• Tidak ada hasil yang ditemukan

KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING Di MTs MUHAMMADIYAH PAMMASE KABUPATEN GOWA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING Di MTs MUHAMMADIYAH PAMMASE KABUPATEN GOWA SKRIPSI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

EGI NUR AULIAH 105191100917

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2021 M

(2)

ii

KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING Di MTs

MUHAMMADIYAH PAMMASE KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

EGI NUR AULIAH 105191100917

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1443 H/2021 M

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Egi Nur Auliah

NIM : 105 1911 009 17

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Kelas : A

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya menyusun sendiri skripsi ini ( tidak dibuatkan oleh siapapun )

2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( plagiat ) dalam penyusunan skripsi 3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3 saya

bersedia menerima sanksi dengan aturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 1 Rabiul Awal 1443 H 8 Oktober 2021 M

Yang Membuat Pernyataan

Egi Nur Auliah NIM:105191100917

(7)

vii

Egi Nur Auliah 105 191 1009 17. 2021. Skripsi dengan judul “Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Daring di MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa”, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh Abd Aziz Muslimin, dan St. Muthaharah.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan media pembelajaran daring di MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa, dan 2) Mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan media pembelajaran daring di MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan instrument penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, catatan dokumentasi. Dan teknik pengumpulan data digunakan meliputi wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut:1) Kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan media pembelajaran daring di MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa menyesuaikan media pembelajaran dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Setiap guru memiliki kreativitas masing-masing untuk berlangsungnya pembelajaran. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada saat pembelajaran daring menggunakan media aplikasi whatsapp, Sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan efisien karena guru tidak dapat berinteraksi secara langsung atau face to face. 2) Faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru Pendidikan Agama Islam pada pembelajaran daring yaitu: Faktor pendukung: Adanya media dan materi yang relevan sesuai kondisi saat ini (Handphone), semangat belajar peserta didik, dan ketersediaan kuota. Faktor penghambat: Masih ada beberapa orang tua peserta didik yang belum memiliki handphone dan ada juga yang terkendala di masalah kuota, kurangnya minat dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran, penyalahgunaan handphone sehingga perhatian peserta didik teralihkan, dan terkendala karena jaringan.

Kata Kunci : Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam, Media Pembelajaran Daring

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur tetap terpanjatkan kehadirat Allah SWT. Dialah Tuhan yang Maha Pengasih kepada setiap Hambanya yang membutuhkan tanpa pilih kasih. Tuhan pencipta segala sesuatu di alam semesta ini yang telah memberikan nikmat Hidayah dan Taufiknya kepada kita, nikmat iman dan Islam maupun nikmat kesehatan baik jasmani maupun rohani. Shalawat serta Salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabat, para tabi‟in, tabiuttabi‟in serta orang yang senantiasa mengikuti dan mendakwahkan ajaran Islam hingga akhir zaman.

Berbagai usaha dan upaya peneliti menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun sebagaimana peneliti sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian penelitian ini. Peneliti yakin bahwa Allah Maha pemurah yang telah memberikan kemudahan dan dari dukungan maupun sumbangan pemikiran dari segenap berbagai pihak semoga Allah SWT selalu merahmati kita semua Aamin. Oleh karena itu, peneliti banyak mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Orang tua tercinta, Ichsan dan Samsia Nur yang selalu memberikan motivasi dan dorongan, keikhlasannya memberikan bantuan materi yang tidak terhitung jumlahnya untuk kelancaran peneliti menyelesaikan kuliah dan menggapai cita-cita.

(9)

ix

Makassar. Yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti sehingga terselesainya skripsi ini.

3. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag. M.Si. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Nurhidayah M, S.Pd.I. M.Pd.I. Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Abd. Aziz Muslimin, S.Ag. M.Pd.I. Penasehat Akademik Pendidikan Agama Islam (PAI-A /2017) Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Dr. Abd. Aziz Muslimin, S.Ag. M.Pd.I. selaku dosen pembimbing I dan St. Muthaharah, S.Pd.I. M.Pd.I. selaku dosen pembimbing II yang penuh keikhlasan dan kesabaran dalam memberikan arahan dan dorongan, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Para Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Khaerul Yakin Thahir S.Pd.I Kepala sekolah di MTs Muhammadiyah Pammase kabupaten Gowa, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

9. Syamsuddin Z, S.Pd.I, dan Sofyan Almunawarah, S.Pd, Ahmad Rifai Rahman, dan Wansri Indaratu Selaku guru pendidikan agama islam di MTs Muhammadiyah Pammase kabupaten Gowa, yang telah ikhlas membantu peneliti dalam penelitian.

10. Guru dan tenaga kependidikan di MTs Muhammadiyah Pammase kabupaten Gowa.

(10)

x

11. Kerabat dan teman-teman seperjuangan angkatan 2017 yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua Amin.

Peneliti Berharap semoga kebaikan dan amal perbuatanya dari semua pihak yang ikut adil dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah SWT, Amin. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini mendapatkan pahala dari kesempurnaan, oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya.

