• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perolehan Resep

4.1.1 Jumlah Resep yang Mengandung Sitikolin

Total resep yang diperoleh dari hasil pengambilan sampel selama 17 hari pada periode Januari 2010 adalah sebanyak 9171 lembar, dengan jumlah resep rata-rata per hari adalah 540 lembar. Total resep yang mengandung sitikolin diperoleh sebanyak 63 resep atau sekitar 0,69% dari keseluruhan sampel resep.

4.1.2 Resep yang Mengandung Sitikolin

a. Berikut adalah contoh resep yang mengandung sitikolin : Resep 1

Dokter : RSUP, Poliklinik Bedah Pro : Tn. Sahat Tanggal : 12 November 2012 No. Resep : 144 R/ Soholin 250 mg No LX S 2dd1 R/ Acetram tab No XV S 3dd1 R/ Neurobion 5000 No X S 1dd1 R/ Kutoin 10 mg No X S 1dd1 Resep 2 Dokter : dr. Caroline, Sp.S Pro : Ny. H. Maimunah Tanggal : 06 November 2012 No. Resep : 486 R/ Merislon 12 XXII S 3dd1 R/ Soholin 500 XXII S 3dd1

Resep 3

Dokter : dr.Jusuf M, Sp.S(K) Pro : Tn. Abu Bakar Tanggal : 21 November 2012 No. Resep : 006 R/ Sifrol 0,75 mg LX S 2dd1 R/ Requid 4 mg XXX S 1dd1 R/ Hexymer 2 mg LX S 2dd1 R/ Brainact LX S 2dd1 Resep 4 Dokter : dr. Samino, Sp.S Pro : Sumeri Tanggal : 28 November 2012 No. Resep : 389 R/ Brainact ODIS XV S 1dd1 R/ Pladogrel XV S 1dd1 R/ Forneuro XV S 1dd1 Resep 5 Dokter : dr. Samino, Sp. S Pro : Nn. Maudira Bienna Tanggal : 13 November 2012 No. Resep : 448 R/ Memoran XX S 2dd1 R/ Sinral X S 1dd1 R/ Neurolin 500 mg XX S 2dd1 Resep 6

Dokter : dr. Halimin Suhardi Pro : Sugimin Tanggal : 16 November 2012 No. Resep : 211 R/ Piracetam 800 mg XX S 1dd1 tab R/ Brainact tab LX S 2dd1

4.2 Analisa Resep dan Pembahasan

Kajian resep obat sitikolin dilakukan dengan skrinning resep pada bulan November 2012. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 17 hari dan dianggap telah mewakili resep selama satu bulan penuh. Resep yang mengandung sitikolin dibandingkan dengan total keseluruhan resep yang masuk ke apotek pada bulan

tersebut. Kemudian resep dianalisa kesesuaiannya apakah resep berasal dari dokter spesialis saraf, resep diberikan untuk dewasa atau anak-anak, signa atau aturan pakai yang ditulis oleh dokter sudah tepat, dan apakah kombinasi obat yang diresepkan sesuai dengan teori yang ada.

Berdasarkan pengkajian resep yang diperoleh, umumnya sitikolin diberikan oleh dokter bersama dengan obat-obat lain. Kombinasi resep yang diberikan oleh dokter bergantung pada indikasinya. Satu diantaranya adalah untuk pasien Parkinson, penggunaan sitikolin dikombinasi dengan obat Parkinson lainnya, selain itu juga untuk pasien penderita stroke dikombinasikan dengan obat pengencer darah. Pada beberapa resep, sitikolin ada juga yang diberikan secara tunggal oleh dokter. Sebagian besar resep yang mengandung sitikolin tersebut berasal dari dokter spesialis saraf atau neurolog tetapi ada juga sebagian resep yang tidak ada informasi nama dokter dan sebagian lainnya tidak berasal dari dokter spesialis saraf atau neurolog. Dari keseluruhan 63 resep sitikolin, diperoleh resep yang berasal dari dokter spesialis saraf sebanyak 26 resep (44,44%), 11 resep (17,46%) yang berasal dari rumah sakit dan tidak ada informasi mengenai dokter yang menuliskan resep, dan 24 resep (38,09%) yang bukan berasal dari dokter spesialis saraf atau tidak ada keterangan gelar spesialis pada resep tersebut. Resep yang mengandung sitikolin semua diberikan untuk orang dewasa. Tidak ada resep yang diberikan untuk anak-anak.

