• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN DAN SARAN

1 SISTEM PERIZINAN DAN MANAJEMEN

1.2 Pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar

Perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B wajib membangun kebun untuk masyarakat sekitar paling rendah

Belum tercapainya kesepakatan dengan masyarakat tentang perkebunan plasma.

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak 1.2.1 1.2.2 Dokumen kerjasama perusahaan dengan masyarakat sekitar kebun untuk pembangunan kebun masyarakat paling rendah 20% dari total areal kebun yang diusahakan. Laporan perkembangan realisasi pembangunan kebun masyarakat a. b. c. d. Kewajiban membangun kebun untuk masyarakat sekitar paling rendah 20% hanya untuk perusahaan yang memperoleh IUP dan IUP-B berdasarkan Permentan Nomor 26 Tahun 2007 . Pembangunan kebun masyarakat dapat dilakukan antara lain melalui pola kredit, hibah atau bagi hasil. Pembangunan kebun untuk masyarakat dilakukan bersamaan dengan pembangunan kebun yang diusahakan oleh perusahaan Rencana pembangunan kebun masyarakat harus diketahui oleh Bupati/walikota Tidak Tidak 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 Lokasi Perkebunan Pengelolaan perkebunan harus memastikan bahwa penggunaan lahan perkebunan telah sesuai dengan rencana umum tata ruang wialayah propinsi (RUTWP) sesuai dengan perundangan yang berlaku atau kebijakan lain yang seasuai dengan ketetapan yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat.

Rencana tata ruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau ketentuan lainnya yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat.

Dokumen izin lokasi perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Keputusan Menteri Kehutanan bagi lahan

a.

b .

Bagi perusahaan yang berlokasi di provinsi/kabupaten yang belum menetapkan RUTWP/ RUTWK, dapat menggunakan Rencana Umum Tata Ruang yang berlaku. Tanah yang dapat ditunjuk dalam Izin Lokasi adalah tanah yang menurut Ya Ya Ya Lokasi perkebunan merupakan kawasan yang diperuntukan untuk perkebunan berdasarkan RTRW Kabupaten Kotabaru tahun 2012- 2032.

Dokumen izin lokasi dikeluarkan oleh Bupati KDH TK II pada tahun 1989.

Keputusan Menteri Kehutanan No.15/Kpts-

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan) Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif dan Temuan Ya Tidak 1.3.4 1.3.5

yang memerlukan Pelepasan Kawasan Hutan atau memerlukan perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan.

Rekaman

perolehan dan hak atas tanah/ tanah ulayat Peta lokasi kebun/ topografi/jenis tanah

c.

d.

e.

f.

Tataruang Wilayah yang berlaku diperuntukkan bagi penggunaan yang sesuai dengan rencana

pengembangan wilayah tersebut yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan

Perusahaan pemegang Izin Lokasi wajib menghormati kepentingan pihak pihak lain atas tanah yang belum dibebaskan, tidak menutup atau mengurangi aksesibilitas dan melindungi kepentingan umum.

Bagi lahan yang berasal dari Kawasan Hutan yaitu Hutan Produksi Konversi (HPK) diperlukan persetujuan dari Menteri Kehutan serta perusahaan perkebunan kelapa sawit telah memenuhi kewajiban tukar menukar kawasan sesuai ketentuan yang berlaku.

Bagi perusahaan perkebunan yang memperoleh hak atas tanah sebelum tahun 1960 (Undang-Undang Pokok Agraria), cukup

menunjukkan HGU yang terakhir

Melaporkan perkembangan perolehan hak atas tanah dan penggunaannya. Ya Ya II/1993 tanggal 18 April 1994 tentang Pelepasan sebagain kelompok hutan Sungai Serungga dan Sungai Terusan seluas 4 789.5 ha Memiliki surat HGU yang dikeluarkan oleh BPN. Peta lokasi kebun berskala 1:50.000 dan peta topografi berskala 1:50.000. 1.4 1.4.1 1.4.2

Tumpang Tindih dengan Usaha Pertambangan .

Pengelola usaha perkebunan apabila di dalam areal perkebunannya terdapat Izin Usaha Pertambangan harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tersedia kesepakatan bersama antara pemegang hak atas tanah (pengusaha perkebunan) dengan pengusaha pertambangan tentang besarnya

kompensasi.

Kesanggupan Pengusaha Pertambangan secara tertulis untuk mengembalikan tanah

a.

b.

