commit to user i
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN DASAR BOLAVOLI MINI
(Studi Eksperimen pada Siswa Putri Kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011)
SKRIPSI OLEH:
ENDAH SUSILOWATI X.4609013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
commit to user ii
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN DASAR BOLAVOLI MINI
(Studi Eksperimen pada Siswa Putri Kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011)
Oleh :
ENDAH SUSILOWATI X.4609013
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A 2011
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, April 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes.
NIP. 19651128 199003 1 001 NIP. 19490505 198503 1 001
commit to user iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Selasa
Tanggal : 26 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd.
Sekretaris : Drs. Budhi Satyawan, M.Pd.
Anggota I : Dr. Agus Krsitiyanto, M.Pd.
Anggota II : Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes.
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727198702 1 001
commit to user v ABSTRAK
Endah Susilowati. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN DASAR BOLAVOLI MINI (Studi Eksperimen pada Siswa Putri Kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara pendekatan bermain dan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (2) Pendekatan pembelajaran yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan bermain dan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Subjek penelitian ini adalah siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mraggen 4 Polokarto Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 22 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes kemampuan dasar bolavoli untuk siswa sekolah dasar yang meliputi tes mengoper bola (passing atas dan bawah) serta tes servis. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan bermain dan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011, dengan nilai perhitungan thit sebesar 3.0288 dan ttabel sebesar 2.228 pada taraf signifikasi 5%. (2) Pendekatan bermain mempunyai pengaruh yang lebih baik daripada pendekatan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Kelompok 1 (pendekatan bermain) memiliki peningkatan sebesar 16.17%. Sedangkan kelompok 2 (pendekatan latihan) memiliki peningkatan sebesar 9.00%.
commit to user vi ABSTRACT
Endah Susilowati. DIFFERENCES IN APPROACH TO PLAY AND EXERCISE EFFECT ON PERFORMANCE OF BOLAVOLI MINI (Experimental Study on Student Princess Class IV and V SD Negeri 4 Polokarto Sukoharjo District Mranggen Lessons Year 2010/2011). Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta Eleven March, April 2011.
The purpose of this study was to determine: (1) The difference between the effect of playing and training approaches to basic skills in students princess mini bolavoli grade IV and V SD Negeri 4 Polokarto Mranggen Sukoharjo District school year 2010/2011. (2) approach is a better learning effect between the approach play and practice on basic skills on a female student mini bolavoli grade IV and V SD Negeri 4 Polokarto Mranggen Sukoharjo District school year 2010/2011.
This research uses experimental methods. The subject of this study were female student grade IV and V SD Negeri 4 Polokarto Mraggen Sukoharjo the school year 2010/2011 amounted to 22 people. Data collection techniques used bolavoli basic skills test for elementary students that includes the test passes the ball (passing up and down) and test services. Data analysis techniques used by the t test at a significance level of 5%. Based on the results obtained the following conclusions: (1) There is a significant difference in effect between the approach play and practice on basic skills on a female student mini bolavoli grade IV and V SD Negeri 4 Polokarto Mranggen Sukoharjo District school year 2010/2011, with the values calculated Thit of 3.0288 and TTable for 2228 at 5% significance level.
(2) The play has a better effect than the approach to basic skills training on students' daughter bolavoli mini class IV and V SD Negeri 4 Polokarto Sukoharjo District Mranggen Sukoharjo school year 2010/2011. Group 1 (approach play) had an improvement of 16:17%. Whereas group 2 (exercise approach) has increased by 9.00%.
commit to user vii MOTTO
Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah dengan agama hidup menjadi terarah.
(A.H. Mukti Ali)
Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat aniaya dan membuat yang tak tahu arah menjadi terarah.
(Al Imam Al Mawardi)
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Kusunting skripsi ini untuk:
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan aku dalam hidupku
Suamiku tercinta yang telah menjadi bagian hidupku yang selalu memberi semangat dan mendampingi Aku
Teman-teman ku Angkatan ’09 FKIP JPOK UNS Surakarta dan Alammater
Guru Penjasorkes SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Sukoharjo
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Waluyo, S.Pd., M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes., sebagai pembimbing II yang telah memberikan semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Kepala Sekolah Dasar Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinya.
8. Siswa putri kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
commit to user x
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, khusunya dalam permainan bolavoli mini.
Surakarta, April 2011
Penulis
commit to user xi DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...………
PENGAJUAN ...……….
PERSETUJUAN ...………..
PENGESAHAN ...………
ABSTRAK ...……….
MOTTO ...……….
PERSEMBAHAN ...………..
KATA PENGANTAR ...………..
DAFTAR ISI ...……….
DAFTAR TABEL ...………
DAFTAR GRAFIK………
DAFTAR GAMBAR ...………..
DAFTAR LAMPIRAN ...………
BAB I PENDAHULUAN ………
A. Latar Belakang Masalah ……….
B. Identifikasi Masalah………
C. Pembatasan Masalah………
D. Perumusan Masalah………
E. Tujuan Penelitian……….
F. Manfaat Penelitian………
BAB II LANDASAN TEORI………
A. Tinjauan Pustaka ...………
1. Permainan Bolavoli……….
a. Pengertian Permainan Bolavoli Mini……….
b. Teknik Dasar Permainan Bolavoli……….
c. Strategi Pembelajaran Teknik Dasar Bolavoli Mini……
2. Pendekatan Pembelajaran………
a. Hakikat Pendekatan Pembelajaran………
i ii iii iv v vi vii viii x xiii xiv xv xvi 1 1 5 5 6 6 7 8 8 8 8 9 14 15 15
commit to user xii
b. Komponen-Komponen Pembelajaran………
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Keterampilan………..
d. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran………
3. Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain………..
a. Hakikat Bermain……….
b. Pendekatan Bermain………..
4. Pembelajaran dengan Pendekatan Latihan………
a. Pengertian Pendekatan Latihan……….
b. Hal - Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pendekatan Latihan………
5. Pembelajaran Kemampuan Dasar Bolavoli Mini dengan Pendekatan Bermain……….
a. Pelaksanaan Pembelajaran Kemampuan Dasar Bolavoli Mini dengan Pendekatan Bermain……….
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kemampuan Dasar Bolavoli Mini dengan Pendekatan Bermain………
6. Pembelajaran Kemampuan Dasar Bolavoli Mini dengan Pendekatan Latihan……….
a. Pelaksanaan Pembelajaran Kemampuan Dasar Bolavoli Mini dengan Pendekatan Latihan………..
