• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi dan prestasi belajar fisika siswa SMA kelas XI IPA di Sumba Barat Daya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi dan prestasi belajar fisika siswa SMA kelas XI IPA di Sumba Barat Daya"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU FISIKA DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA KELAS XI IPA DI SUMBA BARAT DAYA. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika. Disusun Oleh : NOVIANA ICE BILI NIM : 131424040. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Hiduplah seperti lilin yang bisa menerangi orang lain.. Hanyamereka yang beranigagaldapatmeraihkeberhasilan (Robert F. Kennedy). Jikakitamemulainyadengankepastian, kitaakanberakhirdalamkeraguan, tetapijikakitamemulainyadengankeraguan, danbersabarmenghadapinya, kitaakanberakhirdalamkepastian (Francis Bacon). iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 21 Juni 2017. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Noviana Ice Bili. NIM. : 131424040. Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU FISIKA DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA KELAS XI IPA DI SUMBA BARAT DAYA. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 21 Juni 2017 Yang menyatakan,. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Noviana Ice Bili “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Fisika Dengan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA Sekolah Menengah Atas Di Sumba Barat Daya”. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) hubungan antara persepsi siswa SMA kelas XI IPA di Sumba Barat Daya tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika siswa, (2) hubungan antara persepsi siswa SMA kelas XI IPA SMA di Sumba Barat Daya tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 95 siswa kelas XI IPA dari tiga sekolah yang berbeda. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson yang menghasilkan kesimpulan sebagai hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa SMA kelas XI IPA tentang kompetensi guru terhadap motivasi dan prestasi belajar fisika siswadi Sumba Barat Daya;(2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa SMA kelas XI IPA tentang kompetensi guru terhadap motivasi dan prestasi belajar fisika siswadi Sumba Barat Daya. Kata kunci: persepsi, kompetensi, motivasi, prestasi. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Noviana Ice Bili “The Relationship Between Student Perception About The Competence of Physics Teacher With Motivation And Achievement of Physics Students on Class Eleven Science Senior High Schools In Sumba Barat Daya. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta in 2017”. The purposes of this research are (1) to know the relationship between student perceptions about the competence of physics teacher with motivation of physics students on class eleven science of Senior High School in Sumba Barat Daya; (2) to know the relationship between student perception about the competence of physics teacher with achievement of physics students on class eleven science of Senior High School in Sumba Barat Daya. The sample in this research was 95 students of class eleven science of Senior High Schools from three different schools. Instruments used are questionnaire and documentation. Data analysis was performed used Pearson correlation test that lead to the conclusion as a result of research. The results showed that (1) there was a significant positive correlation between students perception on physics teachers competency with motivation in learning physics; (2) there was a significant positive correlation between students perception on physics teachers competency with achievement in learning physics. Keywords: perception, competence, motivation, achievement. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan cintaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa (Studi pada Siswa Kelas XI IPA SMA St. Thomas Aquinas, SMA Alfonsus, dan SMA Manda Elu Sumba Barat Daya Tahun Ajaran 2017/2018) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.. Prof. Paul Suparno, SJ., selaku Dosen Pembimbing skripsi atas waktunya untuk membimbing dengan perhatian, serta yang telah banyak meluangkan waktu dan masukan selama penulisan skripsi.. 2.. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 3.. Fr. Kanis, selaku Kepala Sekolah SMA St. Thomas Aquinas Sumba Barat Daya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.. 4.. Drs. Naja Xaverinus, selaku Kepala Sekolah SMA Alfonsus Sumba Barat Daya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.. 5.. Drs. Yakobus Tamo Ama, selaku Kepala Sekolah SMA Manda Elu Sumba Barat Daya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.. 6.. Segenap Staf sekretariat JPMIPA, mbak Tari, mas Arif, dan pak Sugeng atas kerja samanya dalam melayani pembuatan surat ijin penelitian.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7.. Siswa-siswi yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.. 8.. Orang tuaku tercinta Bapak Agustinus Bili dan Ibu Wilhelmina Wolla Mawo yang tak henti-hentinya memberikan doa, dukungan dan kasih sayang yang tak terhingga.. 9.. Kakakku tersayang Saleem, Anshy dan adikku Avon, terimakasih atas doa, cinta dan dukungannya.. 10. Teman-teman perjuangan: Meldy, Ansi, Erni, Any, Indry, Novi, Vigi, Erlin, Shary, Safri, Ardy, Aches, Sintus, Alos, Leo, Okto, Titin dan semua sahabat Pendidikan Fisika 2013 lainnya terimakasih atas dukungan dan supportnya. 11. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan dukungan, semangat dan doa yang telah diberikan sehingga sangat membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.. Yogyakarta, 21 Juni 2017. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL.......... ............. ............................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ . ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... . v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... 52 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6 BAB II. KAJIAN TEORI A. Kompetensi Guru Fisika .................................................................. 7 1. Pengertian Kompetensi ............................................................... 7 2. Kompetensi Guru ........................................................................ 8 3. Kompetensi Guru Fisika ............................................................. 10. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a. Content Knowledge ............................................................. 11 b. Pedagogical Knowledge ...................................................... 11 c. Pedagogical Content Knowledge ....................................... 13 4. Menjadi Guru Fisika yang Profesional ....................................... 18 5. Metode Pembelajaran Fisika ....................................................... 21 B. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika............................. 26 1. Pengertian Persepsi ..................................................................... 26 2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika ....................... 26 C. Kajian Motivasi Belajar ................................................................... 27 1. Pengertian Motivasi .................................................................... 27 2. Jenis-jenis Motivasi ..................................................................... 28 a. Motivasi Instrinsik ................................................................. 28 b. Motivasi Ekstrinsik. ................................................................30 3. Fungsi Motivasi ........................................................................... 31 4. Bentuk-bentuk Motivasi ............................................................. 32 D. Kajian Prestasi Belajar ..................................................................... 35 1. Pengertian Prestasi Belajar .......................................................... 35 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................... 36 a. Faktor Internal ....................................................................... 36 b. Faktor Eksternal...................................................................... 38 E. Kerangka Berpikir ............................................................................ 41 1. