• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

3. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah suatu istilah yang dibentuk dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Oleh karena itu untuk dapat memahami definisi prestasi belajar tersebut pertama yang harus difahami adalah pengertian dari prestasi dan belajar.

17

Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2004), Ed. 1, Cet. 11, h. 152-159

Kata “prestasi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti hasil yang telah dicapai (telah dilakukan dan dikerjakan).18

Anak didik merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Untuk mengetahui siapa anak didik perlu dipahami bahwa, ia sebagai manusia yang sedang berkembang menuju ke arah kedewasaan memiliki beberapa karakteristik.

Menurut Tirtarahadja, mengemukakan empat karakteristik yang dimaksud yaitu :

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan makhluk yang unik.

b. Individu yang sedang berkembang.

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

d. Individu yang memiliki kemampuan untuk sendiri.19

Menurut Morgan dalam buku Introductionto Psychology

mengemukakan, “ Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap

dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman.”20

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari proses pembelajaran dan dituangkan dalam bentuk nilai dari mata pelajaran yang didapat, dan hal ini merupakan suatu bentuk perubahan. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang dibutuhkan siswa untuk mengetahui kemampuan yang diperolehnya dari suatu kegiatan yang disebut belajar.

Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar adalah perubahan pada hasil yang telah dicapai dari proses belajar mengajar. Jadi

18

Departemen Pendidikan Nasional. op. cit., h. 1101.

19

Uyoh Sadulloh, M.Pd, dkk, Paedagogik, Ilmu Mendidik, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 86, 135-136

20

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya CV Bandung, 1985), h. 80-81.

untuk mendapatkan bentuk perubahan dari hasil proses belajar mengajar harus melalui dari beberapa faktor tertentu baik dari dalam diri indivitu itu sendiri maupun dari luar individu tersebut. Proses ini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis kecuali seseorang telah berhasil dalam belajar. Maka dari itu proses belajar selalu terjadi dalam diri seseorang dan dapat dilihat dari hasilnya, contohnya dari tidak tahu menjadi tahu.

Prestasi belajar dapat dipengaruhi berbagai macam faktor sehingga prestasi belajar yang optimal sulit untuk didapatkan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang telah diuraikan oleh Noehi Nasution yaitu:

Bagan di atas adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.21 Dalam hidup anak didik, mereka tidak akan bisa menghindar dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Dari kedua lingkungan ini mempunyai pengaruh yang signifikan dalam proses belajar dan hasil belajar

21

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet. Pertama, h. 143 Lingkungan Alami Sosial budaya Instrumental Kurikulum Program

Sarana & Fasilitas Guru Dalam Fisiologis Psikologis Kondisi Fisiologis Minat Kecerdasan Bakat Kemampuan Kognitif Motivasi Kondisi Pancaindra Unsur Luar

anak didik terutama di sekolah. Dari uraian di atas maka akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Faktor Lingkungan 1) Lingkungan Alami

Lingkungan hidup adalah lingkungan di mana anak didik tinggal di dalamnya. Lingkungan hidup yang bersih merupakan hal terpenting bagi anak didik sedangkan jika terjadi pencemaran lingkungan maka itu adalah suatu hal yang buruk bagi anak didik.

2) Lingkungan Sosial Budaya

Anak didik juga merupakan anggota masyarakat yang tidak bisa lepas dari ikatan sosial. Menurut Djamarah, “Lahirnya peraturan di sekolah bertujuan untuk membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah.”22

b. Faktor Instrumental 1) Kurikulum

Kurikulum adalah plan for learning yang merupakkan unsur substansial dalam pendidikan, karena tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik.

2) Program

Setiap sekolah pastti mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Berhasil atau tidaknya pendididkan di sekolah tergantung pada baik atau tidaknya program pendidikan yang dirancang.

3) Sarana dan Fasilitas

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Salah satu sarana yang menjadi kepentingan bagi proses pendidikan yaitu salah satu syarat untuk memiliki gedung sekolah, karena hal tersebut menjadi kebutuhan anak

22

didik agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif dan mendapatkan suasana belajar yang kondusif. Selain sarana fasilitas juga kelengkapan sekolah yang tidak bisa diabaikan, karena untuk mendapatkan pendidikan yang optimal kebutuhan anak didik harus diutamakan salah satunya dengan menyediakan perpustakaan bagi anak didik. Dengan adanya fasilitas belajar yang lengkap diharapkan kegiatan belajar anak didik lebih bergairah dan dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik jadi lebih optimal.

4) Guru

Menurut Djamarah, “Guru merupakan unsur manusiawi dalam

pendidikan. Jika hanya ada anak didik dan tidak ada guru maka proses belajar mengajar tidak akan bisa terlaksana. Jangankan tidak adanya guru, kekurangan guru saja itu sudah jadi masalah dalam proses belajar mengajar.”23

c. Kondisi Fisiologis 1) Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan lelah. Begitu pula dengan anak yang kekurangan gizi akan berbeda belajarnya dengan anak yang tidak kekurangan gizi.

2) Kondisi Panca Indra

Menurut Noehi, “Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, terutama mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar.”24

Karena pentingnya penglihatan dan pendengaran inilah maka lingkungan pendidikan orang formal melakukan penelitian untuk menemukan bentuk dan cara penggunaan alat peraga yang dapat dilihat dan didengar.

23

Ibid., h. 146-151

24

d. Kondisi Psikologis 1) Minat

Minat menurut Slameto adalah suatu rasa lebih suka atau ketertarikan dengan suatu hal atau aktivitas. Suatu minat dapat diekspresikan dengan menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Minat belajar yang besar cendenrung akan prestasi belajar yang tinggi.

2) Kecerdasan

Menurut Raden Cahaya Prabu dalam mottonya bahwa, “Didiklah anak sesuai dengan taraf umurnya. Pendidikan yang berhasil akan menyelami jiwa anak didiknya. Maksud dari ungkapan ini adalah setiap usia yang berkembang dari muda sampai ketua pasti akan diiikuti dengan perkembangan jiwanya pula.25 Perkembangan berpikir seseorang yang konkret tidak bisa dipisahkan dari perkembangan intelegensinya. Karena intelegensi diakui ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang.

3) Bakat

Bakar merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belejar seseorang. Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan. Hampir tidak ada yang membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.

4) Motivasi

Menurut Noehi Nasution motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar.

5) Kemampuan Kognitif

Menurut Djamarah, “Dalam ranah kognitif, kemampuan ini anak didik seringkali dituntuk untuk menguasai kemampuan kognitif, karena pada penguasaan pada ranah kognitif ini menjadi dasar bagi anak didik agar dapat menguasai ilmu pengetahuan.”26

25

Ibid., h. 160

26

Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dalam diri (internal) maupun di luar diri (eksternal). Untuk mengetahui tingkat kecakapan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar yang diperoleh melalui tes atau evaluasi dapat memberikan gambaran yang umum tentang kemajuan siswa. Keberhasilan suatu pengajaran yaitu apabila pengajaran itu menghasilkan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif.

Dokumen terkait