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kemampuan Dasar Bolavoli Mini dengan Pendekatan Latihan……….
B. Kerangka Berpikir ...………
C. Perumusan Hipotesis………
BAB III METODE PENELITIAN ...………
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………..
B. Subjek Penelitian………..
C. Teknik Pengumpulan Data……….
D. Rancangan Penelitian………..
E. Teknik Analisis Data………..
16 21 23 24 24 26 28 28 30
31
31
33
34
34
35 36 40 41 41 41 41 41 42
commit to user xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN ...……….
A. Deskripsi Data ...……….
B. Mencari Reliabilitas……….
C. Pengujian Persyaratan Analisis………
1. Uji Normalitas……….
2. Uji Homogenitas………
D. Hasil Analisis Data………
1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan……….
2. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan………
E. Pengujian Hipotesis………...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...………..………
A. Simpulan...………
B. Implikasi ...………
C. Saran ...………..
DAFTAR PUSTAKA ...………
LAMPIRAN...………
46 46 47 49 49 51 52 52 52 55 58 58 58 59 60 63
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Dasar
Bolavoli Mini pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………
2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kemampuan Dasar Bolavoli Mini………
3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemampuan Dasar Bolavoli Mini……….
4. Range Kategori Reliabilitas………
5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……….
6. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data………..
7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………
8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1………
9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2………..
10. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….
11. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Dasar Bolavoli Mini antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….
46
48
48 49 50 51
52
53
53
54
54
commit to user xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik
1. Data Tes Awal Kemampuan Dasar Bolavoli Mini Kelompok 1 Kelompok 2………
2. Data Tes Akhir Kemampuan Dasar Bolavoli Mini antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….
3. Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal Kemampuan Dasar Bolavoli Mini….
4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Akhir Kemampuan Dasar Bolavoli Mini….
5. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Dasar Bolavoli Mini………..
6. Hasil Uji Homogenitas Data Tes Awal Kemampuan Dasar Bolavoli Mini………
7. Prosentase Peningkatan Kemampuan Dasar Bolavoli Mini antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………
46
47 48 49 50
51
55
commit to user xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar
1. Pembelajaran Kemampuan Dasar Bolavoli Mini dengan Pendekatan Bermain………
2. Skematis Pembelajaran Kemampuan Dasar Bolavoli Mini dengan Pendekatan Latihan………..
3. Rancangan Penelitian Pretest-Posttest Design……….
4. Lapangan Tes Passing Atas……….
5. Lapangan Tes Passing Bawah……….
6. Lapangan Tes Servis………
33
35 42 91 92 93
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. Data Tes Awal Kemampuan Passing Atas dan Passing Bawah………
2. Data Tes Awal Kemampuan Servis Atas/Bawah Bolavoli………..
3. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Passing Atas………
4. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Passing Bawah………...
5. Uji Reliabilitas Tes Awal Servis Atas/Bawah………..
6. Rekapitulasi Data Tes Awal Kemampuan Dasar Bolavoli Mini……..
7. Pembagian Kelompok Sampel Penelitian dengan Ordinal Pairing….
8. Uji Normalitas Data Tes Awal Kemampuan Dasar Bolavoli Mini Kelompok 1………..
9. Uji Normalitas Data Tes Awal Kemampuan Dasar Bolavoli Mini Kelompok 2………..
10. Uji Homogenitas Data Tes Awal Antar Kelompok……….
11. Data Tes Akhir Kemampuan Servis Atas/Bawah Bolavoli Mini Kelompok 1 dan Kelompok 2………
12. Data Tes Akhir Kemampuan Dasar Passing Atas/Bawah Bolavoli Mini Kelompok 1 dan Kelompok 2……….
13. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Passing Atas………..
14. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Passing Bawah………..
15. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Servis Bolavoli Mini……….
16. Rekapitulasi Data Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatan…………..
17. Uji Perbedaan Data Tes Awal Kelompok 1 dan 2………
18. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Dasar Bolavoli Mini pada Kelompok 1………..
19. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Dasar Bolavoli Mini pada Kelompok 2……….
20. Uji Perbedaan Data Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 21. Menghitung Peningkatan Kemampuan Dasar Bolavoli Mini dalam
Persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………..
63 64 65 67 69 71 72
73
74 75
76
77 78 80 82 84 85
86
87 88
89
commit to user xviii
22. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Dasar Bolavoli Mini………
23. Program Pembelajaran Teknik Dasar Bolavoli dengan Pendekatan Bermain dan Latihan………
24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……….
25. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian………..
26. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta………
27. Surat Keterangan Penelitian dari SD Negeri Mranggen 4 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo……….
90
94 102 124 127
134
commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan yang mengutamakan gerak fisik yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dikembangkan aspek-aspek pada diri siswa. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani meliputi aspek fisik, gerak, mental dan, sosial. Agar aspek-aspek tersebut berkembang secar amaksimal, maka pendidikan jasmani harus diuajarkan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajaran pendidikan jasmani.
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan aspek yang dikembangan dalam pendidikan jasmani. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam pendidikan jasmani mancakup aspek jasmani, gerak, mental dan sosial. Upaya mengembangkan aspek-aspek dalam diri siswa melalui pendidikan jasmani, maka dalam pendidikan jasmani telah diatur macam-macam cabang olahraga yang harus diajarkan kepada siswa sesuai dengan tingkat sekolahnya. Menurut Depdiknas.
(2007: 3-4) dalam KTSP mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar bahwa, “Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar meliputi aspek-aspek: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan”.
Banyak macam cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yang meliputi: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik dan aktivitas di luar sekolah. Salah satu materi pendidikan jasmani untuk siswa sekolah dasar yaitu permainan dan olahraga.
Macam cabang permainan dan olahraga yang diajarkan siswa sekolah dasar di antaranya permainan bolavoli. Berdasarkan jenisnya permainan bolavoli yang diajarkan kepada siswa sekolah dasar yaitu permainan bolavoli mini.
commit to user
Permainan bolavoli mini diberikan untuk anak-anak usia sekolah dasar dan didesain dalam satu tim terdiri empat (4) orang pemain. Melalui permainan bolavoli mini diharapkan para siswa memperoleh banyak manfaat. Manfaat yang diperoleh melalui permainan bolavoli di mendatangkan kegembiraan, kesenangan, kepuasan dan kebahagiaan hidup bagi orang yang melakukannya. Selain itu, melalui bermain bolavoli dapat dijadikan salah satu alat untuk mendidik manusia agar menjadi manusia yang berkualitas.
