• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPERETASI DATA

D. Jenis pekerjaan

7. Rumah Ibadah

4.4. Awal mula pembangunan jalan di desa Hutatinggi

4.4.3. Pembangunanan gang desa

Kondisi desa Hutatinggi yang masih semberaut dan belum teratur. Jalan hanya ada di tengah tengah kampung belum ada jalan menuju rumah kerumah. Yang ada jalan setapak dari rumah kerumah. Ini membuat masyarakat sulit untuk berhubungan dengan dunia luar.

Pusat keramaian hanya di tengah tengah kampung. Masyarakat yang ada di pinggiran atau masyarakat yang rumahnya jauh di dalam masih sulit untuk berhubungan dengan dunia luar. Dan yang lebih parahnya lagi jika malam hari

desa Hutatinggi semakin gelap. Tidak ada penerangan lampu listrik, yang ada hanya jalan yang ada di tengah tenagah kampung. Itu pun hanya 3 lampu saja. Hal ini membuat masyarakat sulit untuk keluar pada malam hari. Yang keluar hanyalah para orang tua dan anak muda yang pergi ke kedai kopi. Untuk melepas kelalahan di sawah dengan minum teh manis bersamama di warung kopi. Sambil bercanda dengan sesama teman. Dan warung hanya ada ±5 warung saja. Itu pun yang ada hanya di tengah tengah kampung saja dan tidak ada dalam dalam kampung.

Sekitar tahun 1996 perencanaan pembangun gang desa Hutatinggi sudah di lakukan. Dimasa itu yang menjadi kepala desa adalah bapak Donnik nasution. Beliau sudah memikirkan bagaimana pembangunan gang di desa hutatinggi. Di kawasan puncak sorik marapi pada saat itu mulai di galakkan pembangunan gang. Ini di sebabkan karena masyarakat mulai berhubungan dengan dunia luar. Mereka melihat bahwa sanya pentingnya pembangunan gang di suatu kampung. Untuk memudahkan sarana trasportasi. Masyarakat mulai melakukan migrasi ke kota kota besar seperi ke kota medan. Yang mana di kota medan sudah ada namanya gang. Masyarakat mulai berpikir bagaimana jika di terapkan di desa Hutatinggi.

Pada saat itu bapak kepala desa mengundang tokoh masyarakat untuk melakukan musyawarah. Musyawarah untuk kemajuan desa Hutatinggi. Ketika itu suda mulai di letakan gang desa. Gang mana yang akan di bangun. . Setelah pembangunan di rencanakan tinggal pembebasan lahanya. Dan pada saat itu masyarakat banyak yang menolak akan di bangun gang desa. Ini karena pemikiran masyarakat yang masih terkukung oleh nilai nilai lama. Budaya tradisional masih ada di dalam masyarakat. Pada saat itu hampir semua masyarakat desa menolak

akan di buat gang desa. Namun sebagian ada juga yang mau di laksanakan pembangun gang tersebut. Pada saat itu yang menjabat sebagai ketua naposo nauli bulung (PNNB) desa Hutatinggi adalah Sawaluddin nasuton. Sawaluddin nasution beserta kawal lubis mulai menjumpai warga warga yang tanahnya akan di bangun gang. Bayak kendala yang mereka hadapi. Para orang tua banyak yang tidak mau memberikan tanahnya. Menurut penuturan salah seorang warga desa Hutatinggi:

“Saya tidak mau memberikan tanah saya untuk di jadikan gang karena kebun cokat saya akan di tebang”

(Hasil Wawancara, bulan Desember 2009)

Dan pada saat itu desa Hutatinggi masih memiliki pohon jeruk yang di tanami di sekitar pekarangan rumah sehingga membuat masyarakat untuk enggan menebang pohon jeruknya. Masyarakat memperkirakan bahwasanya jika pohon jeruk itu di tebang berarti akan mengalami kerugian. Masyarakat masih menggantungkan hidupnya pada hasil jerik yang dapat mencapai Rp 200.000 per minggu. Jadi jeruk ini sangat menambah penghasilan rumah tangga. Dari pengamatan penulis kenapa pembangunan gang di desa hutatinggi terkendala pada pemerintahan bapak Donnik nasution karena pada saat itu kondisi desa Hutatinggi masih di selimuti oleh tanaman jeruk. Jika di lihat dari kejauhan desa Hutatinggi seperti hutan belantara karena banyak pohon pohon di tanami di desa Hutatinggi.