Makassar, 1 Rabiul Awal 1443 H 8 Oktober 2021 M

Egi Nur Auliah Nim: 105191100917

(11)

xi

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kreativitas Guru ... 8

B. Penggunaan Media Pembelajaran ... 15

C. Pembelajaran Daring ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan ... 23

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 23

C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian ... 24

D. Sumber Data ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Metode Pengumpulan Data ... 27

G. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV METODE PENELITIAN ... 30

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30

(12)

xii

B. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Daring Di MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten

Gowa ... 35

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembelajaran Daring di MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa ... 43

BAB V PENUTUP ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

RIWAYAT HIDUP ... 52

LAMPIRAN ... 53

(13)

xiii

Tabel 4.3 : Peserta Didik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 34 Tabel 4.4 : Sarana dan Prasana MTs Muhammadiyah Pammase ... 35

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara ... 54 Lampiran 2 : Dokumentasi Peneliti... 55 Lampiran 3 : Surat Keterangan Peneliti ... 61

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kreativitas adalah sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang berdasarkan tiga aspek cipta, rasa dan karya yang akan menghasilkan sesuatu yang baru agar dapat membangkitkan dan menanamkan kepercayaan dari siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya.1 Dalam proses belajar mengajar di kelas seorang guru pasti berinteraksi dengan muridnya guna menyampaikan materi, guru membantu siswa agar memahami materi dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang membuat siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, guru dituntut kreatif, profesional dan menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut, kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.2

Kreativitas dalam pembelajaran merupakan pengembangan potensi diluar batasan inteligensi, menemukan cara yang baru yang lebih baik untuk memecahkan masalah pendidikan. Sedangkan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam adalah kemampuan pendidik yang memegang mata pelajaran Pendidikan

1 Addurrahman mas‟ud, paradigm a pendidikan Islam, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2001),hal. 165

2 E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2013), hal. 51

(16)

2

Agama Islam untuk mengekspresikan dan mewujudkan potensi daya berfikirnya, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru dan unik atau mengkombinasikan sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih menarik.

Kreativitas bukan pilihan, kreativitas adalah hal yang diperlukan. Ayat al- qur‟an yang menerangkan tentang perintah kreativitas secara tersirat terdapat dalam Q.S Al-Baqarah/2:219:

( َن ْوُرَّكَفَتَت ْمُكَّلَعَل ِتٰيٰ ْلْا اَمُكَل ُ ّٰاللّ ُهِّيَبُي َكِلا ٰذَك ۹۱۲

)

Terjemahnya :

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya kamu berfikir.3

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa sebenarnya Islam pun dalam hal kekreativisan memberikan kelapangan pada umatnya untuk berkreasi dengan akal pikirannya dan dengan hati nuraninya (qalbunya) dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidup didalamnya. Bahkan, tidak hanya cukup smpai disini, dalam al-quran sendiri pun tercatat lebih dari 640 ayat yang mendorong pembacanya untuk berfikir kreatif.4

Membahas tentang pendidikan bagi manusia, tidak akan pernah ada habisnya, karena pendidikan merupakan kebutuhan penting dakam kehidupan, baik itu dalam pendidikan informal, formal dan nonformal, yang dapat meningkatkan pengetahuan kognitif, psikomotorik dan afektif. Undang-undang

3 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta 1993), h. 27.

4 Jamal Madhi, Kreatif Berfikir, (Solo: Ziyad Vizi Media, 2009), h. 16.

(17)

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menjelaskan fungsi dan tujuan pendidikan, yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perdaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cukup, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.5

Sumber belajar merupakan kebutuhan penting yang bisa menjadi sumber informasi, alat, peraga, serta kebutuhan lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Guru dituntut mampu menganalisis kebutuhan, merancang, mendesain, menemukan, memproduk, dan menggunakan berbagai jenis sumber belajar. Dalam mencapai tujuan pendidikan diperlukan cara yang tepat agar tujuan tersebut segera tercapai. Salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut yaitu dengan memberikan sebuah pengajaran, dapat kita mulai dari memahami pengertiannya terlebih dahulu.

Oleh karenanya, seorang guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif dalam proses pendidikan. Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Untuk itu setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan harus mendapat pendidikan sebagai bekal kehidupan di dunia dan akhirat.

Media pembelajaran merupakan bentuk perkembangan ilmu pengetahuan yang mendorong upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi

5 Republik Indonesia, Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung Pustaka Setia, 2003), h.22

(18)

4

dalam proses belajar.6 Guru harus mampu menggunakan media pembelajaran yang ada disekolah sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Untuk itu pengetahuan dan pemahaman tentang media pembelajaran harus dimiliki oleh guru. Karena media merupakan alat komunikasi untuk mengaktifan siswa serta memudahkan guru dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pada asumsi bahwa satuan pembelajaran akan berhasil apabila Semua strategi, alat, serta bahan ajar sesuai dengan kondisi siswa dan guru. Disinilah peran dan fungsi sumber belajar menjadi penting dalam proses pembelajaran. Tidak hanya berorientasi dengan kondisi siswa tetapi kemampuan guru dalam mengolah dan menggunakan sumber belajar juga harus diperhatikan.

Dalam menentukan hasil belajar selain menentukan instrument juga perlu merancang cara menggunakan instrument beserta kriteria keberhasilannya. Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan kriteria yang jelas dapat ditentukan apa yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau bahan pelajaran.7

Kondisi pandemi covid-19 pada saat ini sulit untuk mengaktualisasi peran guru sebagaimana mestinya karena guru dan murid dibatasi ruang untuk bisa bertemu secara tatap muka, akan tetapi dengan adanya pandemi covid-19 bukan serta merta menjadikan alasan untuk tidak beraktivitas seperti biasanya.

Sehubungan dengan adanya pandemi covid-19 yang mengharuskan untuk tetap stayhome maka seluruh aktivitas dilakukan dari rumah salah satunya adalah belajar dari rumah dengan menggunakan fasilitas yang ada, maka kreativitas

6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 2.

