• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

4. Pembelajaran Fiqih

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menjadi penting untuk diketahui oleh guru dan calon guru agar proses mengajar yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Proses pembelajaran itu beraneka ragam. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu permasalahan yang rumit namun, dengan maksud yang sama pembelajaran memberikan suatu pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan masing-masing.

Menurut John W. Santrock, “Pembelajaran adalah pengaruh yang relatif permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir yang

diperoleh melalui pengalaman.”27

Menurut Sugiyono dan Hariyanto, “Pembelajaran didefinisikan sebagai sebuah kegiatan guru mengajar atau membimbing siswa menuju proses pendewasaan diri.”28

Dalam pembelajaran, tugas sekolah adalah memberi pengalaman belajar yang tepat bagi siswa, sedangkan tugas guru adalah membantu siswa menjalin pengalaman belajar yang satu dengan yang lainnya termasuk dengan hal-hal yang baru dan hal-hal yang lama.

27

John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. 2, h. 266.

28

Muhammad Irham, Novan Ardy Wijayani, Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran), (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. 1, h. 131

b. Strategi Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran ada beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna yaitu pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan model-model pembelajaran. Terkadang orang-orang menganggap hal-hal tersebut sama namun sebenarnya ketiga istilah tersebut tidaklah sama.

Menurut Iif Khairu Ahmadi, “Pendekatan pembelajaran bisa diartikan

sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih

sangat umum.”29

Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum tentang skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Menurut Philip R. Wallace Pendekatan pembelajaran dibedakan menjadi dua bagian yaitu pendekatan konservatif dan pendekatan liberal. Pendekatan konservatif memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Sedangkan pendekatan liberal adalah pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan luas kepada siswa untuk mengembangkan strategi dan keterampilan belajarnya sendiri.30

Dilihat dari pendekatannya, terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran, yaitu:

1) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada atau berpusat pada siswa.

2) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru.31

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan pendekatan yang bisa merugikan anak didik. Ada beberapa beberapa pendekatan yang diajukan dengan harapan dapat membantu guru memecahkan beberapa masalah dalam proses belajar mengajar, yaitu:

29

Iif Khairu Ahmadi, Sofan Amri, Hendro Ari Setyono, Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011), Cet. 1, h. 4

30

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 1, h. 20

31

1) Pendekatan individual

Pendekatan individual memiliki arti yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Menurut Djamarah, “Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan kasus pada anak didiknya.”32

Karena setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda dan gaya belajar yang berbeda pula sehingga diperlukannya pendekatan individual.

2) Pendekatan kelompok

Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial. Karena manusia adalah makhluk yang bersosial yakni makhluk yang cenderung untuk hidup bersama (homo socius).

3) Pendekatan bervariasi

Pendekatan bervariasi adalah jenis pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan cara guru menggunakan tehnik pemecahan yang bervariasi untuk pemecahan masalah tersebut.

4) Pendekatan edukatif

Pendekatan edukatif adalah suatu jenis pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama.

5) Pendekatan keagamaan

Pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama ke dalam diri siswa. Dengan pendekatan keagamaan sepeti ini, maka dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama dalam diri siswa sehingga nilai-nilai agam tidak dicemoohkan lagi melainkan dapat dipahami, diyakini, dihayati dan diamalkan sepanjang hayat siswa.

32

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. 4, h. 54

6) Pendekatan kebermaknaan

Pendekatan kebermaknaan di sini cenderung kepada pengajaran bahasa. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan maupun tulisan. Kegagalan siswa dalam berbahasa inggris karena kurang tepatnya pendekatan yang dilakukan oleh guru. Maka dari itu, untuk memecahkan masalah ini maka pendekatan yang tepat digunakan oleh guru adalah pendekatan kebermaknaan.

Selain jenis-jenis pendekatan di atas, berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (BGPP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994 disebutkan ada lima jenis pendekatan, yaitu:

1) Pendekatan pengalaman

Pendekatan pengalaman untuk pendidikan agama Islam yaitu suatu pendekatan yang memberikan pengalaman keagamaan kepada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik jika bukan menuju ke arah pendidikan.

