika dipengaruhi oleh adanya nilai variabel dari prestasi siswa yang tinggi dan rendah dari nilai meannya. Dengan demikian maka diperoleh nilai yang cenderung sangat kecil. Selain itu, kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar maupun diluar pembelajaran membuat siswa untuk takut bertanya kepada gurunya sehingga tidak mampu menyelesaikan persoalan yang dialami dan mengakibatkan prestasinya menurun.

Sedangkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa kelas XI IPA tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika dipengaruhi oleh adanya nilai variabel dari prestasi siswa yang nilainya sama dengan nilai meannya. Dengan demikian maka diperoleh nilai yang cenderung tinggi. Pengaruh positif persepsi

siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar dapat terjadi karena guru mampu mengelola kelas dengan baik dan guru pandai menarik siswa untuk senang belajar fisika. Dengan demikian maka siswa akan dapat belajar dengan baik yang tentunya juga akan meningkatkan prestasi belajar.

Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa yang mendapatkan nilai prestasi belajar fisika dibantu oleh gurunya untuk bisa mencapai prestasi belajar yang tinggi dan optimal. Tapi terkadang siswa menganggap bahwa prestasi yang diraihnya itu merupakan hasil dari usahanya sendiri tanpa dibantu oleh orang lain (guru dan teman).

Dari tinjauan pustaka yang dipaparkan sebelumnya, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi selain faktor internal ada juga faktor eksternal. Faktor internal berasal dari diri siswa sendiri memberikan pengaruh yang besar pada prestasi belajar fisika. Contohnya siswa mendapatkan prestasi belajar yang kurang baik meskipun siswa menganggap gurunya telah mengajar dengan baik. Hal ini terjadi karena misalnya adanya materi ajar yang tidak disukai siswa atau dianggap sulit oleh siswa sehingga siswa tidak gairah untuk belajar fisika. Tapi ada juga siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang cukup baik atau baik Hal ini terjadi karena siswa memahami materi yang diajarkan oleh gurunya meskipun materinya cukup susah tetapi siswa berusaha keras mempelajari materi tersebut. Hal ini dapat menumbuhkan semangat dan gairah belajar fisika.

Apabila siswa memberikan persepsi yang baik tentang kompetensi guru fisikanya maka dengan sendirinya siswa akan mempunyai motivasi yang besar dan keinginan untuk bisa meraih prestasi yang baik. Kompetensi yang dimiliki guru dapat memotivasi siswa, menyemangati siswa untuk giat belajar fisika dan memberikan daya tarik bagi siswa untuk belajar dan memahami fisika melalui variasi metode pembelajaran. Dengan begitu, maka siswa mampu meraih prestasi yang lebih baik dan optimal.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis merasa masih ada kekurangan dan kelemahan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

1. Penulis tidak bisa menelusuri kebenaran data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang diperoleh.

2. Variabel prestasi belajar fisika siswa hanya dapat dilihat dari prestasi belajar akademik semata yang tertuang dalam nilai ulangan harian.

81 BAB V

PENUTUP

Dokumen terkait