BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka
4. Pembelajaran Apresiasi Puisi di SMP
Pembelajaran sastra terdiri atas pengajaran puisi, prosa fiksi, dan drama (Herman J. Waluyo, 2009: 3). Namun pembelajaran sastra di sekolah-sekolah selama ini kurang mendapat perhatian. Rahmanto (1988: 44) berpendapat bahwa pengajaran puisi masih menemui banyak kesulitan, tidak jarang para guru sastra
sendiri cenderung menghindarinya karena mereka kesulitan untuk
mengajarkannya. Sejalan dengan pendapat tersebut, pemerhati sastra dan pakar sastra secara umum menyatakan kekurangpuasan dengan pelaksanaan pengajaran sastra yang masih ditujukan untuk lebih banyak melatih keterampilan berbahasa.
Andayani mengungkapkan bahwa apresiasi sastra dalam banyak fenomena pembelajaran saat ini lebih banyak disajikan dengan mengutamakan aspek ingatan serta berorientasi pada hafalan murid sebagai hasil belajar (2008: 6). Pembelajaran dilaksanakan lebih pada pengenalan pengarang terdahulu tanpa memperhatikan
commit to user
tujuan pembelajaran sastra yang sebenarnya. Akibatnya siswa hanya mengenal para pengarang terdahulu saja dan mengalami kejenuhan.
Hasanuddin W.S dalam Herman J. Waluyo yang mengungkapkan bahwa pembelajaran sastra hendaknya diberi keleluasaan untuk memperkenalkan karya sastra secara utuh dan holistik (2009: 3). Pendapat tersebut sejalan dengan H.L.B. Moody (dalam Andayani, 2008:14) yang menjelaskan bahwa apresiasi sastra yang diajarkan di sekolah hakikatnya memiliki manfaat untuk membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan daya cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak. Mengacu pendapat tersebut, pembelajaran sastra, khususnya apresiasi puisi seharusnya dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, antara lain: membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 2000: 16-25).
Menurut Yant Mujiyanto, hakikat pengajaran sastra adalah apresiasi sastra (2008: 11). Apresiasi sastra adalah suatu aktivitas dengan karya sastra secara sungguh-sungguh sampai tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Andayani, 2008:1). Mengacu pendapat tersebut, pembelajaran apresiasi sastra tidak hanya terbatas pada pendalaman teori-teori sastra dan sejarah sastra, tetapi lebih pada penghayatan nilai-nilai estetis, penghayatan dunia rasa dan imajinasi sehingga dapat merangsang anak untuk kreatif mampu menciptakan bentuk-bentuk sastra.
Herman J. Waluyo dalam Andayani (2008:3) mengungkapkan bahwa kegiatan apresiasi karya sastra, khususnya puisi memiliki empat tingkatan apresiasi, yaitu tingkat menggemari, tingkat menikmati, tingkat mereaksi, dan tingkat produktif. Mengacu pendapat tersebut, pada tingkat menggemari, seseorang akan merasa senang jika membaca atau mendengarkan karya sastra, khususnya puisi. Pembaca akan merasa sedih ataupun bahagia dalam membaca puisi yang telah memasuki pada tingkat menikmati. Kemudian pada tingkat mereaksi, pembaca memiliki sikap kritis terhadap puisi yang dibaca dan telah
commit to user
mampu menilai baik-buruknya puisi. Sedangkan pada tingkat memproduksi, seseorang mampu untuk membuat puisi.
Kegiatan apresiasi puisi juga dapat berbentuk tanggapan atau pemahaman yang mendalam terhadap puisi. Tanggapan ini berkenaan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam puisi. Mengapresiasi puisi berarti menanggapi puisi dengan penuh perasaan. Melalui pembelajaran apresiasi puisi itulah kita dapat mengantarkan pada tujuan akhir dan esensi pembelajaran sastra yang mengharapkan terbinanya sikap apresiatif para siswa, dimilikinya sikap batin yang positif terhadap karya sastra, dimilikinya kemampuan memahami makna, dan merasakan keindahan cipta sastra yang mereka baca.
Kelly (2005) menyatakan ‘‘You have to know about poetry to be a good
member of society’’. Belajar mengenai puisi dapat membuat seseorang mampu
menjadi anggota masyarakat yang baik. Mengacu pendapat tersebut, dalam pembelajaran apresiasi puisi siswa diharapkan dapat memahami maksud yang terkandung dalam puisi yang diajarkan serta merenungi hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupannya. Dengan demikian, melalui puisilah berbagai hal positif dapat dipetik dan diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik.
Ibnu Wahyudi (1990: 134) menyatakan bahwa dalam pembelajaran apresiasi puisi hendaknya materi yang digunakan berhubungan erat dengan sekurang-kurangnya empat hubungan kemanusiaan dasar: manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan alam, dan manusia dengan sisi dalam diri manusia sendiri.
Selain hal di atas, materi yang digunakan dalam pembelajaran hendaknya menyajikan puisi-puisi pilihan yang benar-benar memiliki nilai keindahan yang tinggi. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk menyajikan materi apresiasi puisi yang berisi kebaikan moral serta memerlukan strategi pentahapan para siswa dan penghayatan yang menghendaki analisis, perenungan, dan kepekaan rasa agar dapat sampai pada pesan. Selain itu, anak didik akan mempunyai minat untuk berkarya dalam menciptakan karya sastra, khususnya puisi.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran sastra, khususnya apresiasi puisi seorang guru hendaknya
commit to user
mengetahui hal-hal yang harus diberikan kepada siswanya. Kunandar mengungkapkan bahwa seorang guru hendaknya dapat dengan tahu batas-batas materi yang harus disajikan dalam kegiatan belajar mengajar, baik keluasan materi, konsep, maupun tingkat kesulitannya sesuai dengan yang digariskan dalam kurikulum (2009: 60).
Berikut ini beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di SMP sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, serta yang menyangkut berbagai kemampuan, baik mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan sastra, khususnya puisi.
1) Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)
untuk kelas VII semester 2 (berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan).
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk kelas VII semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
13. Memahami pembacaan
puisi
13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi 13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan
Membaca
15. Memahami wacana sastra
melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak
15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi
Menulis
16. Mengungkapkan keindahan
alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi
16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
16.2 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami
commit to user
2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)
untuk kelas VIII semester 2 (berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan).
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk kelas VIII semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menulis
15. Mengungkapkan pikiran,
dan perasaan dalam puisi bebas
16.1 Menulis puisi bebas dengan
menggunakan pilihan kata yang sesuai 16.2 Menulis puisi bebas dengan
memperhatikan unsur persajakan
3) Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)
untuk kelas IX semester 1 (berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan). Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk kelas IX semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Berbicara
6. Mengungkapkan kembali cerpen dan puisi dalam bentuk yang lain
6.2 Menyanyikan puisi yang sudah
dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan suasana/irama yang dibangun