• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2. Penerapan PSAK No. 1 dan PSAK No. 2 Tahun 2012 Konfergensi IFRS

4.2.2. Laporan Posisi Keuangan

4.2.2.2. Pembedaan Lancar dan Tidak Lancar

Entitas diwajibkan untuk memisahkan antara aset lancar dan tidak lancar, serta kewajiban lancar dan tidak lancar. Suatu asset diklasifikasikan sebagai asset lancar jika asset tersebut:

a) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan, atau

b) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca, atau

c) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Sementara asset yang tidak termasuk di dalam kategori tersebut di atas diklasifikasikan sebagai asset tidak lancar.

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek apabila:

a) Diperkirakan akar diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau

b) Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan.

c) Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk diperdagangkan.

d) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

88

Semua kewajiban lainnya harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

Seperti yang telah disajikan pada sub bab sebelumnya, PT Golden Retailindo Tbk menyajikan dalam aset lancarnya pos pos sebagai berikut:

a. Kas dan setara kas

b. Piutang usaha – Pihak berelasi dan pihak ketiga c. Piutang lain-lain – Pihak berelasi dan pihak ketiga d. Persediaan

e. Pajak dibayar dimuka f. Beban dibayar di muka, dan g. Uang muka

Agar dapat membandingkan pengklasifikasian aset lancar yang dilakukan oleh PT Golden Retailindo Tbk dengan standar yang ada, maka perlu disajikan dan diteliti mengenai pengklasifikasian yang diungkapkan oleh entitas dalam catatan laporan keuangan. Pada bagian berikut disajikan klasifikasi pos kas

Dari penjelasan atas klasifikasi kas dan setara kas yang diberikan oleh PT Golden Retailindo Tbk bahwa kas terdiri dari kas, bank Sumber: Catatan atas laporan keuangan PT Golden Retailindo Tbk periode 2011

89

dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 bulan dan tidak dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan tidak dibatasi penggunaannya, dapat diinterpretasikan bahwa akun ini merupakan akun yang memiliki likuiditas tertinggi sehingga memang paling cocok diklasifikasikan sebagai asset lancar.

Berikut disajikan rincian mengenai piutang usaha PT Golden Retailindo Tbk.

Jika diperhatikan, PT Golden Retailindo Tbk membagi piutang usahanya menjadi dua kategori yakni piutang usaha kepada pihak berelasi dan pihak ketiga. Dalam kedua kategori tersebut masing-masing dibagi dalam beberapa sub klasifikasi, piutang usaha dengan pihak berelasi berdasarkan umur dibagi menjadi piutang lancar dan jatuh tempo antara 1 sampai dengan 60 hari, sementara piutang usaha dengan pihak ketiga dibagi menjadi tiga kategori yaitu piutang lancar, jatuh tempo kurang dari 60 hari dan antara 61 – 150 hari. Pembagian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui piutang mana yang akan jatuh tempo. Klasifikasi piutang Sumber: Catatan atas laporan keuangan PT Golden Retailindo Tbk periode 2011

90

lancar mungkin didasarkan pada asumsi bahwa piutang tersebut akan dapat tertagih dalam jangka waktu kurang dari atau sama dengan satu periode buku perusahaan. Dalam akun ini tidak dilakukan penyisihan piutang mungkin disebabkan bahwa PT Golden Retailindo Tbk yakin bahwa seluruh saldo piutangnya akan tertagih. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pos piutang usaha dalam Laporan Posisi Keuangan PT Golden Retailindo Tbk memang cocok dimasukkan dalam klasifikasi asset lancar.

Pada bagian berikut disajikan rincian mengenai persediaan PT Golden Retailindo Tbk.

Persediaan yang dimiliki oleh PT Golden Retailindo Tbk dibagi menjadi tiga kategori yaitu barang dagangan milik sendiri, kantong plastik, dan lain-lain. Seperti yang telah diketahui bahwa PT Golden Retailindo Tbk memiliki kegiatan usaha dalam perdagangan retail dan pengelolaan mal termasuk di dalamnya adalah departemen store dan berbagai tenant seperti toko buku, supermarket, food court, restoran, salon, pakaian dan lain-lain sehingga mungkin alasan pemisahan persediaan kantong plastic dari persediaan barang dagangan dan persediaan lain-lain, karena kantong plastic yang dimiliki oleh perusahaan telah diproses (diberi Sumber: Catatan atas laporan keuangan PT Golden Retailindo Tbk periode 2011

91

merk, nama, dan sebagainya) sehingga memiliki nilai yang material sehingga penyajiannya dipisahkan dan diidentifikasi tersendiri dalam sub akun terpisah.