7 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 13

(19)

seorang guru dalam pendidikan agama islam sangat penting untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran agar siswa tidak jenuh dan tetap semangat dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut diatas, peneliti tertarik mengangkat judul penelitian tentang “Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penggunaan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Daring Siswa MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas permasalahan dari penelitian ini perlu dikemukakan dalam bentuk pertanyaan sehingga memudahkan operasional dalam penelitian. Adapun masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan

media pembelajaran daring di MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa?

2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung guru Pendidikan Agama Islam dalam media pembelajaran daring MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan yang di harapkan dari penelitian ini adalah:

(20)

6

1. Untuk mengetahui kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan media pembelajaran daring MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung guru Pendidikan Agama Islam dalam media pembelajaran daring MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/kegunaan, diantaranya:

1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar siswa melalui berfikir secara kreatif dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan masalah pengajaran yang menggunakan media pembelajaran dan agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara praktis, efektif dan efisien dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, serta untuk menambah wawasan tentang penggunaan media pembelajaran.

3. Bagi Lembaga

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan dalam rangka memecahkan problematika belajar mengajar dalam rangka meningkatkan mutu media

(21)

pembelajaran disekolah. Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Dapat memberikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh tenaga pendidik (guru) secara umum dan sekaligus teman-teman

“seprofesi guru”.

b. Dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi penyusun, tenaga pendidik, masyarakat mengenai permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan.

c. Sebagai dokumentasi dan kontribusi di dalam rujukan problem solving persoalan di dunia pendidikan, khususnya pada saat guru menggunakan media pembelajaran daring.

(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Guru

1. Pengertian Kreativitas

Menurut Utami Munandar dalam Muhammad Ali dan Muhammad Asrori menekankan bahwa:

Kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya.Lingkungan yang dimaksud tempat individu itu berinteraksisehingga dapat mendukung berkembangnya kreativitas.8

Kreativitas merupakan istilah umum untuk hal- hal yang berkaitan. Ada kreativitas artistik (artistic creatvity) menulis buku, melukis, atau mengubah music yaitu kreativitas yang memang umumnya dimiliki secara ilmiah. Ada kreatvitas penemuan (creativity of dicovery) seperti Archimedes yang keluar dari kamar mandinya dan berteriak „Eureka‟, atau lahirnya suatu konsep produk baru.

Dan ada lagi kreativitas humor (creativity of humor). Humor bersifat spesial karena memandang dunia ini dari sudut pandang yang berbeda, dan cara seperti itu penting dalam kreativitas.9 Dalam kamus induk istilah ilmiah disebutkan bahwa kreativitas adalah perihal kreatif, daya cipta, kemampuan dalam berkreasi, kekreatifan. Guru yang kreatif adalah guru yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mudah dipahami, mampu mengoptimalkan media pembelajaran yang ada.

8 Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Bumi Akasa, 2009), h. 42-43.

9 Brian Clegg & Paul Birch, Instan Creativity- 76 Cara Instan Meningkatkan Kreativitas Anda, (cet. 1; Jakarta: Erlangga, 2001), h. 6.

(23)

Kreativitas Guru merupakan kemampuan seorang Guru untuk mengekpresikan dan mewujudkan potensi daya pikirnya untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan unik atau kemampuan mengkombinasikan dan menvariasikan sesuatu yang sudah ada atau menjadi sesuatu yang lain agar menarik yang kaitannya dengan pembelajaran kreatif yang sesuai dengan syarat, tugas dan peran seorang guru. Pembelajaran yang kreatif sebagai salah satu strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang di pelajari. Pembelajaran yang kreatif juga sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan diri siswa itu sendiri dan orang lain, kreativitas guru dimaksudkan agarguru menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam cara yang digunakan sehinggamemenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kreativitas guru adalah kemampuan daya pikirnya untuk mengemas kegiatan pembelajaran menjadi pembelajaran yang mudah diterima peserta didik, mengatasi masalah-masalah pembelajaran, memberikan trobosan-trobosan solusi untuk mengatasi masalah, dengan berbagai cara serta memberikan semangat siswa dalam belajar sehingga dampak kreatif tersebut adalah pembelajaran yang sukses dan prestasi siswa yang memuaskan.

2. Guru Pendidikan Agama Islam

Memahami makna guru Pendidikan Agama Islam, maka perlu kita pahami terlebih dahulu makna guru dan Pendidikan Agama Islam. Sehingga dapat kita pahami secara utuh pengertian guru Pendidikan Agama Islam.

(24)

10

Makna guru dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 pasal 1 adalah:

“Pendidik profesional dalam tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.10

Seorang guru telah didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki ketrampilan, pengetahuan, dan pelatihan khusus dalam mengajar, menjelaskan, dan mendidik. Guru adalah orang yang mampu menciptakan perubahan perilaku dalam hal kognitif, psikomotor, serta domain kognitif.

Setelah memahami makna guru, maka selanjutnya kita pahami makna Pendidikan Islam. Pendidikan Islam menurut Muhammad Fadil al-Jamali sebagaimana dikutip Abdul Majid adalah:

“upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.11

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya, dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran agama-agama Islam, yang telah dianutnya sebagai pandangan hidup (way of life), sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat.

10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, pasal 1 , ayat (1), (Jakarta:

Sinar Grafika, 2010), hlm. 3.

11Abdul Majid, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 26.

(25)

Pendidikan Agama Islam merupakan bagian wajib isi kurikulum setiap jenjang pendidikan. Demikian pula PAI merupakan bagian wajib isi kurikulum yang harus dilakukan sesuai dengan jenjangnya. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.12

3. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan disekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Ia sendiri adalah seorang creator dan motivator, yang berada dipusat proses pendidikan. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja.

Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan dimasa mendatang lebih baik dari sekarang.

12 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 10.

(26)

12

4. Model Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam a. Kreatifitas Guru dalam Mengembangkan Strategi

Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Slameto, strategi adalah:

“suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi (pengajaran)”.13

Dengan demikian strategi belajar mengajar merupakan usaha guru dalam menggunakan variabel pengajaran, sehingga dapat mempengaruhi pada peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan, sehingga strategi belajar mengajar juga bisa diartikan sebagai politik/taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan praktek mengajar di kelas.

Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, untuk dapat mewujudkan proses belajar mengajar, maka langkah-langkah strategi belajar mengajar meliputi:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan kekhususan perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan.

2. Memilih pendekatan belajar mengajar berdasarkan cita-cita dan pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan metode belajar mengajar yang dianggap efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya.

4. Memilih dan menetapkan ukuran keberhasilan kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru untuk melakukan evaluasi (penilaian).14

13 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: Bumi Akasara, 1991), hal. 90

14 Ahmadi dan Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung Pustaka Setia, 1997), hal.

46

(27)

Dalam memilih strategi pembelajaran diperlukan suatu pendekatan tertentu yang merupakan titik tolak/sudut pandang dan penekanan terhadap tujuan pengajaran. Berdasarkan orientasinya, pendekatan dalam menggunakan strategi pembelajaran dapat dibagi dalam:

1. Reader centered, yaitu pendekatan yang berorientasi pada guru.

2. Student centered, yaitu pendekatan yang berorientasi pada murid.

3. Material centered, yaitu pendekatan yang berorientasi pada siswa.

Inti dari proses pengajaran adalah kegiatan belajar para siswa, tinggi rendahnya kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang digunakan oleh guru. Beberapa model pendekatan pembelajaran, menurut Nana Sudjana dapat digolongkan menjadi tiga model utama, yaitu:

1. Model interaksi sosial (social interaction models). Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/siswa yang satu dengan yang lainnya/antara individu dengan masyarakat.

2. Model proses informasi (information processing models). Model pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

3. Model modifikasi tingkah laku (behavior modofication models). Model pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku, sebagai aplikasi dari teori belajar behavioristik.15

b. Kreatifitas Guru dalam Memilih dan Menggunakan Metode Hadi Susanto dalam Ramayulis, mengatakan bahwa:

“sesungguhnya cara atau metode mengajar adalah sesuatu seni dalam hal ini seni mengajar”.16

15 Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002), hal. 154- 156

(28)

14

Sedangkan metode mengajar menurut M. Suparta dan Hery Noer Ali adalah:

“cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar”.17

Jadi metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan interaksi dan komunikasi dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan situasi belajar, maka yang harus dipegang oleh seorang guru adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang bervariasi, karena menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi memungkinkan materi pelajaran dapat lebih mudah diserap.

Tujuan penggunaan metode yang tepat dalam pendidikan adalah untuk memperoleh efektifitas dari kegunaan metode itu sendiri. Seorang guru ketika menggunakan metode tertentu dikatakan tepat dan efektif terlihat apabila peserta didik merasa senang dan tidak terbebani serta timbulnya minat dan perhatian untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran tersebut.

c. Kreatifitas Guru dalam Memilih dan Menggunakan Media

Pada hakikatnya proses belajar mengajar merupakan proses antara pihak pengajar sebagai pengantar pesan dan peserta didik sebagai penerima pesan

16 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hal.

107

17 M. Suparta dan Hery Noer Ali, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Armico, 2003), hal. 159

(29)

dengan bantuan alat/media sebagai perantara yang dapat membantu pesan tersebut tersampaikan. Menurut muhaimin :

“media pembelajaran pendidikan agama Islam mencakup semua sumber yang dapat dijadikan perantara (medium) untuk dimuati pesan nilainilai pendidikan agama yang akan disesuaikan kepada peserta didik”.18

Sedangkan penggunaan media pengajaran sangat bergantung pada:

a. Kesesuaian media dengan tujuan pengajaran yang dirumuskan b. Kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa.

c. Kemudahan memperoleh media d. Keterampilan dalam menggunakannya.

Media mempunyai arti tersendiri bagi guru yang menggunakannya sehingga dapat membantu peserta didik memproses pesan-pesan pendidikan/bahanbahan pembelajaran, alat-alat pendidikan tidak dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran, akan tetapi di tangan gurulah alat-alat ini dapat mempertinggi proses belajar yang akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang diharapkan.

B. Penggunaan Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu „medius‟ yang secara berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah (لئاسو) perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

18 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal.

152

(30)

16

Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology) yang dikutip oleh Basyaruddin mengemukakan bahwa :

“Media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.19

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Sedangkan pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Oemar Hamalik menuturkan bahwa :

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.20

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pembelajaran adalah:

Proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.21

Jika diambil formasi pendapat di atas media pembelajaran adalah alat atau metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.

19 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 11

20 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 57

21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2002).hlm 117.

(31)

Media pembelajaran dalam arti sempit hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks. Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.

Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yaitu:

(32)

18

a. Fungsi Atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi Afektif

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa kbelajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c. Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi Kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.22

C. Pembelajaran Daring

1. Pengertian Pembelajaran Daring

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan peserta didik tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.23 Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Youtobe, WhatsApp (WA) dan Zoom.