Permainan bolavoli mempunyai manfaat untuk mendatangkan kesenangan atau kegembiran dan sebagai salah satu alat untuk meningkatkan kualitas diri.
Upaya meningkatkan keterampilan bermain bolavoli mini bagi siswa sekolah dasar harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli. Dengan menguasai macam- macam teknik dasar bolavoli, maka akan meningkatkan kualitas permainan bolavoli baik secara individu maupun kolektif (tim).
Sebagai langkah awal dalam pembelajaran bolavoli mini bagi siswa sekolah dasar harus diajarkan teknik dasar bermain bolavoli. Teknik dasar bolavoli yang terdiri dari servis, passing, smash dan block harus dipelajari secara sistematis dan kontinyu. Meskipun permainan bolavoli mini dalam tataran yang sederhana, mengenalkan macam-macam teknik dasar bolavoli juga perlu. Hal ini dimaksudkan agar siswa memahami dan menguasainya, sehingga memiliki keterampilan bermain bolavoli mini. PBVSI (1995: 55) menjelaskan, “Salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi bolavoli yaitu menerapkan teknik-teknik dasar bolavoli sedini mungkin kepada anak-anak usia 9-13 tahun. Karena pada anak- anak akan lebih mudah dan cepat menyerap teknik dasar bolavoli dibandingkan dengan orang dewasa”.
Membelajarkan teknik dasar bermain bolavoli mini bagi siswa sekolah dasar tidaklah mudah, dibutuhkan strategi mengajar yang tepat. Banyaknya macam-macam pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, menuntut seorang guru Penjasorkes lebih kritis dan cermat dalam menerapkan pendekatan pembelajaran. Menurut Depdiknas (2004: 27-28) bahwa, “Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani dapat
commit to user
3
dilakukan dengan beberapa macam di antaranya pendekatan bermain dan pendekatan latihan”.
Pendekatan bermain dan pendekatan latihan merupakan bentuk pembelajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan (game).
Siswa mempelajari macam-macam teknik dasar bolavoli mini dilakukan dalam bentuk permainan. Pendekatan pembelajaran bermain ini diberikan pada siswa pemula (SD), karena mada masa sekolah dasar lebih senang dengan bermain.
Dapat dikatakan bahwa, hampir seluruh waktunya dihabiskan dengan bermain.
Melalu bermain bolavoli akan mendatangkan kesenangan, namun di dalamnya terdapat unsur belajar, sehingga motivasi belajar siswa meningkat.
Pendekatan latihan merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengulang-ulang gerakan secara sistematis dan kontinyu agar keterampilan yang dipeljarai dapat dikuasai secara otomatis dan reflektif. Untuk menguasai keterampilan olahraga dengan pendekatan latihan, maka harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan yang tepat. Prinsip-prinsip belajar gerak yang harus diperhatikan di antaranya, prinsip pengaturan giliran, prinsip belajar meningkat, prinsip kondisi belajar bervariasi, prinsip pemberian motivasi dan dorongan semangat.
Berdasarkan karakteristik pendekatan bermain dan latihan di atas menunjukkan bahwa, masing-masing pendekatan pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui pendekatan mana yang lebih efektif terhadap peningkatan penguasaan kemampuan dasar bolavoli. Melalui pendekatan bermain, hasrat gerak anak terpenuhi, anak menjadi lebih senang, sehingga motivasi belajar meningkat. Disisi lain, penguasaan teknik yang belum baik mengakibatkan permainan kurang menarik. Sedangkan melalui pendekatan latihan, siswa mengerti dan dapat menguasai teknik dasar bolavoli dengan baik dan benar. Karena teknik-teknik dasar bermain bolavoli dipelajari secara berulang-ulang. Namun ditinjau dari perkembangan anak, pembelajaran yang menoton (mengulang-ulang) dapat menimbulkan rasa jenuh dan bosan. Selain itu
commit to user
siswa kurang memahami dari keterampilan yang dipelajari dalam situasi permainan yang sebenarnya.
Untuk mengetahui pengaruh pendekatan bermain dan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teoritis maupun praktik melalui penelitian eksperimen.
Siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 adalah sampel yang digunakan dalam penelitian untuk membuktikan dan menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian.
Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran bolavoli mini di SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 berjalan dengan baik. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dibuktikan pada kegiatan seperti PORSENI, POPDA khususnya permainan bolavoli mini siswa dari SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Sukoharjo jarang sekali ikut terlibat di dalam kegiatan tersebut. Permalsahan yang muncuul di SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Sukoharjo, khususnya dalam permianan bolavoli mini hendaknya ditelusuri faktor penyebabnya, baik dari pihak guru, siswa metode pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran keterampilan olahraga, seorang guru Penjasorkes memiliki kreativitas dan inovasi-inovasi baru di antaranya dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Seorang guru Penjasorkes hendaknya mampu bereksplorasi dengan menerapkan berbagai macam pendekatan pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan variatif, di antaranya melalui pendekatan bermain dan latihan.
Memberikan bentuk pembelajaran yang menyenangkan sangat penting agar sesuai dengan perkembangan anak. Disisi lain, membelajarkan keterampilan olahraga (teknik bolavoli mini) secara runtut dan dilakukan secara berulang-ulang juga perlu agar anak menguasai teknik kemampuan dasar bolavoli dengan baik dan benar. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan bermain dan latihan terhadap peningkatan kemampuan dasar bolavoli mini, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Bermain dan Latihan terhadap
commit to user
5
Kemampuan Dasar Bolavoli Mini pada Siswa Putri Kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Dari pembelajaran kemampuan dasar bolavoli mini siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 hasilnya belum maksimal.
2. Kemampuan dasar bolavoli mini siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 belum ditelusuri faktor penyebabnya.