Hal tersebut membuat terkendalanya pembangunan gang desa Hutatinggi. Namun pondasi awal sudah diletakan pada masa pemerintahan bapak Donnik nasution.setelah kurun waktu yang begitu panjang . Dan tahun demi tahun bergati. Tanaman pohon jeruk pun mulai langka. Pohon jeruk mulai tidak produktup lagi.

Satu demi satu pohon jeruk mati. Banyak warga yang mengatakan penyebapnya karena masuknya arus listrik ke desa Hutatinggi yang membuat pohon jeruk mati. Karena pada saat itu desa Hutatinggi masih hampir belum ada yang memakai arus listrik. Jadi menurut pendapat sebagian masyarakat matinya pohon jeruk karena masuknya arus lisrik. Dan banyak pendapat ada juga yang mengatakan karena desa Hutatinggi di timpa bala dari tuhan yang maha esa. Karena masyarakat desa Hutatinggi tidak mau bersukur terhadap reski yang sekarang. Ini semua karena budaya desa Hutatinggi yang masih tradisional. Masih mengagung agungkan hal hal yang tabu. Namun dari penelitian yang di lakukan oleh dinas pertanian, penyebabnya karena adanya virus yang menyerang pohon jeruk.

Pembangunan gang desa Hutatinggi tidak begitu saja terkendala setelah pohon jeruk himpir punah dari desa Hutatingi. Dan terjadi pergantian kepala desa yaitu bapak Nasir rangkuty. Yang memimpin desa Hutatinggi hanya sebentar saja. Ini karena beliau meninggal dunia. Banyak pendapat atas meninggalnya beliau. Ada yang mengatakan kepala desa Hutatinggi meninggal karena bunuh diri , ada juga yang mengatakan karena di bunuh. Namun yang jelasnya belia di laporkan ke polisi karena di tuduh segelintir masyarakat desa karena korupsi beras bulog.

Namun yang jelanya pada saat beliau memimpin desa Hutatinggi banyak perubahan yang ia lakukan salah satunya adalah perencanaan pembanguan gang desa. Yang sudah di buat oleh bapak Donnik nasution. Beliau sudah membuat proposalnya. Dana tersebut sudah cair dari dinas PU ( pekerjaan umum). Dana tersebut di alokasikan untuk pembangunan gang desa Hutatinggi. Namun sekitar sebulan pelak sanaan pembanguan desa Hutatinggi. Tiba tiba beliau di bawa ke antor polisi. Dan pada saat itu kondisi desa Hutatinggi mengalami perpecaha.

Amsyarakat konflik karena saling tuduh menuduh. Situasi keamanan kuarang terjamin. Karen konflik antar magarga hampir pecah.

Namun konflik tersebut ahirnya reda juga karena masyarakat desa Hutatinggi masih tergolong bersaudara. Dan dapat di selesaikan secara ke keluargaan.. namun pada masa pemerintahan bapak Nasir rangkuty perencanaan pembanguan gang tidak tercapai.