Pengusaha pertambangan mineral dan/atau batubara yang memperoleh Izin Lokasi Pertambangan pada areal Izin Lokasi Usaha Perkebunan, harus mendapat izin dari pemegang hak atas tanah.

Apabila usaha pertambangan telah selesai dan usaha

- - Tidak terdapat tumpang tindih dengan usaha pertambang. Di sekitar lokasi kebun, terdapat beberapa usaha tambang seperti tambang batu bara dan semen tetapi tidak terjadi

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak Kesanggupan Pengusaha Pertambangan secara tertulis untuk mengembalikan tanah bekas tambang seperti kondisi semual (tanah lapisan bawah dibawah dan lapisan atas berada diatas) tanpa

menimbulkan dampak erosi dan kerusakan lahan dan lingkungan.

c.

perkebunan masih berjalan, maka lahan tersebut wajib dikembalikan untuk usaha perkebunan dan reklamasi lahan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar lahan tersebut tetap

produktif untuk usaha perkebunan kelapa sawit.

Biaya reklamasi lahan menjadi beban pihak pengusaha pertambangan. 1.5 1.5.1 1.5.2 1.5.3

Sengketa Lahan dan Kompensasinya

Pengelola perkebunan harus memastikan bahwa lahan perkebunan yang digunakan bebas dari status sengketa dengan masyarakat/petani disekitarnya. Apabila terdapat sengketa maka harus diselesaikan secara musyawarah untuk mendapatkan kesepakatan sesuai dengan peraturan perundangan dan/atau ketentuan adat yang berlaku namun bila tidak terjadi kesepakatan maka penyelesaian sengketa lahan harus menempuh jalur hukum. Tersedia mekanisme penyelesaian sengketa yang terdokumentasi untuk penyelesaian sengketa.

Tersedia peta lokasi lahan yang disengketakan.

Tersedianya salinan perjanjian yang tela

a.

b.

c.

Sengketa lahan dengan masyarakat sekitar kebun /petani diselesaikan secara musyawarah/mufakat. Penetapan besarnya kompensasi dan lamanya penggunaan lahan masyarakat untuk usaha perkebunan dilakukan secara musyawarah Apabila penyelesaian sengketa lahan melalui musyawarah tidak menemui kesepakatan, Ya Ya Ya Diselesaikan dengan musyawarah kemudian berlanjut pada jalur hukum sesuai dengan SOP Penyelesaian Konflik Lahan

SOP/SPO /SMART/LH- 04 dan SOP Ganti Rugi Lahan PT TN/- BAME/SOP/24. Peta lokasi lahan sengketa terlampir pada berita acara ganti rugi lahan.

Salinan perjanjian yang telah disepakati tersedia

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan) Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif dan Temuan Ya Tidak 1.5.4 disepakati. Rekaman progres musyawarah untuk penyelesaian sengketa disimpan.

maka lahan yang disengketakan harus diselesaikan melalui jalur hukum/ pengadilan negeri.

Ya Rekaman dalam bentuk berita acara kegiatan, daftar hadir, dan dokumentasi kegiatan tersedia.

1.6

1.6.1

Status Badan Hukum

Perkebunan kelapa sawit yang dikelola harus mempunyai status badan hukum yang jelas sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Telah memiliki dokumen yang sah tentang satu badan hukum berbentuk akta notaris yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

(Menkumham).

Bentuk badan hukum antara lain :

a. Perseroan Terbatas; b. Yayasan;

c. Koperasi.

Ya PT. Inti Gerak Maju adalah perseroan terbatas berdasarkan akte pendirian perusahaan PT. Inti Gerak Maju oleh notaris Benny Kristanto S.H di Jakarta No. 227 tanggal 22 Novemner 1988 dan selanjutnya mengalami perubahan 3 kali kemudian berubah nama menjadin PT. Tapian Nadenggan berdasarkan Surat Notaris Suhartini, S.H pada tanggal 20 April 2007. 1.7 1.7.1 1.7.2 1.7.3 Manajemen Perkebunan

Perkebunan harus memiliki perencanaan jangka panjang untuk memproduksi minyak sawit lestari.

Perusahaan telah memiliki Visi dan Misi serta komitmen untuk

memproduksi minyak sawit lestari.

Memiliki SOP untuk praktek budidaya dan pengolahan hasil perkebunan.

Memiliki struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi setiap unit pelaksanaan.

a.

b.

Visi dan Misi menjadi komitmen perusahaan dari pimpinan tertinggi dan seluruh karyawan.

Tersedia rencana kerja jangka pendek dan jangka panjang pembangunan perkebunan.

