• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Pembelajaran Daring

1. Pengertian Pembelajaran Daring

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan peserta didik tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.23 Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Youtobe, WhatsApp (WA) dan Zoom.

22 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 19-21

23 Sri Harnani, Efektifitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19, https://bdkjakarta.kemenag.go.id ( diakses pada 7 November 2021)

Selama pelaksanaan model daring, peserta didik memiliki keleluasaan waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan video call atau live chat. Pembelajaran daring dapat disediakan secara elektronik menggunakan forum atau message.

Belajar secara daring tentu memiliki tantangannya sendiri. Siswa tidak hanya membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai. Namun, proses pembelajaran yang efektif juga tak kalah penting. Berikut ini tips agar siswa dapat bejalar daring dengan efektif:

1. Komunikasi antar tenaga pengajar dan siswa harus berjalan dengan baik pada saat melakukan video call.

2. Aktif dalam berdiskusi baik dengan tenaga pengajar atau teman-teman.

3. Managemen waktu bagi para siswa sangat penting. Meski belajar di rumah, pastikan siswa membuat catatan mana saja tugas yang sudah dikerjakan, dan mana tugas yang harus segera kamu selesaikan.

4. Jangan lupa untuk tetap bersosialisasi dengan orang lain, termasuk anggota keluarga di rumah, serta teman-teman sekelas di luar sesi video call untuk mengasah kemampuan bersosialisasi.24

2. Macam-Macam Media Pembelajaran Daring

Perkembangan teknologi internet memunculkan berbagai aplikasi baru termasuk di bidang pendidikan. Salah satu manfaat teknologi internet dalam bidang pendidikan adalah sebagai sarana pembelajaran. Teknologi dalam bidang pembelajaran ini dikenal dengan sebutan e-learning. E-learning adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan memudahkan suatu proses

24 Syafni Ermayulis, Penerapan Sistem Pembelajaran Daring dan Luring di Tengah Pandemi Covid-19, https://www.stit-alkifayahriau.ac.id. (diakses pada 7 November 2021)

20

belajar mengajar dengan peserta didik sebagai pusatnya yang dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.25 Proses belajar yang biasanya dilakukan dikelas, dapat dilakukan melalui internet secara jarak jauh tanpa harus tatap muka.

Adapun beberapa aplikasi media pembelajaran daring yang disarankan untuk dipakai adalah macam macam aplikasi yang mendukung dalam pembelajaran daring pada masa pandemi ini seperti: WhatsApp (WA), Zoom Meeting, Google Classroom, Google Meet Youtobe, dan lain-lain.

a. WhatsApp (WA)

WhatsApp merupakan aplikasi favorit. Sebab WhatsApp sudah sangat familier penggunaannya dikalangan masyarakat. WhatsApp menyajikan beberapa fitur yang menarik serta mudah pengoperasiannya. Fitur-fitur tersebut meliputi penyampaian pesan perorangan, penyampain pesan dalam grup, melampirkan video, melampirkan foto, melampirkan file dalam bentuk pdf ataupun word, dan panggilan suara dan panggilan video.26

Pembelajaran daring menggunakan WhatsApp juga bersifat efektif.

Dilihat dari tingkat respon peserta didik memberi tanggapan dalam waktu yang tidak terlalu lama dan dari tanggapan peserta didik ketika mengerjakan dan mengumpulkan tugas.

25 Ratna Tiharita Setiawardhani, Pembelajaran Elektronik (E-Learning) Dan Internet Dalam Rangka Mengoptimalkan Kreativitas Belajar Siswa, https://media.neliti.com-pembelajaran-elektronik-e-learning, (diakses pada 7 November 2021)

26 Ulfah Hamidatus Shofiah, Skripsi: “Penerapan Metode Pembelajaran Daring”

(Lampung:IAIN,2020),Hal. 29

b. Zoom Meeting

Zoom Meeting merupakan jenis teknologi aplikasi atau website yang dirancang sebagai bentuk kemudahan untuk diskusi atau siaran langsung konferensi jarak jauh.27 Zoom Meeting adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk bertatap muka secara online. Aplikasi ini merupakan inovasi untuk diadakannya pertemuan (kegiatan belajar mengajar) yang mana bisa dilakukan secara jarak jauh tanpa harus bertemu langsung. Bagi tenaga pendidik, Zoom Meeting ini bisa menjadi alternatif dalam melaksanakan kegiatan pemberian materi dari pendidik kepada peserta didik, jadi kegiatan pembelajaran bisa dilakukan seperti yang biasa dilakukan dikelas.