Setelah desa Hutatinggi di acam perpecahan. Maka tokoh-tokoh masyarakat desa hutatinggi mengambil kesimpulan untuk di lakukannya pemilihan kepala desa Hutatinggi. Agar desa Hutatinggi bisa aman dan tenteram. Pada saat itu dia adak lah pemilihan kepala desa Hutatinggi. Yang mencalon adalah Saparuddin nasution. Dan Ali alatas nasution. Setelah pemilihan di lakukan maka yang menang adalah saparuddin nasution. Beliau pemimpin desa Hutatinggi sampai sekarang dengan sekretarisnya arsat nasution. Dari pemilihan kepala desa tersebut desa Hutatinggi kembali tenteram kembali pasca konflik tersebut. Perencanaan pembanguan mulai di rencanakan kembali. Sebagai seorang kepala desa Saparuddin mempunyai perencanaan yang sangat bagus mengenai desa Hutatinggi. Khususnya pembangunan trasportasi desa Hutatinggi.

Pertama perencanaan pembangunan trasportasi gang desa. Setelah beliau memimpin desa Huttinggi. Perencanaan pembangunan desa Hutatinggi kemabali di laksanaakan. Tokoh masyarakat mulai di undang kembali. Ketua pemuda dan pemuda mulai di undang serta eleman masyarakat desa Hutatinggi. Diadakan lah musyawarah desa tepatnya di sekolah ibtidaiah desa Hutatinggi. Pada malam hari di lakukan musyawarah desa. Masalah pembebasaan lahan yang sekitar panjangnya mencapai 3.250 meter. Sudah di bebaskan. Tokoh tokoh masyarakat

menjumpai siap-siap yang tanahnya terkait dengan jalur gang tersebut. Ada juga yang pemilik tanahnya di kota bogor. Kepala desa menghubunginya dengan proses yang panjang. Ahirnya lahan tersebut bebas juga.

Perencanaan pembangunan tersebut berasal dari masyarakat itu sendiri bukan dari pemerintah. Masyaraat sudah membutuhkan gang tersebut. Tidak ada dana bantuan dari siapa pun kecuali dari masyarakat itu sendiri.

Pada saat itu di simpulkan kembali akan di lakukan gotong royong untuk membangun desa Hutatinggi. Gotong royong seluruh masyarakat desa Hutatinggi. Sosialisasi mulai di lakukan. Yang mana ketua naposo nauli bulung (PNNB) mengajak pemuda pemudi untuk melakukan gotong royong. Yang awalanya di tentukan. Dan alat-alat pekerjaan mulai di umumkan seperti cangkul dan sekop. Kondisi desa Hutatinggi yang berada di dataran yang tinggi membuat pekerja harus ekstra keras. Masyarakat. Bekerja keras. Dan pada hari jum’at di umumkan di mesjid. Setelah selesai sohlat jum’at masyarakat di minta untuk gotong royong dalam pembanguan desa Hutatinggi.

Masyarakat mulai berkumpul. Masing masing lingkungan berkumpul. Para pemuda mulai bekerja mencangkul dan membersihakan gang-gang yang akan di bangun. Jalan gang tersebut akan di bangun dengan lebar sekitar 2 meter. Pembangunan gang tersebut tidak siap dengan hanya satu hari saja. Ber bulan bulan baru siap. Setiap hari jumat masyarakat bergotong royong. Hari jum’at di lakukan karena masyarakat desa selepas pulang sholat jum’at. Tidak pergi lagi ke sawah atau ke-kebun.

Pembangunan gang tersebut sudah mulai nampak hasilnya. Pembangunan yang yang di rencanakan tersebut adalah awalnya dari masyarakat, bukan dari

pemerinatah. Gang tersebut masih tanah yang belum di aspal dan belum di beri batu hingga samapi sekarang. Namun sudah dapat di lalui oleh sepeda motor. Masyarakat sudah merasakan mampat dari gang tersebut.

Sekitar 1 tahun yang lewat. Sekolah tinggi agama islam Padang Sidimpuan. Melakukan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) di desa Hutatinggi. Pada saat itu mereka melihat gang yang di bangun di desa Hutatinggi belum sempurna. Pada saat itu ketika Naposo Nauli Bulung (PNNB) melakukan pengajian di lingkungan satu desa Hutatinggi. Mereka mengusulkan agar gang gang desa di beri namanya. Karena pada saat itu gang-gang yang di bangun belum memiliki nama.