Ya

Ya

Ya

Perusahaan sudah mempunyai visi dan misi serta kebijakan lingkungan. SOP Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan PT TN-BAME/SOP/ 13; SOP Panen PT TN- BAME/ SOP/14 Terpasang di dinding kantor PTTN dan memiliki program kerja untuk setiap divisi.

1.8

1.8.1

Rencana dan realisasi pembangunan

perkebunan dan pabrik

Rekaman rencana dan realisasi pemanfaatan lahan (HGU, HGB, HP, dll)

a. Realisasi pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukannya (untuk tanaman kelapa sawit)

Ya

Memiliki dokumen KA-ANDAL yang merupakan rencana pemanfaatan lahan.

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak

untuk pembangunan perkebunan

(pembangunan tanaman, pabrik, kantor perumahan karyawan dll).

b.

dan waktu yang diberikan.

Realisasi pemanfaatan lahan sesuai dengan izin yang dikeluarkan (HGU, HGB, HP dll). 2 PENERAPAN PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT 2.1 Penerapan Pedoman Teknis Budidaya 2.1.1 2.1.1.1 2.1.1.2 Pembukaan Lahan Tersedia SOP Pembukaan lahan Tersedia rekaman pembukaan lahan a. b. c. d. e.

SOP pembukaan lahan harus mencakup pembukaan lahan tanpa bakar dan sudah memperhatikan kaidah-kaidah

konservasi tanah dan air.

Dokumentasi kegiatan pembukaan lahan tanpa pembakaran sejak tahun 2004 tidak diperkenankan. Pembukaan lahan dilakukan berdasarkan hasil AMDAL/UKL- UPL.

Pada lahan dengan kemiringan di atas 40% tidak dilakukan pembukaan lahan. Pembuatan sistem drainase, terasering, penanaman tanaman penutup tanah (cover crops) untuk meminimalisir erosi dan kerusakan/degradasi tanah. Ya Ya Petunjuk Teknis Persiapan Lahan dan Surat Edaran No: 071/SMD OPS/IX/2007 tanggal 4 September 2007 perihal Larangan membuka lahan dengan cara membakar. Pembukaan lahan dilakukan dengan cara mekanik yaitu menggunakan traktor untuk menggantikan tanaman kelapa hibrida menjadi kelapa sawit. Dokumentasi pembukaan lahan tersedia. 2.1.4 2.1.4.1 Perlindungan terhadap Sumber dan Kualitas air Tersedia rekaman pengelolaan air dan pemeliharaan sumber air

a. b. Perusahaan harus menggunakan air secara efisien. Perusahaan menjaga air buangan tidak terkontaminasi limbah

Ya Memiliki rekaman pengelolaan air dan pemeliharan sumber air berupa hasil analisis kualitas air permukaan pada hulu dan hilir

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak

2.1.4.2 Tersedia program pemantauan kualitas air permukaan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. c. d. e. sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap pengguna air lainnya. Perusahaan melakukan pengujian mutu air di laboratorium secara berkala.

Perusahaan harus melakukan upaya untuk menghindari terjadinya erosi pada sempadan sungai di lokasi perkebunan. Perusahaan harus melindungi/melestarik an sumber air yang ada di areal perkebunan.

Ya

sungai serongga dan hasil analisis kualitas air tanah pada sumur pantau setiap 1 bulan sekali. Tetapi kualitas air sungai belum memenuhi baku mutu yang berlaku. Telah melakukan uji kualitas air permukaan (sungai serongga) yang digunakan untuk kebutuhan domestik karyawan/masyarakat 2.1.4 2.1.4.1 2.1.4.2

Penanaman Pada Lahan Mineral

Pengelola perkebunan harus melakukan penanaman sesuai baku teknis.

Tersedia SOP Penanaman yang mengacu kepada pedoman teknis pembangunan kebun kelapa sawit di lahan mineral.

Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman.

a.

b.