22 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 19- 21

23 Sri Harnani, Efektifitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19, https://bdkjakarta.kemenag.go.id ( diakses pada 7 November 2021)

(33)

Selama pelaksanaan model daring, peserta didik memiliki keleluasaan waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan video call atau live chat. Pembelajaran daring dapat disediakan secara elektronik menggunakan forum atau message.

Belajar secara daring tentu memiliki tantangannya sendiri. Siswa tidak hanya membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai. Namun, proses pembelajaran yang efektif juga tak kalah penting. Berikut ini tips agar siswa dapat bejalar daring dengan efektif:

1. Komunikasi antar tenaga pengajar dan siswa harus berjalan dengan baik pada saat melakukan video call.

2. Aktif dalam berdiskusi baik dengan tenaga pengajar atau teman-teman.

3. Managemen waktu bagi para siswa sangat penting. Meski belajar di rumah, pastikan siswa membuat catatan mana saja tugas yang sudah dikerjakan, dan mana tugas yang harus segera kamu selesaikan.

4. Jangan lupa untuk tetap bersosialisasi dengan orang lain, termasuk anggota keluarga di rumah, serta teman-teman sekelas di luar sesi video call untuk mengasah kemampuan bersosialisasi.24

2. Macam-Macam Media Pembelajaran Daring

Perkembangan teknologi internet memunculkan berbagai aplikasi baru termasuk di bidang pendidikan. Salah satu manfaat teknologi internet dalam bidang pendidikan adalah sebagai sarana pembelajaran. Teknologi dalam bidang pembelajaran ini dikenal dengan sebutan e-learning. E-learning adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan memudahkan suatu proses

24 Syafni Ermayulis, Penerapan Sistem Pembelajaran Daring dan Luring di Tengah Pandemi Covid-19, https://www.stit-alkifayahriau.ac.id. (diakses pada 7 November 2021)

(34)

20

belajar mengajar dengan peserta didik sebagai pusatnya yang dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.25 Proses belajar yang biasanya dilakukan dikelas, dapat dilakukan melalui internet secara jarak jauh tanpa harus tatap muka.

Adapun beberapa aplikasi media pembelajaran daring yang disarankan untuk dipakai adalah macam macam aplikasi yang mendukung dalam pembelajaran daring pada masa pandemi ini seperti: WhatsApp (WA), Zoom Meeting, Google Classroom, Google Meet Youtobe, dan lain-lain.

a. WhatsApp (WA)

WhatsApp merupakan aplikasi favorit. Sebab WhatsApp sudah sangat familier penggunaannya dikalangan masyarakat. WhatsApp menyajikan beberapa fitur yang menarik serta mudah pengoperasiannya. Fitur-fitur tersebut meliputi penyampaian pesan perorangan, penyampain pesan dalam grup, melampirkan video, melampirkan foto, melampirkan file dalam bentuk pdf ataupun word, dan panggilan suara dan panggilan video.26

Pembelajaran daring menggunakan WhatsApp juga bersifat efektif.

Dilihat dari tingkat respon peserta didik memberi tanggapan dalam waktu yang tidak terlalu lama dan dari tanggapan peserta didik ketika mengerjakan dan mengumpulkan tugas.

25 Ratna Tiharita Setiawardhani, Pembelajaran Elektronik (E-Learning) Dan Internet Dalam Rangka Mengoptimalkan Kreativitas Belajar Siswa, https://media.neliti.com-pembelajaran- elektronik-e-learning, (diakses pada 7 November 2021)

26 Ulfah Hamidatus Shofiah, Skripsi: “Penerapan Metode Pembelajaran Daring”

(Lampung:IAIN,2020),Hal. 29

(35)

b. Zoom Meeting

Zoom Meeting merupakan jenis teknologi aplikasi atau website yang dirancang sebagai bentuk kemudahan untuk diskusi atau siaran langsung konferensi jarak jauh.27 Zoom Meeting adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk bertatap muka secara online. Aplikasi ini merupakan inovasi untuk diadakannya pertemuan (kegiatan belajar mengajar) yang mana bisa dilakukan secara jarak jauh tanpa harus bertemu langsung. Bagi tenaga pendidik, Zoom Meeting ini bisa menjadi alternatif dalam melaksanakan kegiatan pemberian materi dari pendidik kepada peserta didik, jadi kegiatan pembelajaran bisa dilakukan seperti yang biasa dilakukan dikelas.

c. Google Classroom

Google classroom adalah sebuah layanan yang dibuat oleh google untuk sekolah, atau untuk berkegiatan bersama dan setiap orang yang mempunyai akun google atau gmail. Google classroom memungkinkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih produktif dan bermakna dengan menyederhanakan tugas, meningkatkan kolaborasi, dan membina komunikasi. Pendidik dapat membuat kelas, memberikan tugas, mengirim masukan, memberi materi, dan melihat semuanya di satu tempat. Bahkan materi berupa bisa langsung dikirim dan dapat dilihat secara langsung oleh penerima, dan pengirim dapat

27 Fibriyanto, Kelebihan dan Kekurangan Zoom Meeting, https://www.localstartupfest.id, (diakses pada 7 November 2021)

(36)

22

melihat apakah sudah terbaca atau belum. Jadi untuk monitoring lebih efektif.

d. Google Meet

Google meet adalah layanan komunikasi video yang dikembangkan oleh google. Aplikasi ini merupakan salah satu dari dua aplikasi uang nantinya akan mengganti google hangouts, yang lainnya adalah google chat. Aplikasi ini memungkinkan untuk bertatap muka dengan pengguna lain layaknya video call yang tentu saja didukung dengan fitur audio-visual.

