• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Latar Penelitian (Setting)

24 Rosyida Ananda

Nurmah 98 95 100 92

25 Shafira Mudhawwirah 93 95 100 90

26 Shofi Nafusa 98 95 100 92

27 Sultan Farras 98 90 87

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai harian (kognitif) siswa mencapai rata-rata 90-100. Nilai harian tersebut didapat dari hasil belajar melalui ujian tertulis harian siswa. Daftar nilai pada tabel di atas menunjukkan adanya prestasi belajar siswa dari hasil belajar yang didapat dalam pembelajaran Fiqih di kelas VIII BP1.

Tabel 4.3

Daftar Nilai Harian Psikomotorik Siswa Kelas VIII BP1

NO Nama Psikomotorik/Praktek

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Anisah Nur Aini 95 95 85

2 Arazi Wildhan Abrar 95 90 80

3 Arya Mulia 90 95 80

4 Cyinthia Pramesti

Regita 90 95 80

6 Elina Sabella Ambari 95 95 80

7 Farah Nurul Basma 95 90 85

8 Hanina Alfi Mawaddah 95 95 85

9 Idham Arrasyid 95 95 80

10 Intan Ghaissani Nadya P 95 95 85

11 Larin Ryas Naura G 95 95 80

12 M. Rama Farhan Billah 95 85 85

13 Mochammad Izzulhaq 80 85 85

14 Muhammad Bagas HW 95 85 85

15 Mutia Salsabila 95 95 80

16 Mutiara Fauza 95 95 85

17 Nabil Adnan Rosyadi 85 85 80

18 Naila Khairun Nisa 95 95 85

19 Pramudiya Bayu Suseno 95 90 85

20 Putri Melinda Said 85 90 85

21 Raffi Nandana Putera 95 90 80

22 Rakmadani Sudarno 90 95 85

23 Riana Hasna Muthiah 95 95 85

24 Rosyida Ananda

Nurmah 95 95 80

25 Shafira Mudhawwirah 95 95 80

26 Shofi Nafusa 95 95 85

27 Sultan Farras 95 91 85

Dari tabel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa dari nilai harian psikomotorik siswa. Nilai psikomotorik yang didapat yaitu dengan melakukan ujian lisan atau praktek dalam Fiqih seperti hafalan dalam bacaan sujud tilawah dan sujud syukur. Tabel di atas telah menjelaskan bahwa adanyanya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih di kelas VIII BP1 yang didapat dari nilai psikomotoriknya, karena prestasi belajar tidak hanya dilihati dari sisi kognitifnya saja tapi dari sisi psikomotorik juga mendukung

adanya prestasi belajar yang didapat atau tidak. Tabel di atas juga menunjukkan rata-rata nilai siswa yang didapat yaitu mencapai 80-90 ke atas.

Tabel 4.4

Daftar Nilai Hasil UTS Semester Genap Siswa yang Asli

NO Nama UTS

1 Anisah Nur Aini 92

2 Arazi Wildhan Abrar 96

3 Arya Mulia 100

4 Cyinthia Pramesti Regita 100

5 Deri Alpha Wiratama 94

6 Elina Sabella Ambari 92

7 Farah Nurul Basma 91

8 Hanina Alfi Mawaddah 95

9 Idham Arrasyid 97

10 Intan Ghaissani Nadya P 100

11 Larin Ryas Naura G 100

12 M. Rama Farhan Billah 98

13 Mochammad Izzulhaq 98

14 Muhammad Bagas HW 100

15 Mutia Salsabila 96

16 Mutiara Fauza 84

17 Nabil Adnan Rosyadi 92

18 Naila Khairun Nisa 96

19 Pramudiya Bayu Suseno 98

20 Putri Melinda Said 96

21 Raffi Nandana Putera 94

23 Riana Hasna Muthiah 100

24 Rosyida Ananda Nurmah 92

25 Shafira Mudhawwirah 100

26 Shofi Nafusa 96

27 Sultan Farras 100

Dari tabel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa dari hasil Ujian Tengah Semester (UTS) yang asli menunjukkan bahwa rata-rata siswa memperoleh nilai 90-100. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesiapan dari setiap siswa dalam menghadapi ujian sehingga siswa mendapatkan hasil yang memuaskan. Nilai yang didapat juga tidak lepas dari pengajaran yang diberikan Guru Fiqih dalam menuangkan kreativitasnya dalam pengajaran sehingga siswa kelas VIII BP1 mampu mendapatkan nilai yang tinggi dan prestasi belajar yang baik pula.