Saat musyawarah di lakukan banyak usulan usulan apa apa yang akan di berikan untuk gang tersebut namun mereka meminta partisipasi dari pemuda pemudi desa untuk melakukan peninjauan kepada masyarakat nama apa yang cocok di daerah tersebut. Namun mereka menanggung jawapinya mengenai kayu yang akan di tempelkan di depan gang. Dan mereka yang akan menyablon nama tersebut. Setelah musyawah di lakukan di sepakati 3 orang dari Naposo Nauli Bulung (PNNB) sebagai perwakilan. Dan disepakati hari senin untuk melakukan peninjauan.

Setelah di lakuka surve, maka masyarakat mulai memberikan nama gang yang ada di lingkungan mereka. Setelah nama-nama tersebut di sepakati maka mahasiswa yang bersalal dari PadangSidimpuan tersebut mendirikan nama gang tersebut. Dan pada ahirnya gang-gang desa di Hutatinggi sudah mempunyai nama. yang sebelumnya belum punya nama.

Namun pembangunan tersebut berasal dari masyarakat mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan pengawasan. Pembangunan tersebut tidak bersal dari pemerintah. Gang tersebut tidak teratur seperti yang ada di kota besar yang mana lurus dan teratur. Gang tersebut nampaknya tidak teratur karena tata letak ramah masyarakat tidak teratur dan semberaut. Ini yang menyebabkan jalan gang tersebut berliku-liku dan tidak lurus.

Pembangunan jalan menuju persawahan masyarakat desa Hutatinggi.

Masyarakat desa Hutatinggi secara garis besar hidup dalam sektor pertanian. Pertanian adalah usaha yang paling menonjol di desa Hutatinggi. Masyarakat bertani ada yang di sekitar kampung. Ada sebuah lahan pertanian masyarakat desa Hutatinggi yang jauh dari perkampungan. Jarak yang di tempuh dengan menggunakan jalan kaki. Sekitar ±3 jam. Jika berangkat jam 08.00 wib maka akan sampai jam 11.00 wib. Masyarakat menempuhnya dengan penuh semangat. Karena mata pencaharian yang paling utama adalah pertanian, kondisi alam yang harus di tempuh yaitu perbukitan dan kebun kebun karet masyarakat Desa Hutatinggi. Jarak yang di tempuh untuk mencapai persawahan tersebut sekitar 5 kilo meter. Kehidupan seperti itu terus berjalan dari waktu kewaktu. Bertahun tahun masyarakat bertani disana. Nama persawahan masyarakat tersebut adalah “saba sialang”. Namun perkebangan jaman terus menerus. Pada tahun 2007 beberapa masyarakat yang mempunyai sawah di saba sialang tersebut mempunyai inisiatif untuk membuka jalan menuju persawahan tersebut. Inisiatif dari salah seorang petani. Yang bernama bapak Gosman nasution.

Beberapa masyarakat mulai berkumpul dan membicarakan ide tersebut. Sebelum di lemparkan kepada bapak kepala desa yaitu pak Saparuddin. Setelah sepakat sekitar 5 anggota masyarakat untuk mengerakkan mayarakat untuk membuka jalan ke saba sialang. Kelompok masyarakat tersebut mengajukanya kepada kepala desa. Dan kepala desa menyambut baik aspirasi tersebut. Musyawarah terus di lakukan oleh tokoh tokoh masyarakat. Bagaimana pemetaan jalur yang akan di gunakan menuju persawahan tersebut. Dari hasil musyawarah tersebut di simpulkan bahwasanya ada kebun-kebun masyarakat yang akan di lalui. Dan pohon pohon karet harus di tebangi untuk di jadikan jalan menuju saba sialang tersebut.