SOP atau instruksi kerja penanaman harus mencakup pengaturan jumlah tanaman dan jarak tanaman sesuai dengan kondisi lapangan dan praktek budidaya perkebunan terbaik, adanya tanaman penutup tanah dan/atau tanaman sela, pembuatan terasering untuk lahan miring. Rencana dan realisasi penanaman Ya Ya Memiliki SOP Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman. 2.1.5 2.1.5.1

Penanaman pada lahan gambut

Penanaman kelapa sawit pada lahan gambut dapat dilakukan dengan memperhatikan karaktersitik lahan gambut sehingga tidak menimbulkan kerusakan fungsi lingkungan. Tersedia SOP /instruksi kerja untuk pena

SOP atau instruksi kerja penanaman harus mencakup:

Tidak terdapat lahan gambut di kawasan perkebunan BAME. a. Penanaman dilakukan

pada lahan gambut berbentuk hamparan dengan kedalaman < 3 m dan proporsi mencakup 70% dari total areal; Lapisan tanah mineral dibawah gambut bukan pasir kuarsa atau tanah

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak

2.1.5.2

pada lahan gambut dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku. Rekaman pelaksanaan penanaman tanaman terdokumentasi b. c. d.

sulfat masam dan pada lahan gambut dengan tingkat kematangan matang (saprik). Pengaturan jumlah tanaman dan jarak tanaman sesuai dengan kondisi lapangan dan praktek budidaya perkebunan terbaik. Adanya tanaman penutup tanah. Pengaturan tinggi air tanah (water level) antara 50 – 60 cm untuk menghambat emisi karbon dari lahan gambut. - 2.1.6 2.1.6.1 2.1.6.2 Pemeliharaan Tanaman Tersedia SOP Pemeliharaan tanaman yang mengacu kepada pedoman teknis pembangunan kebun kelapa sawit Tersedia rekaman/dokumen pelaksanaan pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman mencakup kegiatan mempertahankan jumlah tanaman sesuai standar, pemeliharaan terasering dan tinggi muka air (drainase), pemeliharaan piringan, pemeliharaan tanaman penutup tanah (cover crop), sanitasi kebun dan penyiangan gulma, pemupukan berdasarkan hasil analisa tanah dan daun.

Ya SOP Pemeliharaan Tanaman PT TN- BAME/SOP/143 berisi tentang melakukan sensus dan perbatasan, melakukan pemeliharaan gawang- an, melakukan pemeliharaan piringan dan pasar pikul, melakukan

pemberantasan lalang, melakukan pemupukan, melakukan pengendalian hama dan penyakit, melakukan cuci parit, melakukan pengelolaan LA dan TKS dan melakukan perawatan jalan dan jembatan. Memiliki rekaman mengenai kegiatan penyemprotan, waktu pelaksanaan, tenaga kerja, lokasi dan dosis yang digunakan harus sesuai IK

2.1.7 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Pengelolaan perkebunan harus menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) sesuai pedoman teknis.

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak 2.1.7.1 2.1.7.2 2.1.7.3 2.1.7.4 2.1.7.5

Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT.

Tersedia SOP penanganan limbah pestisida.

Tersedia rekaman pelaksanaan pengamatan dan pengendalian OPT.

Tersedia rekaman jenis pestisida (Sintetik dan nabati) dan agens pengendail hayati (parasitoid, predator, feromon, agens hayati, dll) yang digunakan. Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT

SOP dan instruksi kerja pengendalian OPT harus dapat menjamin bahwa :

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

SOP Pengamatan dan pengendalian OPT termasuk pada bagian dari SOP Pemeliharaan tanaman menghasilkan PT TN-BAME/SOP/13 Memiliki SOP Pengelolaan Limbah B3 SOP/SPO/SMART/ LH- 18. Penganggkutan kemasan bekas herbisida di lingkungan

perkebunan BAME oleh PT. Rolimex Kimia Nusamas dan PT Maju Asri Jaya Utama Rekaman berupa catatan logbook jenis dan jumlah pestisida yang digunakan dan memiliki catatan harian perkembangan tanaman berguna dan burung hantu.

Dokumen jenis pestisida yang digunakan.

Memiliki rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT pada dokumen hama, penyakit, dan gulma SMA/MCAR/06/05-07 a. b. c. d. e. f. Pengendalian OPT dilakukan secara terpadu (pengendalian hama terpadu/PHT), yaitu memadukan berbagai teknik pengendalian secara mekanis, biologis, fisik dan kimiawi. Pestisida yang digunakan telah terdaftar di Komisi Pestisida Kementerian Pertanian Penanganan limbah pestisida dilakukan sesuai petunjuk teknis untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan Tersedia sarana pengendalian sesuai SOP atau instruksi kerja.

Tersedia tenaga (regu) pengendali yang sudah terlatih.

Tersedia gudang penyimpanan alat dan bahan pengendali OPT

2.1.8

2.1.8.1

2.1.8.2

Pemanenan

Pengelola perkebunan melakukan panen tepat waktu dan dengan cara yang benar Tersedia SOP pelaksanaan pemanenan Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan a. b.