3. Kurangnya kreatifitas dan inovasi guru Penjasorkes mengakibatkan kemampuan dasar bolavoli mini kurang baik.
4. Pengaruh pendekatan bermain dan latihan terhadap peningkatan kemampuan dasar bolavoli mini belum diketahui.
5. Pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengaruh pendekatan bermain terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
2. Pengaruh pendekatan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
commit to user D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan bermain dan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan bermain dan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan bermain dan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
2. Pendekatan pembelajaran yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan bermain dan latihan terhadap kemampuan dasar bolavoli mini pada siswa putri kelas IV dan V SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
commit to user
7
F. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan memiliki manfaat antara lain:
1. Dapat diperoleh informasi tentang pendekatan pembelajaran yang baik dan efektif untuk meningkatkan kemampuan dasar bolavoli mini.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman guru Penjasorkes SD Negeri Mranggen 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo tentang pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan dasar bolavoli mini.
3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang karya ilmiah untuk dikembangkan lebih lanjut.
commit to user 8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Bolavoli
a. Pengertian Permainan Bolavoli Mini
Permainan bolavoli mini pada dasarnya merupakan bentuk permainan bolavoli yang memiliki aturan yang berbeda dengan permainan bolavoli standar.
Permainan bolavoli mini pada umumnya diberikan pada siswa sekolah dasar.
Agus Kristiyanto (2010: 68-69) menyatakan, “Bolavoli mini adalah permainan bolavoli yang dimainkan di atas lapangan kecil dengan empat orang pemain tiap timnya dan menggunakan permainan sederhana di lapangan dengan panjang 12 meter dan lebar 5,5 meter”. Hal senada dijelaskan PBVSI (1995: 56&73) bahwa:
Permainan bolavoli mini adalah permainan bolavoli yang dimainkan di atas lapangan kecil dengan empat pemain tiap-tiap tim dan mempergunakan peraturan sederhana. Adapun ukuran lapangan 12 m, lebar 5,5 m dan garis serang 2 m dari garis tengah, tinggi net untuk putra 2,10 m, untuk putri 2 m dan panjang net 7 m. Pertandingan dengan sistem dua set kemenangan 2-0, 2-1. Bola yang digunakan bola ukuran nomor 4, garis tengah 22-24 cm, berat 230-250 gram.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, permainan bolavoli mini memiliki ukuran lapangan yang berbeda dan peraturan yang berbeda pula dengan permainan bolavoli standar. Namun dasar cara permainannya sama dengan permainan bolavoli standar, yaitu bola dipantulkan sebanyak-banyaknya tiga kali. Seperti dijelaskan dalam peraturan permainan bolavoli edisi (2001-2004:
7) bahwa, “Tujuan dari permainan bolavoli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok)”. Pendapat lain dikemukakan A.
Sarumpaet, Zulfar Djazet, dan Imam Sadikun (1992: 86) bahwa, “Prinsip bermain bolavoli adalah memainkan bola dengan memvoli (memukul dengan tangan) dan
commit to user
9
berusaha menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri”.
Permainan bolavoli harus dilakukan dengan dipantulkan. Syarat pantulan bola harus sempurna tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Dari masing-masing tim dapat memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan setelah itu bola harus diseberangkan melewati net ke daerah permainan lawan.
Untuk memantulkan bola dapat menggunakan seluruh tubuh. Seperti dikemukakan Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001: 37) bahwa, “Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas.
Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”. Untuk mencapai keterampilan bermain bolavoli harus menguasai teknik dasar bolavoli.
b. Teknik Dasar Permainan Bolavoli
Syarat utama agar dapat bermain bolavoli adalah menguasai teknik dasar bermain bolavoli. A. Sarumpaet dkk., (1992: 86) menyatakan, “Agar permainan bolavoli berjalan atau berlangsung dengan baik, lancar dan teratur, maka para pemain dituntut harus menguasai unsur-unsur dasar permainan, yaitu teknik dasar bermain bolavoli”. Sedangkan Marta Dinata (2004: 5) menyatakan, “Untuk meningkatkan prestasi, seorang pemain bolavoli harus menguasai beberpa teknik dasar terlebih dahulu. Teknik dasar merupakan faktor utama selain kondisi fisik, taktik dan mental”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar bermain bolavoli merupakan faktor yang sangat penting, karena akan mempengaruhi kelancaran permainan, bahkan pencapaian prestasi. Adapun yang dimaksud dengan teknik dasar bermain bolavoli menurut M. Yunus (1992: 68) bahwa,
“Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Menurut Dieter Beutelstahl (2005: 9) bahwa,
“Teknik merupakan prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problem pergerakan tertentu dengan cara
commit to user
yang paling ekonomis dan berguna”. Sedangkan Soedarwo dkk. (2000: 6) menyatakan:
Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan menurut mengingat hal-hal sebagai berikut:
1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan teknik.
2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.
3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan- kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap.
4) Permainan bolavoli adalah, waktu untuk memainkan bola sangat sempurna sehingga akan memungkinkan timbulnya kesalahan- kesalahan teknik yang lebih besar.
5) Penguasaan teknik-teknik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar, teknik tinggi dalam bolavoli ini cukup.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Teknik dalam permainan bolavoli merupakan aktivitas jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Banyak manfaat yang diperoleh jika seorang pemain menguasai teknik dasar bermain bolavoli, yaitu terhindar dari hukuman kesalahan teknik. Pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bolavoli, maka setiap pemain harus menguasai agar dapat meningkatkan penampilannya baik secara individu maupun kolektif (tim). Menurut Soedarwo, Sunardi & Agus Margono (2000: 7) bahwa, “Teknik dasar bermain bolavoli terdiri dari: (1) teknik pass atas, (2) teknik pass bawah, (3) set-up/umpan, (4) normal smash, (5) semi smash, (6) push smash, (6) tenis service, (7) floating service dan (8) cekis”.
Hal senada dikemukakan Agus Kristiyanto (2010: 76) bahwa, “Siapapun yang akan bermain bolavoli harus menguasai teknik-teknik dasar bermain meliputi: (1) service, (2) pass atas dan pass bawah, (3) spike atau smash, (4) block atau bendungan”.
commit to user
11
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar bolavoli pada dasarnya diklasifikasikan menjadi empat (4) yaitu, servis, passing, smash dan block. Untuk mencapai keterampilan bermain bolavoli, maka teknik- teknik bermain bolavoli harus dikuasai. Untuk menguasai teknik-teknik bermain bolavoli harus belajar secara sistematis dan kontinyu. Untuk lebih jelasnya teknik- teknik bermain bolavoli diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Passing
Passing pada prinispnya usaha dari seorang pemain bolavoli untuk memainkan bola untuk diumpan kepada teman seregunya. M. Yunus (1992: 79) menyatakan, “Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Menurut Soedarwo dkk, (2000: 8) bahwa, “Passing adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bolavoli dengan cara menggunakan teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, passing pada dasarnya merupakan upaya seorang pemain bolavoli untuk memainkan bola dengan teknik tertentu bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya sebagai langkah awal untuk melakukan serangan. Pelaksanaan passing bolavoli dapat dilakukan dengan passing bawah dan passing atas. Pelaksanaan passing bawah dan passing atas tersebut bergantung pada ketinggian bola. Untuk passing bawah ketinggian bola dari dada ke bawah, sedangkan passing atas dari ketinggian dada sampai ke atas.