Pada resep 1, resep diberikan secara kombinasi dimana sitikolin yang diresepkan oleh dokter dalam bentuk patennya atau generik bermerek, yaitu Soholin. Selain itu dokter juga memberikan obat Acetram, Neurobion 5000, dan Kutoin 100 mg. Dari kombinasi tersebut diperkirakan bahwa pasien baru saja mengalami operasi atau bedah saraf karena resep berasal dari Poliklinik Bedah RSUP. Dalam resep ini Soholin digunakan sebagai supplemen untuk memperbaiki saraf yang rusak. Selain itu Acetram mengandung tramadol dan parasetamol digunakan sebagai analgesik untuk menghilangkan nyeri pasca operasi. Neurobion 5000 mengandung vitamin B1, B6, B12 digunakan untuk mengobati polineuritis (radang pada beberapa saraf perifer yang terjadi secara bersamaan), sedangkan Kutoin mengandung fenitoin yang digunakan untuk pencegahan dan terapi

aturan pakai bahwa penggunakan sitikolin dua kali sehari dengan dosis masing-masing 250 mg sudah sesuai.

Pada resep 2, sitikolin yang diberikan juga dalam bentuk paten atau generik bermerek yaitu Soholin yang dikombinasikan dengan Merislon yang berisi betahistin mesilat yang umumnya digunakan sebagai obat vertigo. Hasil analisa resep diperkirakan bahwa pasien tersebut menderita vertigo yang disebabkan adanya gangguan pada kepala atau saraf, oleh karena itu dokter mengkombinasikan Merislon dengan Soholin dimana sitikolin berperan sebagai supplemen untuk saraf agar fungsi saraf kembali normal. Pada resep, dosis yang diberikan adalah sitikolin 500 mg, diminum tiga kali sehari (1500 mg per hari). Resep ini dinilai rasional karena juga diberikan oleh seorang dokter spesialis saraf.

Pada resep 3, sitikolin yang diberikan juga dalam bentuk paten atau generik bermerek yaitu Brainact dan dikombinasi dengan obat-obat lain, Sifrol, Requid, dan Hexymer. Sifrol mengandung Pramipeksol diHCl dengan indikasi Parkinson idiopatik, Requid mengandung Ropinirole yang diberikan juga kepada pasien dengan penderita Parkinson idiopatik, Hexymer mengandung trihexyphenidil, obat ini diindikasikan juga untuk penderita Parkinson sebagai terapi tambahan. Dilihat dari kombinasi obat yang diberikan, pasien menderita Parkinson dimana sitikolin juga dapat diindikasikan untuk penderita Parkinson sebagai suplemen untuk saraf dengan mekanisme menstabilkan membran. Signa atau aturan pakai yang ditulis oleh dokter sudah sesuai. Pada resep tertulis bahwa sitikolin diberikan dua kali sehari namun tidak ada keterangan kekuatan obat, produk Brainact tablet memiliki dua jenis kekuatan yaitu 500 mg dan 1000 mg, jika dianggap kekuatan terkecil yaitu 500 mg maka dalam sehari pasien mengkonsumsi sitikolin sebanyak 1000 mg. Berdasarkan teori, dosis yang diberikan untuk penderita Parkinson atau gangguan saraf adalah 1000-2000 mg, oleh karena itu dikatakan bahwa aturan pakai yang tertulis dalam resep sesuai. Resep ini juga dinilai rasional karena diberikan oleh seorang dokter spesialis saraf.

Pada resep 4, sitikolin juga diberikan dalam bentuk paten atau generik bermerek yaitu Brainact ODIS berupa sediaan tablet cepat larut dan dikombinasi

dengan Pladogrel yang mengandung clopidogrel berfungsi sebagai antiplatelet atau pengencer darah dengan mengurangi aterosklerosis pada pasien stroke, infark miokard, selain itu juga dikombinasi dengan Forneuro yang mengandung vitamin B1, B6, B12, vitamin E natural, dan asam folat dengan indikasi menurunkan risiko homosisteinemia yaitu peningkatan kadar homosistein yang merupakan risiko aterosklerosis dan resiko stroke. Dari analisa resep tersebut diperkirakan bahwa pasien menderita stroke. Sitikolin juga dapat digunakan untuk penderita

stroke dengan memperbaiki membran saraf yang rusak akibat stroke. Resep ini

dinilai sesuai karena tidak ada interaksi obat dan resep berasal dari dokter spesialis saraf.

Pada resep 5, sitikolin yang diberikan dalam bentuk generik bermerek yaitu Neurolin 500 mg yang dikombinasikan dengan Memoran dan Sinral. Memoran mengandung zat aktif Phosphatidyl serine 100 mg yang merupakan suplemen untuk menunjang daya ingat. Sinral mengandung zat aktif Flunarizin yang diindikasikan untuk migrain, gangguan vestibular, gangguan perdarahan serebral dan perifer, pusing, tinusistus, vertigo, sulit berkonsentrasi dan bingung, kejang sewaktu, gangguan memori dan irama tidur serta iritabilitas, kejang sewaktu berjalan dan berbaring parastesia, dan ekstremisitas dingin dengan gangguan tropik. Neurolin yang mengandung sitikolin merupakan vitamin untuk saraf yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ingat. Dari hasil analisa resep tersebut, diperkirakan bahwa pasien mengalami gangguan daya ingat atau gangguan memori. Pada resep, sitikolin diberikan dengan dosis 500 mg untu dua kali sehari yaitu 1000 mg per harinya. Resep ini dinilai sudah sesuai karena dokter yang meresepkan berasal dari dokter spesialis saraf.