Untuk pembebasan lahan tersebut terpaksa kepala desa serta tokoh masyarakat melakukan kunjungan terhadap yang mempunyai tanah. Dalam kunjungan tersebut kepala desa memaparkan maksud kedatangannya demi membuka jalan dari desa Hutatinggi ke saba sialang, tempat persawahan masyarakat desa Hutatinggi. Dalam kunjungan tersebut masyarakat menyabutnya dengan senang hati karena akan memudahkan masyarakat untuk pergi kesawah.

Jalan yang akan di buka tersebut merupakan perkebunan Karet, tentu membutuhkan tenaga kerja yang begitu banyak. Para tokoh masyarakat terus melakukan musyarah bagaimana pelaksanaannya. Dari hasil musyawarah yang di lakukan mengambil kesimpulan bahwa sanya akan di kerahkan seluruh masyarakat desa Hutatinggi. Khususnya yang mempunyai sawah di tempat tersebut.

Pada hari jum’at sebelum di laksananka sohlat jum’at. Terlebih dahulu jawatan agama mengumkan bahwasanya setiap hari jum’at masyarakat desa

Hutatinggi melakukan gotong royong untuk membangun jalan dari desa Hutatinggi menuju persawahan tersebut. Dan pada malam harinya ketua naposo dan nauli bulung beserta jajaranya mensosialisasikan kepada anggotanya untuk melaksanakan gotong royong. Rencana tersebut di tanggapi oleh masyarakat dengan senang hati. Masyarakat semua berkumpul. Ada yang membawa cangkul ada yang membawa parang.

Kegiatan gotong royong mulai di lakukan. Ada yang mencangkul guna membuat jalan tersebut datar karena kontruksi tanah desa Hutatinggi yang berbukit bukit. Nampak ke bersamaat masyarakat begitu akrap. Ada yang menggangkat batu untuk di jadikan pondasi jalan. sedangkan batunya di proleh dari kas desa Hutatinggi dan ada juga yang di ambil dari sungai.

Kegiatan terebut terus berlanjud sampai ber bulan bulan baru selesai. Pekerjaan tersebut di lakukan secara bergantian. Kalau seseorang tidak bisa di lakukan oleh masyarakat pada minggu ini maka akan di gantikan pada minggu berikutnya. Lebar jalan tersebut berukuran 2 meter. Jadi sepeda motor bisa melintasi jalan tersebut. Pada waktu itu akan di laksanakan pemilihan legislative di kabupaten Mandailing Natal. Tentu para calon wakil rakyat merapat ke masyarakat. Pada waktu itu ada calon dari partai amanat nasional yang bersedia memberi bantuan untuk pembangunan jalan menuju persawahan desa Hutatinggi. Beliau terus membatu baik dari pasir dan semen. Pada waktu itu beliau terus membatu masyarakat desa Hutatinggi . di perkirakan uangnya habis sekitar ±Rp 150.000.000. Namun tau taunya beliau tidak menang dalam pemilihan tersebut. Namun dia berjanji walupun dia tidak menang selagi dia asih sanggup dia tetap membangun desa Hutatinggi.

Kondisi jalan yang di rencanakan untuk membangun jalan Hutatinggi menuju saba sialang tersebut akan di bangun dengan mengunakan semen. Jalan tersebut kan di semen bukan di aspal. Parit parit jalan sekarang ini sudah di bangun agar dapat menampung air jika hujan. Kalau tidak ada parit jalan maka akan mengakibatkan kerusakan jalan secara cepat.

Sekarang ini kondisi jalan seraca keseluruhan belum di semen. Ini di sebapkan Karena kekurangan dan untuk melakukan penyemenan. Dan pada waktu itu ada bantuan dari dinas peternakan. Karena beberapa anggota masyarakat secara berkelompok melakukan kegiatan seperti ternak sapi Australia. Jadi ketika mereka meminta bantuan dari dinas peternakan. Secara mudah kepala dinas peternakan memberikan bantuan guna membangun jalan desa Hutatinggi dan memang berkebetulan ada dana untuk itu.. Dan tersebut di gunakan untuk menambah semen yang di butuhkan masyarakat desa Hutatinggi untuk membangun jalan menuju saba sialang tersebut. Sekarang ini masih melakukan kegiatan gotong royong untuk terus meningkatkan pembangunan jalan di desa Hutatinggi.