Passing atas dilakukan untuk menerima bola-bola di atas pinggang ke atas.
Passing atas ini biasanya dimainkan oleh st-uper untuk menyajikan bola kepada smasher untuk melakukan serangan. Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001:
56) menyatakan, “Passing atas dilakukan lebih banyak sebagai persiapan serangan dan pelakuknya adalah didominasi oleh seorang pengumpan yang dalam satu regu pada umumnya hanya satu orang saja”. Sedangkan Soedarwo dkk. (2000: 8) menyatakan, “Umpan/set-up adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bolavoli
commit to user
dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya agar dapat untuk melakukan serangan terhadap regu lawan ke lapangan lawan”.
2) Smash
Smash merupakan salah satu daya tarik dari permainan bolavoli. Pada prinsipnya smash bertujuan untuk mematikan lawan, mendapatkan angka atau memindahkan bola dari lawan. Gerakan smash adalah meloncat ke atas dengan menolak dua kaki setinggi-tingginya, dan memukul bola dengan cepat di atas net yang disajikan set-uper dan mendarat kembali untuk melakukan permainan selanjutnya. Barbara L.V. & Bonnie J.F (1996: 72) menyatakan bahwa, “Spike keras adalah senjata utama bagi penyerangan dalam bolavoli”. Menurut Amung Ma’mum & Toto Subroto (2001: 65) “Spike merupakan salah satu bentuk serangan dalam permainan bolavoli”.
Smash sebagai serangan maka harus dilakukan secara variatif agar lawan sulit untuk membendungnya. Smash merupakan teknik bolavoli yang penting dalam permainan bolavoli. Oleh karena itu, setiap pemain bolavoli harus menguasai macam-macam smash. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 15-17) macam smash bolavoli dikelompokkan menjadi tiga yaitu, “(1) normal smash, (2) semi smash dan (3) push smash”.
Smash normal merupakan salah satu smash bolavoli yang sederhana dan lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan jenis smash lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan smash normal adalah pada saat kapan smasher harus memukul bola di atas jaring. Pengambilan awalan adalah pada saat bola lepas dari tangan set-uper. Pada saat bola lepas dari tangan set-uper, dengan segera smasher bergerak ke arah bola dan sambil mengontrolnya. Sekiranya jarak dengan bola sudah cukup terjangkau lengan pemukul, maka segeralah smasher meloncat ke atas dan memukul bola. Bola dipukul dengan cepat dengan ketinggian bola kira-kira 3 meter di atas net.
Secara teknik dari sikap persiapan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir smash semi sama seperti pada smash normal. Perbedaannya disini adalah pada
commit to user
13
saat mengambil awalan oleh smasher dan penyajian bola dari set-uper. Setelah smasher mengambil posisi untuk melakukan awalan ke depan, kemudian smasher mulailah bergerak ke arah depan. Bila smasher itu sendiri yang memberikan passing kepada set-uper maka pada saat bola telah lepas dari tangan smasher pada saat itu pula smasher harus telah mulai bergerak pelan-pelan dengan langkah yang tetap menuju ke arah set-uper. Demikian set-uper menyajikan bola dengan ketinggian 1 meter di atas net net, maka maka secepatnya smasher menolak ke atas dan memukul bola Sesudah itu smasher mendarat kembali di tanah tidak terlalu jauh dari tempat dimana ia menolak.
Sikap persiapan, tolakan dan sikap pukulan sama seperti pada smash normal dan smash semi Letak perbedaannya pada arah pengambilan awalan, proses pukulan dan sajian bola. Smasher sebelum mengambil awalan, maka terlebih dahulu harus bergerak ke arah luar lapangan dan mendekat ke tiang net.
Bila smasher telah dalam keadaan posisi demikian, maka siaplah ia bergerak melangkah menyongsong datangnya bola, bergerak dengan arah paralel dengan jaring. Demikian bola sampai di atas batas tepi jaring (diharapkan ketinggian optimal berada di atas jaring), maka segeralah smasher meloncat dan langsung memukul bola secepatnya. Setelah itu smasher mendarat kembali di tanah dengan lentur dan agak ke arah depan sedikit dari permulaan menolak. Proses menjalankan push smash akan terjadi lebih cepat daripada smash semi.
3) Service
Servis merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli yang memiliki fungsi ganda yaitu, sebagai tanda dimulainya permainan dan sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukannya. Barbara L.V. & Bonnie J.F.
(1996: 27) menyatakan bahwa “Servis adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memulai pertandingan”. Menurut Amung Ma’mum & Toto Subroto (2001:
61) bahwa, “Servis adalah awal terjadinya suatu permainan bolavoli. Akan tetapi dalam perkembangannya servis menjadi salah satu serangan pertama yang sangat penting”.
commit to user
Sebagai serangan, maka servis harus dilakukan sesulit mungkin. Untuk membuat pukulan servis yang sulit dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu tenis service, floating dan cekis. Tenis servis pada dasarnya merupakan pukulan servis yang menjadikan bola memiliki top spin selama menjalani lintasannya saat dipukul oleh server. Floating merupakan jenis servis yang mengambang atau melayang saat menjalani lintasannya. Dieter Beutelstahl (2005: 14) menyatakan,
“Maksud dari floating servive adalah servis yang tidak mengandung spin. Bola seakan-akan melayang, tanpa berputar sama sekali. Servis ini sangat efektif karena arah laju bola tidak menentu”. Sedangkan servis cekis merupakan jenis servis yang tajam, karena pelaksanaannya dilakukan dengan dibantu meliukkan badan, lecutan lengan dan gerakan pergelangan tangan, sehingga bola setelah dipukul mental dengan keras dan top spin. Karena putaran dan kerasnya pukulan, maka bola akan menjalani lintasannya dengan cepat dan tajam jatuhnya.
c. Strategi Pembelajaran Teknik Dasar Bolavoli Mini
Permainan bolavoli mini merupakan permainan yang disederhanakan, namun demikian membelajarkan macam-macam teknik bermain bolavoli bagi pemula sangat penting. Karena permainan bolavoli pada prinsipnya penyederhanaan permainan bukan menghilangkan teknik dasar bermain bolavoli.