SOP dan instruksi kerja pelaksanaan pemanenan harus mencakup penyiapan tenaga kerja, peralatan dan sarana

penunjangnya, penetapan kriteria matang panen dan putaran panen. Kesesuaian pelaksanaan pemanenan dengan SOP yang ada

Ya

Ya

SOP Panen PT TN- BAME/SOP/14, jenis kegiatan yang tercantum adalah melakukan potong buah, melakukan kutib brondolan dan melakukan

pengangkutan TBS. Tersedia catatan produksi TBS harian, bulanan, dan tahunan.

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak

2.2.5 Pengelolaan limbah B3 Limbah B3 merupakan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan/atau jumlahnya dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, oleh karena itu dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula. 2.2.5.1 2.2.5.2 2.2.5.3 2.2.5.4 Tersedia SOP/Instruksi kerja mengenai pengelolaan limbah B3. Limbah B3 termasuk kemasan pestisida,oli bekas dan lain-lain dibuang sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Rekaman penanganan limbah B3 terdokumetasi.

Tersedia surat izin penyimpanan dan/atau pemanfaatan limbah B3 dari instansi terkait.

a.

b.

Mengirimkan jenis LB3 yang dihasilkan ke pihak ketiga yang berizin;

Melaporkan neraca LB3 dan manifest pengiriman LB3 secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada KNLH cc. Pemda Provinsi dan Pemda Kab/Kota Ya Ya Ya Ya SOP Pengelolaan Limbah B3 SOP/SPO/SMART/LH- 18 dan IK Pembilasan Eks Pestisida.

Perkebunan BAME telah bekerja sama dengan PT Rolimex Kimia Nusamas dan PT Maju Asri JayaUtama untuk mengangkut bekas kemasan pestisida. Memiliki catatan logbook monitoring pembilasan kemasan pestisida dan catatan serah terima bekas kemasan pestisida kepada pihak pengumpul resmi

Memiliki izin

penyimpanan sementara Limbah B3 yang masih berlaku No.

188.45/220/KUM /2010 dari Bupati Kotabaru tanggal 10 Mei 2010 yang berlaki selama 5 tahun 2.2.7 2.2.7.1 Pemanfaatan limbah Pengelola perkebunan/pabrik harus memanfaatkan limbah untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan. Tersedia SOP pemanfaatan limbah a. Pengelola perkebunan/ pabrik dapat memanfaatkan limbah antara lain Ya Memiliki SOP Pengendalian limbah dengan nomor dokumen

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak

2.2.7.2 Tersedia surat izin pemanfaatan limbah cair untuk Land Application

(LA) dari instansi terkait.

b.

pemanfaatan limbah padat berupa serat cangkang dan janjang kosong untuk bahan bakar, pemanfaatan tandan/janjang kosong untuk pupuk organik dan pemanfaatan Land Application sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pemanfaatan limbah cair harus dilaporkan kepada instansi yang berwenang

Ya

SOP/ BAMM/ LBH terbit tanggal 2 Februari 2013.

Perkebunan BAME telah mengantongi izin pemanfaatan limbah cair PKS berupa Keputusan Bupati Kotabaru Nomor 188.45/395/KUM/2011 tentang izin pemanfaatan air limbah pada tanah di perkebunan kelapa sawit PT.SMART Tbk yang berlokasi di Desa Serongga Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten Kotabaru. 2.2.7.3 Tersedia rekaman

pemanfaatan limbah padat dan cair.

Ya Memiliki data

pemanfaatan limbah cair untuk LA. Tersedia laporan harian dan bulanan land application di Batu Ampar Estate yang berisi informasi mengenai debit limbah, divisi/blok pengaliran, dan luas areal yang diaplikasi. 3 PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN 3.2 3.2.1 Kewajiban terkait analisa dampak lingkungan AMDAL, UKL dan UPL

Pengelola perkebunan harus melaksanakan kewajibannya terkait analisa dampak lingkungan, UKL dan UPL sesuai ketentuan yang berlaku. Memiliki dokumen AMDAL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mempunyai lahan > 3.000 ha. a. b. Pelaku usaha perkebunan kelapa sawit sebelum melakukan usahanya wajib membuat dokumen lingkungan (AMDAL, UKL/UPL). Pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang telah

Ya Memiliki dokumen AMDAL atas nama PT. Inti Gerak Maju. KA- ANDAL disahkan oleh Menteri Pertanian tanggal 5 Juni 1997 nomor 225/BA- 5/VI/1997, sedangkan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL disahkan dengan nomor

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak

3.2.2

3.2.3

Memiliki dokumen AMDAL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mempunyai lahan > 3.000 ha.