Tabel 4.5

Daftar Nilai Hasil UAS Semester Genap Siswa yang Asli

NO Nama UAS

1 Anisah Nur Aini 91

2 Arazi Wildhan Abrar 93

3 Arya Mulia 86

4 Cyinthia Pramesti Regita 95

5 Deri Alpha Wiratama 91

6 Elina Sabella Ambari 93

7 Farah Nurul Basma 92

8 Hanina Alfi Mawaddah 96

9 Idham Arrasyid 93

10 Intan Ghaissani Nadya P 97

11 Larin Ryas Naura G 91

12 M. Rama Farhan Billah 94

13 Mochammad Izzulhaq 91

15 Mutia Salsabila 90

16 Mutiara Fauza 94

17 Nabil Adnan Rosyadi 95

18 Naila Khairun Nisa 99

19 Pramudiya Bayu Suseno 92

20 Putri Melinda Said 95

21 Raffi Nandana Putera 90

22 Rakmadani Sudarno 78

23 Riana Hasna Muthiah 93

24 Rosyida Ananda Nurmah 98

25 Shafira Mudhawwirah 93

26 Shofi Nafusa 89

27 Sultan Farras 87

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil dari Ujian Akhir Semester (UAS) dari proses belajar siswa selama satu semester mendapatkan nilai yang baik rata-rata mencapai nilai 80-90 ke atas. Dari daftar nilai di atas dapat dilihat hanya satu orang siswa saja yang mendapatkan nilai di bawah 80, selebihnya siswa yang lain mendapatkan nilai di atas 80 dan 90.

Dari hasil observasi dan hasil wawancara di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa MTsN Tangerang 2 Pamulang telah berkembang dengan sangat baik bahkan selalu memiliki peningkatan dari setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pula dari terpenuhinya kekurangan-kekurangan dari dulu sampai sekarang sehingga dari segi fasilitas sampai program kegiatan yang ada di madrasah ini berjalan dengan baik. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran semua pihak yang ikut berusaha mengembangkan madrasah ini sehingga menjadi seperti sekarang. Bahkan kegiatan belajar mengajarpun semakin membaik dari tahun ke tahun dilihat dari perkembangan setiap guru yang selalu memanfaatkan fasilitas yang ada, baik fasilitas di dalam kelas maupun fasilitas di luar kelas tapi lebih khususnya lagi fasilitas di dalam ruang kelas.

Kreativitas pengajaran gurunya pun sangat bagus dengan diikuti prestasi belajar siswa yang baik pula. Karena menggunakan berbagai model-model pembelajaran yang dapat menyenangkan siswa selama proses pembelajaran. Mereka mengatakan tugas mereka bukanlah terpaku pada

proses pembelajaran saja tapi juga “bagaimana caranya membuat siswa agar

menjadi senang”. Tugas membuat siswa menjadi senang selama proses

pembelajaran tidaklah mudah karena dibandingkan tugas hanya untuk mengajarlah yang sangat gampang karena guru hanya menjelaskan materi yang hendak disampaikan saja maka setelah itu tugas selesai. Tapi tidak sedangkal itu, membuat siswa senang adalah hal yang paling sulit, maka dari itu diperlukannya krestivitas pengajaran yang tinggi dengan menggunakan berbagai macam cara. Sekarang sudah banyak buku-buku yang memuat tentang model-model dan metode pembelajaran yang dapat menyenangkan siswa dan salah satunya bisa dilihat di buku “101 Active Learning” karangan

Mel Silberman. Di buku itu banyak sekali model-model pembelajaran aktif yang dapat digunakan oleh guru.

