• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teori

1. Pembelajaran IPA

a. IPA dalam Perspektif Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama dari segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan. Semua telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (hablum minallah), sesama manusia (hablum minannas), alam, lingkungan, ilmu aqidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu empiris, ilmu agama, umum dan sebagainya.

Banyak ayat al-Qur’an yang memuat informasi tentang ilmu pengetahuan alam. Maka pembelajaran IPA sangat selaras dengan al-Qur’an tanpa terjadi perbedaan konsep dari al-Qur’an dengan kenyataan yang ada di alam. Ayat di bawah ini merupakan di antara ayat yang menerangkan tentang fenomena alam yang menjadi tanda-tanda tentang pentingnya pengetahuan alam.

Allah Swt berfirman dalam Q.S. Yunus/15: 22

                       12

Artinya: Dan kami telah menciptakan angin untuk mengawinkan dan kami turunkan hujan dari langit, lau kami beri minum kamu dengan air itu.15

Ayat di atas menekan bahwa fase pertama dalam pembentukkan hujan adalah angin. Permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperatus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang oleh angin dan selanjutnya terbawa kelapisan atas asmosfier. Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi oleh nagin dan bertemu dengan uap air disana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel dan berubah menjadi butiran air. Kemudian jatuh kebumi dalam bentuk hujan.16 Ayat lain yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam, yaitu ayat yang menerangkan tentang fungsi gunung dalam Q.S. al-Anbiyaa’/21: 31                     

Artinya: Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan

15

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bogor: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2007), h.

16

Harun Yahya, Al-Qur’an dan Sains, (Bandung: PT Syaamil Cipta Medika, 2004), h. 99-100

telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.17

Ayat di atas menjelaskan bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi. Gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumpukan, lempengan yang lebih kuat menyelip dan membentuk dataran timggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.18

Kaitan ayat di atas dengan IPA adalah menjelaskan tentang peran utama dari angin adalah pembentukkan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat al-Qur’an. Dan butiran -butiran air yang mula-mula berkumpul membentuk awan, kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, maka dapat kita mengetahui proses pembentukan hujan. Dan fungsi gunung-gunung adalah untuk mencegah goncangan di permukaan bumi.

b. Pengertian Pembelajaran IPA di SD/MI

17

Departemen Agama RI, Op. Cit, h.

18

IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.19 IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi.20

Dapat dipahami bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembnag melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, dan jujur serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. c. Pembelajaran IPA di SD/MI

Hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep.

19

Trianto, loc.cit. 20

Sebagai proses IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.21

Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap.22

hakikat IPA dapat dipahami bahwa pembelajaran sains merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kgiatan-kegiatan tesebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian dapat menumbuhkan masalah, menarik keismpulan, sehingga mampu berpikir kritis, melalui pemmbelajaran IPA.

Nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain:

1) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah ilmiah.

21

Ibid, h. 137 22

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 167

2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.

3) Memiliki sikap ilmiah yang diperoleh dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan sains maupun dalam kehidupan.23

IPA merupakan alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu:

1) Memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap.

2) Menananmkan sikap ilmiah.

3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

4) Mendidik peserta didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya.

5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.24

Hakikat dan tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai berikut:

1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha esa.

23

Trianto, Op. Cit, h. 141

24

2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi.

3) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah dan melakukan observasi.

4) Sikap ilmiah, antara lain objektif, jujur, terbuka, benar, kritis, dan dapat bekerja sama.

5) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam.

6) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.25

Semakin jelaslah bahwa pembelajaran IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah peserta didik itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendiikan.

Suatu pembelajaran tidak akan bisa dilaksanakan tanpa adanya pendidik, dan peserta didik, karena kedua unsur inilah yang akan melaksanakan pembelajaran tersebut, sehingga tercapainya tujuan

25

pembelajaran. Begitu juga dalam pembelajarn IPA yang melibatkan langsung pendidik, dan peserta didik dalam proses pembelajarannya.