Dalam penyajian pos persediaan PT Golden Retailindo Tbk juga tidak menyajikan atau melakukan penyisihan penurunan nilai persediaan. Hal ini mungkin disebabkan karena perputaran barang dagang dari perusahaan cukup tinggi sehingga kemungkinan untuk terjadi kerusakan karena usia dinilai terlalu kecil prosentasenya. Demikian halnya juga untuk kantong plastic yang tentu saja akan diberikan kepada pelanggan ketika pelanggan membeli barang dagangan baik sekecil dan sesedikit apapun, tetap diberikan kantong plastic. Perputaran kantong plastic juga dapat dikatakan cukup tinggi dilihat dari nilai kantong plastic pada akhir tahun tahun 2010 sejumlah Rp. 103.500.475,- dan pada akhir tahun 2011 menjadi Rp. 81.711.300,- dari angka tersebut dapat diketahui bahwa dalam satu tahun penggunaan kantong plastic sebesar Rp. 21.789.175,- merupakan jumlah yang besar untuk penggunaan kantong plastic.

Dari berbagai penjelasan diatas, dapt ditarik kesimpulan bahwa pengklasifikasian persediaan dalam kategori asset lancar dapat dikatakan sesuai dengan likuiditas persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Dalam catatan atas laporan keuangan tahun 2011 milik PT Golden retailindo tidak ditemukan adanya rincian mengenai pajak dibayar dimuka sehingga peneliti mengasumsikan bahwa pajak dibayar dimuka

92

sesuai dengan PSAK No. 46 mengenai “Akuntansi Pajak Penghasilan”. PSAK ini mensyaratkan pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan atas pengaruh pajak di masa akan datang yang berasal dari perbedaan temporer (beda waktu) antara dasar pajak dan dasar pelaporan komersial dari aset dan liabilitas serta atas rugi fiskal kumulatif yang belum digunakan. Pengaruh pajak dari beda waktu dan akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan tersebut, yang dapat berupa aset ataupun liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa asset pajak dibayar dimuka merupakan asset yang terjadi berdasarkan beda waktu dan pada saat hutang pajak terjadi, asset tersebut dapat digunakan untuk mengurangi beban pajak dan likuiditas dari asset tersebut tentu saja sesuai dengan satu periode akuntansi perusahaan sehingga dapat diaktakan wajar apabila diklasifikasikan sebagai asset lancar.

Pada bagian berikut disajikan rincian mengenai beban di bayar dimuka dan uang muka yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan Pt Golden Retailindo Tbk.

93

Pada catatan atas laporan keuangan yang menyajikan perincian mengenai biaya dibayar dimuka diatas, PT Golden Retailindo memisahkan akun tersebut menjadi 3 sub bagian yakni sewa bangunan, asuransi, dan lain-lain. Jika dilihat bahwa penempatan sewa bangunan dalam asset lancar secara tidak langsung menyiratkan bahwa perusahaan menyewa bangunan dalam jangka waktu yang sama atau lebih cepat dari satu periode buku perusahaan atau dalam perjanjian kontrak sewa, PT Golden Retailindo Tbk mungkin juga menginginkan hak pembatalan atas sewa dengan mengembalikan sejumlah uang tunai yang tersisa sehingga sub-akun biaya sewa dibayar dimuka memiliki tingkat likuiditas diatas asset tetap, sementara asuransi dibayar dimuka ikut diklasifikasikan dalam asset lancar padahal sudah merupakan kebenaran umum bahwa sejumlah premi (baik dibayar bulanan, kwartalan, tahunan, maupun pembayaran secara advanced) yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi, memiliki jangka waktu perlindungan yang lebih dari 1 tahun (rata-rata 5 tahun) sehingga sebenarnya menurut usia dari asset tersebut, biaya asuransi dibayar dimuka seharusnya dimasukkan ke dalam asset tetap, namun perlu diketahui bahwa pemegang polis (dalam hal ini PT Golden Retailindo Tbk) berhak untuk me-lapse-kan saldo asuransinya dan membatalkan manfaat asuransi. Sehingga perusahaan memperoleh uang sebesar yang telah dibayarkan ditambah dengan nilai tunai investasi jika ada (perlu diketahui bahwa produk asuransi sekarang telah berintegrasi dengan model tabungan investasi sehingga uang nasabah yang ditabungkan tidak hanya

94

mengendap dan dikurangi biaya asuransi). Sehingga likuiditas dari akun biaya asuransi dibayar dimuka dapat dikatakan likuid. Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengklasifikasian akun biaya dibayar dimuka terlah disajikan secara wajar.