Namun demikian tidak semua jenis teknik dasar bolavoli harus dikuasai anak- anak yang akan bermain bolavoli. Agus Kristiyanto (2010: 76-77) memberikan tips pembelajaran teknik dasar bolavoli mini sebagai berikut:
1) Pengenalan bola. Pengenalan bola dengan cara:
a) Bola dilambung-lambungkan di tempat sendiri.
b) Bola dilambungkan dan dipindahkan dari tangan kanan ke tangan kiri.
c) Pada posisi berdiri bola dijatuhkan dan pantulan bola ditangkap dalam posisi jongkok.
d) Posisi berlutut bola diletakkan di lantai kemudian diputar mengelilingi badan.
e) Sambil mengangkat paha, bola dipantulkan ke bawah paha dengan menggunakan tangan kanan dan kiri secara bergantian.
f) Berpasangan melakukan lempar tangkap dalam posisi tengkurap berhadapan.
commit to user
15
g) Berpasangan melakukan lempar tangkap, satu pihak melempar dari bawah, kemudian pasangannya menangkap dari atas dan mengembalikannya dengan cara melempar dari depan dada.
h) Berpasangan saling membelakangi, kemudian memberikan bola dari arah samping.
2) Pembelajaran servis, passing atas dan passing bawah. Pembelajaran servis terbatas pada servis yang sederhana, yaitu servis tangan bawah.
Passing atas dan passing bawah perlu dikuasai karena rally, permainan tercipta kalau anak-anak menguasai passing atas dan passing bawah dengan baik.
3) Smash atau spike. Diawali dengan memanipulasi bola atas dengan cara melompat ke atas (jumping), kemudian menyeberangkan bola di atas net ke daerah pertahanan lawan. Memanipulasi bola belum berbentuk pukulan smash atau spike secara keras, tetapi cenderung merupakan sentuhan lunak dan dorongan. Gerakan smash atau spike yang paling awal diberikan smash normal.
4) Teknik bendungan (block) belum diberikan secara penuh, namun juga perlu diajarkan sejak dini. Karena bendungan membutuhkan power, akurasi dan koordinasi.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, mengajarkan teknik dasar bermain bolavoli sejak dini sangat penting, meskipun masih dalam bentuk yang sederhana. Tips-tips seperti di atas sangat penting diperhatikan dalam membelajarkan teknik dasar bolavoli bagi pemula. Pembelajaran teknik dasar yang sederhana akan mendukung pembelajaran teknik dasar lebih lanjut, sehingga akan terbentuk penguasaan teknik dasar bolavoli yang lebih baik.
2. Pendekatan Pembelajaran
a. Hakikat Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian yang tidak dapat diabaikan dalam kegaiatan belajar mengajar. Menurut Suharno dkk., (1998: 25) bahwa, “Pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa, “Pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”. Sedangkan Syaiful Sagala (2005: 68) berpendapat, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang
commit to user
akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka dibutuhkan perangkat- perangkat yang mendukung kegiatan pembelajaran. Dengan pola pembelajaran yang baik dan didukung perangkat pembelajaran yang baik dan ideal, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Merencanakan pendekatan pembelajaran sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat maka akan memiliki efektifitas terhadap proses pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Adang Suherman dan Agus Mahendra (2001: 143) menyatakan, “Efektifitas pengajaran sangat ditentukan oleh pendekatan pengajaran yang dipilih guru atas dasar pengetahuan guru terhadap sifat keterampilan atau tugas gerak yang akan dipelajari siswa”.
Pendapat tersebut menunjukkan, penerapan pendekatan pembelajaran didasarkan pada pengetahuan guru dan keterampilan yang dipelajari. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, maka seorang guru harus cermat dan tepat dalam menerapkan pendekatan pembelajaran, sehingga keterampilan yang dipelajari dapat dikuasai siswa dengan baik.
b. Komponen-Komponen Pembelajaran
Dalam kegaiatn pembelajaran ada beberapa komponen yang terlibat di dalamnya. Karena pembelajaran merupakan proses, maka sudah barang tentu harus dapat mengembangkan dan menjawab beberapa persoalan yang mendasar mengenai kemana proses akan diarahkan, apa yang harus dibahas dalam proses tersebut, bagaimana cara melakukannya dan bagaimana mengetahui berhasil tidaknya proses tersebut. Hal ini artinya, dalam kegiatan pembelajaran harus mengetahui komponen-komponen yang terlibat di dalamnya. H.J. Gino dkk.,
commit to user
17
(1998: 30) menyatakan, “Komponen-komponen dalam suatu kegiatan pembelajaran yaitu: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media dan evaluasi”. Nana Sudjana (2005: 30) menggambarkan skematis komponen- komponen pembelajaran sebagai berikut:
Gambar 1. Skematis Komponen-Komponen Pembelajaran (Nana Sudjana, 2005: 30)
Komponen-komponen pembelajaran tersebut pada prinsipnya saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya. M. Sobry Sutikno (2009: 35-40) menyatakan, “Komponen pembelajaran meliputi beberapa aspek yaitu: “(1) Tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) metode, (5) media, (6) sumber belajar dan, (7) evaluasi”. Untuk lebih jelasnya komponen- komponen pembelajaran diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran mempunyai jenjang dari yang luas atau umum sampai kepada yang sempit atau khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara satu dengan yang lainnya, dan tujuan di atasnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai, maka tujuan di atasnya tidak tercapai pula. Oleh karena itu, aspek tujuan pembelajaran merupakan faktor utama yang harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, karena akan menentukan arah pembelajaran. Tujuan-
Tujuan
Metode dan alat
Penilaian Bahan
commit to user
tujuan pembelajaran harus berpusat pada perubahan perilaku siswa yang diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan secara operasional, dapat diukur dan dapat diamati ketercapaiannya.