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Motivasi Belajar Fisika Siswa ............................. 41 2. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa ............................... 41 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................. 42 B. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 42 1. Populasi ....................................................................................... 42 2. Sampel ......................................................................................... 42. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. C. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 43 1. Tempat ......................................................................................... 43 2. Waktu .......................................................................................... 43 D. Instrument ....................................................................................... 43 1. Kuesioner Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika ...... 44 2. Kuesioner Motivasi Belajar Fisika .............................................. 45 3. Dokumentasi Prestasi Belajar Fisika Siswa ................................ 47 E. Validitas ........................................................................................... 47 F. Metode Analisis yang Digunakan ................................................... 48 1. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru dengan Motivasi Belajar Fisika ................................................... 48 2. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Fisika..................................................... 50 BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................... 51 1. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika ...................... 52 2. Motivasi Belajar Fisika .............................................................. 56 3. Prestasi Belajar Fisika ................................................................60 B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .............................................65 1. Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Motivasi Siswa Belajar Fisika .....................65 2. Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika..................................69 C. Pembahasan Umum ..........................................................................73 1. Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Motivasi Siswa Belajar Fisika .....................73 2. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa .......................77 3. Keterbatasan Penelitian ................................................................80. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 81 B. Saran ................................................................................................ 81 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 82 LAMPIRAN .................................................................................................. 84. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika .................. 52 Tabel 4.2 Frekuensi Skor Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Fisika ...................................................................................... 53 Tabel 4.3 Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika .................. 53 Tabel 4.4 Frekuensi Skor Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Fisika ....................................................................................... 54 Tabel 4.5 Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika .................. 55 Tabel 4.6 Frekuensi Skor Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Fisika ........................................................................................ 56 Tabel 4.7 Skor Motivasi Belajar Fisika Siswa ............................................... 57 Tabel 4.8 Frekuensi Skor Motivasi Belajar Fisika Siswa .............................. 57 Tabel 4.9 Skor Motivasi Belajar Fisika Siswa ............................................... 58 Tabel 4.10 Frekuensi Skor Motivasi Belajar Fisika Siswa ............................ 59 Tabel 4.11 Skor Motivasi Belajar Fisika Siswa ............................................. 59 Tabel 4.12 Frekuensi Skor Motivasi Belajar Fisika Siswa ............................ 60 Tabel 4.13 Skor Rata-Rata Prestasi Belajar Fisika Siswa .............................. 61 Tabel 4.14 Frekuensi Skor Prestasi Belajar Fisika Siswa .............................. 61 Tabel 4.15 Skor Rata-Rata Prestasi Belajar Fisika Siswa .............................. 62 Tabel 4.16 Frekuensi Skor Prestasi Belajar Fisika Siswa .............................. 63 Tabel 4.17 Skor Rata-Rata Prestasi Belajar Fisika Siswa .............................. 64 Tabel 4.18 Frekuensi Skor Prestasi Belajar Fisika Siswa .............................. 64. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia sangatlah penting. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Inti pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain, dalam arti tuntutan agar siswa memiliki kemerdekaan berpikir, merasa, berbicara, dan bertindak serta percaya diri dengan penuh rasa tanggungjawab dalam setiap tindakan dan perilaku seharihari (Basri, 2007: 34). Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan tersebut bisa didapatkan dimana saja baik dari guru, teman, pengalaman orang lain dan sebagainya. Dengan memperoleh pendidikan orang dapat memperbaiki dirinya menjadi lebih baik, berkualitas dan memiliki daya saing yang sangat tinggi. Peningkatan mutu dan kualitas belajar maupun prestasi belajar dapat dilakukan dengan usaha meningkatkan kualitas pendidikan. Guru merupakan komponen yang paling utama dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, banyak pihak yang menaruh harapan besar terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk mendidik, membimbing dan mengarahkan siswa agar menjadi manusia yang berilmu pengetahuan di masa 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. depan. Nampak jelas bahwa guru yang mengajar dan mendidik dan siswa yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari guru di kelas. Belajar adalah suatu kata yang sudah tidak asing lagi didengar oleh orang khususnya bagi para pelajar. Siapapun pasti punya keinginan untuk belajar entah apa saja. Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefenisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Mengajar adalah memberikan bimbingan belajar kepada siswa. Tugas dan peran guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena tugas guru yang berat itu, maka sebagai seorang guru kita harus memiliki dan menguasai prinsipprinsip mengajar dan selalu aktif-kreatif menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui sentuhan guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Menurut M. I. Soelaeman, untuk menjadi guru yang baik itu tidak dapat diandalkan kepada bakat ataupun hasrat (emansipasi) ataupun lingkungan belaka, namun harus disertai kegiatan studi dan latihan serta praktek/pengalaman yang memadai agar muncul sikap guru yang diinginkan sehingga melahirkan kegairahan kerja yang menyenangkan (1985: 45). Karena memang yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tidak hanya latar.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. belakang pendidikan atau pengalaman mengajar, tetapi juga dipengaruhi oleh sikap mental guru dalam memandang tugas yang diembannya. Secara pribadi mungkin guru telah siap menjadi guru. Tetapi itu belum cukup tanpa ditopang dengan kompotensi profesional. Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya, yaitu dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi siswa untuk/dalam belajar. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus (continuous improvement) melalui organisasi, profesi, internet, buku, seminar, dan sebagainya. Dengan profesionalisme guru, maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (conselor), dan manajer belajar (learning manager). Dengan ketiga peran guru ini, maka diharapkan para siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-masing, mengembangkan kreativitas, dan mendorong adanya penemuan keilmuan dan teknologi yang inovatif sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global. Selain itu, kompetensi dan profesionalisme yang dimiliki guru dapat memotivasi siswa untuk belajar, bekerja keras dan berprestasi..

