• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran dengan Pendekatan Latihan

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

4. Pembelajaran dengan Pendekatan Latihan

a. Pengertian Pendekatan Latihan

Pembelajaran dengan pendekatan latihan merupakan kebalikan dari pendekatan bermain. Pembelajaran dengan pendekatan bermain merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, sedangkan pendekatan latihan berpusat pada guru. Semua kegiatan dalam pembelajaran diorganisasi oleh guru dan siswa mempraktikkannya sesuai dengan instruksi atau petunjuk dari guru. Berkaitan dengan pendekatan latihan, Nana Sudjana (2005: 86) menyatakan, “Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari”. Sedangkan Benny A. Pribadi (2009:

45-56) menyatakan:

Metode latihan dan pengulangan biasa disebut juga dengan istilah drill and practice, yakni metode yang menekankan pada latihan intensif dan berulang-ulangdengan tujuan agar siswa dapat menguasai keterampilan yang bersifat spesifik. Latihan dan pengulangan akan mengarahkan siswa untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam topik atau mata pelajaran tertentu.

Pendapat tersebut menunjukkan, pendekatan latihan sama dengan drill and practice, dimana pendekatan latihan ini menekankan pengulangan gerakan atau keterampilan yang dipelajari secara terus menerus. Berkaitan dengan metode drill and practice Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 371) menyatakan, “Pendekatan drill (latihan) pada dasarnya merupakan pembelajaran yang berorientasi pada guru. Di dalam pendekatan latihan guru menciptakan situasi tertentu untuk memacu siswa berpikir dan berbuat sesuai dengan instruksi dari guru”. Hal senada dijelaskan oleh KONI Pusat (1993: 36) bahwa:

Pendekatan drill adalah cara dalam mengajarkan gerakan dimana siswa diinstruksikan melakukan gerakan tertentu berulang-ulang berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh guru. Guru secara ketat mengontrol agar gerakan benar-benar dilakukan siswa sesuai dengan petunjuk yang

commit to user

29

diberikan. Siswa harus benar-benar memperhatikan bentuk gerakan dan prosedur pelaksanaannya yang diinstruksikan oleh guru.

Berdasarkan pengertian pendekatan latihan yang dikemukakan empat ahli tersebut dapat disimpulkan, pendekatan latihan merupakan bentuk pembelajaran yang berpusat pada guru. Semua kegiatan dan keputusan dalam pembelajaran bergantung pada guru. Pada pendekatan latihan ini guru menetapkan tujuan dan apa yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan instruksi dari guru dan melakukannya secara berulang-ulang. Hal ini dimaksudkan agar teknik yang dipelajari dapat dikuasai siswa dengan baik dan benar. Segala bentuk kegiatan pembelajaran ditentukan oleh guru dan siswa harus melaksanakan tugas ajar sesuai tata urutan yang telah ditetapkan oleh guru. Menurut Husdarta & Yudha M. Saputra (2000:

28) bahwa peran guru sangat dominan dalam pendekatan latihan yaitu:

1) Membuat segala keputusan dalam pembelajaran.

2) Membuat semua keputusan yang terkait dengan mata pelajaran, susunan pelaksanaan tugas, memulai dan mengakhiri waktu pelaksanaan pengajaran, interval, dan mengklarifikasi berbagai pertanyaan siswa.

3) Memberi umpan balik kepada siswa mengenai peran guru dan materi.

Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan latihan sangat bergantung pada inisiatif dan kreativitas guru dalam menyajikan materi pembelajaran.

Organisasi pembelajaran telah diatur sedemikian rupa oleh guru, sehingga kreativitas dan inisiatif siswa dalam pendekatan latihan kurang berkembang.

Namun demikian, pendekatan latihan ini semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melaksanakan tugas ajar yang telah ditetapkan oleh guru. Hal terpenting dalam pendekatan latihan yaitu, penjelasan harus disampaikan dengan singkat dan langsung tertuju pada materi yang dimaksud. Hal yang ditekankan dalam pendekatan latihan yaitu, siswa harus melakukan pegulangan gerakan sebanyak-banyaknya terhadap keterampilan atau teknik yang dipelajari. agar keterampilan atau teknik yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik dan benar.

commit to user

b. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pendekatan Latihan

Teknik dasar bolavoli merupakan keterampilan yang harus dikuasai agar memiliki keterampilan bermain bolavoli. Untuk menguasai teknik dasar bolavoli harus dilakukan belajar/latihan secara berulang-ulang agar keterampilan dapat dikuasai secara otomatis dan reflektif. Suharno HP. (1993: 22) menyatakan,

"Untuk mengotomatiskan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya".

Mengulang-ulang gerakan secara sistematis dan kontinyu merupakan cara untuk menguasai suatu keterampilan. Agar keterampilan yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik, maka harus didasarkan pada prinisp-prinsip belajar keterampilan yang tepat. Toho Cholik M. dan Rulsi Lutan (2001: 51-52) menyatakan, “Beberapa prinsip sederhana untuk diingat yang mana dapat membantu dalam menyusun latihan yaitu (1) gerakan-gerakan umum sebelum gerakan-gerakan khusus, (2) tugas sederhana ke tugas kompleks, (3) bagian dan keseluruhan, (4) latihan terus menerus atau berselang dan, (5) mengkondisikan suasana latihan dan kompetisi”. Berkaitan dengan prinsip ini Nana Sudjana (2005:

87) menyatakan prinsip dan petunjuk dari penggunaan metode latihan yaitu:

1) Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.

2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.

3) Latihan tidak perlu lama asal sering dilakukan.

4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.

5) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.

Sedangkan Sugiyanto (1996: 27) menyarankan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan apabila pendekatan drill (latihan) digunakan, yaitu:

1) Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara otomatis atau menjadi terbiasa, serta menekankan dalam keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan.

2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerakan serta ketepatan penggunaannya. Apabila pelajar tidak meningkat penguasaan geraknya, situasinya perlu dianalisis untuk

commit to user

31

menemukan penyebabnya dan kemudian membuat perbaikan pelaksanaannya.

3) Selama pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. Koreksi secara umum pada tahap awal kepada semua siswa bisa memberikan rangsangan dan bisa efektif.

Sejalan dengan pelaksanaan koreksi, diperlukan komentar umum tentang gerakan yang benar. Siswa harus disadarkan akan tujuan yang ingin dicapai melalui drill.

4) Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menimbulkan daya tarik dalam latihan.

5) Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan yang sebenarnya. Latihan peralihan ini berbentuk drill beberapa unsur gerakan yang dilakukan secara berangkai mendekati situasi dan permasalahan yang ada dalam permainan yang sebenarnya.

6) Suasana kompetetif perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill, tetapi tetap ada kontrol kebenaran geraknya.

Pendapat tersebut menunjukkan, dalam penerapan pendekatan latihan ada beberapa hal yang harus diperhatikan di antaranya: kebenaran gerak sangat penting dalam pendekatan latihan, perlunya diadakan koreksi untuk menghindari kesalahan gerak, teknik yang dipelajari dalam pendekatan latihan dapat dikonsep seperti permainan olahraga untuk menghindari rasa bosan pada siswa, namun kebenaran gerak dari teknik yang dipelajari tetap menjadi fokus utama.

Dokumen terkait