Google meet ini layaknya zoom meeting hanya saja bentuk fitur yang sedikit berbeda, Google meet ada pada naungan google. Maka jika pengguna sudah memiliki akun google itu tidak akan menjadi hal sulit untuk mengaksesnya.

e. Youtobe

Youtobe adalah sebuah situs web berbagi video yang memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video.

Pemilihan media pembelajaran, guru juga hendaknya melihat keadaan dan kondisi siswa. Jika tidak memungkinkan untuk menggunakan aplikasi atau fiturnya kompleks karena dikhawatirkan siswa bingung atau tidak memungkinkan menggunakan aplikasi yang membutuhkan kuota besar karena kondisi ekonomi orang tua siswa yang terbatas, maka guru cukup menggunakan aplikasi yang sederhana seperti whatsapp grup.

(37)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif sebagai sesuatu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat berpisah-pisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Denzin dan Lincoln juga menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.28

Penelitan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Peneliti berusaha untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, factual atau akurat atas fenomena yang diteliti kemudian dianalisis, di interpertasikan dan ditafsirkan dengan data-data lainnya untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian.29

B. Lokasi dan objek penelitian

Adapun lokasi penelitian dilaksanakan di Mts Muhammadiyah Pammase Kabup2aten Gowa dan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah

28 Djama‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. 3; Bandung : Alfabeta, 2011), h 23-24

29 Emizir, metodologi penelitian Kualitatif Analisis Data (Cet. 4; Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 2-3

(38)

24

Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam di Mts Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa.

C. Fokus dan Deskripsi fokus penelitian 1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

Kreativitas guru Pendidikan Agama Islam adalah kemampuan guru memunculkan ide-ide baru yang menarik dan kemampuan mengkobinasikan sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih menarik, sehingga dalam dunia pendidikan guru bukan saja mentransfer ilmu kepada peserta didik tetapi guru juga harus kreatif sehingga dapat menciptakan hal baru agar mampu menghidupkan proses pembelajaran dan menjadikan siswa lebih senang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

2. Penggunaan Media Pembelajaran Daring

Penggunaan media pembelajaran daring merupakan cara menggunakan alat pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatatp muka langsung, tetapi menggunakan aplikasi yang dapat membantu proses belajar mengajar meskipun jarak jauh yang dilakukan dirumah melalui beberapa aplikasi seperti whatsapp, classroom, google meet, zoom meeting, dan lain-lain.

Dengan demikian yang dimaksud kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan media pembelajaran daring adalah usaha guru menciptakan hal baru atau memperbaharui sesuatu yang ada menjadi

(39)

lebih menarik agar peserta didik tidak jenuh dalam proses pembelajaran daring.

D. Sumber Data

Penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan berhubungan dengan fokus penelitian. Data tersebut terdiri dari dua jenis data yaitu data yang bersumber dari manusia dan non manusia. Data yang bersumber dari manusia diperoleh dari orang yang menjadi informan, dalam hal ini orang tersebut menjadi objek penelitian. Sedangkan sumber data dari non manusia bersumber dari dokumen- dokumen berupa catatan, foto dan hasil observasi yang berhubungan dengan fokus penelitian.

Sumber data yang menjadi analisis dalam penelitian ini, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah :

a. Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Pammase.

b. Guru Pendidikan Agama Islam MTs Muhammadiyah Pammase.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini, dokumentasi merupakan sumber data sekunder.

(40)

26

E. Instrument penelitian

Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapat informasi.

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat bantu agar kegiatan penelitian berjalan secara sistematis dan terstruktur, dalam pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sebagaimana yang dikatakan Suharsimi Arikunto30 antara lain sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian.

2. Pedoman wawancara, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara/interview terhadap sampel secara langsung.

3. Catatan dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah ketetapan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

30 Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), h.39

(41)

Jadi, dalam observasi ini penelitian akan menimbulkan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dilapangan. Peneliti akan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung. Peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan singkat tanpa harus menuruti aturan tertentu.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langusng dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengatahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumblah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pengacara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara. Adapun wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.31

Jadi, wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung melalui Tanya jawab secara lisan dengan narasumber.

Sedangkan, wawancara bebas terpimpin merupakan gabungan antara wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yakni peneliti terlebih dahulu membuat

31 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian ( Cet. IX ; Bandung: Alfabeta, 2013) h. 74

(42)

28

pedoman wawancara yang hanya berisi garis besar terkait permasalahan, setelah itu peneliti dapat mengajukan pertanyaan selanjutnya secara bebas.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian. Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Dengan demikian, dokumentasi begitu penting dalam proses penelitian yang dapat mempermudah jalannya suatu penelitian dalam pengambilan suatu keputusan.

G. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul akan diolah oleh peneliti. Teknik analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga muda dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Berikut tahap dari teknik analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi data (data reduction) berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak penting atau tidak perlu.

2. Penyajian data (data display) yaitu data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian singkat berupa teks yang berupa naratif. Melalui penyajian data

(43)

tersebut, maka data akan mudah dipahami sehingga memudahkan rencana kerja selanjutnya.

3. Varifikasi data (conclusion drawing/verification) yaitu penarikan kesimpulan yang sudah disajikan, dianalisis secara kritis berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dilapangan.