2) Pendekatan pembiasaan

Pendekatan pembiasaan di sini yaitu dengan senantiasa memberikan kesempatan kepada anak didik agar senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Agar terwujudnya pendekatan pembiasaan ini maka metode pengajaran yang dapat dipertimbangkan adalah metode drill (latihan).

3) Pendekatan emosional

Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Pendekatan emosional dalam pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya.

4) Pendekatan rasional

Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang menggunakan akal (rasio) dalam memahami dan menerima ajaran agamanya. Dengan menggunakan rasio orang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

5) Pendekatan fungsional

Pendekatan ini merupakan upaya memberikan materi pembelajaran dengan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah ditetapkannya pendekatan pembelajaran kemudian dilanjutkan ke tahapan berikutnya yaitu strategi pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya,

“Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”33

Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu, artinya semua langkah-langkah yang disiapkan dalam penyusunan strategi adalah untuk upaya pencapaian tujuan pendidikan yang dilaksanakan. Menurut Ahmadi,

“Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan tersebut yaitu seperti

penyusunan langkah-langkah pembelajaran dan pemanfaatan berbagai macam fasilitas dan sumber belajar.34 Adapun jenis-jenis strategi pembelajaran adalah:

1) Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)

Menurut Ahmadi, “Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan.”35

Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi.

2) Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)

Pembelajaran tidak langsung lebih memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dan peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person).

3) Strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)

Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif.

33

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2006), Edisi Pertama, h. 126

34

Ahmadi, op. cit., h. 8

35

4) Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB)

Menurut Sanjaya, “SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang

menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam SPPKB, siswa

dituntut untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasi.”36 5) Strategi pembelajaran afektif

Strategi pembelajaran afektif adalah adalah strategi pembelajaran yang menyangkut dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh karena menyangkut dengan kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Sikap juga merupakan strategi pembelajaran afektif dan merupakan dasar nilai pendidikan.

6) Strategi pembelajaran melalui pengalaman (experiental learning)

Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan pada strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar bukan pada hasil belajar.

7) Strategi pembelajaran mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru.

Setelah dilihat dari strateginya maka tahapan selanjutnya adalah metode pembelajaran. Menurut Iif Khairu Ahmadi, “Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu.”37 Dalam proses belajar mengajar metode pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat penting karena metode pembelajaran juga sebagai komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Menurut

Djamarah, “Ada beberapa kedudukan metode pembelajaran yaitu:

1) Metode sebagai alat memotivasi ekstrinsik. 2) Metode sebagai strategi pengajaran.

36

Sanjaya, op. cit., h. 225

37

3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.”38

Ada beberapa jenis metode yang dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar diantaranya:

1) Metode ceramah

Menurut Majid, “Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran

merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan dan didukung oleh alat dan media, yang paling penting dapat mudah dipahami oleh siswa.”39

2) Metode demonstrasi

Menurut Rasyad, “Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran

dengan maragakan atau mempertunjukkan sesuatu dihadapan peserta didik di kelas kelas atau diluar kelas, sehingga memperjelas pengertian.”40

3) Metode diskusi

Menurut Rasyad, “Metode diskusi adalah proses pembelajaran dengan melakukan pembicaraan mendalam mengenai pokok bahasan dengan melibatkan murid secara aktif dan terjadilah komunikasi dari berbagai arah.”41

4) Metode simulasi

Menurut Majid, “Metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.”42

5) Metode tugas dan resitasi

Menurut Majid, “Resitasi sebagai metode belajar mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri.”43

Resitasi dilakukan dalam rangka untuk merangsang siswa agar lebih aktif belajar, baik secara perorangan maupun kelompok.

38

Djamarah, op. cit., h. 7

39

Majid. op. cit., h. 194

40

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet. 4, h. 114

41

Ibid., h. 112

42

Majid. op. cit., h. 205

43

6) Metode tanya jawab

Menurut Rasyad, “Metode tanya jawab adalah cara guru

mentransformasikan materi pembelajaran atau pokok bahasan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik murid atau antar mereka.”44

7) Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).

8) Metode problem solving

Dalam metode probem solving bukan hanya sekedar metode mengajar saja tapi juga merupakan suatu metode berpikir karena dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.