Tersedia rekaman terkait pelaksanaan penerapan hasil AMDAL, UKL/UPL termasuk laporan kepada instansi yang berwenang.

c. beroperasi wajib menerapkan hasil AMDAL, UKL/UPL. Melaporkan hasil pemantauan Ya Ya 15/ANDAL/RKL- RPL/BA/IV/98 tanggal 30 April 1998.

Tidak memiliki dokumen UKL-UPL karena memiliki luas lahan > 3.000 Ha.

Rekaman berbentuk laporan berkala setiap 6 bulan sekali dan dilaporkan kepada BLHD Kabupaten Kotabaru, BLHD Provinsi Kalsel dan KLH Jakarta. 3.3 Pencegahan dan penanggulangan kebakaran. 3.3.1 3.3.2 Pengelola perkebunan harus melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran

Tersedia Petunjuk Teknis pencegahan dan

penanggulangan kebakaran.

Tersedianya SDM yang mampu mencegah dan

a. b. c. Melakukan pelatihan penanggulangan kebakaran secara periodik. Melakukan pemantauan dan pencegahan kebakaran serta melaporkan hasilnya secara berkala (minimal 6 bln sekali) kepada Gubernur, Bupati/ Walikota dan instansi terkait. Melakukan penanggulangan bila terjadi kebakaran. Ya Ya  SOP Penanganan Keadaan Darurat SOP/SMK3/SMART/ LH-09  SOP Pencegahan, Penanggulangan dan Pemulihan Keadaan Darurat PT-TN- BAME/SOP/26  IK Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) IK/BAME/ KTD/01  SOP Alat Pemadam

Api Ringan SOP/SMK3/SMART/ LH-24 berisi tentang persyaratan teknis APAR, penempatan APAR, dan penggunaan APAR.  SOP Hydrant SOP/SMK3/ SMART/LH-25 berisi persyaratan teknis untuk hydran dan selang, penggunaan hydran dan perawatan instalasi hydran. Tersedianya Tim Pemadam Kebakaran

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak

3.3.3

3.3.4

menangani kebakaran.

Tersedia sarana dan prasarana

pengendalian/penanggula ngan kebakaran.

Tersedianya organisasi dan sistem tanggap darurat.

Ya

Ya

Lahan Batu Ampar Estate yang telah di training

Memiliki 25 buah APAR dan alat pemadam lainnya tersebar di seluruh unit kerja Batu Ampar Estate dan kondisinya dimonitor kelayakannya setiap 6 bulan sekali.

Memiliki Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dan Tim Pemadam Kebakaran Lahan Batu Ampar Estate 3.3.5 Tersedia rekaman pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pemantauan kebakaran dan pelaporannya . Ya  Tidak pernah melaporkan hasil pemantauan dan pencegahan kebakaran kepada instansi terkait.  Dilakukan simulasi

Kebakaran Unit Kerja BAME tercatat dilakukan pada 30 Juli 2010, 13 Des 2011, dan 8 Feb 2013. Rekaman terdiri dari skenario simulasi, dokuemtasi kegiatan, daftar kehadiran, dan notulensi.  Dilakukan sosialisasi larangan membakar sampah setiap satu tahun sekali kepada para karyawan; 12 April 2010, 18 Februari 2012, 15 Januari 2013. 3.4 Pelestarian biodeversitas. Pengelola perkebunan harus menjaga dan melestarikan keaneka ragaman hayati pada areal perkebunan dan areal yang tidak ditanami.

Lampiran 1 Checklist Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan BAME (Lanjutan)

Persyaratan Panduan Kesesuaian Bukti Objektif

dan Temuan Ya Tidak

3.4.1

3.4.2

3.4.3

Tersedia SOP identifikasi Perlindungan Flora dan Fauna di lingkungan perkebunan.

Memiliki daftar flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun, sebelum dan sesudah dimulainya usaha. Tersedia rekaman sosialisasi a. b. c. Pengelola perkebunan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya keaneka ragaman hayati dan upaya pelestariannya. Dilakukan pendataan terhadap flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun Upaya-upaya perusahaan untuk konservasi flora dan fauna (antara lain dengan buffer zone, pembuatan poster, papan peringatan, dll). Ya Ya Ya