Dibawah rincian mengenai akun biaya dibayar dimuka, dapat dilihat rincian akun uang muka. Uang muka disini merupakan pembayaran dulu terhadap barang dagangan yang diharapkan akan diterima di waktu kemudian setelah pembayaran dilakukan. perusahaan dimasukkan ke dalam kategori asset lancar mungkin karena realisasi penerimaan barang yang telah dibeli melalui uang muka, akan diterima dalam waktu kurang dari satu periode buku perusahaan.

Pada bagian berikut disajikan laporan posisi keuangan PT Golden Retailindo Tbk bagian kewajiban lancar.

Dalam pengklasifikasian liabilitas jangka pendek, PT Golden Retailindo Tbk membagi pos-pos liabilitasnya menjadi 5 pos-pos terpisah yaitu: hutang usaha – pihak ketiga, hutang pajak, beban masih harus Sumber: Laporan Posisi Keuangan PT Golden Retailindo Tbk periode 2011

95

dibayar, pendapatan diterima dimuka, dan bagian hutang pembiayaan konsumen jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

Hutang usaha kepada pihak ketiga merupakan hutang usaha pembelian barang dagang yang dilakukan oleh PT Golden Retailindo Tbk kepada para pemasok. Pada bagian berikut, disajikan rincian hutang usaha berdasarkan umur.

Berdasarkan informasi yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan PT Golden Retailindo Tbk, perusahaan tidak menjaminkan utang usahanya dan perusahaan tidak memiliki hak untuk memperpanjang masa penundaan pembayaran hutang kepada para pemasok dan nilai hutang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun buku perusahaan. Maka pengklasifikasian hutang usaha – pihak ketiga dalam kategori liabilitas lancar dapat dikatakan wajar.

Pada bagian berikut akan disajikan rincian mengenai akun beban yang masih harus dibayar, dan rincian mengenai pembiayaan konsumen jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan PT Golden Retailindo Tbk.

96

Dari rincian yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan PT Golden Retailindo Tbk, dapat dilihat bahwa akun beban yang masih harus dibayar merupakan jumlah dari akun-akun lainnya seperti: utilitas, sewa, service charge, jasa professional, jasa kebersihan umum, hutang retensi, dan lain-lain. Tanpa perlu memeriksa lebih lanjut, dapat langsung diidentifikasi bahwa setiap sub akun tersebut merupakan hutang yang akan segera diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun buku perusahaan, sehingga dapat dikatakan bahwa penyajian akun beban yang masih harus dibayar dalam liabilitas jangka pendek dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan standar penyajian laporan posisi keuangan.

97

Akun pembiayaan konsumen jangka panjang merupakan akun yang terjadi karena perjanjian yang dilakukan oleh PT Golden Retailindo Tbk dengan PT Toyota International Motor sebagai pihak ketiga. Dalam informasi yang diberikan dala catatan atas laporan keuangan PT Golden Retailindo, jangka waktu pembiayaan tersebut berlangsung selama tiga tahun, namun berdasarkan perjanjian yang telah dilakukan, terdapat pembayaran yang akan jatuh tempo. Sehingga oleh PT Golden Retailindo Tbk, hutang pembiayaan konsumen jangka panjang dibagi ke dalam dua kategori, yakni hutang pembiayaan konsumen jangka panjang dan yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Pembagian akun ini kedalam dua akun yang berbeda sesuai dengan standar penyajian laporan posisi keuangan tentang pemisahan lancar dan tidak lancar. Telah dibahas sebelumnya bahwa salah satu syarat kategori lancar adalah diperkirakan akar diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan. Maka, pembagian akun pembiayaan konsumen jangka panjang menjadi dua menurut umurnya, yang telah dilakukan oleh PT Golden Retailindo Tbk, telah sesuai dengan standar yang berlaku.

Dokumen terkait