c. Google Classroom

Google classroom adalah sebuah layanan yang dibuat oleh google untuk sekolah, atau untuk berkegiatan bersama dan setiap orang yang mempunyai akun google atau gmail. Google classroom memungkinkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih produktif dan bermakna dengan menyederhanakan tugas, meningkatkan kolaborasi, dan membina komunikasi. Pendidik dapat membuat kelas, memberikan tugas, mengirim masukan, memberi materi, dan melihat semuanya di satu tempat. Bahkan materi berupa bisa langsung dikirim dan dapat dilihat secara langsung oleh penerima, dan pengirim dapat

27 Fibriyanto, Kelebihan dan Kekurangan Zoom Meeting, https://www.localstartupfest.id, (diakses pada 7 November 2021)

22

melihat apakah sudah terbaca atau belum. Jadi untuk monitoring lebih efektif.

d. Google Meet

Google meet adalah layanan komunikasi video yang dikembangkan oleh google. Aplikasi ini merupakan salah satu dari dua aplikasi uang nantinya akan mengganti google hangouts, yang lainnya adalah google chat. Aplikasi ini memungkinkan untuk bertatap muka dengan pengguna lain layaknya video call yang tentu saja didukung dengan fitur audio-visual.

Google meet ini layaknya zoom meeting hanya saja bentuk fitur yang sedikit berbeda, Google meet ada pada naungan google. Maka jika pengguna sudah memiliki akun google itu tidak akan menjadi hal sulit untuk mengaksesnya.

e. Youtobe

Youtobe adalah sebuah situs web berbagi video yang memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video.

Pemilihan media pembelajaran, guru juga hendaknya melihat keadaan dan kondisi siswa. Jika tidak memungkinkan untuk menggunakan aplikasi atau fiturnya kompleks karena dikhawatirkan siswa bingung atau tidak memungkinkan menggunakan aplikasi yang membutuhkan kuota besar karena kondisi ekonomi orang tua siswa yang terbatas, maka guru cukup menggunakan aplikasi yang sederhana seperti whatsapp grup.

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif sebagai sesuatu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat berpisah-pisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Denzin dan Lincoln juga menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.28

Penelitan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Peneliti berusaha untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, factual atau akurat atas fenomena yang diteliti kemudian dianalisis, di interpertasikan dan ditafsirkan dengan data-data lainnya untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian.29

B. Lokasi dan objek penelitian

Adapun lokasi penelitian dilaksanakan di Mts Muhammadiyah Pammase Kabup2aten Gowa dan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah

28 Djama‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. 3; Bandung : Alfabeta, 2011), h 23-24

29 Emizir, metodologi penelitian Kualitatif Analisis Data (Cet. 4; Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 2-3

24

Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam di Mts Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa.

C. Fokus dan Deskripsi fokus penelitian 1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

Kreativitas guru Pendidikan Agama Islam adalah kemampuan guru memunculkan ide-ide baru yang menarik dan kemampuan mengkobinasikan sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih menarik, sehingga dalam dunia pendidikan guru bukan saja mentransfer ilmu kepada peserta didik tetapi guru juga harus kreatif sehingga dapat menciptakan hal baru agar mampu menghidupkan proses pembelajaran dan menjadikan siswa lebih senang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

2. Penggunaan Media Pembelajaran Daring

Penggunaan media pembelajaran daring merupakan cara menggunakan alat pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatatp muka langsung, tetapi menggunakan aplikasi yang dapat membantu proses belajar mengajar meskipun jarak jauh yang dilakukan dirumah melalui beberapa aplikasi seperti whatsapp, classroom, google meet, zoom meeting, dan lain-lain.

Dengan demikian yang dimaksud kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan media pembelajaran daring adalah usaha guru menciptakan hal baru atau memperbaharui sesuatu yang ada menjadi

lebih menarik agar peserta didik tidak jenuh dalam proses pembelajaran daring.