Tidak hanya pada mata pelajaran Fiqih saja tapi juga mata pelajaran lain baik umum dan agama semua guru menekankan bahwasanya setiap siswa harus aktif selama proses pembelejaran. Karena dengan mengaktifkan siswa di kelas akan membantu mengembangkan prestasi belajar mereka. Secara tidak langsung pengetahuan mereka juga akan lebih bertambah dan tidak hanya terpaku atau belajar secara monoton di dalam kelas yang hanya tertuju pada guru tanpa meminta pendapat dari siswa. Jika suasana belajar di kelas seperti itu maka siswa tidak akan semangat menerima pelajaran tapi justru sebalinya siswa akan merasa jenuh dan mengantuk selama proses pembelajaran berlangsung.

Selaku guru mata pelajaran Fiqih, beliau tidak hanya mengajar saja tapi guru juga selalu memberikan motivasi kepada siswanya, untuk mengetahui benar atau tidaknya peneliti juga mewawancarai siswa dan ternyata jawaban siswa juga sama mereka mengatakan bahwa guru Fiqih yaitu ibu Midahwati, S.Ag, MA selalu memberikan mereka motivasi agar mereka tidak malas

belajar contohnya mereka harus ingat kepada orangtua yang sudah mengeluarkan biaya untuk pendidikan anaknya.12 Dengan begitu tumbuh rasa sadar dari masing-masing siswa sehingga mereka tetap semangat dalam belajar dan berusaha mempertahankan prestasi belajar yang mereka miliki.

3.Masalah yang dihadapi Siswa dalam Proses Pembelajaran

Fiqih

Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan siswa kelas VIII BP1 pada mata pelajaran Fiqih, sebenarnya tidak ada masalah serius yang dihadapi oleh siswa dalam menerima pelajaran karena mereka merasa bahwa cara pengajaran yang dilakukan oleh guru Fiqih sangat baik dan penjelasannya juga sangat mudah dipahami, bahkan guru menjelaskan materi dengan sangat detail dan jelas. Sebelum memulai materi baru guru juga selalu mengulas kembali mengenai materi sebelumnya untuk mengevaluasi kembali apakah siswa masih mengingat materi sebelumnya atau tidak bahkan guru juga sering memberi tugas setelah pelajaran selesai sebagai pekerjaan rumah.13 Namun ketika penulis mewawancarai guru Fiqih ada masalah yang dihadapi siswa dalam pelajaran Fiqih yaitu kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dan dukungan dari orang tua. Menurut guru Fiqih terkadang ada beberapa anak yang terlihat masih belum siap menerima pelajaran sehingga siswa terlihat sibuk sendiri, contohnya masih ada siswa yang ngobrol dengan temannya. Ketika terlihat seperti itu maka guru harus langsung mengambil sikap yang tegas tapi tidak dengan marah karena ditakutkan jika guru menegur siswa selalu dengan emosi maka siswa akan menjadi takut dan akan mengganggu psikologi anak tersebut. Jadi, guru hanya menegurnya dengan cara yang baik.14

12

Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih dan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kami Tanggal 11 September 2014

13

Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tanggal 11 September 2014

14

Ada juga siswa yang terkadang ingin mendapatkan perhatian dari guru sehingga ia sengaja mengobrol selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan sikap yang sama pula guru tidak memarahi siswa melainkan bertanya kepada siswa yang bersangkutan atas tingkah lakunya itu.15 Tapi, tidak semua siswa yang bersikap seperti itu, rata-rata siswa selalu menunjukkan kesiapan mereka dalam menerima pelajaran bahkan menunjukkan sikap yang antusias. Guru sangat memperhatikan sikap yang diberikan oleh anak-anak bahkan respon yang diberikan siswa selama proses pembelajaran, dan jika ada siswa yang belum paham guru terus melakukan pengulangan sampai siswa benar-benar paham dengan penjelasan guru. Selain itu, jika ada siswa yang prestasi belajarnya menurun dan tetap tidak ada peningkatan maka guru akan memanggil siswa yang bersangkutan, karena guru merasa wajib untuk mengetahui penyebab dari menurunnya prestasi belajar siswa, jika anak masih belum bisa diatasi maka guru akan menghubungi wali kelas dan pada tingkat selanjutnya guru akan memberitahu orangtua siswa untuk mengetahui penyebab menurunnya prestasi belajar siswa. Karena tidak semua sebab menurunnya prestasi belajar siswa berasal dari lingkungan sekolah saja, bisa jadi karena ada faktor dari lingkungan keluarga (dalam rumah) atau lingkungan sekitarnya seperti teman main dan lainnya. Setelah guru mengetahui penyebabnya, guru akan mengambil tindakan lanjut seperti berusaha terus memotivasi siswa agar siswanya sadar dan mau terus berusaha dalam mengembangkan prestasi belajarnya.16

