• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Dr. Rusman (2011: 202) pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotannya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur

kelompok yang bersifat heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok

setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu

bahan pembelajaran. Menurut Trianto (2007:41-42) pembelajaran

kooperatif merupakan pembelajaran dengan siswa belajar bersama dalam

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tapi

heterogen, kemampuan jenis kelamin, suku/ras dan satu sama lain saling

membantu. Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah

antara teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan materi. Belajar

belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum

menguasai materi pelajaran. Nurulhayati (dalam Dr. Rusman, 2011:203)

menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran

yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling

berinteraksi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja

sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua

tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu

sesama anggota kelompok untuk belajar. Menurut Slavin (1995:2-3)

pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) adalah strategi pembelajaran

dimana siswa belajar di dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lain, berdiskusi dan berdebat satu dengan yang lain

untuk saling mengisi kesenjangan dalam pemahaman. Kesuksesan

kelompok tergantung dari kemampuan kelompok untuk saling membantu

anggota kelompok dalam memahami materi hingga benar-benar paham.

Menurut Muslim Ibrahim (dalam Rusman, 2011:208) Pembelajaran

Kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola

belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling

ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah. Sedangkan

menurut Wina Sanjaya (2011:242) Pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim

kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar

berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.

Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika kelompok

mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.

Dalam kegiatan kelompok siswa diajarkan keterampilan-

keterampilan khusus, seperti bekerja sama dengan baik dalam

kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompok, menghargai

pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang sudah memahami

materi membantu siswa yang belum memahami materi dan sebagainya.

Dalam pembelajaran kooperatif, gurulah yang membentuk kelompok-

kelompok tersebut. Jika siswa dibebaskan memilih sendiri kelomponya,

maka siswa cenderung akan memilih teman-teman yang disukai, misalnya

karena sama kemampuannya, sama jenisnya atau sama asal-usul

daerahnya. Pengelompokan secara acak juga dapat dilakukan, khususnya

bila pengelelompokan yang terjadi untuk kelas baru atau guru yang baru

mulai mengajar yang masih mempunyai sedikit informasi tentang

siswanya.

2. Prinsip -prinsip Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya

terdapat prinsip-prinsip yang saling terkait. Menurut Wina Sanjaya

(2011:246) terdapat empat prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif,

a. Saling Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian

tugas tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota

kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota

kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan

oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota

dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.

Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota

kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan

kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan

kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan

positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin diselesaikan manakala

ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya dan semua ini

memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota

kelompok. Anggota kelompok yang memiliki kemampuan lebih

diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan

tugasnya.

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama.

Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya,

maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai

dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk

memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian

individu bisa berbeda akan tetapi penilaian kelompok harus sama.

Dalam hal ini, setiap anggota kelompok harus ikut aktif dalam

menyumbangkan gagasan dan bertanggung jawab terhadap penguasaan

materi pembelajaran secara maksimal karena hasil belajar kelompok

didasarkan atas rata-rata nilai anggota kelompok.

c. Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang

luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling

memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka

akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota

kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,

memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi

kekurangan masing-masing. Dalam hal ini, setiap anggota kelompok

saling berinteraksi menjalin hubungan kerja sama seperti melaksanakan

aktifitas bertanya, menjawab pertanyaan, meminta bantuan atau

memberi penjelasan.

d. Partisipasi dan Komunikasi (Participation Comunication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu

berpartisipasi aktif dan komunikasi. Kemampuan ini sangat penting

sebagai bekal mereka dalam kehidupan masyarakat kelak. Oleh sebab

itu, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi,

menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan,

cara menyampaikan ide-ide yang dianggap baik dan berguna. Karena

tidak semua siswa dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, padahal

keberhasilan kelompok terletak pada kemampuan untuk berpartisipasi

dan keberanian untuk berkomunikasi.

Dalam hal ini, siswa diharapkan dapat mengembangkan

keterampilan sosial seperti tenggang rasa, memberi tanggapan terhadap

ide teman lain, berani mempertahankan pendapat, mau menerima saran

dan sanggahan dari teman, tidak mendominasi orang lain dan berbagai

sifat lain yang bermanfaat secara sengaja diajarkan oleh guru, sehingga

siswa secara perlahan dan pasti akan berusaha berpartisipasi dan mulai

untuk berkomunikasi (mengutarakan pendapat).

3. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2011: 208), ciri-ciri pada kebanyakan

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif sebagai

berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku,

dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Dalam Trianto (2007: 48-49) terdapat enam langkah utama atau

tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif,

yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Indikator Aktivitas/Kegiatan Guru

1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar. 4 Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement

Dokumen terkait