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi belajar adalah proses untuk mendorong siswa agar dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih baik. Jadi, guru di sekolah dengan kompetensi dan profesionalitas yang dimiliki dalam menumbuhkan motivasi belajar sangatlah berpengaruh dalam proses pembentukan kemandirian belajar peserta didik. Dengan berkompeten akan sangat menjadikan siswa termotivasi dan dapat meraih prestasi yang sangat baik. Karena dengan begitu, guru akan lebih mudah dalam mencapai tujuan belajar dan tujuan pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA Kelas XI IPA di Sumba Barat Daya”..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa SMA kelas XI IPA di Sumba Barat Daya tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika siswa? 2. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa SMA kelas XI IPA di Sumba Barat Daya tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika siswa?. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menemukan dan mengetahui hubungan antara persepsi siswa SMA kelas XI IPA di Sumba Barat Daya tentang kompetensi guru fisika dengan motivasi belajar fisika siswa? 2. Menemukan dan mengetahui hubungan antara persepsi siswa SMA kelas XI IPA di Sumba Barat Daya tentang kompetensi guru fisika dengan prestasi belajar fisika siswa?.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Mata Pelajaran Fisika Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru mata pelajaran fisika dalam kaitannya dengan motivasi dan prestasi belajar fisika siswa berdasarkan persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika. 2. Bagi Siswa Kelas XI IPA Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa SMA kelas XI IPA agar semakin meningkatkan motivasi belajar fisika untuk memperoleh prestasi belajar fisika yang lebih baik. 3. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Fisika 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang dapat dilakukan seseorang dalam bekerja, serta apa wujud dari pekerjaan tersebut yang dapat terlihat. Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan, tentu seseorang harus. memiliki. kemampuan. dalam. bentuk. pengetahuan,. sikap. dan. keterampilan yang relevan dalam pekerjaannya. Jadi, seseorang baru disebut memiliki kompetensi apabila ia dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan baik. Begitu juga seorang guru, ia bisa dikatakan memiliki kompetensi mengajar jika ia mampu mengajar siswanya dengan baik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada. Kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan (Finch dan Crunkilton dalam E Mulyasa, 2003). Menurut Kepmendiknas 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, serta keterampilan yang dimiliki seseorang untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. 7.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 2. Kompetensi Guru Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Kompetensi guru (teacher competency) menurut Barlow (1985), ialah The ability of a teacher to responsibly perform his or her duties appropriately. Artinya, kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi terkait dengan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan kerja baru, dimana seseorang dapat menjalankan tugasnya dengan baik berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Mengacu pada pengertian kompotensi guru di atas, kompetensi guru dapat dimaknai sebagai gambaran tentang apa yang harus dilakukan seorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, perilaku maupun hasil yang dapat ditunjukan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya (Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003). Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam pengelolaan siswa yang meliputi pemahaman wawasan atau landasan.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. kependidikan, pemahaman tentang siswa, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,. evaluasi. mengaktualisasikan. hasil. belajar,. berbagai. dan. potensi. pengembangan yang. dimilikinya.. siswa. untuk. Kompetensi. kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berakhlak mulia dan berwibawa, dan dapat menjadi teladan bagi siswa. Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang harus dikuasai guru mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan. Keseluruhan kompetensi guru dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemilahan menjadi empat bagian (kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional) semata-mata agar mudah memahaminya. Beberapa ahli mengatakan istilah kompetensi profesional sebenarnya merupakan “payung” karena telah mencakup semua kompetensi lainnya, sedangkan penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam lebih tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini mengacu pada pada pandangan yang menyebutkan bahwa sebagai guru yang berkompoten ia harus memiliki:.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. a. Pemahaman terhadap karakteristik siswa, b. Penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan, c. Kemampuan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, d. Kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara berkelanjutan.. 3. Kompetensi Guru Fisika Salah satu tugas guru adalah sebagai mengajar. Secara umum tugas mengajar dijelaskan sebagai tugas membantu siswa agar mereka dapat belajar dan akhirnya dapat mengerti bahan yang sedang dipelajari secara benar. Dengan demikian, maka siswa semakin bertambah pengetahuan mereka. Guru fisika diharapkan dapat membantu siswa belajar fisika secara demokratis, dimana siswa diberi kebebasan dan kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya dan mengusulkan ide-idenya demi semakin kompeten dalam bidang fisika. Menurut Eugenia Etkina dan Carl J. Wenning, ada tiga komponen pengetahuan dasar yang idealnya harus dikuasai oleh guru ataupun calon guru fisika, yaitu content knowledge, pedagogical knowledge dan pedagogical content knowledge..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. a. Content Knowledge Menurut Eugenia Etkina (2005: 3), content knowledge consists of “knowledge of physics concepts, relationship among them and methods of acquiring knowledge”. Maksudnya adalah bahwa pengetahuan tentang isi (content knowledge) terdiri atas pengetahuan tentang konsep-konsep fisika, hubungan antar konsep dan metode pemerolehan pengetahuan (konsep) fisika. John L. Lewis (1972: 73) juga mengungkapkan bahwa dalam mengajar fisika harus mempertimbangkan tiga hal, salah satu diantaranya adalah apa yang akan diajarkan dan mengapa. Dengan demikian guru harus memahami apa materi fisika dan mengapa diajarkan. Carl J. Wenning (2007: 13) lebih jauh menerangkan bahwa guru fisika harus mempunyai pemahaman yang dalam tentang isi ilmu fisika yang utama. Guru harus mempunyai pemahaman yang akurat tentang proses ilmu pengetahuan dan hal yang mendasari asumsi tersebut. Idealnya seorang guru memperoleh. pengetahuan. melalui. metode. inquiry. dengan. demikian. pemerolehannya dekat dengan prosedur ilmiah. b. Pedagogical Knowledge Menurut Eugenia Etkina (2005: 3), pengetahuan pedagogi terdiri atas pengetahuan mengenai perkembangan pola pikir, pengetahuan teori ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang pelajaran kolaboratif, pengetahuan tentang wacana kelas, pengetahuan tentang kelas, manajemen dan hukum sekolah..