9) Metode sistem regu

Menurut Majid, “Metode sistem regu adalah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi kelas dihadapi oleh beberapa orang guru.”45

10) Metode drill (latihan)

Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Menurut Majid,

“Metode drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengambangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan.”46

11) Metode proyek

Menurut Djamarah, “Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari

44

Rasyad. op. cit., h. 112-113

45

Majid, op. cit., h. 213

46

berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.”47

12) Metode karyawisata

Karyawisata di sini berbeda dengan pengertian karyawisata secara umum. Menurut majid, “Maksud metode karyawisata di sini yaitu kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.”48

Dalam metode karyawisata di sini tidak membutuhkan waktu yang lama dan tempat yang jauh, karena bukan dimaksudkan seperti study tour.

13) Metode ekspositori

Menurut Majid, “Metode pembelajaran ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.”49

14) Metode inkuiri

Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

15) Metode bermain peranan

Menurut Rasyad, “Metode pembelajaran lainnya yang dapat

merangsang jiwa belajar peserta didik dan membuat mereka belajar aktiv adalah metode bermain peran.”50

Dalam metode ini mereka bermain peran yang dilakukannya dan guru membetulkan bagian yang masih salah atau kurang tepat dalam perannya, contohnya gerakan sholat.

16) Metode eksperimen

Menurut Djamarah, ”Metode eksperimen (percobaan) adalah cara

penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.”51

47

Djamarah. op. cit., h. 83

48

Majid. op. cit., h. 215

49

Ibid., h. 216

50

Rasyad, op. cit., h. 115-116

51

Setelah mengetahui beberapa jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, maka dilanjutkan ke tahapan terakhir yaitu model-model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar-mengajar. Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman, “Berpendapat

bahwa model pemebelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pelajaran di kelas atau yang lain.”52

Adapun beberapa jenis model-model pembelajaran yaitu:

1) Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning)

Menurut Trianto, “Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka.”53

2) Model pembelajaran kooperatif

Menurut Rusman, “Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.”54

3) Model pengajaran berdasarkan masalah (PBM)

Menurut Trianto, “Model PMB merupakan suatu pendekatan

pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik yaitu untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir ke tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.”55

52

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 3, h. 133

53

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif “Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2009), Edisi Pertama, h. 104-105

54

Rusman. op. cit., h. 202

55

4) Model pembelajaran tematik

Model pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, mengeksplorasi, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik, autentik, dan berkesinambungan.

5) Model pembelajaran berbasis komputer

Menurut Rusman, “Pada model pembelajaran berbasis komputer ini dimaksudkan agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan media interaktif berbasis komputer, sementara guru bertindak sebagai desainer dan programer pembelajaran.”56

Pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran. Pada dasarnya sejarah teknologi pembelajaran ini ingin berupaya menekankan pada perbedaan individual baik dalam kemampuan maupun dalam kecepatan.

6) Model pembelajaran PAKEM (partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan)

Menurut Rusman, “PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student-centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut.”57

Jadi PAKEM di sini agar anak dapat termotivasi sehingga mereka dapat bereksplorasi dan berkreasi dalam pembelajaran mereka.

7) Model pembelajaran berbasis web (e-learning)

Menurut Rusman, “Model pembelajaran web (e-learning) dapat

didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan.”58

Hampir semua pembelajaran sudah memanfaatkan teknologi seperti internet, proses pembelajaran yang seperti ini sudah dapat dikatakan sebagai pembelajaran berbasis web.

56

Rusman. op. cit., h. 287-288

57

Ibid., h. 321-322

58

8) Model pembelajaran mandiri

Menurut Rusman, “Kegiatan belajar mandiri adalah kemampuan dan kemauan dari siswa untuk belajar berdasarkan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain, baik dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar, ataupun evaluasi hasil belajar.”59

9) Model lesson study

Model lesson study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Lesson study juga merupakan salah satu alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif.

c. Strategi Pembelajaran Fiqih

Beberapa metode dalam strategi pembelajaran Fiqih yang digunakan di MTsN Tangerang II Pamulang yaitu seperti metode demonstrasi, metode diskusi, metode tugas dan resitasi, metode kerja kelompok, metode inkuiri dan metode drill (latihan).

1) Metode demonstrasi di sini yaitu cara pembelajaran dengan maragakan atau mempertunjukkan sesuatu dihadapan peserta didik baik di kelas atau diluar kelas, sehingga memperjelas pengertian.