D. Sumber Data

Penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan berhubungan dengan fokus penelitian. Data tersebut terdiri dari dua jenis data yaitu data yang bersumber dari manusia dan non manusia. Data yang bersumber dari manusia diperoleh dari orang yang menjadi informan, dalam hal ini orang tersebut menjadi objek penelitian. Sedangkan sumber data dari non manusia bersumber dari dokumen-dokumen berupa catatan, foto dan hasil observasi yang berhubungan dengan fokus penelitian.

Sumber data yang menjadi analisis dalam penelitian ini, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah :

a. Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Pammase.

b. Guru Pendidikan Agama Islam MTs Muhammadiyah Pammase.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini, dokumentasi merupakan sumber data sekunder.

26

E. Instrument penelitian

Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapat informasi.

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat bantu agar kegiatan penelitian berjalan secara sistematis dan terstruktur, dalam pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sebagaimana yang dikatakan Suharsimi Arikunto30 antara lain sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian.

2. Pedoman wawancara, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara/interview terhadap sampel secara langsung.

3. Catatan dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah ketetapan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

30 Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), h.39

Jadi, dalam observasi ini penelitian akan menimbulkan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dilapangan. Peneliti akan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung. Peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan singkat tanpa harus menuruti aturan tertentu.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langusng dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengatahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumblah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pengacara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara. Adapun wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.31

Jadi, wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung melalui Tanya jawab secara lisan dengan narasumber.

Sedangkan, wawancara bebas terpimpin merupakan gabungan antara wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yakni peneliti terlebih dahulu membuat

31 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian ( Cet. IX ; Bandung: Alfabeta, 2013) h. 74

28

pedoman wawancara yang hanya berisi garis besar terkait permasalahan, setelah itu peneliti dapat mengajukan pertanyaan selanjutnya secara bebas.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian. Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Dengan demikian, dokumentasi begitu penting dalam proses penelitian yang dapat mempermudah jalannya suatu penelitian dalam pengambilan suatu keputusan.

G. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul akan diolah oleh peneliti. Teknik analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga muda dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Berikut tahap dari teknik analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi data (data reduction) berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak penting atau tidak perlu.

2. Penyajian data (data display) yaitu data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian singkat berupa teks yang berupa naratif. Melalui penyajian data

tersebut, maka data akan mudah dipahami sehingga memudahkan rencana kerja selanjutnya.

3. Varifikasi data (conclusion drawing/verification) yaitu penarikan kesimpulan yang sudah disajikan, dianalisis secara kritis berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dilapangan.

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Sekolah

MTs Muhammdiyah Pammase di dirikan pada tanggal 01 oktober 1987 merupakan salah satu MTs yang berada di kabupaten gowa tepatnya di kecamatan bajeng desa tangkebajeng, yang dimana dalam 1 kompleks luas tanahnya itu 1.513 yang terbagi menjadi 3 sekolah salah satunya itu adalah MTs Muhammdiyah Pammase.32

Madrasah Tsanawiyah dibangun dengan swadaya masyarakat dengan dukungan pemerintah setempat baik oleh para pemerintah desa dan tokoh masyarakat maka di dirikanlah MTs Muhammdiyah Pammase pada waktu itu sebagai lembaga pendidikan yang bernuansa keagamaan dan merupakan salah satu institusi pendidikan dasar berbasis Islam, keberadaan madrasah ini telah memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan kecerdasan bangsa.33

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah a. Visi

“Terwujudnya Generasi Muda Islam Unggulan Yang Cerdas, Terampil, Berakhlak Mulia dan Berguna Bagi Bangsa dan Negara”34

b. Misi

1. Menanamkan dan mengembangkan kualitas kepribadian dan kecerdasan siswa.

32 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (4 Oktober 2021)

33 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (4 Oktober 2021)

34 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (4 Oktober 2021)

2. Mengembangkan pendidikan dan pengajaran yang seimbang antara duniawi dan ukhrawi.

3. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia melalui pengamalan ajaran agama islam.