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa, mereka pernah mengalami penurunan prestasi belajar dan rata-rata penyebabnya bukan dari lingkungan sekolah melainkan dari lingkungan luar sekolah. Contohnya pada subjek 1, subjek 3 dan subjek 5, mereka mengalami penurunan prestasi belajar, penyebabnya adalah karena banyak bermain game.17 Banyaknya ilmu teknologi yang semakin canggih maka semakin

15

Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014

16

Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014

17

Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014

banyak pula alat yang diciptakan, contohnya handphone dan tablet. Anak-anak jaman sekarang kebanyakannya merasa gengsi jika belum memiliki barang-barang yang sedang trend atau menjadi perbincangan publik. Padahal memiliki barang seperti itu tidak selalu membawa ke arah positif, mereka hanya berpikir untuk kesenangan mereka saja. Jika mereka menggunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat contohnya bermain game, mereka akan merasa asik hingga akhirnya mereka akan lupa belajar, jika seperti itu mereka akan rugi karena dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar mereka.

Setelah prestasi belajar mereka menurun, mereka menyadari bahwa melakukan hal seperti itu tidaklah bermanfaat, namun karena ada kemauan dari mereka untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik maka subjek 1, subjek 3 dan subjek 5 ini berusaha lebih giat lagi dalam belajar dan tidak lagi sering bermain game. Sehingga mereka bisa meningkatkan kembali prestasi belajar mereka yang sempat menurun.18

Contoh kedua yaitu pada subjek 2 dan subjek 4, mereka juga sempat mengalami penurunan prestasi belajar, dan faktor yang mempengaruhi juga bukan berasal dari lingkungan sekolah melainkan dari diri sendiri. Mereka sempat merasa malas untuk belajar sehingga mereka jarang belajar ketika di rumah. Mereka hanya mengandalkan guru mata pelajaran saja tanpa mempersiapkan diri mereka terlebih dahulu. Akhirnya subjek 2 dan subjek 4 ini mengalami penurunan prestasi belajar. Subjek 2 dan subjek 4 merasa menyesal karena menyia-nyiakan waktu yang ada, setelah mengalami penurunan prestasi belajar dalam pembelajaran Fiqih mereka berusaha untuk merubah jam belajar mereka. Subjek 2 dan subjek 4 ini lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar dibandingkan dengan melakukan hal lainnya. Dan jika ada yang benar-benar tidak mereka pahami mereka akan bertanya kepada orang tua mereka. dari kelima orang subjek yang wawancarai mereka selalu berusaha mempertahankan prestasi belajar mereka dengan selalu

18

Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014

berusaha giat belajar dan mengurangi waktu bermain. Proses pembelajaran yang dilakukan tidak hanya di sekolah tapi juga di luar sekolah juga.19

Dalam meningkatkan dan mempertahankan prestasi belajar juga membutuhkan motivasi yang tinggi tidak hanya dari orang lain saja tetapi juga motivasi dari diri sendiri. Bagi siswa maupun siswi, motivasi terpenting bagi mereka adalah dari orang tua karena berkat doa dan dukungan orang tua mereka bisa berhasil. Tapi jika tidak menanamkan usaha yang tinggi dan keyakinan dari diri sendiri maka sulit untuk mencapai presatsi belajar yang baik, karena untuk mendapatkan sesuatu yang maksimal hanya bisa dilakukan dari diri sendiri bukan mengharapkan usaha dari orang lain. Selain orang tua, guru mata pelajaran yang bersangkutan juga ikut memotivasi siswa dan siswi dengan cara menasehati mereka secara baik-baik sehingga bisa meningkatkan semangat belajar yang tinggi.20