2) Metode diskusi adalah proses pembelajaran dengan melakukan pembicaraan mendalam mengenai pokok bahasan dengan melibatkan murid secara aktif dan terjadilah komunikasi dari berbagai arah.

3) Dalam kamus besar ilmu pengetahuan resitasi sebagai metode belajar mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri. Resitasi dilakukan dalam rangka untuk merangsang siswa agar lebih aktif belajar, baik secara perorangan maupun kelompok.

4) Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan

59

(kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).

5) Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

6) Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Metode drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengambangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan.

Di sekolah ini mewajibkan setiap guru dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). CTL di sini yaitu suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja.

Strategi yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih di kelas VIII BP1 adalah strategi pembelajaran tidak langsung dan strategi pembelajaran interaktif.

1) Pembelajaran tidak langsung lebih memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dan peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person).

2) Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif.

Adapula jenis pendekatan yang digunakan oleh guru Fiqih yaitu pendekatan individual yang memiliki arti sangat penting dalam proses belajar mengajar. Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan kasus pada anak didiknya. Karena setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda dan gaya belajar yang berbeda pula sehingga diperlukannya pendekatan individual.

Dalam pembalajaran Fiqih ini guru juga menggunakan game untuk memacu semangat siswa pada awal proses pembelajaran, kemudian dalam pembuatan soal guru berusaha kreatif seperti soal dalam bentuk Teka Teki Silang (Crossword Puzzle) dan ular tangga agar siswa tidak jenuh. Contoh

permainan di atas bisa diambil dari buku “101 Strategi Pembelajaran Aktif

(Active Learning)” karangan Mel Silberman. Soal dalam bentuk Crossword Puzzle biasanya mendesain tes uji pada teka-teki silang mengundang keterlibatan dan partisipasi langsung. Teka-teki silang dapat diselesaikan secara individu atau secara tim.

d. Pengertian Fiqih Menurut Para Ulama

Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas pengertian Fiqih menurut bahasa dan istilah. Kemudian penulis akan membahas tentang pengertian Fiqih menurut para ulama.

1) Menurut Imam Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya yang berjudul

“Ushulul Fiqh” merumuskan pengertian Fiqih sebagai berikut: a) Pengertian secara Lughat (Ethimologi)

“Fiqh menurut pengertian lughat ialah paham yang dalam dan luas yang dapat mengerti maksud perkataaan dan perbuatan Nabi.”

b) Pengertian secara Istilah (Terminologi)

“Fiqih ialah ilmu tentang hukum amali (hukum positif) dalam Islam yang bersumber dari dalil-dalil tafshili (terurai).”60

2) Menurut Imam Jalaluddin Al Mahali dalam kitabnya yang berjudul

“Syarah Al Waraqat Fi Ushulil Fiqh” mengatakan sebagai berikut: “Fiqh

ialah ilmu pengetahuan hukum Islam yang dihasilkan oleh ijtihad para

Ulama Fiqh.”61

3) Menurut Ulama Syar’i (ahli hukum Islam) pengertian Fiqih yaitu, “Ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliah (praktis), yang

diistinbatkan dari dalil-dalilnya secara terinci.”62

60

Mahjuddin, Dirasah Islamiyah Bagian Ilmu Fiqih, (Pasuruan, PT. Garoeda Buana Indah: 1995), Cet.3, h. 1-2

61

Ibid., h. 2

62

4) Pengertian Fiqih menurut Abu Haniefah, yaitu “ilmu yang menerangkan

segala hak dan kewajiban yang berhubungan dengan amalan para

mukallaf.”63

5) Menurut Asy-Syafi’i mengatakan, “Bahwa Fiqih ialah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas.”64

6) Menurut Ibnu Khaldun dalam Muqaddamah Al Mubtada yaitu, “Fiqih ialah ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah yang berhubungan dengan segala pekerjaan mukallaf, baik yang wajib, haram, makruh, mubah yang di ambil dari Al-Kittab dan As Sunnah dari dalil-dalil

yang telah ditegakkan syara’.”65

7) Menurut Jalalul Mahali pengertian Fiqih, yaitu “ilmu yang menerangkan

hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan ‘amaliah yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas.”66

8) Menurut Al Imam Ibu Hazm dalam Al Ihkam pengertian Fiqih yaitu, “ilmu

Dokumen terkait