• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar (Etin Solihatin dan Raharjo, 2008:5). Menurut Slavin (Isjoni dan Ismail, 2008:150) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana kelompok belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Menurut Nur (Isjoni, 2008:153), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2009:54), pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat; (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.

Penerapan pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran akuntansi khususnya materi jurnal penyesuaian tentu akan memberikan rasa serta pengalaman berbeda yang dialami guru dan siswa, akan tercipta suasana

belajar yang lebih aktif dan diharapkan dapat mendorong antusias siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.

2. Unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Anita Lie (2010:38), model pembelajaran cooperative

learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang

dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2010:31-37)

mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran kooperatif yaitu:

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu tujuan pembelajaran sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

b. Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik dalam tugasnya. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif adalah yang dapat membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok (siswa) dapat melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilaksanakan.

c. Tatap muka

Dalam pembelajaran kooperatif, setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan bagi semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah agar siswa belajar untuk menghargai perbedaan antara satu sama lain (perbedaan kemampuan intelektual, perbedaan kecepatan daya tangkap, perbedaan pendapat/keinginan dsb), saling memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing.

d. Komunikasi antar anggota

keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok

bergantung pada kemauan para anggotanya untuk saling

mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok merupakan proses yang panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang bermanfaat dan harus ditempuh oleh siswa untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental serta emosional mereka.

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar/guru perlu untuk menyediakan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya para anggota kelompok dapat bekerja sama secara lebih efektif.

3. Karakteristik Prinsipil Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam perbedaan, tetapi dapat dikategorisasi menurut enam karakteristik prinsipil sebagai berikut (Slavin, 2008:26-28):

a. Tujuan kelompok

Kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa bentuk tujuan kelompok. Dalam metode pembelajaran tim siswa, ini bisa berupa sertifikat atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Tanggung jawab individual

Ini dilaksanakan dalam dua cara. Yang pertama adalah dengan menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata kuis individual atau penilaian lainnya. Yang kedua adalah spesialisasi tugas, dimana tiap siswa diberikan tanggung jawab khusus untuk sebagian tugas kelompok.

c. Kesempatan sukses yang sama

Penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam timnya.

d. Kompetisi tim

Studi tahap awal dari TGT menggunakan kompetensi antar tim sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk bekerja sama dengan anggota timnya.

e. Spesialisasi tugas

Unsur utama dari metode pembelajaran kooperatif adalah tugas untuk melaksanakan sub tugas terhadap masing-masing anggota kelompok.

f. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok

Metode pembelajaran kooperatif menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok.

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Sebagai suatu strategi pembelajaran, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan yaitu (Wina Sanjaya, 2011:247-249): a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan

pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Pembelajaran kooperatif membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

e. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu energi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

f. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemapuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Di samping keunggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki keterbatasan, diantaranya (Wina Sanjaya, 2006:247-249):

a. Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat

pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat menganggu iklim kerjasama dalam kelompok.

b. Ciri utama pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa

d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran dalam berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dalam hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.

e. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya dalam pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerjasama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.

Dari penjelasan pembelajaran kooperatif yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sebuah model pembelajaran yang yang menuntut adanya kerja sama antar siswa yang dibentuk dalam kelompok berdasarkan heterogenitas, baik jenis kelamin, ras serta kemampuan akademik sehingga terjalin sebuah kerja sama antara siswa

dalam menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan pembelajaran.

Dokumen terkait