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Guru harus memahami apa yang membuat pengajaran efektif. Guru perlu mempunyai pemahaman berikut (Carl J. Wenning (2005: 14). 1) Perencanaan dan persiapan Guru harus memiliki kemampuan mempersiapkan rencana pelajaran untuk berbagai variasi tipe pelajaran. Guru harus mengetahui bagaimana cara mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran dengan memaksimalkan siswa yang belajar. 2) Pengajaran yang berkualitas Guru. harus. mengerti. perbedaan. antara. mengajar. transfer. dan. konstruktivistik. Guru harus memahami keunggulan dan kekuatan dari bentuk pengajaran konstruktivistik dan keterbatasan bentuk pengajaran transfer. 3) Mempraktekkan inquiry Guru harus mampu menggunakan inquiry untuk membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan dari pembuktian, yang akan menjadikan siswa terbiasa dengan perubahan konsep yang salah dan hubungan antara konsep dan situasi nyata. 4) Pembelajaran kolaboratif Guru harus menunjukkan kemampuan untuk menggunakan sejumlah strategi pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 5) Pembelajaran berbasis masalah Guru harus dapat menunjukkan kemampuan menggunakan pembelajaran berbasis masalah yang berarti memperkenalkan problem solving untuk.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. meningkatkan. kemampuan. berpikir. kritis. dan. sebagai. cara. mengintegrasikan elemen-elemen fisika. 6) Metode pembelajaran yang beragam Guru harus menunjukkan kemampuan menggunakan berbagai metode pembelajaran untuk membantu siswa belajar dan mengerti akan konsep fisika. 7) Konsep awal dan perubahan konsep Guru harus menunjukkan pemahaman bahwa siswa mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan hubungannya dengan konsep awal yang diperolehnya melalui pengamatannya terhadap dunia. 8) Siklus belajar Guru harus menunjukkan pemahaman antara siklus belajar, aktivitas kelas dan efeknya pada masing-masing individu serta kurikulum. Hubungan timbal balik yang kompleks dari kegiatan belajar mengajar di sekolah harus dimengerti. 9) Sumber-sumber pengajaran Guru harus menunjukan kemampuan menyeleksi, menggunakan dan mengadaptasikan sumber-sumber pengajaran yang dibutuhkan siswa. c. Pedagogical Content Knowledge Menurut Eugenia Etkina (2005: 3), pedagogical content knowledge terdiri atas pengetahuan tentang kurikulum fisika, pengetahuan tentang kesulitan-kesulitan siswa, pengetahuan tentang efektifitas strategi pengajaran untuk konsep-konsep tertentu, dan pengetahuan tentang metode penilaian..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Di dalam PCK ini, Carl J. Wenning menunjukkan ada 18 pengetahuan dan pemahaman yang harus dikuasai dan ditunjukkan oleh guru fisika. 1) Pengetahuan tentang kurikulum Guru harus memiliki pemahaman tentang pengajaran fisika yang dicerminkan sebagai tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai. Termasuk pemasukan materi yang sesuai dengan kurikulum. 2) Pemahaman akan arti “scientifically literate” Guru harus memiliki defenisi yang tepat, dari arti seseorang menjadi “melek” terhadap ilmu pengetahuan. Dengan itu, guru akan memiliki pondasi yang baik yaitu pengetahuan dan pemahaman dari konsep ilmu pengetahuan dan proses yang dibutuhkan bagi seseorang membuat keputusan, sumbangannya dalam bidang sosial dan kebudayaan dan produktivitas ekonomi. 3) Pemahaman tentang siswa Guru harus tahu dasar psikologi untuk pembelajaran sains yang efektif. Guru harus menunjukkan kemampuan untuk memahami siswa sebagai individu seutuhnya. Ini termasuk pengetahuan pola belajar siswa yang berbeda, sumber ketertarikan, motivasi dan inspirasi serta budaya dan emosi yang berbeda..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 4) Kemampuan pengelolaan kelas Guru harus menunjukkan kemampuan pengelolaan siswa yang baik dengan mempertahankan disiplin kelas dengan tegas, adil, bersahabat, dan bijaksana. Kemampuan mengelola kelas akan menghadirkan pelajaran secara efektif. 5) Kemampuan berkomunikasi Guru harus menjadi komunikator yang baik dan efektif, baik dalam memimpin pelajaran, menerima dan merespon informasi. Guru akan menunjukkan efektifitas dalam komunikasi dengan menghadirkan informasi secara sistematis dan logis, dengan menanyai siswa menggunakan maksud yang tepat dan dengan mendengarkan dan merespon dengan baik pertanyaan, jawaban dan komentar siswa. 6) Pengetahuan tentang hubungan antara belajar-mengajar Guru harus tahu bahwa mengajar adalah apa yang dilakukan guru dan belajar adalah apa yang dilakukan siswa dan mungkin tidak ada hubungan langsung antara mengajar dan belajar. 7) Sikap ilmiah dan filosofi Guru harus menunjukkan sikap ilmiah (misalnya: kepercayaan, tingkah laku, sopan santun, nilai) dan dapat mengajak siswa dalam aktifitas yang membantu menumbuhkan sikap ilmiah. Guru harus memahami asumsi dan keterbatasan pengetahuan ilmiah..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 8) Konteks sosial dan teknologi Guru harus menunjukkan pemahaman dari dan apresiasi untuk penggunaan fisika pada situasi nyata yang lebih luas. Guru harus dapat menyediakan dasar yang rasional untuk pemasukan fisika dalam kurikulum sekolah yang menghubungkan berbagai wilayah kehidupan secara umum dan teknologi yang termasuk di dalamnya. 9) Lingkungan belajar Guru harus tahu bagaimana menyediakan lingkungan yang menstimulus belajar yang mengembangkan komunitas dari pelajar yang berbagi waktu, ruang, dan materi untuk belajar sains. 10) Pembelajaran yang aktif dan berkaitan Guru harus memiliki pemahaman dari bagaimana mengajar dalam cara yang aktif dan berkaitan yang membuat dan memungkinkan siswa tertarik dalam sains, dan fisika sebagai bagian di dalamnya. 11) Penilaian terhadap siswa Guru harus memiliki pemahaman dari tujuan dan prosedur dari penilaian. Guru harus tahu bagaimana menggunakan penilaian yang adil, valid, dan reliabel serta konsisten dengan keputusan yang diambil. 12) Penilaian dan refleksi pribadi Guru harus menunjukkan kebiasaan penilaian pribadi dan refleksi secara obyektif pada praktek mengajar pribadi dengan pengamatan terhadap perkembangan praktek yang profesional dan menarik siswa untuk belajar..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 13) Teknologi dari pengajaran Guru harus memiliki pengetahuan dan pengalaman pertama dengan teknologi pengajaran dan ilmu pengetahuan yang akan digunakan di kelas. Termasuk. peralatan. demonstrasi. dan. laboratorium,. komputer. dan. aplikasinya, dan software dengan akses internet yang akan digunakan siswa. 14) Tanggungjawab profesional Guru seharusnya mematuhi kode etik profesional guru. 15) Nature of science Guru harus memiliki pemahaman yang luas akan sifat dasar (hakikat) sains. Termasuk membedakan sains dari cara yang lain dalam mengetahui, membedakan sains dasar, sains terapan dan teknologi, mengidentifikasi proses dan kaidah sains sebagai aktifitas profesional dan mendefenisikan fakta-fakta yang dapat diterima dan penjelasan ilmiah. 16) Pengajaran yang responsif Guru harus tahu apa artinya menjadi guru yang berbudaya responsif agar memastikan partisipasi dari semua siswa yang bebas dari gender, ketidakmampuan, dan perbedaan budaya. 17) Knowledge of authentic best practices Guru harus memiliki pemahaman yang dalam tentang praktek sesungguhnya yang terbaik dan bagaimana mereka berhubungan dengan bagaimana siswa belajar..