19

Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014

20

Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatalan kualitatif, maka dapat disimpulkan bahwa peran kreativitas guru dalam mengembangkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Fiqih di MTsN Tangerang II Pamulang yakni dengan segala bentuk kreativitas yang dituangkan guru selama proses pembelajaran adanya perkembangan pada prestasi belajar siswa pada pembelajaran Fiqih, meskipun masih ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah kategori baik. Dilihat dari nilai harian siswa, UTS dan UAS siswa ada peningkatan dari setiap siswa. Nilai yang dicapai adalah 80-90 ke atas.

Dari hasil observasi di lapangan dan wawancara yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan fakta-fakta dan dapat disimpulkan bahwa peran kreativitas guru dalam mengajar sangatlah penting karena dengan adanya kreativitas pengajaran yang bagus maka akan memacu minat siswa sehingga juga dapat memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya pada mata pelajaran yang penulis teliti yaitu mata pelajaran Fiqih. Karena guru selalu berusaha menggunakan model-model dan metode pembelajaran yang membuat siswa bersemangat dalam menerima pelajaran sehingga siswa selalu merasa tertarik untuk belajar dan tidak merasa jenuh ketika di kelas. Guru j juga selalu menekankan agar siswa selalu aktiv selama proses pembelajaran. Keaktivan siswa ini juga sangat mendukung terhadapt prestasi belajar yang akan mereka peroleh. Dengan proses pengajaran seperti ini guru yang mengajarpun merasa puas karena selalu mendapatkan respon yang positif dari siswa. Jadi jelas dengan adanya kreativitas pengajaran dari guru maka dapat mengembangkan prestasi belajar siswa.

Dari hasil dokumentasi yang peneliti lakukan maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang tersedia di MTsN Tangerang II Pamulang sudah cukup

memadai dan hampir semuanya terpenuhi dan memenuhi standar nasional. Bahkan dalam ruang kelas pun juga tersedia fasilitas seperti in focus, proyektor, TV dan DVD, dengan begitu lebih mudah bagi guru menyampaikan bahan pelajaran yang akan diberikan kepada siswa, meskipun masih ada beberapa guru yang masih belum menggunakan fasilitas tersebut. Media pengajaran yang disediakan juga turut membantu dalam mengembangkan prestasi belajar siswa.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas yang menyatakan bahwa peran kreativitas pengajaran yang dilakukan guru sangat penting dalam mengembangkan prestasi belajar siswa, maka implikasinya :

1. Bahwa kreativitas pengajaran guru harus selalu digunakan tidak hanya pada mata pelajaran Fiqih ini saja tapi juga pada semua mata pelajaran baik yang umum maupun yang agama.

2. Guru-guru yang sudah mengerti bahwa peran kreativitas mengajar yang guru lakukan sangatlah penting maka haruslah digunakan bukan diabaikan begitu saja sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas tidak menjenuhkan siswa.

C. Saran

Saran yang daapt penulis berikan kepada pembaca dan pihak sekolah, diantaranya:

1. Diharapkan kepada semua guru agar selalu menggunakan bentuk-bentuk pengajaran kreatif yang sudah ada agar siswa tidak jenuh di kelas.

2. Walaupun dengan kreativitas pengajaran yang dilakukan tidak selalu mengoptimalkan proses pembelajaran, paling tidak materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan jelas oleh siswa sehingga siswa merasa senang ketika mengikuti prose pembelajaran.