Sekarang ini masyarakat desa Hutatinggi sudah menikmati pembangunan dari jalan tersebut. Masyarakat sekarang ini mudah untuk bepergiaan ke sawah. Sekarang ini perjalan yang dulunya di tempuh dengan jalan kaki sekitar 3 jam sekarang ini sudah dapat di tempuh dengan 10 menit saja. Perjalan yang dulunya susah sekarang ini sudah mudah. Sekarang ini rata rata dari masyarakat desa Hutatinggi sudah mempunyai kenderaan bermotor.bahkan masyarakat yang belum memiki arus listriknya sudah mempunyai kenderaan bermotor. Hasil hasil dari pada pertanian diangkut dengan kenderaan bermotor. Satu kalengnya padi dengan

ongkos Rp 3.000. dan sudah sampai kerumah. karena desa Hutatinggi sudah mempunyai gang walaupun secara sepenuhnya belum sempurna jadi kenderan bermotor sudah mudah. Sedangkan tarif objek menuju persawahan tersebut dengan tarif Rp 5.000. dan di sawah sekarang sudah berdiri pangkalan ojek dan sekarang ini sudah ada kedai kopi. Jadi bagi para petani yang merasa keletihan di sawah bisa melepaskan ketihnya di sawah. Dan sekarang ini banyak yang meniru pembangunan yang di lakukan oleh desa Hutatinggi. Salah satu desa yang berencana akan melakukan pembangunan dengan konsep yang sama adalah desa maga dolok namanya. Isu yang berkembang di desa Maga Dolok mereka juga akan membangun jalan menuju tempat persawahan mereka. Mereka akan mebangun jalan karena mereka melihat masyarakat desa Hutatinggi bisa melakukan hal sulit tersebut. Jadi dalam waktu dekat ini akan di bangun jalan menuju persawahan maga dolok dan akan di hubungkan ke desa Hutatinggi.

Sekarang ini pembanguan jalan desa Hutatinggi menuju persawahan masyarakat desa terus di bangun. Namun sekarang ini yang melakukan gotong royong adalah mereka mereka yang mempunyai kenderaan bemotor dan yang mempunyai ojek. Masyarakat tidak di libatkan lagi secara sepenuhnya.. begitulah sebuah perencanaan pembanguan yang berasal dari rakyak. Pembangunan tersebut di rencanakan oleh masyarakat. Pembangunan tersebut bukan berasal dari pemerintah dan untuk masyarakat. Jadi dari realita tersebut menunjukan bahwasanya masyarakat itu bisa berbuat dan tidak perlu adanya bantuan dari pemerintah.. masyarakat itu bisa bangkit dari kemiskinan dan tampa bantuan dari orang lain. Seperti itu lah yang terjadi di desa Hutatinggi.

Sekararang ini paradiqama pembangunan bukan lagi berasaskan Top Down Planing Artinya perencanaan pembangunan itu bukan hanya dari pemerinah saja. setelah negara Indonesia menganut sistem pembangunan yang ber asaskan otonomi daerah, ini merupakan sebuah perencenan pembangunan yang melibatkan masyarakat secara seutuhnya melibatkan masyarakat dalam peroses pembangunan mulai dari perencanaan hingga pengawasan pembangunan atau yang sering di sebut dengan partisipasi masyarakat. Masyarakat dalam perencanaan pembangunan yang berasaskan Bottem Up bukan sebagai penerima begitu saja pemabangunan yang di buat pemerintah. Masyarakat itu berdaya. Masyarakat itu mengerti akan kebutuhnya. Masyarakat mengerti solusinya. Pemerintah hanya sebagai Fasilitator. Jadi dari pembangunan jalan menuju persawahan masyarakat desa hutatinggi menunjukan bahwa sanya masyarakat itu berdaya.

Dokumen terkait