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 18) Knowledge of generic best practices Banyak kemampuan mengajar datang dari pengalaman praktek dan dasar yang kurang baik pada sebuah riset. Meskipun demikian, praktek terbaik yang disebut “the art of teaching” (seni mengajar) terkadang dapat memberikan sejumlah jalan alternatif yang berharga untuk pengajaran.. 4. Menjadi Guru Fisika yang Profesional Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Menurut Trowbridge & Bybee dalam Paul Suparno (2007), untuk menjadi guru fisika yang sungguh bermutu dan profesional, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru terus menerus, antara lain: a. Penguasaan bahan fisika Guru fisika harus menguasai bahan yang mau diajarkan sehingga tidak menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Maka guru fisika harus terus mengembangkan diri dengan mempelajari bahan fisika. Untuk menunjang hal ini maka guru harus terus belajar dan tidak boleh puas diri. Sekarang ini banyak sumber belajar fisika yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan seperti internet, buku-buku baru, seminar, lokakarya, dan bertanya kepada tenaga ahli..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. b. Mengerti tujuan pengajaran fisika Guru fisika yang baik harus mengerti tujuan dari pengajaran fisika. Dengan mengerti tujuannya, guru dapat mengarahkan siswa ke arah tujuan dengan lebih efektif dan efisien. Misalnya guru perlu mengetahui tujuan umum pengajaran fisika seperti: 1) Kompetensi fisika yang diharapkan dikuasai siswa 2) Tuntutan sekolah atau pemerintah dalam pengajaran fisika 3) Tujuan umum pengajaran fisika seperti: Mengerti dan menggunakan metode ilmiah Menguasai pengetahuan fisika (konsep) Menggunakan sikap ilmiah Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat Kesadaran akan karir masa depan c. Guru dapat mengorganisasi pengajaran fisika Guru fisika yang baik dapat mempersiapkan pengajaran sesuai dengan tujuan. Ia juga mengerti cara mengajarkan bahan itu, dapat memilih alat dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran, dapat memilih evaluasi dan latihan yang akan diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran. Termasuk dalam perencanaan adalah merencanakan berapa waktu yang digunakan dan tugas apa yang harus dilakukan siswa..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. d. Mengerti situasi siswa Pembelajaran fisika akan sungguh mengena pada siswa dan menyenangkan siswa, bila situasi siswa diperhatikan. Maka guru perlu berusaha mengerti keadaan siswa. Beberapa situasi siswa perlu diketahui seperti: konsepsi awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai, tingkah laku, perkembangan kognitif, mode, dan situasi psikologis siswa dll. Guru perlu mengerti bagaimana siswa menanggapi pembelajarannya, apakah mereka senang, bosan, malas, dll. Dengan mengerti keadaan siswa, guru akan dapat membantu pembelajaran secara lebih kontekstual, sesuai dengan situasi siswa. e. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa Guru perlu melatih diri berkomunikasi akrab dengan siswa. Hubungan yang akrab dengan siswa perlu dibangun, kemampuan memotivasi, memberikan semangat, menegur, menggerakkan siswa perlu dilatih. Keterampilan untuk mendekati siswa, membantu siswa belajar, dan juga kemampuan mendengarkan. apa. yang. dirasakan. dan. diinginkan. siswa. perlu. dikembangkan. Kemampuan mengerti kesulitan siswa dalam belajar dan hiduppun perlu ditumbuhkan. f. Guru menguasai berbagai metode Oleh karena situasi siswa bervariasi dan yang dirasakan dapat membantu siswa belajar juga bervariasi, maka menguasai metode yang bermacammacam sangat penting bagi guru fisika sehingga dapat membantu siswa lebih baik dan tepat. Menguasai berbagai metode mengajar dan memilih.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. cara yang diminati siswa, akan membuat siswa menyukai fisika yang diajarkan.. 5. Metode Pembelajaran Fisika Ada berbagai metode mengajar fisika yang dapat membantu siswa aktif dan senang belajar fisika. Metode pembelajaran yang dipilih dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme, teori inteligensi majemuk, tingkat perkembangan kognitif seseorang, relasi guru dan siswa yang lebih dialogis. Ada 12 metode pembelajaran fisika menurut Paul Suparno (2013) yang akan dipaparkan secara singkat, antara lain: a. Inquiry (Penyelidikan) Kindsvatter, Wilen, & Ishler dalam Paul Suparno (2013) menjelaskan inquiry sebagai model pengajaran dimana guru melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik. Yang utama dari metode inquiry adalah menggunakan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat kepada keaktifan siswa. Dalam metode pembelajaran ini siswa sungguh dilibatkan untuk aktif berpikir dan menemukan pengertian yang ingin diketahuinya. Jadi bukan pembelajaran yang berpusat pada guru, melainkan kepada siswa. b. Discovery atau Penemuan Discovery adalah model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara mendalam. Dengan menemukan sendiri.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. siswa akan lebih senang dan akan dimengerti lebih baik. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip. Siswa didorong untuk mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya. Jadi, dalam discovery yang sangat penting adalah siswa sungguh terlibat pada persoalannya, menemukan prnsip-prinsip atau jawaban lewat suatu percobaan. c. Eksperimen atau Laboratorium Secara umum metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Dengan metode ini siswa dapat merasa bangga dan yakin karena seakan-akan menemukan sendiri. Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen terbimbing atau terencana dan eksperimen bebas. Dalam pembelajaran fisika di SMP dan SMA, kebanyakan eksperimen dipilih yang terbimbing atau terencana. Alasan utama adalah dengan model pembelajaran eksperimen terbimbing, hasilnya akan lebih cepat selesai dan lebih teratur dan terarah, sehingga siswa tidak mudah bingung. d. Permainan Pembelajaran fisika dengan permainan (games) mau mengajak siswa belajar fisika melalui permainan yang mereka sukai dan biasa mereka geluti. Keuntungan pembelajaran fisika dengan permainan adalah siswa sendiri akan senang dan asyik mempelajari bahan tersebut sehingga mereka akan.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. dengan mudah menangkap pengertian fisika dalam permainan itu. Siswa juga akan menjadi sadar bahwa fisika itu bukan hal yang menakutkan, dan bahkan dijumpai di permainan-permainan sehari-hari yang menyenangkan. e. Problem Solving Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu. Ini dapat dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi. Dengan memecahkan persoalan, siswa dilatih untuk mengorganisasikan pengertian mereka dan kemampuan mereka. f. Model POE POE adalah singkatan dari prediction, observation, and explanation. Pembelajaran dengan model POE menggunakan tiga langkah utama dari metode ilmiah yaitu (1) prediction atau membuat prediksi, membuat dugaan terhadap suatu peristiwa fisika; (2) observasi, yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi. Pertanyaan pokok dalam observasi adalah apakah prediksinya memang terjadi atau tidak; (3) explanation yaitu memberikan penjelasan. Penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dan yang sungguh terjadi..