• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

C. Pembelajaran Akhlak 1.Pengertian Akhlak 1.Pengertian Akhlak

Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk. Khulk di dalam kamus

Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Di

dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan: “Akhlak ialah sifat-sifat manusia

yang terdidik”, (Asmaran, 2002: 1).

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan akhlak meliputi: a. Seluruh perilaku dan,

b. Etika manusia.

30

3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akhlak a. Kompetensi Inti

1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2) Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secraa efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3) Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkaitnpenyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

b. Kompetensi Dasar

1) Menyadari kewajiban menghindari akhlak tercela (riya’,

takabbur, nifak, fasik dan hasad).

2) Menghindari perilaku akhlak tercela (riya’, takabbur, nifak,

fasik dan hasad).

3) Menganalisis pengertian dan bahaya akhlak tercela (riya’,

31

4) Memperesentasikan contoh akhlak tercela (riya’, takabbur,

nifak, fasik dan hasad serta cara menghindarinya).

4. Penerapan Metode Make A Match pada Pembelajaran Akhlak kelas X Agama Materi Akhlak tercela

Adapun langkah-langkah penerapan metode make a match pada pembelajaran Akhlak kelas X Agama materi akhlak tercela antara lain: a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi reviw, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

b. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu.

c. Tiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang. d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

cocok dengan kartunya (soal jawaban).

e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

f. Kesimpulan. g. Penutup.

5. Kelebihan Make A Match

Kelebihan metode ini antara lain:

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik.

b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.

c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.

e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

32 1. Materi Akhlak Tercela

Qs. Al-Ma’un: 1-7 adalah ayat yang berkaitan dengan Akhlak Tercela

ََتۡيَءَرَأ

َ

يِذَّلٱ

َ

َِتَ ُبِّذَكُي

َِييِّدلٱ

َ

١

ََ

َ َكِل ََٰذَف

يِذَّلٱ

َ

َ ُّعُدَي

ََنيِتَيۡلٱ

َ

٢

َ َ

َ َٰىَلَعَ ُّضُحَيَ َلََّ

َ ِماَعَط

َِييِك ۡسِوۡلٱ

َ

٣

َ

َ لۡيََْف

َ

َ َييِّلَصُوۡلِّل

٤

َ

ََييِذَّلٱ

َ

َ َىُُْاَسَ ۡنِِِت َلََصَيَعَ ۡنُُ

٥

ََ

ََييِذَّلٱ

َ

َ َىُّءٓاَزُيَ ۡنُُ

٦

ََ

َ َىُْعٌَ ۡوَيَّ

ََىُْعاَوۡلٱ

َ

٧

َ

Artinya:” (1) tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ? (2)

maka itulah orang yang menghardik anak yatim (3) dan tidak mendorong memberi makan orang miskin (4) maka celakalah orang yang shalat (5) (yaitu) orang-orang yang lali terhadap shalatnya (6)

yang berbuat ria (7) dan enggan (memberikan) bantuan.” 1. Riya’

a. Pengertian

Riya’ berasal dari kata ”ru’yah” yang artinya melihat.

Menurut istilah, riya’ adalah ibadah seseorang yang bukan karena

Allah, melainkan ingin dilihat oleh orang lain. Dengan kata lain,

riya’ adalah orang yang beramal atau bekerja dengan

mengharapkan pujian orang lain. b. Macam-macam

Menurut Imam Gazali, sifat riya’ itu dibagi menjadi dua bagian: 1) riya’ yang berhubungan dengan keduniaan (ibadah gairu mahdah), 2) riya’ yang berhubungan dengan ibadah mahdah. Riya’ yang berhubungan dengan keduniaan adalah

segala jenis usaha seseorang dengan niat di dalam hatinya

mengharapkan kedudukan atau pujian dari orang lain. Riya’ yang

berhubungan dengan ibadah adalah ibadah yang dilakukan seseorang selain mengharabkan keridaan Allah Swt., ia akan mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain.

Ditinjau dari bentuknya, riya’ ada dua, yaitu: 1) riya’ dalam hal niat, 2) riya’ dalam hal perbuatan atau tindakan.

33

padahal dalam hati yang sebenarnya tidak demikian. Riya’ dalam

perbuatan, seperti orang yang berpakaian mewah dengan maksut agar orang lain memujinya.

c. Ciri-ciri

1) Tidak akan melakukan perbuatan baik apabila tidak dilihat orang.

2) Amal atau perbuatan baik yang telah ia lakukan sering diungkit-ungkit.

3) Beramal atau beribadah sekedar ikut-ikutan.

4) Amal (perbuatan baik) selalu ingin dilihat, diperhatikan dan didengar orang lain.

5) Terlihat tekun dan bertambah motivasinya dalam beribadah apabila mendapat pujian dan sanjungan.

d. Nilai negatif akibat perbuatan riya’

1) merusak pergaulan antara sesama.

2) merenggangkan hubungan silaturahmi dan kasih sayang. 3) dikucilkan orang lain karena suka berbuat pamer yang

menyebabkan orang lain tidak suka kepadanya. 4) berdosa dan sengsara di akhirat

e. Bahaya yang diakibatkan oleh perbuatan riya’

1) muncul rasa ketidakpuasan terhadap apa yang telah dikerjakannya.

2) muncul rasa hampa dan gelisah di saat berbuat sesuatu. 3) merusak nilai kebaikan dan pahala ibadah.

4) mengurangi kepercayaan dan rasa simpati dari orang lain. 5) menyesal melakukan sesuatu apabila orang lain tidak melihat

dan memperhatikannya. f. Cara menghindari perilaku Riya’

1) Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi diri dari perbuatan yang dapat menyebabkan dosa.

34

2) Berusaha bergaul dengan orang-orang yang saleh.