(44)

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Sekolah

MTs Muhammdiyah Pammase di dirikan pada tanggal 01 oktober 1987 merupakan salah satu MTs yang berada di kabupaten gowa tepatnya di kecamatan bajeng desa tangkebajeng, yang dimana dalam 1 kompleks luas tanahnya itu 1.513 yang terbagi menjadi 3 sekolah salah satunya itu adalah MTs Muhammdiyah Pammase.32

Madrasah Tsanawiyah dibangun dengan swadaya masyarakat dengan dukungan pemerintah setempat baik oleh para pemerintah desa dan tokoh masyarakat maka di dirikanlah MTs Muhammdiyah Pammase pada waktu itu sebagai lembaga pendidikan yang bernuansa keagamaan dan merupakan salah satu institusi pendidikan dasar berbasis Islam, keberadaan madrasah ini telah memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan kecerdasan bangsa.33

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah a. Visi

“Terwujudnya Generasi Muda Islam Unggulan Yang Cerdas, Terampil, Berakhlak Mulia dan Berguna Bagi Bangsa dan Negara”34

b. Misi

1. Menanamkan dan mengembangkan kualitas kepribadian dan kecerdasan siswa.

32 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (4 Oktober 2021)

33 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (4 Oktober 2021)

34 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (4 Oktober 2021)

(45)

2. Mengembangkan pendidikan dan pengajaran yang seimbang antara duniawi dan ukhrawi.

3. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia melalui pengamalan ajaran agama islam.

4. Mengembangkan potensi dan keterampilan siswa agar kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman sehingga mampu menjadi penerus dan penerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan agama di masa mendatang.35

c. Tujuan Sekolah

1. Tercapainya komunitas belajar yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak mulia.

2. Mengoptimalkan pembelajaran dan bimbingan dalam bingkai ajaran islam.

3. Menumbuhkan budaya sapa, salam, dalam lingkungan madrasah.

4. Menciptakan suasana belajara yang menyenangkan dan kedisiplinan yang tinggi.

5. Membekali siswa keterampilan untuk mendukung hidupnya dikemudian hari.36

3. Profil Sekolah

1. Nama Sekolah : MTs muhammadiyah pammase 2. Berdiri Tahun : 1987

3. Akreditasi : B

35 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (5 Oktober 2021)

36 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (5 Oktober 2021)

(46)

32

4. NPSN : 40319948 5. Alamat Sekolah

a. Jalan : Jl. Pendidikan pammase b. Desa/Kel : Tangkebajeng

c. Kecamatan : Bajeng d. Kab/Kota : Gowa

e. Provinsi : Sulawesi selatan

6. Posisi Gegrafis : Lintang (5.311966824397026) Bujur (119.44825172424316) 7. Kode Pos : 92152

8. Status Kepemilikan : Swasta 9. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi37 4. Keadaan Guru

Tabel IV.1

Daftar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Muhammadiyah Pammase Tahun Ajaran 2021/202238

No Nama/Nip L

/ P

Lahir/

Tanggal

Jabatan Pendi dikan

Bidang Studi

1 Khaerul Yakin

Thahir S.Pd.I

L Limbung 23/06/1978

Kamad S1

2 Farida, S.Ag.,

Ma Nip.

1978032520070 12021

P Mandalle 25/03/1978

Kepala perpustak

aan

S2 Seni Budaya

3 Enggar Doni K.,

St. Ma

L Surabaya 13/12/1970

Wali kelas

S2 Ilmu

Pengetahuan

37 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (5 Oktober 2021)

38 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (6 Oktober 2021)

(47)

Nip.

1970121320070 11017

VIII.A Alam

4 St. Amida Basir,

S.Pd.I Nip.

1980031220071 02004

P Tanabangka 12/03/1980

Wali kelas IX

S1 Bahasa

Inggris

5 Syamsuddin Z,

S.Pd.I

L Bontobu‟ne 14/05/1976

Wakil kepala sekolah

bid.

Sarpras

S1 Al-Qur‟an Hadits dan Al-Islam Kemuhamma

diyahan

6 Rosnawati, S.Pd P Tanabangka

11/05/1965

Wali kelas VIII.B

S1 Matematika

7 Sitti Nurmin,

S.Pd

P Pammase 19/11/1969

Bendahar a

S1 Bahasa

Indonesia

8 Rasidah

Nuntung, S.Pd.I.

MA

P Pammase 10/09/1970

Wakil kepala sekolah

bid.

Kurikulu m

S1 Pendidikan Kewarganega

raan

9 Mirnawati, S.Pd P Pammase

08/07/1994

Wali kelas VII.B

S1 Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan 10 St. Nurhujriah J.

S. Sos

P Pammase 05/06/1996

Operator S1 Ilmu

Pengetahuan Sosial

11 Hasniar, S.Pd P Bonto

Bilaeng 31/12/1984

- S1 Ilmu

Pengetahuan Sosial

12 Winda

rismayanti, S.Pd

P Ujung

pandang 23/11/1961

- S1 Prakarya

13 Wansri

Indraratu

P Galetung 28/08/1999

- SMA Sejarah

Kebudayaan Islam

14 Ahmad Rifai

Rahman

L Makassar 06/071999

- SMA Bahasa Arab

15 Sofyan

Almunawarah, S.Pd

L Borongunti 01/01/1996

- S1 Aqidah

Akhlak Fiqhi Sumber: Tata usaha Mts Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa

(48)

34

5. Keadaan Peserta Didik

MTs muhammadiyah pammase memiliki peserta didik dengan jumlah 100 orang dengan rincian 48 orang berjenis kelamin laki-laki dan 52 orang berjenis kelamin perempuan, adapun yang berdasarkan agama 100% beragama islam.