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. g. Kuis Model kuis adalah model pembelajaran dimana guru fisika memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dan siswa cepat-cepatan menjawab. Kuis dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu tertulis dan lisan. Yang dipentingkan dengan kuis adalah siswa dapat berpikir cepat dan benar, maka konsep yang dikuiskan biasanya yang mudah-mudah dan tidak perlu menekuni atau berpikir terlalu lama. h. Penggunaan Video, CDRom, Films Dalam banyak kasus, penggunaan video, film, CDRom mirip dengan simulasi komputer yaitu siswa belajar konsep fisika dengan melihat dan mengamati gambar atau peristiwa lewat gambar yang ditanyangkan. Dari banyak praktik, video dan film digunakan untuk mempresentasikan bahan fisika (entah berupa gambar mati atau hidup) tentang suatu peristiwa fisis yang dapat membantu siswa mengerti isinya. Keuntungan dengan video dan film, seperti juga dengan CDRom, adalah bahwa kejadiannya dapat diulang atau diputar berkali-kali sehingga siswa dapat terus mengulangi sampai mengerti konsepnya. i. Diskusi Kelompok Menurut Kindvatter, Wilen, Ishler dalam Paul Suparno (2013), model diskusi adalah model pembelajaran dengan pembicaraan kelompok yang bersifat edukatif, reflektif, terstruktur dengan dan bersama siswa lain. Farmer dalam Paul Suparno (2013), mengatakan bahwa diskusi dengan siswa-siswa lain adalah cara yang baik untuk mengungkapkan pengetahuan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. siswa (1985). Yang diperlukan dalam diskusi kelompok adalah bahwa mereka dipacu untuk terlibat aktif dalam diskusi. j. Cooperative Learning (Belajar Bersama) Cooperative learning atau belajar bersama adalah model pembelajaran dimana siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan, mendalami, dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan. Menurut Kindsvatter, dkk. yang menjadi fokus dari belajar bersama adalah kemajuan bidang akademik dan efektif melalui kerja sama. k. Metode Demonstrasi Demonstrasi berasal dari kata demonstration yang berarti pertunjukan. Maka model pembelajaran dengan demonstrasi diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran fisika. Tujuannya sangat jelas agar siswa lebih memahami bahan yang diajarkan lewat suatu kenyataan yang dapat diamati sehingga mudah mengerti. Demonstrasi yang baik selalu diawali dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru, sehingga siswa berpikir dan membuat hipotesis ataupun ide awal..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. l. Ceramah Siswa Aktif Model ceramah adalah model pembelajaran dimana guru sendiri menerangkan dengan kata-kata, menjelaskan prinsip atau bahan fisika kepada siswa. Dengan model ceramah siswa aktif, guru bukan ceramah seperti di atas saja, tetapi diantara ceramah atau penjelasannya, guru sering bertanya kepada siswa dan siswa diminta sebentar berpikir atau menjawab pertanyaan itu.. B. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika 1. Pengertian persepsi Persepsi merupakan pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang didapat atau diterima (Peter Salim dan Yenny Salim, 1991: 1146). Menurut Paul Suparno (2005), persepsi seseorang atau banyak orang dapat saja sama atau berbeda-beda walaupun hal atau peristiwa yang dialami sama. Hal ini karena sebagai individu, seseorang bebas memberikan pandangan atau tanggapan atas peristiwa yang dialami. 2. Persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika Persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika merupakan pandangan atau tanggapan siswa terhadap kompetensi yang dimiliki oleh guru fisika yang bersangkutan. Siswa dapat memberikan pandangan tentang kompetensi guru fisika melalui kegiatan belajar mengajar yang dialami selama ini di sekolah..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika akan dibatasi pada aspek penguasaan materi fisika, pemahaman akan situasi siswa, strategi pembelajaran fisika, penguasaan interaksi kegiatan belajar mengajar fisika dan penilaian atau evaluasi kegiatan belajar mengajar fisika. Penguasaan materi merupakan kemampuan yang sangat mendasar dalam kegiatan pembelajaran. Indikasi penguasaan materi oleh guru fisika dapat diketahui melalui struktur materi (hubungan antar konsep fisika) yang jelas dan sesuai dengan kurikulum, tidak terjadi miskonsepsi, dan tidak tergantung pada buku/catatan (Puji Purnomo, dkk., 2008: 12-19). Pemahaman akan situasi siswa dapat diketahui melalui pemahaman konsep awal fisika siswa, pemahaman akan perkembangan pemikiran siswa, pemahaman akan situasi psikologis belajar fisika siswa apakah senang, bosan atau malas.. C. Kajian Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Di dalam kelas, masalah besar bagi guru dan peserta didik adalah motivasi. Motivasi merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap kegiatan, termasuk aktivitas belajar, tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata. Oleh karena itu, dengan adanya motivasi dalam diri seseorang akan mampu untuk mencapai suatu prestasi..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Menurut Mc Donald dalam Syaiful Bahri Djamarah (2011), motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Greenberg dan Baron dalam Syaiful Bahri Djamarah (2011), motivasi adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia ke arah pencapaian tujuan dan segala yang ada di dalam diri manusia untuk membentuk motivasi (1993: 176). Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu pendorong yang dapat mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Jenis-jenis Motivasi Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011), ada 2 macam jenis-jenis motivasi yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang (motivasi instrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang (motivasi ekstrinsik). a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. terkandung di dalam pelajaran itu. Peserta didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan sebagainya. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Juga cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila peserta didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning situation). Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar peserta didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat peserta didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya, yang akan diuraikan pada pembahasan mendatang. Kesalahan penggunaan bentukbentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 3. Fungsi Motivasi Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar. Ada tiga fungsi motivasi dalam belajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2011), yaitu: a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan Disini, anak didik mempunyai keyakinan dan pendirian apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar. b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan Disini, anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai-nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya. c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar. Dengan penuh konsentrasi anak didik belajar agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin diketahui/dimengerti itu cepat tercapai. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar. 4. Bentuk-bentuk Motivasi Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2011), ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut: a) Memberi Angka Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar peserta didik. Angka yang diberikan kepada setiap peserta didik biasanya bervariasi, sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru bukan karena belas kasihan guru. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi kepada peserta didik lebih giat belajar..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. b) Hadiah Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/cenderamata. Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, seperti berupa buku-buku tulis, pensil, bolpoin dan lain-lain. Dengan cara seperti itu peserta didik akan termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai. c) Kompetisi Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong peserta didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan, baik dalam individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. d) Ego-Involvement Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. e) Memberi Ulangan Ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar. f) Mengetahui Hasil Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil, peserta didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, peserta didik berusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester berikutnya. g) Pujian Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang diberikan akan membesarkan jiwa seseorang. Peserta didik akan lebih bergairah bila hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan. h) Hukuman Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif disini dimaksudkan sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah. i) Hasrat untuk Belajar Hasrat untuk belajar berarti pada diri peserta didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam diri anak didik. j) Minat Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. k) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.. D. Kajian Prestasi Belajar 1. Pengertian prestasi belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok (Syaiful Bahri Djamarah, 2011). Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah (2011: 13), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2011). Maka dari uraian di atas, kita dapat memahami mengenai makna “prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari. suatu. aktivitas.. Sedangkan. belajar. adalah. suatu. proses. mengakibatkan perubahan dalam individu, yakni perubahan tingkah laku.. yang.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar a. Faktor Internal (Faktor dari dalam) Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1) Faktor fisiologis Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindra. Kesehatan Badan Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain ini, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur. Pancaindra Berfungsinya pancaindra merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini diantara pancaindra itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dapat dipelajari melalui penglihatan dan.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya dalam menangkap pelajaran sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah. 2) Faktor psikologis Beberapa faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain: Intelegensi Menurut Binet (Winkle, 1997: 529) hakikat intelegensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf intelegensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, dimana siswa yang memiliki taraf intelegensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf intelegensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf intelegensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Sikap Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajarnya. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah. Motivasi Menurut Irwanto (1997: 193) motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kemauan dalam diri seseorang. seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar. Dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.. b. Faktor Eksternal (Faktor dari Luar) Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain di luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain: 1) Faktor lingkungan keluarga a. Sosial ekonomi keluarga Dengan. sosial. ekonomi. yang. memadai,. seseorang. lebih. berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. b. Pendidikan orang tua Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan. yang. mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah. c. Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung berupa pujian atau nasehat, maupun secara tak langsung seperti hubungan keluarga yang harmonis. 2) Faktor lingkungan sekolah a. Sarana dan Prasarana Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah, selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. b. Kompetensi guru dan siswa Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Jika seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik. yang. berkualitas. yang. dapat. memenuhi. rasa.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. keingintahuannya, hubungan dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenagkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus menerus meningkatkan prestasi belajarnya. c. Kurikulum dan metode Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlian untuk meumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan (1997: 122) mengatakan bahwa faktor yang paling penting adalah faktor guru. Apabila guru mengajar dengan bijaksana,tegas,memiliki disiplin tinggi,luwes dan mampu membuat siswa menjadi senang akan pelajaran,maka prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi,paling tidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran. 3) Faktor lingkungan masyarakat a. Sosial budaya Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi. kesungguhan. pendidik. dan. peserta. didik.. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan. anaknya ke sekolah. memandang rendah pekerjaan guru/pengajar.. dan cenderung.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. b. Partisipasi terhadap pendidikan Apabila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan. E. Kerangka Berpikir 1. Hubungan antara persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Motivasi Belajar Fisika Siswa Persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika diharapkan dapat membawa pengaruh yang baik dan positif bagi siswa khususnya terhadap motivasi belajar fisika siswa. Hal ini dapat diketahui bahwa guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelolah kelasnya dengan baik, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat yang optimal. 2. Hubungan antara persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika diharapkan juga dapat membawa pengaruh yang baik dan positif terhadap prestasi belajar fisika siswa. Karena dengan kompetensi yang dimiliki guru dapat memotivasi siswa, menyemangati siswa untuk giat belajar fisika dan memberikan daya tarik bagi siswa untuk belajar. Dengan begitu, siswa dapat meraih prestasi yang lebih baik dan optimal..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan yaitu desain kuantitatif. Dimana desain penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, dan menggunakan statistik untuk analisis. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan kelompok yang lebih besar dimana hasil penelitian diharapkan berlaku; semua anggota grup yang akan diteliti. Dari pengertian di atas, peneliti mengambil data dengan penelitian populasi yaitu siswa kelas XI IPA SMA St. Thomas Aquinas, SMA St. Alfonsus, dan SMA Manda Elu Sumba Barat Daya tahun ajaran 2017/2018. Dimana di SMA St. Thomas Aquinas hanya satu kelas XI IPA berjumlah 32 siswa, di SMA St. Alfonsus terdapat satu kelas XI IPA 33 siswa dan di SMA Manda Elu juga terdapat satu kelas XI IPA 36 siswa. 2. Sampel Sampel adalah himpunan bagian dari populasi. Sampel menunjuk pada suatu kelompok dimana informasi atau data didapatkan. Sampel dalam penelitian ini, peneliti mengambil semua siswa kelas XI IPA berjumlah 95 siswa.. 42.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilakukan di tiga sekolah, yaitu SMA St. Thomas Aquinas, SMA Plus, dan SMA Manda Elu Sumba Barat Daya. 2. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2017 dan 24 – 25 Maret 2017.. D. Instrument Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Dalam penelitian ini, alat yang digunakan berupa kuesioner dalam bentuk chek list, yaitu serangkaian data yang memuat pertanyaan yang diajukan kepada responden. Dimana penelitian ini bersifat tertutup. Artinya, responden tinggal memilih karena sudah ada jawabannya. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika, kuesioner motivasi belajar fisika siswa dan dokumentasi prestasi belajar fisika siswa..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. 1. Kuesioner Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika Berdasarkan Tinjauan Pustaka pada BAB II, indikator persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika terdiri dari aspek penguasaan materi fisika, pemahaman akan situasi siswa, strategi pembelajaran fisika, penguasaan interaksi kegiatan belajar mengajar fisika dan penilaian atau evaluasi kegiatan belajar mengajar fisika. Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika Persepsi. Siswa Indikator. Nomor Item Jumlah. tentang Kompetensi. Pernyataan. Guru Fisika Penguasaan materi Susunan materi (hubungan fisika. 1, 5. 2. 9, 12 15, 17. 2 2. 2, 4. 2. 6, 18. 2. 21. 1. 3, 7, 8, 10,. 5. antar konsep fisika) yang jelas. sesuai. dengan. kurikulum. Pemahaman. Tidak terjadi miskonsepsi Tidak tergantung pada buku/catatan akan Pemahaman konsep awal. situasi siswa. fisika siswa. Strategi. Pemahaman akan perkembangan pemikiran siswa Pemahaman akan tingkah laku siswa Metode pembelajaran fisika. pembelajaran fisika. yang baik dan tepat. 20. Kemampuan menggunakan sumber-sumber pengajaran yang bervariasi Kemampuan menguasai teknologi pendukung pengajaran fisika. 23. 1. 11, 16. 2.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Penguasaan interaksi. Kemampuan berkomunikasi. 13, 24. 2. 25, 14. 2. 19, 22. 2. kegiatan antara guru dengan siswa. belajar. mengajar Keterlibatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar fisika mengajar Penilaian atau Peniaian yang tepat atau evaluasi kegiatan evaluasi yang digunakan, belajar mengajar baik soal maupun hasil fisika penilaiannya. Total. 25. Kuesioner persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.. 2. Kuesioner Motivasi Belajar Fisika Motivasi belajar fisika berdasarkan Tinjauan Pustaka pada BAB II, dapat ditunjukkan dengan keinginan mempelajari fisika, kesadaran dan ketahanan melakukan aktivitas belajar fisika, sikap dan perasaan pada pelajaran fisika, dan keinginan mencapai kesuksesan pada pelajaran fisika. Indikator dari keempat aspek tersebut dapat ditunjukkan pada tabel 3.2 berikut..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar fisika Aspek motivasi. Indikator. belajar fisika. Nomor item. Jumlah. pernyataan. Keinginan. Kesungguhan dalam mengikuti. mempelajari. kegiatan belajar mengajar fisika. fisika. Keaktifan dalam mendengarkan. 15, 17, 21, 22. 4. 6. 1. 23. 1. 12, 24. 2. 2, 7, 11. 3. 1, 3, 5, 13, 14,. 6. penjelasan guru dalam proses pembelajaran fisika Kesadaran dan. Mudah fokus pada pembelajaran. ketahanan. fisika yang sedang dijalankan. melakukan. Kegigihannya dalam mengatasi. aktivitas belajar. kesulitan yang dihadapi. fisika. Tidak putus asa apabila menghadapi kesulitan pada pelajaran fisika. Sikap dan. Perasaan tertarik siswa terhadap. perasaan pada. materi fisika serta kegiatan. pelajaran fisika. belajar mengajar Sikap dan perasaan senang siswa. 16. 9, 10. 2. 8, 20. 2. Keyakinan akan kemampuan. 4, 19. 2. Keyakinan akan keberhasilan. 18. 1. jika waktu untuk pelajaran fisika dikurangi atau ditambah Perasaan tertarik siswa terhadap guru, sikap dan cara mengajarnya, apakah menarik atau membosankan Keinginan mencapai kesuksesan pada pelajaran fisika. Besarnya keinginan untuk 25 1 memperoleh hasil yang baik Total 25 Kuesioner motivasi belajar fisika secara lengkap dapat dilihat pada lampiran..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. 3. Dokumentasi Prestasi Belajar Fisika Siswa Dokumen yang akan digunakan untuk mengetahui prestasi belajar fisika yang dihasilkan oleh siswa adalah melalui daftar nilai kognitif siswa, dari guru yang menjadi variabel kontrol dalam penelitian ini.. E. Validitas Penelitian ini menggunakan content validity atau validitas isi yaitu apakah isi dari instrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang akan diukur (Suparno, 2007: 62). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi guru. fisika dan motivasi belajar fisika siswa berupa kuesioner. Dimana kuesioner tersebut dikembangkan dari indikator-indikator seperti yang tampak pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Item pernyataan pada kuesioner disesuaikan dengan indikator setiap bagian yang akan diukur. Prestasi belajar fisika sisiwa diperoleh dengan mendokumentasikan nilai ulangan harian fisika pada semester pertama dan kedua tahun ajaran 2016/2017. Dalam rentang waktu selama satu tahun ajaran ini, diharapkan dapat menunjukkan prestasi belajar fisika siswa yang sebenarnya..

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner persepsi siswa tentang kompetensi guru fisika  Persepsi  Siswa
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar fisika  Aspek motivasi
Tabel 4.1 Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Fisika  Sampel  Skor  17  72  18  72  19  72  20  72  21  73  22  73  23  73  24  74  25  74  26  74  27  75  28  75  29  75  30  75  31  85  32  85  Rata-rata  71,1
Tabel  4.2  di  bawah  ini  adalah  sebaran  frekuensi  skor  persepsi  siswa  tentang kompetensi guru fisika
+7

Referensi

Dokumen terkait

Matakuliah ini dirancang untuk “membuka jendela” pemahaman mahasiswa tentang fraud , fraud examination dan forensic accounting 2 serta untuk memfasilitasi peningkatan

Maka tentunya telah keliru lah sebagian umat Islam yang hanya menetapkan sebagian nama dan sifat bagi Allah, tapi pada saat yang bersamaan ia menolak sebagian nama dan sifat Allah

Permensos No 10 Tahun 2014 tentang Penyuluhan Sosial menyatakan bahwa penyuluhan sosial adalah suatu proses pengubahan perilaku yang dilakukan melalui

[r]

Ketegangan berlanjut ketika kedua belah pihak mengirim tentara di perbatasan kedua negara. Insiden tembak menembakpun terjadi pada tanggal 17 September 1980. Selanjutnya

Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu dengan ditemukannya data baru dan atau data yang semula belum

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pelelangan mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Ferifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan pada

Janganlah takut salah saat berlatih, karena dari kesalahan tersebut akan di temukan suatu kebenaran 55... Menyelesaikan soal aplikasi