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dalam mengembangkan potensinya, dan dalam pencapaian tujuan pendidikan baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomorik. Pendidik tidak hanya mengajar dan memberikan informasi saja pada peserta didik, akan tetapi pendidik juga mempunyai tugas melatih, membimbing, serta mengarahkan peserta didik kepada materi pelajaran sehingga peserta didik mampu belajar dan bersikap sebagai manusia yang terdidik secara akademis.26

Pendidik bidang IPA yang profesional bertanggung jawab untuk memfasilitasi peserta didik dalam belajar tentang bagaimana melakukan inkuiri ilmiah dan menggunakan informasi ilmiah untuk menyelesaikan masalah dan mengambil kesimpulan. Dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk hidup dan bekerja dalam dunia masa depan yang serba tidak menentu, maka pendidik harus mampu mengembangkan pengalaman pada proses belajar peserta didik. Selain itu, pendidik harus dapat menggeser pada kegiatan pendidik mengajar (teacher orientid) menjadi lebih berorientasi pada aktivitas belajar peserta didik (student orientid).27

Peserta didik adalah makhluk individu yang mempunyai keperibadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan pertumbuhan

26

Ahmad Susanto, Op. Cit, h. 179

27

dan perkembangan. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang ingin mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang tertentu.28

Nursidik Kurniawan berpendapat bahwa terdapat beberapa karakteristik peserta didik SD yang perlu diketahui oleh peserta didik antara lain: (1) senang bermain, (2) senang bergerak, (3) peserta didik yang senang bekerja dalam kelompok, dan (4) senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.29

d. Komponen Pembelajaran IPA di SD/MI

Komponen pembelajaran adalah penentu dari keberhasilan proses pembelajaran. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam setiap perannya dalam proses pembelajaran.30

Pelaksanaan pembelajaran merupakan hasil integrasi dari beberapa komponen yang memiliki fungsi tersendiri dengan maksud agar ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. 31

Pembelajaran memiliki komponen-komponen sebagai berikut: 1) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan yaitu:

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

28

Sasmi Nelwati, Op.Cit, h. 140 29

Faisal, Sukses Mengawal Kurikulum 2013 di SD, (Yogyakarta: Diandra Creative, 2014), h. 23

30

Rusman, Op.Cit, h. 27

31

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f) Meningkatkan kesadarn untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.32

2) Sumber pembelajaran

Sumber merupakan segala bentuk atau segala sesuatu yang ada di luar diri seseorang yang bisa digunakan untuk membuat atau memudahkan terjadinya proses belajar pada diri sendiri peserta didik, apapun bentuknya, apa pun bendanya, asalkan bisa digunakan untuk memudahkan proses belajar, maka benda itu bisa dikatakan sebagai sumber belajar.

3) Strategi atau model pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan tipe pendekatan yang spesifik untuk menyampaikan informasi dan kegiatan yang mendukung penyelesaian tujuan khusus. Strategi pembelajaran pada hakikatnya merupakan penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan bagi perkembangan peserta didik.

4) Media Pembelajaran

32

Media pembelajaran adalah salah satu alat untuk mempertinggi proses interaksi pendidik dengan peserta didik dan interaksi peserta didik dengan lingkungan dan sebagai alat bantu mengajar dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh pendidik dalam proses belajar.

5) Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan alat indikator untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas.33

e. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD/MI

Pembelajaran IPA mempunyai ruang lingkup yang mencakup: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

33

4) Bumi dan hasil alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.34

Uraian di atas dapat dipahami bahwa ruang lingkup bahan kajian IPA adalah makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta.

f. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.35

Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.36

Rusman mengutip pendapat Joyce & Well bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran

34

Badan Standar Nasional Pendidikan, Op.Cit, h. 485 35

Trianto, Op.Cit,h. 51 36

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 142

di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para pendidik boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.37

Berdasarkan uraian di atas, bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas.

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik, itulah sebabnya dalam belajar, peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan pendidik sebagai salah satu sumber belajar, tetapi tidak mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dinginkan. Pembelajaran melalui model bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan makna diri di dalam lingkungan sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok, sehingga peserta didik akan mengetahui perjalanan hidup serta aktivitas kerja keras seseorang dalam mencapai kesuksesan.38

Setiap mata pelajaran membutuhkan model dalam proses pembelajarannya, salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Diantara model yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran IPA adalah model pembelajaran Make A Match (mencari pasangan), yaitu suatu model

37

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 133

38

yang menuntut peserta didik untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih menyenangkan, menumbuhkan kreativitas berfikir peserta didik, dan memunculkan dinamika gotong royong yang merata di seluruh peserta didik.

Dokumen terkait