4. Mengembangkan potensi dan keterampilan siswa agar kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman sehingga mampu menjadi penerus dan penerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan agama di masa mendatang.35

c. Tujuan Sekolah

1. Tercapainya komunitas belajar yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak mulia.

2. Mengoptimalkan pembelajaran dan bimbingan dalam bingkai ajaran islam.

3. Menumbuhkan budaya sapa, salam, dalam lingkungan madrasah.

4. Menciptakan suasana belajara yang menyenangkan dan kedisiplinan yang tinggi.

5. Membekali siswa keterampilan untuk mendukung hidupnya dikemudian hari.36

3. Profil Sekolah

1. Nama Sekolah : MTs muhammadiyah pammase 2. Berdiri Tahun : 1987

3. Akreditasi : B

35 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (5 Oktober 2021)

36 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (5 Oktober 2021)

32

6. Posisi Gegrafis : Lintang (5.311966824397026) Bujur (119.44825172424316) 7. Kode Pos : 92152

8. Status Kepemilikan : Swasta 9. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi37 4. Keadaan Guru

Tabel IV.1

Daftar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Muhammadiyah Pammase Tahun Ajaran 2021/202238

37 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (5 Oktober 2021)

38 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (6 Oktober 2021)

Nip. Sumber: Tata usaha Mts Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa

34

5. Keadaan Peserta Didik

MTs muhammadiyah pammase memiliki peserta didik dengan jumlah 100 orang dengan rincian 48 orang berjenis kelamin laki-laki dan 52 orang berjenis kelamin perempuan, adapun yang berdasarkan agama 100% beragama islam.

Adapun rincian peserta didik berdasarkan usia sebagai berikut : Tabel IV.2

Sumber: Tata usaha Mts Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa Tabel IV.3

Jumlah Peserta Dididk Berdasarkan Tingkatan Pendidikan40

No Tingkatan Kelas Jenis Kelamin Total

Laki-Laki Perempuan

1 Kelas VII 17 16 33

2 Kelas VIII 15 24 39

3 Kelas IX 16 12 28

4 Total 48 52 100

Sumber: Tata usaha MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa 6. Sarana dan Prasana

Sarana dan prasarana yang memedai sangat di butuhkan pada suatu lembaga pendidikan, karena tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan lancar, sebagai penunjang

39 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (6 Oktober 2021)

40 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (6 Oktober 2021)

pencapaian tujuan pembelajaran ysng efektif dan efesien. Untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah Pammase dapat dilihat pada table berikut:

Tabel IV.4

Keadaan sarana dan prasarana MTs Muhammadyah Pammase Tahun Ajaran 2021/202241

Sumber: Tata usaha MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa B. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penggunaan Media

Pembelajaran Daring Di MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa

Kreativitas sangat penting dimiliki oleh semua guru dalam bidang apapun termasuk guru Pendidikan Agama Islam terlebih dalam menangani proses pembelajaran dari yang dimana guru dan siswa terhalangi oleh ruang dan jarak oleh karena itu, penting bagi seorang guru memiliki kreativitas baik dalam menciptakan suatu hal yang baru yang sebelumnya belum ada maupun memperbaharui suatu hal agar lebih baik dan menarik.

41 Sumber: Observasi Mts Muhammadyah Pammase (6 Oktober 2021)

36

Kreativitas guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya monoton dalam pembelajaran formal akan tetapi guru Pendidikan Agama Islam di MTs Muhammadiyah Pammase memiliki kreativitas masing-masing dalam menuangkan kreatifnya. Kedepannya para guru diharapkan memperkaya diri dengan berbagai ide kreatif tentang bagaimana membelajarkan siswa secara aktif dengan bertumpu pada jaringan internet dan komunikasi maya. Terkait dengan desain pembelajaran daring, guru perlu memastikan adanya interaksi, umpan balik, adanya komunikasi yang terencana antara guru dengan siswa, antara satu siswa dengan siswa lain selama pembelajaran daring.