Pada resep 6, sitikolin juga diberikan dalam bentuk generik bermerek yaitu Brainact yang dikombinasikan dengan Piracetam yaitu obat yang diindikasikan untuk gangguan sirkulasi serebral, gejala involusi yang berhubungan dengan lansia, alkoholisme kronik, adiksi, dan gejala paska trauma. Brainact yang mengandung sitikolin umumnya digunakan sebagai suplemen untuk saraf, sedangkan kombinasi sitikolin dan pirasetam dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kognitif. Dalam hal ini kombinasi kedua obat tersebut dapat

darah otak. Umumnya kombinasi kedua obat tersebut diindikasikan untuk meningkatkan memori atau daya ingat, penyakit saraf dan kognitif, penyakit parkinson, penyakit alzheimer, depresi dan stroke. Dokter yang menuliskan resep ini tidak diketahui berasal dari dokter spesialis saraf atau bukan karena pada resep tidak tercantum gelar, hanya tertulis nama dokternya saja. Resep ini seharusnya diberikan oleh dokter spesialis saraf.

Pemberian obat secara rasional kepada pasien diperlukan untuk mencegah terjadinya medication error. Pengobatan yang rasional adalah pengobatan yang digunakan sesuai dengan indikasi penyakit, diberikan dengan dosis tepat, interval waktu yang tepat, lama pemberian tepat, obat yang diberikan efektif, aman, dan bermutu, serta tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas. Pengobatan yang tidak rasional berdampak pada mutu pengobatan dimana dapat terjadi peningkatan mortalitas dan morbiditas. Oleh karena itu diperlukan

skrinning resep saat penerimaan resep di apotek meliputi persyaratan

administratif, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Hal ini merupakan tugas apoteker agar terbentuk pengobatan yang efektif, aman, dan berkualitas.

4.3 Perbandingan Jumlah Obat Sitikolin Generik dan Paten

Sampel resep yang diambil pada bulan November 2012 adalah sebanyak 17 hari dengan jumlah total resep sebanyak 9171 lembar resep dengan jumlah rata-rata resep per harinya sebanyak 540 lembar. Total resep yang mengandung sitikolin diperoleh sebanyak 63 resep, dalam resep tersebut mengandung sitikolin baik yang diberikan dalam bentuk generik atau paten dan dalam sediaan injeksi atau solid.

Jumlah resep sitikolin yang diberikan dalam bentuk generik adalah sebanyak 12 resep (19,05%) dari 63 resep sitikolin. Dari 12 resep tersebut, jumlah resep sitikolin generik yang diberikan dalam sediaan injeksi sebanyak 9 resep (14,29%) dan 3 resep (4,76%) yang diberikan dalam sediaan solid. Jumlah resep sitikolin yang diberikan dalam bentuk patennya adalah sebanyak 51 resep(80,95%) dari 63 resep sitikolin. Dari 51 resep tersebut, jumlah resep sitikolin paten yang diberikan dalam sediaan injeksi sebanyak 2 resep (3,17%) dan

sebanyak 49 resep (77,78%) yang diberikan dalam sediaan solid. Diagram perbandingan obat generik dan paten dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

4.4 Perbandingan Kombinasi Obat Sitikolin

Dalam resep pada bulan November 2012, jumlah total resep sebagai sampel (17 hari) adalah sebanyak 63 resep. Sebagian besar resep sitikolin diberikan secara kombinasi. Dari 63 resep sitikolin, jumlah resep yang dikombinasikan dengan obat saraf sebanyak 16 resep (25,39%), sedangkan kombinasi sitikolin dengan obat non-saraf sebanyak 34 resep (53,97%), dan sebanyak 13 resep (20,64%) menuliskan sitikolin diberikan secara tunggal tanpa dikombinasi dengan obat lain. Obat non-saraf yang umumnya dikombinasikan dengan sitikolin ini umumnya adalah obat dari golongan antikoagulan atau antiplatelet, antihipertensi, antikolesterol, vitamin, antioksidan, dan lain lain. Obat sitikolin yang diberikan secara tunggal diberikan dalam bentuk injeksi ataupun solid (tablet). Diagram perbandingan kombinasi obat dengan sitikolin dapat dilihat padaGambar 5.

Dokumen terkait