Adapun rincian peserta didik berdasarkan usia sebagai berikut : Tabel IV.2

Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Usia39

No Usia Jenis Kelamin Total

Laki-Laki Perempuan

1 <11 Tahun - -

2 11-12 Tahun 15 21 36

3 13-15 Tahun 30 33 63

4 16-17 Tahun 1 - 1

5 Total 46 54 100

Sumber: Tata usaha Mts Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa Tabel IV.3

Jumlah Peserta Dididk Berdasarkan Tingkatan Pendidikan40

No Tingkatan Kelas Jenis Kelamin Total

Laki-Laki Perempuan

1 Kelas VII 17 16 33

2 Kelas VIII 15 24 39

3 Kelas IX 16 12 28

4 Total 48 52 100

Sumber: Tata usaha MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa 6. Sarana dan Prasana

Sarana dan prasarana yang memedai sangat di butuhkan pada suatu lembaga pendidikan, karena tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan lancar, sebagai penunjang

39 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (6 Oktober 2021)

40 Sumber : Tata Usaha Mts Muhammadiyah Pammase (6 Oktober 2021)

(49)

pencapaian tujuan pembelajaran ysng efektif dan efesien. Untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah Pammase dapat dilihat pada table berikut:

Tabel IV.4

Keadaan sarana dan prasarana MTs Muhammadyah Pammase Tahun Ajaran 2021/202241

No Jenis Bangunan/Gedung dan Lain Lain

Jumlah Keterangan

1 Bangunan Gedung Sekolah 2 Baik

2 Ruangan Kepala Sekolah 1 Baik

3 Ruangan Guru 1 Baik

4 Ruangan Kelas 5 Baik

5 Perpustakaan 1 Baik

6 Mushollah 1 Baik

7 UKS 1 Baik

8 WC 3 Baik

9 WI-FI 1 Baik

Sumber: Tata usaha MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa B. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penggunaan Media

Pembelajaran Daring Di MTs Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa

Kreativitas sangat penting dimiliki oleh semua guru dalam bidang apapun termasuk guru Pendidikan Agama Islam terlebih dalam menangani proses pembelajaran dari yang dimana guru dan siswa terhalangi oleh ruang dan jarak oleh karena itu, penting bagi seorang guru memiliki kreativitas baik dalam menciptakan suatu hal yang baru yang sebelumnya belum ada maupun memperbaharui suatu hal agar lebih baik dan menarik.

41 Sumber: Observasi Mts Muhammadyah Pammase (6 Oktober 2021)

(50)

36

Kreativitas guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya monoton dalam pembelajaran formal akan tetapi guru Pendidikan Agama Islam di MTs Muhammadiyah Pammase memiliki kreativitas masing-masing dalam menuangkan kreatifnya. Kedepannya para guru diharapkan memperkaya diri dengan berbagai ide kreatif tentang bagaimana membelajarkan siswa secara aktif dengan bertumpu pada jaringan internet dan komunikasi maya. Terkait dengan desain pembelajaran daring, guru perlu memastikan adanya interaksi, umpan balik, adanya komunikasi yang terencana antara guru dengan siswa, antara satu siswa dengan siswa lain selama pembelajaran daring.

Peneliti melakukan wawancara dengan Sofyan Almunawarah, S.Pd, beliau mengatakan bahwa:

”Dalam pembelajaran daring, sebenarnya ada beberapa aplikasi yang bisa digunakan seperti whatsapp, google meet, google classroom, zoom, dan youtobe untuk berlangsungnya pembelajaran. Guru Pendidikan Agama Islam mengembangkan penggunaan media pembelajaran dengan membuat video yang tiap slidenya tampak kelihatan menarik dimata siswa lalu dipaparkan melalui whatsapp dengan maksud ditujukan untuk siswa sehingga mereka dapat merasakan dan menikmati pelajaran yang berlangsung meskipun pembelajaran daring”.42

Hasil wawancara diatas menunjukan bahwa kreativitas guru diwujudkan dalam bentuk pembuatan video agar tampak lebih menarik yang disampaikan dengan menggunakan aplikasi whatsapp sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar meskipun dengan online.

Dari pendapat di atas peneliti dapat mengetahui bahwa proses pembelajaran pendidikan agama Islam di MTs Muhammdiyah Pammase pada saat

42 Sofyan Almunawarah, S.Pd (Guru PAI di Mts Muhammadiyah Pammase), Wawancara di Mts Muhammadiyah Pammase Kabupaten Gowa (04 Oktober 2021)

Referensi

Dokumen terkait

1.. Halaman utama menapilkan daftar alat-alat outdoor yang sudah diinput oleh admin sebagi pengelola aplikasi. Daftar alat-alat outdoor menampilkan gambar alat outdoor,

Data media pembelajaran infografis menggunakan angket lembar validasi. oleh dosen pakar ahli media dan materi juga dilakukan uji coba

Bahkan, Rasulullah SAW sendiri pun telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (al-hadits). 11 Jual beli merupakan salah satu

Pada grafik tampak bahwa sistem yang menggunakan R-22 dengan penambahan pre-cooling menunjukkan nilai nilai koefisien yang lebih besar yaitu rata-rata 4,788 apabila

Anak diberi kesempatan mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Pola asuh demokratis

Kareana probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hal ini menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima didalam penelitian ini adalah Ha ( hipotesa alternative ), yaitu

Gambar 2 menunjukkan bahwa jika terdapat komputer client yang tidak merespon, maka sistem akan langsung mengirimkan sms kepada administrator untuk menginformasikan bahwa

(4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Bimbingan (1) Penulisan hasil identifikasi ditulis dengan benar, sistematis dan jelas, yang menunjukkan keterampilan penulisan yang