3. Diharapkan lebih memperhatikan siswa yang selalu mengalami penurunan prestasi belajar.

4. Diharapkan ketika siswa sedang mengalami penurunan prestasi belajar guru memanggil siswa yang bersangkutan kemudian mendiskusikan mencari jalan keluar bersama-sama sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

5. Diharapkan kepada siswa yang mengalami penurunan prestasi belajar untuk tidak malu menceritakan kepada guru penyebab menurunnya prestasi belajar karena bisa didapatkan dari berbagai faktor.

6. Diharapkan guru untuk bisa lebih memotivasi siswa yang mengalami penurunan prestasi belajar.

7. Diharapkan orang tua juga ikut berperan aktiv dalam membantu mengembangkan prestasi belajar anak.

8. Diharapkan guru bisa lebih peka melihat gejala siswa yang mengalami penurunan prestasi belajar dan ditangani lebih cepat sehingga permasalahannya terselesaikan dengan baik.

Al-Quran dan Terjemahannya. Departemen Agama RI. Jakarta: CV Pustaka Agung Harapan.

A.M, Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Edisi I, 2004.

A.Z, Mulyana. Rahasia Menjadi Guru Hebat “Memotivasi Diri Menjadi Guru Luar biasa”. Jakarta: Grasindo, 2012.

Ahmad,Bakhraruddin. Meningkatkan Kreatifitas Guru dan Siswa dalam Proses

Pembelajaran, 2012, www.bakharuddin.net 16 Oktober 2012.

Ahmadi, Iif Khairu., Sofan Amri., Hendro Ari Setyono., dan Tatik Elisah. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, Cet. 1, 2011.

Ambarjaya, Beni S. Model-model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta Emas, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XII, 2012.

Ash-Shiddieqy, TM. Hasbi. Pengantar Hukum Islam I. Jakarta : PT. Bulan Bintang, Cet. 7, 1994.

Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009. Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, Edisi II, Cet. V, 2011. Daradjat, Zakiyah. Kepribadian Guru. Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005. Departemen Agama RI. Implementasi Kurikulum KTSP. 2006.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, Edisi Keempat, 2008.

Djafar, Muhammadiyah. Pengantar Ilmu Fiqih. Jakarta: Kalam Mulia, Cet. 1, 1993.

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 4, 2013.

Hali, Gene E., dkk. Mengajar Dengan Senang (Menciptakan Perbedaan Dalam Pembelajaran Siswa). Jakarta: PT. Indeks, 2008.

Hasil Raker MTsN Pamulang Tahun 2013/2014.

Irham, Muhammad., dan Novan Ardy Wijayani. Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran). Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013. K, Septiawan Santana. Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, Edisi I, 2007.

Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Elsas, 2006. Mahjuddin. Dirasah Islamiyah Bagian Ilmu Fiqih. Pasuruan: PT. Garoeda Buana

Indah, Cet. 3, 1995.

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2013.

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Narkubo, Cholid., dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XII, 2012.

Nasution, S. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XIII, 2012.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya CV Bandung, 1985.

Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press, Cet. 4, 2003.

Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. 3, 2011.

Sadulloh, Uyoh., dkk. Pedagogik “Ilmu Mendidik”. Bandung: Alfabeta, 2011. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Edisi Pertama, 2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Sulhan, Najib. Karakter Guru Masa Depan. Surabaya: Jaring Pena, 2011.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif “Konsep, Landasan,

dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, Edisi Pertama, 2009.

Z, Zurinal., dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan “Pengantar dan Dasar-Dasar

dikenal saat ini dengan sebutan MTsN Pamulang berdiri sejak tahun 1981 di Cimanggis, Ciputat. Kepala Madrasah pertama kali dijabat oleh Drs. H. Syamsuddin Pane, M.Pd. Berkat perjuangan yang gigih dari Kepala Madrasah dengan melakukan pendekatan ke berbagai pihak, terutama pihak pemerintahan desa dan kecamatan, lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1987, MTsN Tangerang II Pamulang dipindahkan ke kelurahan Pamulang di atas tanah seluas 4000 M2 yang terletak kurang lebih 50 M dari jalan raya.

Pada masa tersebut adalah masa-masa perjuangan untuk memantapkan

Dokumen terkait