2) Materi Pelajaran
Materi pelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dikonsumsi oleh siswa. Oleh karena itu, penentuan materi pelajaran harus berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Materi pelajaran yang diterima siswa harus mampu merespons setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Nana Sudjana (2005: 69) menyatakan, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran sebagai berikut:
1) Bahan pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.
2) Materi pelajaran yang ditulis dalam perencaan pembelajaran terbatas pada konsep saja, atau berbentuk garis besar bahan pelajaran tidak pula diuraikan terinci.
3) Menetapkan materi pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.
4) Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas).
5) Materi pelajaran disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang kongkret menuju yang abstrak. Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya.
6) Sifat materi pelajaran ada yang faktual dan ada yang konseptual.
Untuk menetapkan materi pelajaran hendaknya harus selalu berpedoman pada tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, merumuskan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran sangat penting agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
3) Kegiatan Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa terlibat dalam interaksi dengan materi pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang lebih aktif, bukan guru. Keaktifan siswa tentu mencakup kegiatan fisik dan
commit to user
19
mental, individual dan kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dengan semua siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa dengan materi pelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan sendirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Agar memperoleh hasil belajar yang optimal, hendaknya guru memperhatikan perbedaan individual siswa, baik aspek biologis, intelektual dan psikologis. Ketiga aspek ini diharapkan memberikan informasi pada guru bahwa, setiap siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, sekalipun dalam tempo yang berlainan. Guru harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif, sehingga siswa mampu belajar mandiri. Guru juga harus mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai salah satu sumber yang penting dalam kegiatan eksplorasi.
4) Metode
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Nana Sudjana (2005: 77-89) metode pembelajaran terdiri dari: “(1) metode ceramah, (2) metode tanya jawab, (3) metode diskusi, (4) metode tugas belajar dan resitasi, (5) metode kerja kelompok, (6) metode demonstrasi dan eksperimen, (7) metode sosio drama (role-playing), (8) metode problem solving, (9) metode sistem regu (team taching), (10) metode latihan (drill), (11) metode keryawisata (field trip), (12) metode resource person (manusia sumber), (13) metode masyarakat dan (13) Metode simulasi”.
Menguasai dan memahami metode-metode pembelajaran tersebut sangat penting bagi seorang guru. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, maka dalam pelaksanaan pembelajaran dapat diterapkan macam- macam metode pembelajaran menurut kebutuhan.
commit to user 5) Media
Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Berkaitan dengan media pembelajaran, Muhammad Ali (2005: 88) menyatakan:
Media pengajaran merupakan bagian integral dalam sistem pengajaran.
Banyak media pengajaran yang dapat digunakan. Penggunaannya meliputi manfaat yang banyak pula. Penggunaan media harus didasarkan kepada pemilihan yang tepat, sehingga dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar.
Pendapat tersebut menujukkan, penggunaan media atau alat dalam pembelajaran sangat penting. Penggunaan media atau alat yang tepat sesuai materi pelajaran, maka akan memperbesar hasil belajar.
6) Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. Menurut M. Sobry Sutikno (2009: 39) bahwa, “Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang direncanakan dan sumber belajar karena manfaat”.
Sumber belajar yang direncanakan adalah semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem pembelajaran untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sedangkan sumber belajar karena dimanfaatkan adalah sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diaplikasikan dan digunakan untuk keperluan belajar.
7) Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Nana Sudjana (2005: 111) menyatakan, ”Penilaian yang dilakukan terhadap proses pembelajaran berfungsi (1) untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.
(2) Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru”.
commit to user
21
Evaluasi merupakan aspek yang penting yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau sampai mana terdapat kemajuan belajar siswa dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Apakah tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai atau tidak, apakah materi pelajaran yang telah diberikan dapat dikuasai atau tidak, dan apakah penggunaan metode dan alat pembelajaran tepat atau tidak.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Keterampilan
Belajar keterampilan berbeda dengan belajar pada umumnya. Untuk memperoleh hasil belajar keterampilan yang optimal, maka harus diterapkan prinsip-prinsip belajar keterampilan yang tepat. Sugiyanto (1998: 328-329) menyatakan, “Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengatur kondisi praktik belajar gerak atau keterampilan yaitu: (1) prinsip pengaturan giliran, (2) prinsip belajar meningkat, (3) prinsip kondisi belajar bervariasi, (4) prinsip pemberian motivasi dan dorongan semangat”.
Berdasarkan pendapat menunjukkan bahwa, untuk mencapai hasil belajar keterampilan yang optimal, prinsip-prinsip belajar keterampilan yang harus diperhatikan meliputi: prinsip pengaturan giliran, prinsip belajar meningkat, prinsip belajar bervariasi dan prinsip pemberian motivasi. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan secara singkat diuraikan sebagai berikut:
1) Prinsip Pengaturan Giliran Praktik
Mempraktikkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus menerus tanpa istirahat. Cara ini disebut massed conditions. Dengan cara ini siswa melakukan gerakan berulang-ulang, terus menerus selama waktu latihan, tanpa ada pengaturan kapan harus melakukan gerakan dan kapan harus beristirahat.
Cara yang kedua adalah mempraktikkan gerakan dengan diselang-selingi antara melakukan gerakan dan waktu istirahat. Cara ini disebut distributed conditions. Dengan cara ini ada pengaturan giliran melakukan gerakan berapa kali, kemudian diselingi istirahat dan setelah itu melakukan gerakan lagi. Waktu
commit to user
istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai siswa mencapai kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering. Yang penting adalah mengatur agar rangsangan terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup, atau tidak kurang dan tidak berlebihan.
2) Prinsip Beban Belajar Meningkat
Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan sekumpulan dari gerakan-gerakan yang menjadi unsurnya. Selain itu bahwa, penguasaan gerakan keterampilan akan terjadi secara bertahap dalam peningkatannya. Mulai dari belum bisa menjadi bisa, dan kemudian menjadi terampil melakukan sesuatu gerakan. Dengan kenyataan-kenyataan seperti itu, hendaknya pengaturan materi belajar yang dipartikkan dimulai dari yang mudah ke yang lebih sukar, atau dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
3) Prinsip Kondisi Belajar Bervariasi
Mempraktikkan gerakan merupakan kondisi belajar yang paling berat dalam belajar gerak. Siswa harus mengerahkan tenaganya untuk melakukan gerakan berulang kali. Siswa harus memerangi rasa lelah, dan kadang-kadang harus memerangi rasa bosan. Agar kelelahan tidak cepat terjadi atau kalau terjadi tidak begitu dirasakan, serta tidak cepat terjadi kebosanan pada diri siswa, menciptakan kondisi praktik yang bervariasi sangat diperlukan. Disini diperlukan kreativitas guru untuk menciptakan variasi pembelajaran.