Peneliti melakukan wawancara dengan Sofyan Almunawarah, S.Pd, beliau mengatakan bahwa:

”Dalam pembelajaran daring, sebenarnya ada beberapa aplikasi yang bisa digunakan seperti whatsapp, google meet, google classroom, zoom, dan youtobe untuk berlangsungnya pembelajaran. Guru Pendidikan Agama Islam mengembangkan penggunaan media pembelajaran dengan membuat video yang tiap slidenya tampak kelihatan menarik dimata siswa lalu dipaparkan melalui whatsapp dengan maksud ditujukan untuk siswa sehingga mereka dapat merasakan dan menikmati pelajaran yang berlangsung meskipun pembelajaran daring”.42

Hasil wawancara diatas menunjukan bahwa kreativitas guru diwujudkan dalam bentuk pembuatan video agar tampak lebih menarik yang disampaikan dengan menggunakan aplikasi whatsapp sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar meskipun dengan online.

Dari pendapat di atas peneliti dapat mengetahui bahwa proses pembelajaran pendidikan agama Islam di MTs Muhammdiyah Pammase pada saat

42 Sofyan Almunawarah, S.Pd (Guru PAI di Mts Muhammadiyah Pammase), Wawancara di Mts Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa (04 Oktober 2021)

pembelajaran daring masih kurang efektif dan efisien karena hanya menggunakan aplikasi whatsapp dengan menggunakan beberapa metode untuk berlangsungnya proses pembelajaran, tetapi dengan kurang efektifnya pembelajaran pada masa pandemi bukan berarti proses pembelajaran tidak berlangsung.

Dalam hal ini sudah tentu peran guru sebagai tenaga pengajar profesional sangat penting, bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan minat belajar siswa . Berhasil tidaknya pendidikan dan pengajaran disamping ditentukan oleh kecakapan guru dalam motivasi dan membimbing siswa kearah yang lebih baik.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan Wansri Indaratu beliau mengatakan bahwa:

“Dengan aplikasi yang ada, guru harus benar-benar dapat memanfaatkan media pembelajaran daring dengan semestinya. Jadi guru harus benar-benar memiliki keterampilan dalam menata media yang ada. Misalnya, pada materi kemuhammadiyahan dibuatkan pembelajaran video dengan mengambil inti point materi dan diberi berbagai macam warna dan gambar supaya kelihatan menarik agar siswa semangat dalam belajar daring”.43 Dari pendapat di atas peneliti dapat mengetahui bahwa guru harus benar-benar kreatif. Seorang guru perlu kreativitas sebagai upaya pembaharuan proses pembelajaran daring. Kreativitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada kreativitas guru dalam mengembangkan materi standar, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan tetapi kreativitas juga membutuhkan kemauan dan motivasi.

43 Wansri Indaratu (Guru PAI di Mts Muhammadiyah Pammase), Wawancara di Mts Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa (04 Oktober 2021)

38

Secara umum kreativitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Menjadi guru kreatif khususnya guru Pendidikan Agama Islam tentunya harus memiliki kreativitas dalam menghadapi tantangan masa depan. Pengaruh globalisasi yang sangat hebat menuntut guru untuk dinamis dan mencoba hal-hal yang baru. Salah satu langkah kreatifnya adalah guru harus mencoba membuat dan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Peneliti melakukan wawancara dengan Syamsuddin Z, S.Pd.I, beliau mengatakan bahwa:

“Dalam pembelajaran daring guru tidak hanya mencari suatau kesuksesan di dalam menyelesaikan materi, akan tetapi kita perlu memperhatikan sejauh mana kreativitas kita dalam menggunakan media pembelajaran supaya siswa itu senang dan disenangi. Untuk itu dalam penggunaan media pembelajaran daring guru diharuskan untuk bisa memiliki kreativitas dalam pemanfaatan media pembelajaran WhatsApp dengan memberikan materi ajar yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan mengaplikasikannya dalam kehidupan baik yang berupa teori maupun praktek. Itu merupakan cara untuk menarik minat atau mengaktifkan

“Dalam pembelajaran daring guru tidak hanya mencari suatau kesuksesan di dalam menyelesaikan materi, akan tetapi kita perlu memperhatikan sejauh mana kreativitas kita dalam menggunakan media pembelajaran supaya siswa itu senang dan disenangi. Untuk itu dalam penggunaan media pembelajaran daring guru diharuskan untuk bisa memiliki kreativitas dalam pemanfaatan media pembelajaran WhatsApp dengan memberikan materi ajar yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan mengaplikasikannya dalam kehidupan baik yang berupa teori maupun praktek. Itu merupakan cara untuk menarik minat atau mengaktifkan

Dokumen terkait