3) Tekun melaksanakan dan berusaha meningkatkan ibadah sesuai dengan kemampuan.

4) Rajin dan tekun mendengarkan ceramah agama dengan menghadiri majelis taklim.

5) Gemar membaca buku-buku agama. 2. Takabur

a. Pengertian

Takabur adalah perasaan merasa besar dan menganggap rendah orang lain, atau merasa lebih dibandingkan dengan orang lain. Biasanya dipengaruhi oleh kekayaan, kedudukan, kecantikan, ketampanan, kepandaian dan sebagainya. Dalam Qs. An-nahl: 23 berbunyi:

ََلَ

َ

َ َّىَأََمَزَج

َََّللّٱ

َ

ًَََُِّإَ ََۚىٌُِْل ۡعُيَاَهََّ َىُّّزِسُيَاَهَُنَل ۡعَي

ۥَ

َ ُّةِحُيَ َلَ

ََييِزِث ۡكَت ۡسُوۡلٱ

َ

٢٣

َ

Artinya: ”tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah

mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.

b. Bentuk-bentuk

1) Sombong lahir (takabur lahir) adalah perbuatan sombong yang dilakukan oleh anggota badan

2) Sombong batin (takabur batin) adalah sombong yang ditimbulkan oleh perasaan hati.

c. Akibat negatif

1) tidak mau menerima kebenaran. 2) mengganggap rendah orang lain. 3) setan sudah menguasai dirinya. 4) tidak pernah bersyukur kepada Allah.

5) dalam pergaulan tidak disenangi oleh orang lain. 6) di akhirat hanya akan mendapatkan neraka. d. Cara menhindari Takabur

35

1) Memahami dan menyadari tentang bahaya takabur, baik di dunia maupun di akhirat nanti.

2) Menerima setiap nikmat dan kelebihan yang dimiliki semata-mata karena karunia Allah Swt.

3) Menyadari bahwa asal kejadian semua manusia adalah sama. 4) Berusaha dengan baik, tanpa membeda-bedakannya.

5) Membaca istigfar manakala kita menyadari telah berbuat sombong.

3. Nifak

a. Pengertian

Nifak secara bahasa artinya pura-pura pada agamanya. Adapun secara istilah, nifak berarti sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya.

b. Bentuk dan contoh perbuatan nifak:

1) Menghalangi manusia beriman untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

2) Selalu mengajak kepada kekafiran . 3) Amar mungkar dan nahi makruf. c. Nilai-nilai negatif akibat perbuatan Nifak

1) bagi diri sendiri

a) tercela dalam pandangan Allah dan sesama manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri. b) hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya. c) tidak disenangi dalam pergaulan sehari-hari.

d) mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain tidak percaya lagi.

e) mendapat siksa yang sangat pedih di hari akhir 2) bagi orang lain

a) menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan persahabatan, bahkan tidak mustahil akan terjadi tindakan anarkis.

36

b) membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau perbuatan yang tidak menentu.

c) mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat sekitar.

d. Cara menghindari sifat Nifak

1) Berusaha mendekatkan diri kepada Allah. 2) Membiasakan diri dalam keadaan berwudhu. 3) Senantiasa menjaga lisan.

4) Tidak menerima amanah yang kita rasa tidak sanggup memikulnya.

5) Mengingat bahwa Allah Maha Melihat. 4. fasik

a. Pengertian

Fasik adalah orang yang keluar dari jalan hak atau kesalehan. Fasik adalah orang yang tidak mengindahkan perintah Allah swt. Orang islam yang fasik adalah orang yang sering meninggalkan atau melanggar ajaran syariat agama islam, baik yang berhubungan dengan ibadah maupun akhlak.

b. Ciri-ciri orang fasik:

1) Cenderung mendustakan ayat-ayat Allah.

2) Mengikuti kemauan sendiri tanpa memperhatikan hukum-hukum Allah.

3) Lupa kepada Allah.

4) Suka membawa berita yang bohong. 5) Nilai negatif akibat perbuatan Fasik

c. nilai negatif

1) dimasukkan ke neraka jahanam.

2) Tidak akan mendapat petunjuk dari Allah Swt. 3) mendapat azab atau musibah dari Allah.

37 d. Cara menghindari Fasik

1) Melaksanakan segala perintah Allah Swt. 2) selalu ingat kepada Allah Swt.

3) Berbudi pekerti dengan akhlak yang baik. 4) Tidak melanggar hukum al-Qur’an

5) Membawa berita baik dan benar. 5. Hasad

a. Pengertian

Hasad ialah perasaan tidak senang melihat orang lain mendapatkan kenikmatan (kesenangan). Sifat hasad mudah membuat gosip (berita tidak benar) terhadap orang yang tidak disukainya. Nabi saw. bersabda:

َأيَدسحلا

)دّادْتاٍَاّر(َةطحلارَاٌّلاَلكَأتَاوكَتَاٌسحلاَلك

Artinya: ”dengki itu memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar”. (H.R. Abu Dawud).

b. Nilai-nilai negatif akibat perbuatan Hasad 1) menjatuhkan nama baik seseorang.

2) memutuskan rasa persaudaraan dengan sesama manusia. 3) menimbulkan rasa permusuhan dengan orang lain.

4) membuat hati tidak tenang dan tidak tentram dalam menjalani kehidupan.

5) dimusuhi oleh orang banyak. c. Cara menghindari sifat Hasad

1) Mendekatkan diri kepada Allah swt. 2) Mensyukuri nikmat dan karunia Allah swt.

3) Menyadari bahwa keberuntungan masing-masing orang tidak sama.

4) mensyukuri nikmat yang diterimanya meskipun tidak sama yang dimiliki orang lain.

38 BAB III

Dokumen terkait