Variasi bisa diciptakan dalam berbagai hal, misalnya pengaturan tempat praktik, pengaturan formasi dan kelompok, pengaturan giliran, pengunaan alat- alat, cara memberikan instruksi, cara pemberian umpan balik dan cara-cara pendekatan dengan siswa.
4) Prinsip Pemberian Motivasi dan Dorongan Semangat
Siswa melakukan suatu tugas dari guru tentu dipengaruhi oleh keadaan psikologisnya. Di dalam mempraktikkan gerakan agar melakukannya dengan
commit to user
23
sungguh-sungguh, siswa perlu mempunyai motivasi yang kuat untuk menguasai gerakan dan mempunyai semangat untuk berusaha.
Motivasi untuk menguasai gerakan bisa timbul anatar lain: apabila siswa berminat terhadap gerakan. Sedangkan minat dapat timbul apabila siswa merasa bahwa gerakan yang dipelajari tersebut memberikan manfaat bagi dirinya atau paling tidak bisa memberikan kegembiraan atau kesenangan.
Semangat berusaha bisa ditimbulkan atau ditingkatkan antar alain melalui cara menciptakan suasana kompetitif di antara para siswa. Dengan adanya suasana kompetitif, siswa akan berusaha berbuat sebaik-baiknya untuk bisa lebih baik dari teman-teman yang lain. Cara lain untuk memberikan dorongan semangat adalah memberikan instruksi atau arahan menggunakan kalimat-kalimat atau isyarat yang membangkitkan keoptimisan pada diri siswa, bahwa ia akan mampu mencapai keberhasilan melakukan gerakan melalui mempraktikkan berulang-ulang. Pujian perlu diberikan apabila siswa berhasil dengan baik mempraktikkan gerakan, dan dorongan untuk berusaha lagi diberikan kepada siswa yang belum berhasil dengan baik.
d. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih daripada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, atau ketangkasan. Seperti dikemukakan Slameto (1995:97) bahwa, “Kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar”.
Untuk menyajikan seperangkat kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu alat untuk menciptakan proses mengajar belajar. Dengan pendekatan pembelajaran diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa yang berhubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain, akan tercipta interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima
commit to user
atau yang dibimbing. Proses interaksi akan berjalan baik, jika siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya, pendekatan pembelajaran yang baik adalah pendekatan yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
Secara umum dapat dilihat bahwa pendekatan pembelajaran dapat mengarahkan perhatian siswa terhadap hakikat belajar yang spesifik, membangkitkan motivasi untuk belajar, memberikan umpan balik dengan segera, memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya sendiri, dapat mengembangkan dan membina sikap positif terhadap diri sendiri, guru, materi pelajaran serta proses pendidikan pada umumnya. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, maka seorang guru harus menguasai berbagai macam pendekatan pembelajaran. PBVSI (1995: 69) menyatakan:
Pendekatan atau metode yang dapat digunakan dalam mengajar atau melatih bolavoli di antaranya (1) metode keseluruhan, (2) metode bagian, (3) metode gabungan, (4) metode drill, (5) metode pemecahan masalah, (6) metode pendekatan ketepatan, (7) metode pendekatan kecepatan, (8) metode pertandingan, (9) metode interval dan, (10) metode ulangan.
Dari kesepuluh pendekatan pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran keterampilan olahraga menurut kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Kemampuan seorang guru Penjasorkes menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
3. Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain
a. Hakikat Bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas yang disukai oleh anak-anak. Dengan bermain anak akan merasa senang dan germbira. Jika diamati di sekolah-sekolah pada saat waktu luang, waktu sebelum masuk atau waktu istirahat, para siswa bermain di halaman sekolah, mereka berlari, berkejar-kejaran, main bola dan masih banyak aktivitas bermain lainnya. Rusli Lutan dkk., (1992: 2) dalam Seri Bahan Kuliah Olahraga ITB menyatakan, “Bermain merupakan kegiatan hakiki atau kebutuhan dasar pada manusia”. Menurut Soemitro (1992: 1) bahwa,
“Bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam anak, atau merupakan
commit to user
25
naluri. Semua naluri atau dorongan dari dalam harus diusahakan untuk disalurkan secara baik”. Menurut hasil Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan (1998: 16) dijelaskan, “Bermain merupakan dorongan naluri, fitrah manusia, dan pada anak merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis. Ciri lain yang amat mendasar yakni kegiatan itu dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, dalam waktu luang”.
Sedangkan M. Furqon H. (2006: 2) berpendapat, “Bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga menemukan sesuatu dari pengalaman bermain”.
Berdasarkan empat pendapat tersebut menunjukkan, bermain merupakan suatu luapan ekspresi anak tanpa paksaan dan sungguhan yang dilakukan dalam waktu luang tanpa terikat pada peraturan. Banyak hal yang didapat dari bermain yaitu dapat memberikan pengalaman belajar misalnya membina hubungan sesama teman, menjalin kerjasama, saling menghargai dan lain sebagainya. Seperti diungkapkan Sukintaka (1992: 7) bahwa, “Salah satu sifat dari bermain yaitu:
“Bermain untuk memperoleh kesenangan, menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman, patuh pada peraturan dan mengetahui kemampuan diri sendiri”.
Bermain merupakan kebutuhan atau dorongan dari dalam diri anak.
Dorongan dari dalam ini harus disalurkan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, pada masa anak-anak kesempatan bermain harus diberikan seluas-luasnya. Banyak manfaat yang diperoleh dari bermain baik fisik, mental maupun sosial. M. Furqon H. (2006: 4-5) menyatakan pengaruh bermain terhadap perkembangan anak yaitu: “(1) Pengembangan keterampilan gerak, (2) perkembangan fisik dan kesegaran jasmani, (3) dorongan berkomunikasi, (4) penyaluran energi emosional yang terpendam, (5) penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan, (6) sumber belajar, (7) rangasangan bagi kreativitas, (8) perkembangan wawasan diri, (9) belajar bermasyarakat dan (10 perkembangan kepribadian”.